Tittle : Never Give Up.

Rate : T.

Genre : Romance, Hurt/Comfort.

Pair : Saya bingung… bakal banyak pair soalnya, tapi tokoh utama dari tetep Zelo ^^

Cast : Choi Junhong, Jung Daehyun, Kim Myungsoo (Infinite's member), Lee Sungjong (Infinite's Member), Yoo Youngjae, Han Sanghyuk (Vixx's Member), Kim Taehyung (BTS's member)

Author : Skinner Choi.

Disclaimer : Not Me.

Warning : Crack Pair, BL, OOC, AU, Miss Typo(s), DLDR, No Flamers, RnR.

Chapter 1 : Because I Love You.

# Junhong Pov.

" Baiklah! Aku tidak akan menyerah kali ini!." Seruku menyemangati diri sendiri.

Aku membawa koperku keluar dari apartemenku. Hari ini aku akan pindah ke Busan untuk mencari seseorang yang aku cintai. Dan untunglah sahabatku Youngjae hyung mau menemaniku.

" Kau lama sekali Junhongie." Kata Youngjae hyung dari dalam mobil.

Aku menaruh koperku kedalam mobil dan duduk disebelah kursi supir.

" Mianhae hyung, aku bangun sedikit terlambat pagi ini." Jawabku.

" Apa kau yakin dengan hal ini?." Tanya Youngjae hyung memastikan.

" Tentu saja hyung." Jawabku mantap.

" Mencari satu orang di kota Busan juga termasuk hal yang mustahil Junhongie. Walaupun aku mau menemani, tetap saja…"

" Aku yakin aku bisa menemukannya hyung, kau jangan khawatir."

Youngjae hyung menghela nafas panjang lalu tersenyum padaku. " Kau benar-benar tidak akan menyerah pada apapun termasuk cinta." Katanya.

Itu benar, aku tidak akan menyerah sampai aku mendapat sesuatu yang kuinginkan. Alasanku pindah ke Busan adalah untuk mencari namjachingu-ku, atau mungkin bukan namjachingu… bagaimana menjelaskannya yah… Waktu itu, kami bertemu di Mokpo, saat itu dia sedang melanjutkan study-nya di Mokpo kota kelahiranku, kami bertemu secara tidak sengaja saat aku hendak mendaftar ke Universitas yang sama dengannya. Setelah 1 bulan saling mengenal, kami akhirnya berpacaran. Namanya Kim Myungsoo, dia namja yang sangat baik, tapi 2 minggu berpacaran tiba-tiba saja dia menghilang begitu saja. Aku sudah mencoba menghubungi dan mencari ke apartemen-nya, tapi dia benar-benar tidak ada. Aku sempat marah dan kecewa karena tiba-tiba dia meninggalkanku begitu saja.

Tapi aku sangat mencintainya, dan aku terus mencarinya selama 1 tahun penuh, 3 hari yang lalu aku mendapat kabar dari salah satu teman Myungsoo hyung, katanya dia sedang ada di Busan saat ini. Dan aku memutuskan akan mencarinya di Busan. Aku tidak mau hubungan ini ditinggalkan begitu saja. Dan aku juga tidak mau ditinggalkan dalam keadaan aku masih sangat mencintainya. Sosok-nya tidak bisa tergantikan oleh siapapun.

Dan untunglah Youngjae hyung mau membantuku. Selama ini Youngjae hyung sudah banyak membantu, dia teman sekaligus kakak yang baik untukku. Dia selalu tau semua masalahku dan bagaimana menyelesaikannya.

" Hyung! Ppali… aku sudah sangat lapar, dimana apartemen yang sudah kau pesan itu?." Rengekku sambil bersandar di kaca mobil.

" Sebentar Junhongie… sebentar lagi sudah sampai kok." Timpal Youngjae hyung.

" Hyung… aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Myungsoo hyung." Kataku sambil tersenyum senang.

" Jangan gembira dulu, kau tau sendiri mencari Myungsoo bukanlah hal yang gampang. Busan itu bukan desa, jadi pasti banyak yang bernama Kim Myungsoo." Kata Youngjae hyung.

" Araseo… tapi aku sudah sejauh ini, aku tidak boleh menyerah." Tekadku.

" Seperti bisaa… tidak pernah menyerah." Gumam Youngjae hyung.

Tak lama kemudian kami sampai di sebuah apartemen. Gedungnya cukup tinggi, dan pasti kami harus mencari satu-persatu dimana kamar yang kami sewa.

" Hyung… kita sewa kamar dilantai berapa? Kita sudah mengelilingi lantai 1-6…" gerutuku.

" Aku tidak tau… karena aku meminta tolong temanku untuk menyewakan apartemennya." Jawab Youngjae hyung.

" Kamar nomor berapa sih?." Tanyaku.

" 723 dan 724."

Kemudian aku menghampiri seseorang yang kebetulan lewat di koridor.

" Permisi… bolehkah aku bertanya?." Tanyaku.

Dia melihatku dengan mata tajamnya, dia terlihat seperti orang yang menyebalkan, bahkan dia melihatku dengan tidak suka.

" Apa kau tau kamar 723 dan 724 ada dilantai berapa?." Tanyaku sopan.

" 7." Jawabnya dingin lalu pergi meninggalkanku.

" Orang itu kenapa sih?! Menyebalkan sekali, aku bahkan belum bilang terimakasih." Gerutuku.

" Bagaimana Junhong?." Tanya Youngjae hyung menghampiriku.

" Ada dilantai 7 hyung."

" Baiklah, ayo cepat kesana…"

Hari itu, kami sibuk menata apartemen, benar-benar hari yang melelahkan. Malam hari akhirnya semuanya sudah rampung, Youngjae hyung datang ke kamarku untuk ngobrol.

" Jadi bagaimana kau memulai mencari pangeranmu itu?." Tanya Youngjae hyung.

" Aku tidak tau." Jawabku seadanya.

" Kau jangan main-main Junhongie, aku sudah susah-susah cari apartemen dan pindah ke Busan, dan kau tidak tau cara mencari Myungsoo?." Gerutu Youngjae hyung.

" Aku tau kok hyung, kau jangan khawatir, aku pasti akan menemukan Myungsoo hyung. Aku sudah mengirim pesan ke teman Myungsoo hyung, dia akan member tau dimana dia terakhir kali melihat Myungsoo hyung. Dan aku akan coba masuk ke universitas yang sama dengan Myungsoo hyung nanti, jadi aku bisa lebih gampang menemmukannya."

" Baiklah, aku juga harus mempersiapkan banyak hal untuk mencari pekerjaan sambilan disini." Kata Youngjae hyung.

.

.

.

.

2 minggu berlalu, teman Myungsoo hyung bilang kalau dia tidak tau dimana Myungsoo hyung kuliah, jadi aku harus mencari lebih keras lagi, dan dia bilang terakhir kali dia melihat Myungsoo hyung saat ada acara kota di pusat kota. Aku jadi bingung harus mencari kemana. Aku tidak boleh menyerah, sebentar lagi pasti aku bisa bertemu dengannya.

Aku keluar dari apartemen untuk berangkat kuliah, Youngjae hyung sudah pergi duluan untuk bekerja. Saat aku hendak pergi aku berbarengan dengan ahjussi pemurung yang kutemui saat menanyakan kamar apartemen. Dia tidak merasa melihatku atau peduli dengan keberadaanku.

" Maaf… aku ingin berterimakasih padamu, masih ingatkan aku yang pernah bertanya padamu waktu itu." Kataku. Bukannya mendengarkanku dia malah mempercepat langkahnya dan masuk ke lift.

" Tunggu! Aku juga harus naik lift!." Seruku mengingat ini gedung yang tinggi, dan akan sangat lama menunggu lift lagi. Aku tau dia mendengarku, tapi dia malah menutup pintu lift dan menghiraukanku. Betapa menyebalkannya orang itu!

Dengan kesal aku menunggu lift lagi, lalu ada seorang namja juga berdiri disampingku, sepertinya dia juga menunggu lift.

" Selamat pagi." Sapanya ramah. Aku tersenyum, ternyata ada juga tetangga yang ramah.

" Selamat pagi." Balasku.

" Lift disini memang lama.." katanya.

" Harusnya aku sudah naik lift tadi, gara-gara ada ahjussi pemurung itu, dia menutup pintu lift." Curhatku. Lalu dia tertawa. " Kenapa tertawa?." Tanyaku.

" Itu sudah hal bisaa untuk orang-orang yang tinggal dilantai 7, semua tau tentang dia, sifatnya memang seperti itu, kalau baru kenal pasti terlihat dia seperti membencimu kan? Biarkan saja, dia hanya tidak suka diganggu." Katanya.

" Benarkah? Padahal aku hanya ingin bertermakasih karena dia membantuku, itu saja." Kataku.

" Sudahlah, dia memang sangat menyebalkan, aku juga pernah sepertimu."

" Kenapa dia selalu dingin pada semua orang? Memangnya dia juga akan bersikap seperti itu saat ada appa dan eomma-nya?." Kataku.

" Kurasa tidak, terkadang dia tidak sedingin itu jika aku melihatnya. Dia hanya kesepian, kurasa… mungkin dia bersikap dingin pada orang yang banyak bicara sepertiku atau sepertimu."

" Jadi begitu… "

" Ngomong-ngomong, siapa namamu?." Tanyanya.

" Choi Junhong. Aku tinggal dikamar 723." Jawabku.

" Aku Kim Taehyung, kamar 733."

" Kau orang kedua yang kuajak bicara setelah ahjussi pemurung itu." Kataku senang.

" Ahjussi pemurung itu namanya Jung Daehyun, dia tinggal tepat didepan kamarmu." Kata Taehyung.

" Kau benar-benar memperhatikan sekitar dengan baik yah."

" Kurasa begitu."

Kemudian lift tebuka, kami bercerita banyak hal, dan ternyata aku dan Taehyung ada di kampus yang sama. Aku cukup senang dengan Taehyung, dia orang yang lucu dan banyak bicara sepertiku.

# Junhong Pov End.

# Daehyun Pov.

" Aku tidak bisa Myungsoo, kenapa kau tidak lakukan sendiri?." Gerutuku.

[[ Ayolah DaehyunnieJebaaaallll… Kumohon kumohon kumohoooonn]]

" Ckk! Baiklah! Tunggu aku disana!." Kesalku sambil menutup ponselku.

Si Myungsoo itu selalu saja membuatku repot, memangnya aku ini bodyguardnya apa? Dia selalu minta untuk ditemani saat dia pacaran dengan namjachingunya. Tapi karena aku masih menghargainya sebagai sahabat aku menuruti keinginnannya.

Setelah bersiap aku berangkat. Di koridor aku melihat bocah rambut biru yang waktu itu.

" Maaf… aku ingin berterimakasih padamu, masih ingatkan aku yang pernah bertanya padamu waktu itu." Katanya.

' Ya aku ingat, tidak perlu berterimakasih, aku sedang malas bicara, jadi aku tidak suka ada orang cerewet didekatku.' balasku dalam hati lalu pergi menuju lift.

" Tunggu! Aku juga harus naik lift!." Serunya.

' Ya aku tau, tapi aku malas satu lift denganmu.' balasku dalam hati lalu segera menekan tombol untuk menutup pintu lift secepat mungkin.

Sesampainya dibawah, aku segera naik ke mobilku dan pergi menuju tempat Myungsoo. Walaupun dia sangat merepotkan entah kenapa aku selalu kagum padanya. Karena dia merawat namjachingunya dengan baik selama 1 tahun terakhir karena namjachingu-nya memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga selalu saja terkena penyakit. Aku memang tidak banyak tau tentang namjachingunya, tapi melihat mereka bersama aku jadi iri.

Disisi lain aku melihat Myungsoo seperti diriku yang dulu, orang yang peduli dan ramah, banyak hal yang terjadi selama ini dan merubahku menjadi pribadi yang dingin, dan aku tidak terlalu peduli lagi pada orang lain.

" Akhirnya kau datang juga." Kata Myungsoo.

" Hnn." Jawabku cuek.

" Tersenyumlah, kau ini jangan jadi pemurung seperti itu." Katanya sambil mencubit pipiku. Aku menatap Myungsoo dengan dingin, dan dia sudah pasti tau artinya.

" Iya-iya maaf… lakukan sesukamu saja." Lanjutnya.

Aku berjalan ke rak buku yang ada di ruangan tengah milik Myungsoo, saat Myungsoo bersama namjachingu-nya, aku hanya menghabiskan waktu dengan membaca buku. Aku mencari buku yang kemarin belum selesai kubaca, aku ingin menyelesaikannya hari ini.

Setengah jam berlalu, aku masih berkutat dengan buku yang kubaca.

" Sungjongie!" aku mendengar Myungsoo berteriak, dan aku segera pergi untuk melihat keadaan Myungsoo dan Sungjong namjachingunya.

" Apa yang terjadi?!."

" Daehyunnie, bantu aku membawanya ke rumah sakit." Kata Myungsoo panik. Aku segera membantu Myungsoo dan segera mengantar Sungjong ke rumah sakit. Aku melihat betapa panik-nya Myungsoo saat itu. Aku merasa begitu sesak saat melihat wajahnya. Mengingatkanku pada hari itu. Hari dimana aku kehilangan orang yang kucintai.

Aku manambah kecepatan mobil, berharap segera sampai dirumah sakit. Aku tidak mau apapun terjadi pada Sungjong, setidaknya jangan sampai Myungsoo mengalami hal yang sama denganku.

Setelah sampai disana, Sungjong segera dirawat. Myungsoo terlihat begitu khawatir. Myungsoo pernah bilang, dia sudah berkali-kali melihat Sungjong seperti ini. Aku benar-benar tidak ingin Myungsoo kehilangan Sungjong. Aku pasti akan melindungi ikatan mereka.

# End Of Daehyun Pov.

Hari ini Junhong pulang terlambat, dia terlihat lelah sekali, dia mencoba mencari Myungsoo dari data-data universitas yang ia tempati. Walaupun sangat banyak siswa yang bernama Myungsoo, itu tidak membuatnya menyerah.

" Lift-nya lama sekali…" gerutunya sambil melihat jam tangan-nya, sudah hampir pukul 9 malam. Dia ingin segera istirahat.

Beberapa menit menunggu akhirnya lift terbuka, dan ada Daehyun di sana, hampir saja Daehyun menekan tombol untuk menutup lift, tapi Junhong dengan cepat masuk ke dalam lift.

" Ahjussi, kenapa kau selalu saja menekan tombol untuk menutup lift jika ada aku." Kesalnya tapi hanya ditanggapi dengan lirikan dingin dari Daehyun.

" Apa kau tidak suka padaku?." Tanya Junhong lagi, tapi tetap tidak ada tanggapan dari Daehyun.

" Padahal aku ingin menjadi tetangga yang baik." Kata Junhong lagi.

" Bisakah kau diam? Kau itu sangat berisik!." Kesal Daehyun.

" Ahjussi pemarah…" gerutu Junhong.

" Dengar ya, umurku baru mencapai 20 tahun dan kau sudah seenaknya memanggilku ahjussi, ahjussi, ahjussi, dasar aegya! Benar-benar tetangga menyebalkan." Kesal Daehyun lagi.

Junhong yang dipanggil aegya itu hendak memprotes, dan tiba-tiba lift berhenti, membuat Junhong terkejut.

" A…apa yang terjadi? Kenapa lift-nya tidak naik?." Tanya Junhong panik.

" Ckk… lift-nya ngadat…" gerutu Daehyun, sambil mencoba menghubungi penjaga lewat intercom yang ada disana.

" Ba… bagaimana ini? Kita terjebak di lift…" kata Junhong panik.

" Diamlah… tunggu saja, penjaga-nya sedang memperbaiki lift-nya." Kata Daehyun risih.

" Tapi… tapi…"

" Ssssh! Kau tidak akan mati, percayalah padaku." Kata Daehyun.

Kemudian Junhong berdiri disebelah Daehyun, lalu menggenggam ujung jaket Daehyun. Awalnya Daehyun hendak memarahi Junhong lagi, tapi akhirnya dia membiarkan Junhong melakukan hal yang ia mau.

" Hyung…" panggil Junhong, dia tidak lagi memanggil Daehyun dengan sebutan ahjussi lagi.

" Hn." Jawab Daehyun malas.

" Kenapa kau sangat menyebalkan?." Kata Junhong.

Daehyun menatap tidak suka pada Junhong. " Wae?." Balas Daehyun ketus.

" Karena… kau tidak membiarkan orang lain mengenalmu lebih dekat."

" Memang itu tujuanku." Jawab Daehyun dingin.

" Wae?." Tanya Junhong kalem.

Daehyun terdiam sejenak, mengingat alasannya berubah seperti ini bukanlah hal yang ia ingin fikirkan, dan tak ingin ia utarakan. Terlalu menyakitkan rasanya.

" Hyung, kenapa?." Tanya Junhong lagi.

" Kau terlalu banyak Tanya, kau tidak seharusnya tau, kalau kau tidak suka denganku, jangan dekati aku, simple kan?." Kata Daehyun.

" Aku tidak bilang aku membencimu. Aku ingin melihatmu tersenyum saja. Orang pemurung hidupnya akan terasa lama dan menyakitkan, jadi setidaknya hyung tersenyum sesekali." Kata Junhong.

" Dasar aegya, kau tau apa tentangku. Menyebalkan sekali."

" Maaf…" kata Junhong.

" Untuk apa?."

" Karena aku memanggilmu ahjussi pemarah yang selalu murung." Kata Junhong.

Daehyun tak menanggapinya, mereka terdiam setelah itu. 30 menit berlalu akhirnya lift sudah kembali bekerja. Mereka berhenti di lantai 7. Berjalan dalam diam lagi hingga sampai didepan kamar mereka yang berhadapan.

.

.

.

.

" Junghongie… aku berangkat dulu, sarapannya sudah kubuatkan, aku taruh di meja makan." Kata Youngjae sambil bersiap untuk berangkat bekerja setelah menaruh sarapan ke kamar Junhong.

" Nde… terimakasih hyung."

" Cepat mandi, kau bisa terlambat kuliah." Kata Youngjae.

Junhong segera mandi dan bersiap untuk berangkat kuliah, karena Taehyung sudah menjemputnya.

" Hari ini aku akan pulang cepat, jadi tidak bisa pulang bersama." Kata Taehyung.

" Waeyo?." Tanya Junhong.

" Aku harus menjenguk temanku, dia baru saja masuk rumah sakit beberapa hari lalu. Setidaknya aku harus tau keadaannya sekarang." Jawab Taehyung.

" Jinjja? Memangnya dia sakit apa?."

" Entahlah, dia tidak menjelaskannya padaku, tapi dia bilang sejak kecil dia punya daya tahan yang lemah, jadi dia mudah terserang penyakit. Sudah 1 tahun kebelakang penyakitnya makin parah." Kata Taehyung.

" Siapa namanya?."

" Lee Sungjong."

" Baiklah, aku do'akan dia juga cepat sembuh. Kau harus menyemangatinya." Kata Junhong.

" Terimakasih."

.

.

.

.

" Bukan… itu bukan Myungsoo hyung-ku…" gumam Junhong sambil melihat seorang namja dari kelas sebelah. Dia mencoret satu list nama Myungsoo yang ada dikertasnya.

" Baiklah… kurang 33 orang lagi, aku harus mencarinya satu-satu… semoga Myungsoo hyung memang kuliah disini." Kata Junhong.

Selama 1 minggu penuh Junhong terus mencari semua nama yang ada di list-nya. Dan bahkan dia juga mencari sampai ke alamat-nya sekaligus. Tapi dia belum menemukan Myungsoo-nya.

" Aku pulang terlambat lagi." Gerutunya sambil menunggu bus terakhir di halte. Kemudian dia mengirim pesan singkat pada Youngjae bahwa dia akan pulang terlambat lagi.

Bus terakhir ada pada jam setengah 10 malam. Junhong membuka buku yang berisi informasi-informasi yang ia kumpulkan tentang Myungsoo, sambil menunggu bus, dia ingin melihat-lihat lagi list nama Myungsoo di kertasnya.

" Myungsoo hyung… sebenarnya kau ada diamana sekarang?." Gumamnya sambil melihat fotonya bersama Myungsoo dulu.

Tiba-tiba angin yang cukup kencang menerpanya, membuat foto itu terbang hingga ke jalan. Dengan panik Junhong langsung berlari untuk mengambil foto itu. Baginya itu adalah foto yang sangat berharga, hanya itu satu-satunya foto Myungsoo yang ia punya.

TIN! TIN! TIIIIIIIINNNN!

Suara klakson mobil begitu menggema di telinganya, dan dia menyadari sebuah mobil sudah berada didepannya.

.

.

.

.

# Daehyun Pov.

Aku harus pulang selarut ini untuk menemani Myungsoo di rumahnya, dia sangat mengkhawatirkan kondisi Sungjong, aku baru tau bahwa Sungjong sudah terkena kanker sejak 1 tahun terakhir. Dan Sungjong tidak ingin ada yang tau hal itu, dia hanya bercerita pada Myungsoo. Dan katanya, Sungjong tidak bisa hidup lebih dari setengah tahun lagi, mengingat dia juga mempunyai daya tahan tubuh yang lemah. Aku bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Myungsoo.

Aku mempercepat kecepatan mobilku. Aku ingin segera beristirahat di apartemen. Kemudian aku mendengar ponselku berbunyi, kulihat pesan dari Myungsoo, saat aku melihat kejalan lagi, aku begitu terkejut melihat seseorang berlari dengan kencang ke tengah jalan.

Aku langsung menginjak pedal rem sekuat mungkin, dan melakukan sedikit drift, aku tidak ingin masuk penjara karena menabrak orang. Aku segera keluar dari mobil dan berlari melihat apakah orang itu tertabrak atau tidak.

Aku sedikit terkejut saat melihat orang itu adalah bocah berambut biru itu.

" Ya! Apa yang kau lakukan?! Aku bisa saja menabrakmu tadi!." Kesalku, rasanya aku tidak bernafas hingga aku turun dari mobil.

Dia terlihat tidak takut tertabrak. Kemudian dia melihat kebawah mencari sesuatu.

" Hey, kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka? Apa yang kau lakukan disini!." Tanyaku.

" Foto… dimana fotoku?." Katanya panik.

Foto? Foto apa?

Kemudian dia mengambil sebuah foto yang berada tepat didepan ban mobilku.

" Syukurlah tidak hilang…" katanya.

" Ya! Apa kau tau aku hampir saja menabrakmu?! Bisakah kau hati-hati!." Kesalku.

" Aku tidak apa-apa hyung…" katanya pelan, dia tampak terkejut melihatku semarah ini.

" Apa ada yang terluka? Cepat katakan, akan kubawa kerumah sakit." Kataku sambil menge-cek kaki-nya jika ada luka.

" Tidak hyung… aku tidak apa-apa."

" Apa yang kau lakukan disini?. Ini sudah malam."

" Aku menunggu bus untuk pulang."

" Kau masih tau cara menunggu bus 'kan? Bukan di jalan, tapi di halte." Kesalku.

" Maaf…" katanya sambil menunduk.

Aku menghela nafas kesal. " Naiklah, kuantar kau pulang." Kataku. Dia menuruti kata-kataku lalu masuk ke dalam mobilku.

" Kenapa pulang jam segini?." Tanyaku.

" Aku sedang mencari seseorang." Jawabnya.

" Siapa?."

Dia menunjukkan foto yang tadi ia ambil padaku. " Namjachinguku. Kim Myungsoo."

DEG!

Ini memang foto Myungsoo, tapi… kenapa bisa Myungsoo berpacaran dengan namja ini?.

" Namjachingu?." Tanyaku.

" Nde, kami berpacaran 1 tahun lalu, tapi tiba-tiba dia menghilang. Selama satu tahun penuh aku mencarinya, dan aku dengar dia ada di Busan, jadi aku memutuskan untuk pindah kesini untuk mencarinya. Aku sudah mengumpulkan semua nama yang sama, dan mencarinya satu per satu, tapi aku belum menemukannya. Aku masih sangat mencintainya sampai saat ini." Katanya.

" Dimana sebelumnya kau tinggal?."

" Mokpo."

" Kenapa kau mencari hal yang mustahil? Bisa saja dia sudah punya namjachingu yang lain."

" Bagiku tak ada yang mustahil, apa hyung tidak tau bagaimana perasaanku yang tiba-tiba ditinggal begitu saja, padahal aku masih sangat mencintainya, aku sangat tau dia juga mencintaiku hyung. Myungsoo hyung bukan orang yang suka main-main." Jawabnya.

Aku terdiam, jantungku berdetak kencang sekali. Tekad-nya sama seperti orang itu, kesungguhan hatinya hampir sama seperti waktu itu. Tapi bagaimanapun, aku sudah berjanji untuk melindungi hubungan Myungsoo dengan Sungjong, apalagi Sungjong harus mendapat perhatian lebih dari Myungsoo saat ini.

" Kenapa kau tidak menyerah saja?."

" Aku tidak pernah menyerah pada keadaan tersulit apapun, selama apa yang kukejar adalah yang kuinginkan, aku tidak akan menyesali apapun."

Dadaku terasa begitu sesak, kata-kata itu… kata-kata yang sama yang dia ucapkan padaku. Tidak boleh! Aku tidak boleh mengingat hal yang tak mungkin kembali.

" Jika hyung mengenalnya atau bertemu dengannya secara tidak sengaja, kumohon untuk beritau padaku."

Aku terdiam sejenak. " Apa kau yakin aku akan beritahu padamu jika aku bertemu dengannya?."

" Aku tau hyung bukan orang yang jahat, setidaknya aku bisa bicara denganmu tentang hal ini sudah membuatku lega."

" Kau terlalu polos."

Kemudian kami terdiam lama.

" Hyung…" panggilnya.

" Hn."

" Jika pada suatu hubungan, salah satu dari mereka pergi tanpa mengatakan apapun, apa mereka belum terlepas dari ikatan mereka? Kadang aku merasa aku yang sudah ditinggalkan sudah tidak memiliki ikatan lagi. Tapi… aku merasa aku belum memutuskan ikatan apapun, aku ingin menegaskan ikatan ini dengannya." Katanya.

Aku terdiam, kenapa kau menanyakan hal yang ingin kutanyakan? Akupun masih mencari jawaban itu sejak lama sekali.

" Aku… " aku terdiam sejenak, lalu dia menoleh padaku menunggu jawabanku. " Aku tidak tau, aku juga tidak pernah mengerti hal seperti itu." Lanjutku.

Di menghela nafas kecewa.

" Aku tau hyung tidak akan tau jawabannya." Katanya.

Kami kembali terdiam sampai berada di apartemen.

" Hey, bangunlah." Kataku sambil menggoyangkan bahunya.

Perlahan dia terbangun dan mengucek matanya. " Sudah sampai kah?." Tanyanya.

" Nde, cepatlah, aku sudah lelah." Kataku.

Kamipun segera menuju lift, kami sudah cukup lelah untuk berbicara lagi. Dan akhirnya kami sampai didepan kamar kami.

" Hyung…" panggilnya.

" Hn."

" Namaku Choi Junhong."

" Jung Daehyun." Balasku, lalu masuk ke dalam kamarku.

Kurasa aku harus tetap menepati janjiku untuk melindungi hubungan Myungsoo dengan Sungjong. Maafkan aku Junhongie, tapi aku tidak bisa mempertemukan kalian untuk saat ini.

# End Of Daehyun Pov.

.:: To Be Continued ::.

Next Chapter :

" Kalau misalnya kau sudah menemukan Myungsoo, dan ternyata dia sudah mempunyai kekasih. Apa yang akan kau lakukan pada Myungsoo?."

.

" Wae? Aku namjachingu-nya hyung! Aku berhak bertemu dengannya!."

.

" Hyung, kenapa kau berbohong padaku?."

.

" Namjachinguku, Choi Junhong. Orang yang amat kusayangi melebihi apapun, aku akan terus mencintainya sampai kapanpun."

.

" Kumohon padamu hyung, tolong bantu aku, tujuanku ke Busan hanyalah untuk bertemu dengan Myungsoo hyung, setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi, aku janji."

.

" Karena kalau kau benar-benar melakukannya, kau akan tersakiti olehku." Jawab namja manis itu.

.

" Maaf Junhongie…"

" Kumohon hyung… "

.

" Bukan maksudku berkata seperti ini, tapi kumohon mengertilah keadaan Myungsoo saat ini…"

.

.

.

.

A/N : Baiklah, saya balik lagi, kali ini saya sedang niat banget bikin epep, jadi bakal lanjut sampe beberapa chapter, mian kalau masih jelek, saya sudah coba cari cerita yang nggak picisan. Dan kali ini aku nggak Cuma masukin B.A.P member aja sebagai Cast, aku nambahin member VIXX , BTS , dan Infinite. Kenapa ceritanya nggak berpairing DaeLo? Karena saya lagi pingin ceritanya agak rumit karena Myungsoo. Dan maaf kalau chap 1 kependekan..

Buat yang nunggu atau yang enggak, aku bakal berusaha seasap mungkin untuk mengapdet Never Give Up.

Untuk author-author yang suka posting DaeLo, aku mau minta maaaaaappppppppp sebesar-besarnya, karena saya selalu apdet epep kalian, dan nggak bisa review, tapi epep kalian bener-bener Dae to the Bak! Saya selalu baca semua epep B.A.P di Screenplays. Kalo saya ada waktu pasti bakal aku review…

So… see you in next chapter ^0^/

Skinner