Ini fic kedua saya maaf kalau jelek,mohon bantuannya lewat review
Disclemair:bleach punya tite kubo
Mampukah Untuk Setia
Rukia's pov
flashback
"Rukia,tolong antarkan pesanan ini kemeja yang dipojok sana!"
"Baik,Yoruichi-sama"
Hmmm.. inilah aku Rukia Kuciki seorang pelayan café di sebuah kota yang lumayan ramai bernama Kota tak ada sedikitpun keinginanku untuk bekerja seperti ingin seperti remaja lain pada umumnya yang menikmati masa remajanya dengan sekolah dan bersenang-senang,tapi keadaan yang memaksaku seperti ini,ibuku Hisana Kuchiki sering sakit-sakitan,kalau ayahku sudah meninggal empat tahun yang lalu tepatnya ketika aku berumur empat belas tahun karena sekarang umurku Sembilan belas tahun.
Untungnya Uruhara-sama dan istrinya berbaik hati memberiku pekerjaan memang aku merasa canggung bekerja sebagai pelayan café karena aku jarang sekali berbicara dengan banyak orang,tapi lama-kelamaan aku mulai terbiasa setelah aku berkenalan dengan Ichigo.
Ichigo adalah salah satu pelanggan setia café ini,dia adalah seorang pelaut dan dia sering pergi berlayar,kebetulan sekarang ini dia sedang berada di Kota selalu berusaha mencari tahu tentang Ichigo karena aku sangat .. ralat mungkin sudah mulai menyukainya.
End of flashback
Hari ini kota Karakura terasa sangat panas sekali,aku melangkahkaan kakiku menuju café tempatku dulu masuk kedalam dan memesan makanan,kulirik jam tanganku ternyata sudah meenunjukan pukul 13:47 pantas saja dari tadi perutku berbunyi minta kenapa jika aku mengunjungi café ini aku kembali teringat diriku enam tahun lalu saat aku masih bekerja di cafe ini.
Flashback
Seperti biasa pagi ini aku mulai sibuk dengan rutinitasku sebagai pelayan café di café milik urahara-sama gelisah sekali menunggu Ichigo dating ke café ini karena sudah dua hari ini aku tidak melihat Ichigo.
"Selamat siang"
Deg..
Suara itu,suara yang dua hari ini ingin ku dengar dan ku kenapa aku mulai kecanduan untuk mendengarkan suaranya,melihat senyumannya dan berbicara menoleh dan tersenyum
"Selamat datang Ichigo"jawabku
Dan ku lihat wajahnya memerah,apa jangan-jangan dua hari ini Ichigo sakit?
"Ichigo,apa kau sedang sakit?"tanyaku khawatir
"Ti-tidak,memangnya kenapa?"tanyanya
"Kulihat wajahmu memerah,apa kau sedang demam?"tanyaku lagi
"Owhh.. mungkin ini hanya kepanasan karena sengatan matahari,jadi kulitku memerah " jawabnya sambil tersenyuim
Ukhh.. senyum itu lagi,senyum milik Ichigo Kurosaki yang selalu membuatku membeku dan terbang melayang keangkasa jika melihatnya,kurasakan wajahku mulai memanas sekarang.
"A-ano Ichigo aku mau mengantarkan pesanan ini ya"kataku sambil pergi meninggalkannya,aku tidak mau Ichigo melihat wajahku yang memerah seperti ini.
Aku benar-benar tidak bisa menahan perasaan ini jika sudah berada didekatnya,tapi aku juga harus tahu tidak boleh mencintai dia,tentu saja tidak boleh, Ichigo itu adalah anak dari keluarga kaya raya,dia juga sudah bekerja sehingga dia bisa membeli rumah sendiri,Ichigo juga sangat tampan,sedangkan aku hanya anak keluarga miskin yang harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,aku juga sangat jelek.
"Hmm.. Rukia,bisa temani aku sebentar?"katanya setelah café agak sepi
"Tentu saja Ichi"jawabku tersenyum dan duduk dikursi didepannya
"Rukia apa kau pernah disakiti oleh seseorang yang sangat kau cintai?"Tanya Ichigo
"Hehehe.. kalau aku sih belum pernah,karena jujur saja aku belum pernah jatuh cinta pada seseorang sebelumnya"jawabku sambil tersenyum hambar
"Owh.. begitu"
"Lalu bagaimana denganmu Ichigo?"tanyaku
"Hmm.. dulu aku punya seorang kekasih,namanya sangat mencintainya walaupun sifatnya kekanak-kanakan,kami sangat cocok walau umur kami berbeda tiga tahun,waktu itu umurku masih dua puluh tahun dan umurnya baru tujuh belas tahun"katanya mulai bercerita
Entah kenapa hatiku merasa sakit sekali mendengar dia berkata kalau dia sangat mencintai wanita bernama Senna memang selalu berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan Ichigo tapi hati ini tidak bisa dibohogi,aku ingin selalu dekat dengan Ichigo walaupun itu hanya untuk mengantarkan pesanannya,pesona Ichigo memang terlalu kuat sampai-sampai aku tidak bisa keluar dari jeratan pesonanya.
Uhh.. ini membuatku gila di satu sisi ku ingin slalu berada di dekat Ichigo tapi disisi lain hati ku sakit jika mendengar cerita Ichigo yang sangat mencintai kekasihnya itu.
"Rukia kau tidak apa-apa kan?"Tanyanya khawatir
"Ekh.. tidak apa-apa Ichi aku hanya sedang berkonsentrasi untuk mendengarkan ceritamu saja kok"jawabku berbohong
"Owh.. aku kira kau sedang melamun"jawabnya
"Tidak.. ayo lanjutkan ceritamu Ichi"
"Hmm.. hubungan kami berjalan lancar sampai tiga tahun,saat itu aku mendapatkan panggilan pekerjaan antara dan aku harus pergi selama dua tahun,kau tahu kan dulu berkomunikasi jarak jauh itu hanya melalui surat,aku selalu mengiriminya surat jika aku sedang berada di kantor tapi aku jarang sekali berada di kantor,aku lebih sering berada di lautan lepas sampai lima bulan aku tidak kembali ke kantor''Ichigo menghela nafas panjang.
"Waktu itu aku baru pulang dari berlayar dan kembali ke kantorku,kemudian salah satu temanku memberiku surat dari Senna isinya dia memintaku untuk melamar dirinya dan memberikannya sebuah cincin sebagai tanda kalau aku melamarnya,dia melakukan itu karena orang tuanya itu tidak percaya padaku,orang tuanya takut kalau aku menyakiti Senna,dan dia hanya memberiku waktu tiga bulan untuk melamarnya,jika tidak dia akan dijodohkan dengan laki-laki pilihan orang tuanya"lanjutnya
"Harusnya kau senang kan karena dia memberimu banyak waktu untuk melamarnya"komentarku
"Harusnya begitu,tapi.."jawabnya sambil tersenyum hambar dan tatapan matanya yang sendu
Ichigo jangan seperti itu,aku tidak mau melihatmu seperti ini,aku ingin melihat Ichigo yang kukenal,ayolah Ichigo jangan seperti itu karena aku lebih tidak sanggup lagi melihatmu seperti ini karena wanita ingin kau tersenyum dan menangis hanya karena diriku saja,batinku
Ehh.. ngomong apasih aku ini,Rukia.. Rukia.. ayo sadar Ichigo tidak mungkin menyukaimu.
"Rukia kau ini sedang mendengarkanku tidak sich?"tanya Ichigo
"Aku mendengarkanmu kok,tapi apa tadi Ichi?tanyaku memberanikan diri
"Tapi..
~TBC~
'