MY TEACHER IS MY (EX)BOYFRIEND
Disclaimer : Belong to SM, God, and theirselves :D This story is mine.
Author : Lee Rae Ra / Iqlima
Genre : General, Romance
Rate : T
Length : Sequel
Summary : Guru baru di sekolah Jaejoong adalah pacarnya dulu! Belum sempat putus tapi sudah pergi. Jaejoong cuek, tapi tak dipungkiri dia masih mencintai mantan pacarnya. Tapi dia harus bersaing dengan guru perempuannya yang genit untuk mendapatkan Yunho, mantan pacarnya. YunJae!
A/N : Ini adalah fanfiction YunJae request dari desi2121. Semoga Desi dan yang lainnya suka dengan fic ini ya ^^
MY TEACHER IS MY (EX)BOYFRIEND
Pagi ini mendung gelap sekali. Matahari yang perkasa seakan kalah oleh awan hitam yang menggumpal di langit. Dan akhirnya, semua awan hitam bersama-sama menurunkan air hujan yang mereka bawa di tubuh mereka.
Seorang pemuda yang awalnya berjalan biasa saja, kini bergegas berlari menuju ke tempat berteduh terdekat. Halte bus. Padahal dia baru saja dari halte bus dan sekarang dia kembali lagi ke halte bus hanya untuk berteduh.
Pemuda itu menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Dia merutuk pelan begitu tahu sudah jam berapa.
"Sialan, sepuluh menit lagi bel." Katanya kesal.
Biasanya dia sampai di sekolah tiga puluh menit sebelum bel, tapi hari ini tadi dia terlambat bangun karena kemarin begadang mengerjakan tugas Bahasa Jerman. Ditambah bus yang menuju sekolahnya lama sekali datangnya.
Jarak halte bus dan sekolahnya tidak terlalu jauh, hanya sekitar dua menit jalan kaki. Pemuda bernama Jaejoong itu menggigit bibirnya begitu menatap bangunan sekolahnya yang menjulang.
Hawa dingin mulai merambah. Jaejoong memeluk dirinya sendiri. Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri karena lupa membawa jaket. Akibatnya sekarang dia jadi kedinginan. Apalagi dia sendirian di halte. Hujan, kedinginan, dan sendirian. Pagi yang sempurna.
Tiba-tiba mata Jaejoong menangkap siluet seseorang yang dikenalnya di kejauhan. Jaejoong maju dan melambaikan tangannya.
"Changmin! Changmin!" seru Jaejoong keras sambil melambaikan tangannya.
Tapi pemuda bernama Changmin itu terus melaju menggunakan motor sport nya tanpa mempedulikan Jaejoong yang memanggilnya. Sepertinya dia tidak mendengar teriakan Jaejoong karena teriakan Jaejoong kalah oleh suara hujan. Mungkin dia juga tidak melihat Jaejoong karena dia memakai jas hujan yang gombrong, menutupi pandangannya.
Jaejoong kembali menggigit bibirnya kesal. Jika menunggu hujan reda, tentu saja dia akan terlambat dan tentu akan dikenai hukuman. Tapi jika dia nekat menerobos hujan, tentu saja dia akan basah kuyup dan pasti dikenai hukuman. Jaejoong hanya mempunyai dua pilihan itu, dan dua-duanya sama-sama tidak menguntungkan.
Jaejoong mengeluarkan ponselnya, maksud hati akan menghubungi kakaknya. Tapi ternyata ponselnya mati karena kehabisan baterai. Jaejoong lupa mengisi baterainya.
"Oh, sempurna sekali pagiku ini!" seru Jaejoong kesal.
Jaejoong melirik jam tangannya. Tinggal lima menit yang tersisa sebelum gerbang sekolah ditutup. Akhirnya Jaejoong mengambil pilihan yang kedua. Dia mengambil ancang-ancang dan bergegas lari secepat yang dia bisa.
Akhirnya Jaejoong berhasil mencapat gerbang sekolahnya tepat sebelum gerbang ditutup. Tapi rupanya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Sudah basah kuyup, ditambah guru yang terkenal galak, Park seongsaenim sudah menunggu di pos satpam sambil bermuka sangar.
"Terlambat dan basah kuyup." Kata Park seongsaenim datar.
"Maafkan saya, Park seongsaenim. Saya tadi berteduh dulu di halte." Kata Jaejoong, menggigil kedinginan.
"Dan dengan keadaan basah kuyup begini kau akan masuk kelas? Tentu saja tidak." Kata Park seongsaenim sinis.
"Saya punya baju seragam lain di loker saya, seongsaenim." Jawab Jaejoong.
Park seongsaenim mengeluarkan senjata andalannya. Surat keterangan.
"Nama?"
"Kim Jaejoong."
"Kelas?"
"2A."
Park seongsaenim menuliskan sesuatu di atas surat keterangan, kemudian diberikannya kertas itu pada Jaejoong. Surat keterangan terlambat.
"Terima kasih, songsaenim!" Jaejoong membungkukkan badannya.
Satpam sekolah mengulurkan payung padanya. Jaejoong mengucapkan terima kasih dan kemudian berjalan menyusuri halam sekolah. Jaejoong langsung menuju ke lorong dimana lokernya terletak. Masih dalam keadaan basah kuyup, dan membasahi lantai.
Jaejoong meletakkan payung ke dalam lokernya setelah sebelumnya dia membungkusnya dengan kantong plastik yang selalu siap sedia di lokernya. Jaejoong mengambil kantong plastik besar beserta baju ganti dan sepatunya.
Jaejoong bergegas menuju ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. Sebenarnya dia tidak perlu terburu-buru, karena siswa yang terlambat baru boleh masuk pada jam pelajaran kedua. Tapi dia harus cepat, karena daya tahan tubuhnya lemah. Kena hujan sedikit saja,pasti langsung sakit. Sekarang pun Jaejoong sudah bisa menebak kalau dia akan sakit.
"Umma, maafkan. Aku sakit lagi.." kata Jaejoong lirih.
: MY TEACHER IS MY (EX)BOYFRIEND :
Jaejoong mengetuk pintu kelasnya dan masuk ke dalam kelasnya. Dua jam pertama adalah Bahasa Inggris yang diisi oleh guru yang masih muda dan cantik, Miss Ara. Tapi sayangnya terkenal galak.
"I'm sorry Miss, I'm late." Kata Jaejoong sambil memberikan surat keterangan terlambat kepada Ara.
Ara mengamati surat itu. "Acceptable reason. Go to your seat."
"Thank you, Miss."
Jaejoong berjalan gontai ke tempat duduknya. Changmin melihat rambut Jaejoong masih basah, jadi dia buru-buru mengulurkan handuk yang selalu dibawanya kemana-mana kepada Jaejoong.
Jaejoong duduk dan menerima handuk itu, kemudian mengeringkan rambutnya, selagi Ara masih menulis di papang tulis.
"Dasar evil." Gerutu Jaejoong sambil mengusap rambutnya menggunakan handuk, membuat air dari rambutnya menciprat ke belakang.
"Kenapa aku yang disalahkan?" tanya Changmin.
"Tadi di halte aku memanggilmu, tapi kau mengacuhkanku dan tetap mengebut!" gerutu Jaejoong.
Changmin meringis. "Maafkan aku, hyung. Aku tidak melihatmu tadi."
"Jaejoong, Changmin! Be quiet, please!" seru Ara.
Jaejoong dan Changmin langsung terdiam. Jaejoong bergegas mengeluarkan bukunya.
"Kim Jaejoong." Panggil Ara.
"Yes, Miss?"
"Because you're late, for your punishment, you have to do all of this exercise. Come on!" seru Ara.
Jaejoong melongo. Dia memang menguasai Bahasa Inggris, tapi dia tidak menyangka kalau akan disuruh mengerjakan dua puluh soal sendirian.
"Come on, Kim Jaejoong.." kata Ara dengan suara mendesis seperti ular.
Jaejoong jadi takut sendiri mendengar suara Ara. Maka dari itu dia memilih untuk maju mengerjakan saja daripada dimarahi Ara.
: MY TEACHER IS MY (EX)BOYFRIEND :
Seorang pemuda tampan berkulit kecoklatan keluar dari mobil sport merahnya. Dia melepaskan kacatama hitamnya dan lihatlah, betapa sempurnanya pemuda itu. Tubuhnya yang atletis dan wajahnya yang tampan. Mungkin pemuda itu adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang terindah.
Pemuda itu menutup pintu mobilnya dan memasuki gedung sekolah untuk menuju ke ruang Kepala Sekolah.
Pemuda itu mengetuk ruang Kepala Sekolah dan kemudian masuk setelah mendapatkan balasan dari dalam ruangan.
"Ah, Jung Yunho! Anda sudah datang rupanya!" kata Kepala Sekolah, Lee Sooman.
Pemuda bernama Yunho itu tersenyum. "Tentu saja. Di hari pertama saya mengajar, tentunya saya tak mau terlambat bukan?"
"Duduk, silahkan duduk." Kata Kepala Sekolah mempersiapkan.
Yunho duduk di depan meja Kepala Sekolah. Kepala Sekolah memberikan sebuah map pada Yunho.
"Semua dokumenmu ada di situ, jadwal mengajarmu juga. Juga semua nilai siswa yang ada pada guru sebelumnya. Semuanya sudah lengkap." Kata Kepala Skolah.
Yunho mengangguk. "Terima kasih, Kepala Sekolah."
Kepala Sekolah berdiri. "Mari, kuantarkan kau ke Ruang Guru."
Yunho berdiri dan mengikuti Kepala Sekolah. Ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru ternyata cukup jauh. Sepanjang perjalanan menuju Ruang Guru, Kepala Sekolah tak hentinya mengoceh tentang ruangan-ruangan yang ada di SM High School. Yunho merasa ini adalah tur sekolah yang membosankan.
Akhirnya mereka sampai di Ruang Guru. Bel istirahat baru saja berbunyi, jadi semua guru berkumpul di Ruang Guru.
"Perhatian, ini adalah guru baru yang akan menggantikan Oh seongsaenim dalam mata pelajaran Fisika." Kata Kepala Sekolah.
Yunho membungkukkan badannya. "Nama saya Jung Yunho. Mohon bimbingannya." Kata Yunho sopan.
Di salah satu sudut, dua orang guru menatap Yunho intens.
"Dia masih muda, kita bisa bersahabat dengannya, Chunnie!" seru seseorang yang mempunyai pipi chubby, Kim Junsu.
Yang dipanggil Chunnie itu sesungguhnya adalah Park Yoochun, guru Olahraga di SM High School. Sedangkan Kim Junsu adalah kekasihnya, dia bekerja sebagai guru Matematika. Mereka berdua adalah dua dari tiga guru yang masih muda di SM High School. Tapi dengan datangnya Yunho, sekarang ada empat guru muda.
Yunho berjalan ke arah mereka berdua, tentu saja karena meja kerjanya tepat di depan meja Yoochun.
"Annyeong, saya Jung Yunho. Mohon bantuannya." Kata Yunho sambil membungkuk sopan.
Yoochun tertawa. "Yaa! Tidak usah begitu formal! Kau masih muda sama seperti kami, kita bisa bersahabat!"
Yunho tersenyum, lalu duduk. "Ah, baiklah."
"Umurmu berapa, Yunho?" tanya Junsu penasaran.
"Aku dua puluh satu tahun." Jawab Yunho.
Yoochun dan Junsu melongo.
"Semuda itu dan kau sudah menjadi sarjana? Seharusnya umur dua puluh dua kan?" tanya Yoochun tak percaya.
Yunho tertawa. "Waktu SMA aku mengambil program percepatan, jadinya aku lulus setahun lebih cepat."
"Namaku Park Yoochun, aku dua puluh tiga tahun. Aku mengajar Olahraga. Dan ini Kim Junsu, kekasihku. Umurnya sama denganku, dua puluh tiga tahun. Junsu mengajar Matematika. Panggil hyung saja, biar lebih akrab." Jelas Yoochun.
Yunho mengangguk-angguk. "Apakah hanya kita bertiga guru yang masih muda?" tanya Yunho.
Junsu menggeleng. "Ada seorang lagi. Dia seorang gadis bernama Go Ara, guru Bahasa Inggris. Orangnya genit sekali. Entah sudah berapa kali dia berganti pacar. Orang itu berganti pacar seperti ganti baju saja." Kata Junsu.
"Ara itu mimpi buruk. Dia suka mencampuri urusan orang lain dan suka sok-sokan. Kau tidak akan tahan dengannya." Tambah Yoochun.
"Dia straight?" tanya Yunho.
"Tentu saja! Maka aku peringatkan, kalau dia melihatmu, aku yakin kau akan menjadi sasarannya yang berikutnya! Hati-hati saja, Yunho! Dulu saja dia mengejarku, tapi berhenti di tengah jalan karena dia tahu aku gay." kata Yoochun.
"Terima kasih untuk sarannya, Yoochun hyung, Junsu hyung."
Yunho mengeluarkan map yang tadi diberikan oleh Kepala Sekolah. Dia melihat nilai siswa yang sebelumnya diajar Oh songsaenim. Banyak yang bagus, tapi banyak juga yang parah.
"Kau dari universitas mana, Yunho?" tanya Junsu.
"Aku dari Columbia, hyung."
Yoochun dan Junsu melongo.
"Itu di Amerika kan?" tanya Yoochun tak percaya.
Yunho tertawa melihat reaksi dua orang teman barunya.
"Tentu saja. Aku pergi ke Amerika setelah lulus SMA. Empat tahun yang lalu. Aku dapat beasiswa jadi kuambil saja." Jawab Yunho.
Yoochun dan Junsu berdecak kagum.
"Kau masih muda tapi kau hebat sekali!" puji Junsu.
Yunho tersenyum. "Terima kasih pujiannya hyung."
"Mau melanjutkan S2 dimana?" tanya Yoochun.
Yunho menggeleng. "Belum tahu hyung. Sepertinya aku akan melanjutkan S2 sekitar dua tahun lagi. Mungkin aku akan pergi ke Perancis. Oh iya, aku mau bertanya. Siswa di sekolah ini seperti apa, hyung?"
Yoochun dan Junsu tertawa mendengar pertanyaan Yunho. Yunho mengerutkan keningnya karena tidak mengerti.
"Siswa di sekolah ini adalah keajaiban. Kau akan menemukan sekelompok siswa yang kutu buku, sehingga banyak dikucilkan. Kau juga akan menemukan siswa yang berandalan. Siswa yang jenius juga ada. Pokoknya segala macam siswa ada di sini semua!" jelas Yoochun.
"Ngomong-ngomong, jadwalmu hari ini jam berapa?" tanya Junsu.
Yunho mengambil jadwal mengajarnya dan mengecek jadwal hari ini.
"Jam ketujuh, sebelum istirahat. Di kelas 2A."
"Ah! 2A! Aku suka kelas itu! Ada Changmin disana! Siswa paling jenius di SM High School! Sudah kelas dua, tapi umurnya masih lima belas tahun. Kau berikan soal apa saja padanya, dia akan kerjakan itu dengan mudah. Aku sudah takluk pada kehebatannya. Jadi tiap aku menerangkan dan dia tidak memperhatikan, ya aku diam saja karena aku tahu Changmin pasti bisa." Jelas Junsu panjang lebar.
"2A juga cukup baik di Olahraga. Kecuali satu orang, karena daya tahan tubuhnya yang lemah, dia tidak pernah ikut olahraga. Agar dia bisa dapat nilai, jadi tiap minggu kuberi dia tugas." Timpal Yoochun.
Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Di pikirannya terlintas seseorang yang juga memiliki daya tahan tubuh yang sangat rendah. Tiba-tiba saja Yoochun menunjuk-nunjuk.
"Itu Ara baru datang.. Ah, dia melihatmu! Dia kesini! Siap-siap, siap-siap!" seru Yoochun.
"Bersiaplah menghadapi nerakamu di sekolah ini, Jung Yunho." Kata Junsu prihatin.
Yunho hanya tersenyum miris. Dan tiba-tiba saja, gadis bernama Ara itu sudah berdiri di depan mejanya. Tersenyum sok manis.
"Ah, kau guru baru itu ya? Kenalkan, namaku Go Ara. Tapi panggil saja aku Ara. Aku guru Bahasa Inggris disini." Ara mengulurkan tangannya.
Dari kesan pertama saja sudah sangat kentara Yunho tidak menyukai Ara. Tapi demi kesopanan, dia menerima jabatan tangan Ara.
"Jung Yunho." Kata Yunho datar.
"Untuk informasimu saja, aku masih single." Kata Ara, mengedip genit pada Yunho, lalu pergi.
Sepeninggal Ara, Yunho membalikkan badannya menghadap Yoochun dan Junsu. Sejurus kemudian, ketiga orang itu meledak dalam tawa.
"Hahahaha, tingkahnya itu sungguh menjijikkan sekali!" kata Yunho.
"Dia akan menjadi nerakamu, Yunho. Jadi sabar saja ya!" ujar Junsu.
"Kalau dia masih single, memangnya apa urusanku?" balas Yunho.
Yunho menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya dia akan menyukai tempat kerjanya yang baru ini.
: MY TEACHER IS MY (EX)BOYFRIEND :
Kelas 2A seharusnya diisi pelajaran Biologi, tapi karena guru Biologi sedang sibuk, maka para siswa hanya diberi tugas. Kosong dua jam, tentunya dimaanfaatkan para siswa untuk bersenang-senang. Kelas hampir kosong, tinggal Jaejoong dan Changmin yang masih berdebat seru di meja mereka. Bungkus-bungkus makanan berserakan di meja. Tentu saja itu adalah bungkus makanan milik Changmin, sang food monster.
"Aku tidak mau tahu, pokoknya besok kau harus menjemputku saat berangkat sekolah!" seru Jaejoong ngotot.
"Aku tidak mau! Hyung kan sukanya berangkat pagi! Aku tidak mau berangkat pagi-pagi!" tolak Changmin.
"Tapi ini sudah mulai hujan terus! Kau harus menjemputku agar aku tidak kehujanan! Tapi jangan bawa motormu, bawa mobil saja!"
"Hyung ini, sudah memaksa, minta lagi! Pokoknya aku tidak mau, titik! Hyung kan bisa bawa payung!"
Jaejoong menggelengkan kepalanya. "Kau kan sudah pernah melihat apa yang terjadi saat aku membawa payung! Aku digodai laki-laki brengsek dan hampir diperkosa!" seru Jaejoong kesal.
Changmin tertawa. "Yaa! Salah hyung sendiri kenapa wajah hyung itu cantik seperti yeoja!"
Jaejoong menjitak kepala Changmin karena kesal.
"Aku ini NAMJA! NAMJA!" serunya kesal. "Kalau begitu, mulai sekarang kau tinggal di rumahku saja! Kan nanti kita bisa berangkat bersama!"
"Aish, hyung bodoh sekali. Meskipun aku sering menginap di rumah hyung, tak berarti aku mau tinggal disana kan? Apalagi hyung meminta aku tinggal disana hanya untuk menjadikanku supir. Maaf, tidak ya!" tolak Changmin.
"Hatchi!" Jaejoong bersin.
Changmin yang sudah bersahabat dengan Jaejoong selama hampir empat tahun tentu saja tahu segalanya tentang Jaejoong. Termasuk daya tahan Jaejoong yang sangat lemah. Terkena hujan sedikit saja langsung sakit berhari-hari.
"Ah, flu lagi hyung?" tanya Changmin, merasa sedikit bersalah.
Jaejoong tak menjawab, melainkan terus bersin dan menyebabkan hidungnya memerah.
"Hyung, hidung hyung sudah merah begitu. Ayo ke Ruang Kesehatan saja. Kasihan hyung." Bujuk Changmin.
Jaejoong menggeleng. Changmin lupa, Jaejoong juga sangat keras kepala.
"Sebentar lagi jam ketujuh dimulai, 'Min. Apalagi kan Fisika ada guru baru. Aku tidak mau ketinggalan melihat guru baru. Katanya masih muda.."
Changmin menjitak kepala Jaejoong. "Kau ini bodoh sekali, hyung! Kalau sakit ya ke Ruang Kesehatan! Malah mau lihat guru baru! Guru kan akan kita lihat sepanjang semester ini! Sakitmu tidak bisa menunggu, hyung!"
Jaejoong menggeleng. "Tidak tidak tidak. Aku disini saja, Shim Changmin."
Changmin menghela nafas. "Nanti hyung tambah sakit. Nanti Umma memarahiku kalau membiarkan hyung sakit."
Jaejoong terdiam. Sosok di depannya ini memang lebih muda dua tahun darinya. Tapi entah mengapa sikap dan pemikirannya lebih dewasa dari Jaejoong. Changmin sudah menjadi sahabat Jaejoong selama hampir empat tahun. Changmin lah yang membantu Jaejoong keluar dari lubang keputusasaan setelah ditinggal oleh kekasihnya.
Dan juga, Changmin berasal dari keluarga kaya. Orang tuanya sering pergi ke luar negeri untuk berbisnis. Changmin adalah anak tunggal, jadi dia sering kesepian di rumah. Maka dari itu dia sering sekali tidur di rumah Jaejoong dan menjadi akrab dengan keluarga Jaejoong.
Pertanyaan mengapa Jaejoong tidak membawa kendaraan sendiri ke rumah adalah karena Jaejoong trauma mengendarai motor. Dulu Jaejoong pernah naik motor sekali dan karena dia tidak mahir, dia menabrak dan harus menginap di rumah sakit selama seminggu. Dan karena itulah Jaejoong tidak mau naik motor lagi ataupun belajar mengendarai mobil.
"Aku sudah terlalu sering sakit, biarlah Umma memarahiku. Aku sudah biasa." Lirih Jaejoong pelan.
Changmin meletakkan telapak tangannya ke dahi Jaejoong. Dia tersentak begitu merasakan dahi Jaejoong sangat panas. Changmin menggeser telapak tangannya ke leher Jaejoong, sama panasnya.
"Hyung! Badan hyung panas sekali. Ayo ke Ruang Kesehatan hyung, ayo, ayo.." rengek Changmin.
Jaejoong tersenyum lemah. "Ini sudah biasa, Changmin. Tak apa. Aku hanya perlu tidur sebentar.."
"Makanya ayo ke Ruang Kesehatan, biar hyung bisa tidur."
Jaejoong menggelengkan kepalanya. "Aku tidur di sini saja."
Jaejoong menundukkan kepalanya ke meja karena kepalanya sangat pusing. Changmin yang melihat itu hanya bisa mengelus-elus punggung Jaejoong.
Perlahan kelas yang tadinya sepi kini pun mulai terisi. Ketika bel jam pelajaran ketujuh berbunyi, semua siswa sudah duduk manis di kursinya masing-masing. Tentunya karena mereka tahu akan ada guru baru dan mereka tahu guru baru itu masih muda. Jadi mereka ingin memberi kesan pertama yang baik.
"Aku tadi sudah melihat guru itu. Dia tampan sekali!" seru Tiffany, salah seorang siswa 2A.
"Kau melihatnya dimana?" tanya Changmin.
"Di Ruang Guru! Dan seperti biasa guru genit itu sedang menggodanya!" seru Tiffany kesal.
Terdengar suara kesal dari seluruh penjuru kelas. Reputasi Ara sebagai guru yang genit dan playgirl sudah sangat menyebar di kalangan para siswa. Bukan sekali dua kali para siswa memergoki Ara berkencan dengan banyak lelaki.
"Semoga saja guru baru itu tidak jatuh dalam perangkap Ara seongsaenim!" balas Taeyeon.
Pintu kelas 2A terbuka dan masuklah Yunho. Semua siswa perempuan langsung heboh, begitu pula dengan siswa laki-laki yang berstatus uke. Yunho tersenyum, menyebabkan semua yang melihat senyumannya itu meleleh.
"Nama saya Jung Yunho dan saya yang akan mengajar Fisika untuk menggantikan Oh seongsanim. Umur saya dua puluh satu tahun dan saya fresh graduate dari Columbia University." Kata Yunho memperkenalkan diri.
Seisi kelas langsung heboh lagi. Yunho hanya tersenyum melihat kelakuan para siswanya. Kelasnya saat SMA dulu tak jauh beda dengan kelas ini. Tiba-tiba dia jadi merindukan masa SMA nya, masa SMA nya yang begitu indah.
Yunho mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Pandangan Yunho tertumbuk pada seorang siswa yang menelungkupkan kepalanya di meja. Dengan langkah pelan Yunho menghampiri siswa itu.
"Dia tidur?" tanya Yunho pada Changmin.
Changmin mengangguk. "Tolong jangan dibangunkan, songsaenim. Kasihan dia, dia sakit." Pinta Changmin.
"Ini jam pelajaran, dia harus bangun. Kalau mau tidur, harusnya di Ruang Kesehatan." Kata Yunho tegas.
Yunho pun menggoyang-goyang bahu Jaejoong agar Jaejoong mau bangun.
"Mmm Changmin jangan bangunkan aku. Kepalaku pusing." kata Jaejoong, matanya masih terpejam.
Changmin buru-buru berbisik di telinga Jaejoong. "Bukan aku hyung.. Itu guru baru.."
Spontan Jaejoong langsung duduk tegak. Dia menatap wajah sang guru ketika sang guru juga menatap wajahnya. Ekspresi wajah Jaejoong langsung berubah horor. Dia tak mempercayai penglihatannya.
"Kau!" seru Jaejoong tak percaya.
Yunho pun tak kalah kagetnya melihat Jaejoong ada disini. Baru saja dia akan membuka mulut, Jaejoong sudah pingsan duluan.
"KYAAAAA! HYUUUUUUNNGGG!" seru Changmin keras.
.
.
.
Bagaimana readers?
Keep it or delete it? Give me your review..
