Terima kasih untuk kalian semua yang sudah bersusah payah ngefollow saya. Mohon maaf jika pembuatan sekuel dari hubungan(nista) BoBoiBoy dan Fang. Setelah menonton episode 24, saya terinspirasi lagi untuk membuat cerita ini kembali dari nol. Jika kalian bertanya siapa sosok bertopeng misterius yang notabene adalah sodaranya Fang, kalian harus melakukan penelitian ala fans film Marvel: cek satu-satu credit-nya. Saya yakin kalian ga sabar mau baca ini kan? Oke, kita langsung ke fic aja.
BoBoiBoy, Characters and any setting involved belongs to Monsta.
Genre: Sci-Fi/Humor
Rate: T
Starring: BoBoiBoy and Fang...?
Summary: Sebuah sekuel dari dua sekawan dan kehidupan orang dewasa, dimana BoBoiBoy dan Fang akan menghadapi para bayi, orang tua labil, dan kakek metrosexual. Namun masalah baru kembali timbul ketika sosok misterius datang ke bumi Pulau Rintis. Siapakah dia? Apakah dia akan membantu? Atau justru membuat hubungan mereka makin absurd?
.
.
SoniCanvas presents...
.
Damn, I Shrunk Everyone!
.
Cerita sebelumnya...
"Kembalikan kami sekarang juga!"
.
"BoBoiBoy, tenaganya sudah penuh. Hentikan sekarang juga!"
KA-BOOM!
.
"Ini perasaanku atau memang ada bayi terlantar di kedai ini?"
.
"Bayi itu teman-teman kalian."
"Ah, jadi tak ada yang mencari mereka- APA?!"
"Yang lainnya bagaimana?"
"Semua penduduk Pulau Rintis jadi lebih muda 12 tahun. Meskipun kalian sudah berubah kembali ke usia asli..."
"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!"
.
.
The Arrival
.
"Jadi kami harus menjaga mereka sampai menemukan cara mengembalikan mereka semua?" ucap Fang panik. "Ini semua salahmu, BoBoiBoy. Jika kau busa kendalikan Halilintar, kita takkan mengalami semua ini!"
"Salahku?" bantah BoBoiBoy. "Jika kau berhenti merengek tentang wajah tampanmu, aku pasti bisa lebih fokus mengendalikan Halilintar!"
"Kalian berdua, hentikan!" Ochobot melerai mereka berdua. "Bisakah kalian fokus untuk menjaga mereka sementara aku memikirkan cara mengembalikan mereka semua?"
Fang mendengus dan berkata, "Kalian urus saja semua bayi di Pulau Rintis sendiri. Aku punya urusan yang lebih penting!"
BoBoiBoy melipat tangannya. Melihat Fang meninggalkannya membuatnya kembali teringat saat mereka berdua menghadapi masalah orang dewasa, namun dengan keadaan yang berbeda, mereka kembali kesulitan mengesampingkan pertengkaran yang terjadi di antara mereka. Tak lama kemudian, BoBoiBoy melihat tiga bayi yang tak disangka adalah teman-temannya merangkak menghampirinya. Ia menatap mereka penuh kebingungan, entah bagaimana cara mereka berdua akan mengawasi tiga bayi tersebut. Itu belum termasuk bayi lainnya yang mungkin tak memiliki orang tua. Memang yang dikatakan Fang benar jika lelaki bertopi oranye itu telah menciptakan kekacauan baru.
Sementara itu...
Fang berangkat menuju sebuah rumah tua tempat Ia bertemu BoBoiBoy untuk pertama kalinya. Merapikan kacamatanya, Ia masuk ke dalan rumah tersebut dan menaiki tangga menuju sebuah ruangan gelap. Disana, terdapat sebuah benda bulat dengan keyboard dan tombol daya di atasnya. Dinyalakannya alat tersebut hingga memunculkan hologram yang menunjukkan sebuah pesan yang baru diterima.
"Ah, satu pesan diterima." Fang membuka isi pesan yang diterimanya. Air mukanya menunjukkan sebuah senyuman yang menawan. Seseorang akan datang mengunjunginya. Rasa kesalnya setelah seringkali bertengkar dengan BoBoiBoy kini telah terobati dengan adanya pesan tersebut. Lelaki bersurai ungu itu mengutak-atik jam tangannya dan bergumam, "Kirimkan koordinat pada penerima. Bersiap untuk peluncuran."
Seusai mengirimkan koordinat pada pengirim misterius tersebut, Ia mematikan komputernya dan meninggalkan rumah tersebut. Kini dirinya hanya perlu menunggu seseorang datang mengunjunginya.
Kembali ke rumah BoBoiBoy...
"Ochobot, lakukan sesuatu! Aku masih terlalu kecil untuk mengasuh bayi!" BoBoiBoy mendadak panik melihat tiga bayi yang menangis, entah maksudnya apa.
"Kau tak melihatku sedang sibuk?!" robot bulat kuning tersebut melayang menghampiri BoBoiBoy sembari menenteng seember air. "Jika kakekmu tak bangun, kita juga tak bisa berbuat apa-apa!"
"Lalu, ember air itu untuk apa?" BoBoiBoy menunjuk ember air yang dibawa Ochobot.
"Kau pikir aku tega menyiramkan air pada kakekmu sendiri?" ucap Ochobot sinis. "Ini air panas untuk mandi."
"Dan kau akan memasukkan Kakek ke dalam bak mandi berisi air panas?"
"Kenapa itu semua harus berhubungan dengan membangunkan kakekmu?"
"Karena sedari tadi merela menangis dan aku tidak tahu caranya membuat susu untuk bayi!"
Tak lama kemudian, jam tangan BoBoiBoy berdentang, menunjukkan tanda panggilan darurat.
"Sial, ada panggilan darurat!" BoBoiBoy menekan tombol di jam tangannya hingga menunjukkan hologram berupa koordinat panggilan darurat tersebut. "Ochobot, aku harus ke tanah lapang sekarang juga. Tolong bangunkan Kakek untuk mengurus mereka."
Sementara BoBoiBoy pergi meninggalkan rumah, bola kuning tersebut masih sibuk menyeret sang pemilik kedai cokelat ke dalam kamar mandi dan melemparkannya ke dalam bak mandi berisi air panas.
Sementara itu, di tanah lapang...
BoBoiBoy kini sudah sampai di koordinat tujuannya, namun tak seorangpun berada disana. Lelaki bertopi oranye itu melepas topinya dan garuk kepala. Kebingungan karena dirasa tak ada sesuatu yang salah. Sejurus kemudian, seseorang berkepala kotak dan robot ungu berlari menghampirinya.
"BoBoiBoy, ada bahaya!" sahutnya.
"Adu Du, jadi kau yang memberi peringatan palsu?" BoBoiBoy kembali mengenakan topinya.
"Hosh, hosh... Ini bukan peringatan palsu! Hoah... sebentar..." alien kepala kotak bernama Adu Du tersebut berhenti untuk mengambil napas. "Aku harus memperingatkanmu. Ejo Jo akan kembali kesini untuk membalaskan dendamnya!"
"Ejo Jo akan kemari?" kata BoBoiBoy bingung. "Bagaimana aku bisa percaya padamu? Bagaimana kau tahu kalau dia akan kembali?"
"Probe, berikan barang buktinya." ucap Adu Du pada robot ungu yang dipanggil Probe.
Probe mengambil sebuah tablet dari koper yang dibawanya, kemudian menunjukkan tampilan bagian atas bertuliskan "Insta-Gram" dengan kiriman video dari kode nama pengguna "ejo-jo". Probe menyentuh layar tabletnya untuk memutar video tersebut.
"Aku akan kembali menyerangmu, BoBoiBoy! Bersiaplah untuk kembali takut padaku!" ucap Ejo Jo dengan badan penuh busa dalam video tersebut.
BoBoiBoy hanya menatap video tersebut dengan tatapan sinis.
"Pertama Spacebook, sekarang Insta-Gram?"
"Hey, alien juga bisa bergaul di media sosial, tahu!" ucap Adu Du. "Kemudahan berkomunikasi lewat dunia maya tak bisa kami sia-siakan begitu saja!"
"Wah, untuk alien seperti kau dan Ejo Jo, tak kusangka sepuluh ribu orang sangat menyukai video ini." ucap BoBoiBoy melihat banyaknya jumlah orang yang menyukai video tersebut.
"Bos, ada berita terbaru!" Probe menunjukkan layar tablet yang terdapat barus bertuliskan 'Seret ke bawah untuk berita terbaru'
Adu Du menggeser jemarinya pada layar tablet tersebut, menampilkan sebuah foto baru dengan tulisan 'Aku sudah datang. Siapkan dirimu yang laknat, BoBoiBoy!' di atasnya beserta tanda check in di Bumi.
"Fotonya mirip denganku ketika dipotret dari atas dengan pembesaran seratus persen-APA?!"
BoBoiBoy menatap langit. Tampak sebuah pesawat luar angkasa yang besar terbang melintas. Sesosok alien berkepala kotak lainnya keluar dari pesawat tersebut dengan gaya.
"Aku kembali untuk membalas dendamku padamu, BoBoiBoy!" sahutnya.
"Aku tak mendengarmu. Kau bilang apa?" BoBoiBoy tak mendengar sahutan sosok alien tersebut karena jaraknya yang jauh dari tanah membuat suaranya tak terdengar.
"Aku bilang, aku ingin balas dendam, BoBoiBoy!" alien itupun kembali menyahut lagi. "Kekalahanku beberapa bulan lalu sudaj membuatku kehilangan jabatan. Aku akan membalaskan dendamku untuk itu padamu!"
"Ejo Jo, bisakah kau turun sedikit agar aku bisa mendengarmu?" BoBoiBoy masih tak mendengar apa yang diucapkan alien yang dipanggil Ejo Jo tersebut.
"Ngggh..." Ejo Jo memijit dahinya. "Kau hanya menyusahkanku!"
Beragam perangkat mesin terbang ke arahnya saat Ejo Jo melompat turun dari pesawatnya. Perangkat-perangkat tersebut dirangkaikan pada Ejo Jo hingga membentuk baju zirah putih yang kuat hingga menghantam bumi dengan keras saat sampai di bawah.
"Kenalkan ciptaan terbaruku..." ucap Ejo Jo. "Suit Armor Mecha Blaster and Laser! a.k.a SAMBAL!"
"Pfft..." BoBoiBoy, Adu Du, dan Probe menutup mulut mereka, berusaha menahan tawa.
"Apa kalian meledekku?!" kata Ejo Jo kesal. "Kau tahu berapa lama aku memikirkan nama yang bagus untuk ciptaanku?!"
"Dan... SAMBAL? Itu yang terlintas di kepalamu?" Adu Du masih menahan tawanya.
"Dengan kau sendiri dan armor bernama jelek itu, kami berdua bisa melawanmu dengan mudah!" BoBoiBoy memasang kuda-kuda, sementara Adu Du telah bersiap dengan Mega Probe yang dinaikinya.
"Oh, siapa bilang aku sendiri?" Ejo Jo nenekan beberapa tombol, memanggil sebuah robot berbentuk malaikat pencabut nyawa dengan tengkorak berapi-api dan sabit raksasa yang memancarkan sinar laser begitu dahsyat untuk mendampinginya.
"Kau membuat robot tempur baru?" ucap BoBoiBoy. "Dimana robot PETAI yang kau punya itu?"
"Untuk apa membuat lima robot PETAI yang mudah hancur jika ada pendamping yang lebih kuat?" ucap Ejo Jo santai. "Perkenalkan, Laser-Launching Powerful Android Necromancer a.k.a LALAPAN!"
"Robot PETAI? SAMBAL? LALAPAN? Puahahahaha..." tawa pun pecah di antara mereka semua. BoBoiBoy sakit perut karena tertawa terbahak-bahak. "Situ mau bikin robot atau promosi warteg?"
"KALIAN SEMUA DIAMLAH!" Ejo Jo menembakkan laser hingga hampir mengenai kepala BoBoiBoy, tampak sebuah bukit meledak karena tembakan laser tersebut. Otomatis, BoBoiBoy menelan ludahnya.
Tak lama kemudian, sebuah pesawat tempur yang lebih besar dari pesawat Ejo Jo juga ikut melintas. Tampak seseorang lelaki bertopeng melompat keluar dari pesawat tersebut dan menghancurkan SAMBAL milik Ejo Jo dengan satu sabetan pedang. Robot LALAPAN mulai menyerang dengan sabitnya, namun hancur dengan sekali pukulan. Ejo Jo menghilang begitu saja dari pandangan mata, ketika dirinya sudah tak sadarkan diri.
"Siapa itu? Apakah dia...membantu kita?" BoBoiBoy memicingkan matanya. Tak percaya akan keberadaan sosok di depannya.
"Um... BoBoiBoy, aku rasa tidak..." Probe menunjuk seseorang yang menghampiri sosok bertopeng tersebut.
"... Fang?" BoBoiBoy terkejut. "Kenapa dia... Apa dia yang mengirim lelaki bertopeng itu kesini?"
"...Tunggu, kau sebut Fang?" sosok manusia bertopeng itu melirih ke arah Fang dari kejauhan, kemudian membuka topengnya. Menampakkan mata sipit dan rambut biru gelap jabrik hingga wajah yang 11-12 dengan wajah Fang. Lelaki itu berlari kecil menghampiri Fang dan menyahut, "Fang! Aku disini!"
"...Kakak?" Fang menoleh, kemudian berjalan pelan dengan keraguan.
"Adikku, sudah lama kita tak bertemu!" tampak laki-laki yang diakui sebagai kakak Fang berlari kecil menghampiri adiknya yang telah lama tak bertemu. Entah bagaimana, bunga bernekaran dengan indah saat mereka saling berlari dan bersahutan dalam gerak lambat yang dramatis.
"Kakaaak!"
"Faang!"
"Kakaak!"
"Faaang!"
"Kakaak?"
"Faa-"
JBOK!
Sebuah tabokan garuda Pancasila dilayangkan Fang dengan keras hingga lelaki misterius tersebut jatuh tersungkur.
"Teganya kau membiarkanku terlantar, Kaizo! Kau tak pantas jadi kakakku!"
"... Jadi, namanya Kaizo? Dan Fang tak pernah cerita tentang kakaknya?" BoBoiBoy mulai menciptakan keadaan yang canggung dimana Ia baru sadar bahwa Fang memiliki seorang kakak yang tak pernah Ia ceritakan, bahkan saat insiden sebelumnya terjadi.
To be continued...
