~aku tak pernah tau apa yg harus kulakukan.. disaat aku mengaharapkanmu untuk menemaniku, disini, di sampingku. aku sangat membutuhkan mu. jujur saja.. aku sangat mencintaimu. jadi jangan membuat ku mearasa semakin depresi dengan semua ini. karena aku sangat" mencintaimu..~
Tess..Tess..Tess..
Rintikan air hujan kembali terdengar. dan kali ini semakin deras. membuat seluruh orang memilih untuk berdiam diri di rumahnya dengan penghangat. mungkin hari ini juga adalah hari yg sangat pas untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga atau teman dirumah, dan yg sebagainya. tapi itu semua tidak berpengaruh untuk seorang gadis cantik bermata biru itu.
Mata gadis itu ikut mengeluarkan air seiring dengan air hujan yang jatuh. tubuh gadis itu pun bergetar. suara isakkan kecil yg terdengar sangat pilu keluar dari mulutnya. membuat siapapun yg mendengarnya pasti akan ikut merasakan apa yang gadis itu rasakan.
Gadis itu menyender ke ranjang nya. ia terduduk di lantai kamarnya yg sangat dingin. tapi itu pun tak dirasakan gadis yg bahkan sudah sangat lelah menangis itu. Tangannya menggenggam sesuatu. sesuatu yg menjadikannya alasan mengapa ia menangis.
Kreek..
"Ryeowook-ah.." Seorang pria memasuki kamar bernuansa biru itu. mata pria itu pun basah oleh airmata. rasanya tak tega. tapi mau bagaimana lagi. pilihan itulah yg terbaik untuk mereka berdua. ah, ralat. mungkin yg pria itu fikir memang seperti itu. tapi nyatanya~
"bukankah itu hanya pemikiran kau saja, Jong Woon-ssi? kau fikir itu yg terbaik bagiku juga? hah? apa kau sudah memikirkannya matang-matang?" yeoja bernama Ryeowook itu berteriak dalam tangisannya. membuat pria bermata sipit itu tersenyum miris.
Jong Woon berjalan mendekati Ryeowook. ia terus mendekat sampai akhirnya Ryeowook berdiri. tubuhnya membelakangi pria itu.
"Cukup. jangan mendekat. Aku sudah muak dengan semua ini."yeoja itu mengusap wajahnya sebelum berbalik menghadap Jong Woon. tangannya kini terulur memberikan benda yg ia tangisi kepada namja itu. Sementara itu Jong Woon menatap Ryeowook tak percaya.
"ini.."
"iya.. aku yakin kau pasti mencarinya tanpa henti sehingga kau membuat 'keluarga'ku hancur. benar begitu Jong Woon-ssi?"
Deg!
Tubuh namja itu menegang seketika. Ia tak menyangka akan seperti ini. Apa ia masih sanggup melanjutkan semua yg telah ia susun rapih-rapih?
Ryeowook melangkahkan kakinya meninggalkan Jong Woon yg masih terdiam. Matanya kini memang masih mengeluarkan air mata. tapi tatapannya telah berubah. Langkahnya ia hentikan. senyuman kecil dapat terlihat di bibirnya.
"Mari kita mulai. Hanya dengan satu kata yg mungkin tak akan pernah ada di antara kita, aku ingin memulainya.. " Yeoja itu berucap tanpa membalikan badannya. sementara Jong Woon berusaha mati-matian agar suara nya yg telah tercampur erangan tidak terdengar.*entah gimana.-"
"Apa yang ingin kau mulai? perang, eoh?"
"Kau bilang ini akan menjadi pilihan yg terbaik untuk kita berdua. jadi baiklah.. mari kita menikah." Seulas senyum terhias di wajah Jong Woon. ia merasakan kemenangan yg bahkan ia tak tau. Jika begini, bukankah akan lebih mudah?
"Tapi, Kita biarkan hidup kita sama seperti sebelumnya."Lanjut Ryeowook yg membuat senyum di wajah namja itu menghilang.
"mwo?"
"iya.. mari kita menikah dan hidup seakan aku tak pernah menikah denganmu. begitupun sebaliknya.. ambil semua dariku yg kau inginkan. aku tak peduli. tapi jangan pernah sentuh kehidupanku setitik pun. Pernikahan ini akan menjadi sebuah status yg tak telihat. setelah pernikahan ini berlangsung, aku akan pergi. hilang dari pandanganmu. dan melanjutkan hidup ku dan tetap menjadi Lee Ryeowook seorang. bukan Kim Ryeowook yg menikah. bagaimana? Tuan Kim Jong Woon yg terhormat?"Jelas Ryeowook dan di akhiri oleh pertanyaan.
ini kan yg namja itu maksud? Pilihan terbaik untuknya. Dan pilihan terbaik untuknya pun sudah ia ucapkan. tanpa menyadari raut wajah dari namja itu yg menunjukan bahwa ia tak terima.
Hey! Bukankah ia meminta untuk menikahinya karena satu kata yg bahkan Ryeowook tak terima itu? Lalu bagaimana dengan dirinya yg berharap untuk melihat yeoja itu setiap hari? Dan apa jadinya jika ia tak melihat yeoja itu? bahkan dirinya telah menyerah dalam sebuah kata yg ia sangat hindari dari dulunya..
"Baiklah."Jong Woon menghirup oksigen di sekitarnya lalu melanjutkan ucapannya.
"Tapi suatu hari nanti kita akan bertemu lagi. bukan sebagai org yg tak saling mengenal. tapi sebagai suami-istri. karena itulah aku menikah denganmu. kau bahkan tak mengerti dengan perkataan ku waktu itu."Kali ini Jong Woon berucap dengan suara yg berat. terbukti bahwa dirinya menyerah dengan semua yg yeoja itu katakan.
Jong Woon melangkah mendekati Ryeowook yg masih berdiri di depan kamar. wajahnya ia dekatkan ke telinga yeoja itu. Ryeowook hanya bisa memejamkan matanya. merasakan hembusan nafas yg menggelitiki telinganya. sejujurnya, ia sangat nyaman dengan posisi tersebut. namun entah mengapa ia bahkan tak pernah berhenti dan mengatakan bahwa ia telah masuk kedalam sebuah kata yg sangat ia hindari.
"Aku~ sangat mencintaimu. dan aku akan menunggu kau kembali dan mengatakan bahwa kau telah masuk kedalam 'Cinta' yg selalu kau hindari itu." Jong Woon berbisik di telinga yeoja itu.
See? semua tak ada yg mustahil. Jong Woon, namja itu memang punya alasan yg kuat. tetapi Ryeowook? yeoja itu..
Annyeong~! Azka imnida.. aku org bru disini.. lebih tepatnya baru berani ng post FF. TmT
Ini baru kepikiran buat ng post prolognya. mian klo mengecewakan.. dsn sebelumnya banyak bgt kesalahan. jujur aja.. masih bingung buat make FFnet. hehe yaudah.. ditunggu aja ya buat selanjutnya. hehe
Review please ^^
sign, Kim Hye Ni xD
