Tsuna tidak pernah menginginkan dia berada di posisi sekarang ini. Dimana sekarang dia merasa bingung juga ketakutan sekaligus. Situasi seperti ini membuatnya ingin menangis dan meneriaki nama Katekyoshinya.
Sekarang ini, Tsuna sama sekali tidak dapat mengucapkan sepatah katapun—jangankan megucapkan sepatah kata, menggerakan bibirnya saja sulit sekali rasanya. Kali ini, yang ia bisa hanya terdiam di belakang Gokudera dan Yamamoto yang sedang melindunginya, juga Chrome yang menjanganya di samping kanannya, juga Ryohei yang ada di samping kirinya. Semua yang biasanya ribut kali ini sangat tenang—tegang—di situasi ini.
Reborn, kenapa di saat seperti ini kau malah tidak datang?—Tsuna merutuk dalam hati.
Sial, Tsuna seharusnya sudah tahu, beginilah jadinya kalau semua shugoshanya—minus Lambo—berkumpul.
.
.
.
.
.
Be My Boyfriend : I'll Bite Them to Death
.
Disclaimer:
Amano Akira
Pairing:
Hibari Kyoya x Sawada Tsunayoshi
WARNING!
Boys Love a.k.a Shonen-Ai! Modified Canon, typo(s), of course Out of Character etc..
So if you don't like, Please Don't Read.
.
.
.
.
Target 01 : You are Mine! And the Test?
.
.
"Teme—Hibari! Sampai kapan kau ingin menatap Juudaime dengan tatapanmu yang membuatku muak itu!" Gokudera akhirnya memecahkan keheningan dengan teriakannya. "Jika kau ingin menyakiti Juudaime, kau harus melangkahiku dulu!"
Tsuna hanya bisa pasrah dengan kelakuan Gokudera. Niat ingin menenangkan Gokudera ia lupakan, bagaimana cara menenangkan Gokudera seperti biasanya jika bicara saja Tsuna sendiri kesulitan.
"Hibari, sebaiknya kau turunkan tonfamu itu ze." Yamamoto yang tampaknya tersulut seperti Gokudera juga mengambil Shigure Kintoki miliknya. DAN LAGI DARIMANA PEDANG ITU MUNCUL—KENAPA YAMAMOTO MEMBAWA ITU KE SEKOLAH?! Tsuna lagi-lagi histeris dalam pikirannya.
"Oi, Hibari. Jika kau ingin menghajar kami, tidak perlu menggunakan tonfa itu. Sebagai laki-laki sebaiknya kita semua bertarung dengan tangan kosong to the extreme!" Kini, suara serak Ryohei yang keluar. Tsuna jadi heran, karena Gokudera, sekarang semuanya berani untuk membuka suaranya—kecuali Tsuna sendiri tentu saja.
"Fun. Asal kalian tahu, aku tidak punya urusan dengan kalian para herbivore. Aku hanya memiliki urusan dengan—" Tsuna menahan nafasnya ketika Hibari menatap tajam dirinya. "—herbivore kecil, Sawada Tsunayoshi."
HIEEEEEEE—HIBARI-SAN MEMANG MENYERAMKAN! Tsuna menggeleng-geleng ketakutan. Bagaimana tidak, Hibari menatapnya begitu, ditambah tonfa yang menjadi teman hidup Hibari yang selalu di bawa kemanapun itu setia di pegangnya. Tsuna berpikir, memang dia punya salah apa dengan Hibari hingga sebegininya Hibari memperlakukan Tsuna. Padahal, Tsuna selama ini berusaha tidak berurusan apapun dengan Hibari, dia masih ingin hidup bahagia tanpa kamikorosu dari Hibari.
"B—Bossu?" Chrome yang melihat Bossnya tidak bergerak sedikitpun di tambah wajahnya yang pucat pasi karena ketakutan sekarang ini, mengguncang pelan lengan Tsuna. Walau wajah Chrome saat ini sama seperti ekspresinya yang biasa, sebenarnya Chrome sangat khawatir pada Tsuna, sekaligus merasa ingin menusuk Hibari yang telah membuat Boss kesayangannya ketakutan dengan trident milik Mukuro. "Daijoubu?"
Tsuna menoleh kearah Chrome dengan gerakan kaku. Pemuda yang merupakan pewaris Vongola itu tertawa miris. "A—ah, da—daijoubu." Akhirnya Tsuna bisa bersuara walau dengan terbata. Dan juga, walau kenyataannya Tsuna sama sekali tidak baik-baik saja.
"Juudaime?" Gokudera yang tadinya fokus memelototi Hibari kini menoleh ke belakang melihat keadaan Juudaime kesayangannya. "JUUDAIME, ANDA SANGAT PUCAT!"
Yamamoto yang mendengar teriakan histeris Gokudera juga ikut melihat Tsuna yang—baru ia sadari—pucat. "Tsuna, daijoubu? Mungkin sebaiknya kita ke UKS saja Tsuna." Ujar Yamamoto dengan khawatir.
"TEME—yakyuu-baka! Harusnya aku yang mengatakan itu pada Juudaime!"—masih sempat-sempatnya Gokudera memarahi Yamamoto saat ini. Lagi-lagi, niat baik Tsuna ingin melerai hilang ketika matanya beradu pandang dengan Hibari yang masih fokus menatapnya.
Hibari-san, bisakah dia tidak menatapku terus? Reborn, tatsuketeee!
"Hi—Hibari-san," Tsuna dengan takut-takut memanggil Hibari yang menatapnya tajam. Nada suaranya plan sekali. "Su—sumimasen, apapun kesalahanku pada Hibari-san, aku benar-benar minta maaf padamu." Tsuna bergidik ngeri ketika Hibari malah menyeringai begitu.
Gokudera menggeram kesal. Menurut Gokudera, Tsuna itu benar-benar terlalu baik dan lembut. Hanya karena Hibari, Tsuna meminta maaf sebegitunya pada orang tidak penting seperti Hibari—menurut Gokudera. Padahal jika Gokudera tahu, Tsuna itu sebenarnya meminta maaf karena ia takut pada Ketua Komite Kedisiplinan Namimorichuu ini. "Hibari, kau memang sialan!" Gokudera menunjuk wajah Hibari dengan tidak sopannya. "Juudaime, izinkan saya untuk menghajar orang tidak tahu diri ini! Aku akan meledakkan si brengsek ini!" Gokudera menyiapkan dynamite yang merupakan treadmarknya.
"Hieeee—dame, Gokudera-kun!" Tsuna menahan Gokudera dengan cara memegang seragamnya. Si pemuda yang mengaku sebagai tangan kanan Tsuna itu terkaget. Gokudera sama sekali tidak terima karena dia berpikir bahwa Tsuna membela Hibari. Tsuna yang tahu rasa kecewa Gokudera, mencoba menjelaskan. "Etto, jika Gokudera-kun menggunakan dynamite itu, sekolah kita ikut hancur."—jika sekolah hancur, Hibari-san pasti semakin menyeramkan! Tambah Tsuna dalam hati.
Gokudera yang tidak terima malah memajukan bibirnya. "Jika itu yang Juudaime mau, baiklah."—dengan nada sangat tidak ikhlas. Gokudera merubah posisinya menjadi pasif.
"Jadi sebenarnya apa yang kau mau, Hibari." Kini Ryohei mendapatkan dialogue miliknya. "Sedari tadi kau masih dengan extreme mengacungkan tonfamu pada kami semua. Apa yang kau mau dari Sawada?"
"Kau hanya menakuti Tsuna, Hibari. Sebaiknya kau hentikan ini, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Tsuna." Yamamoto sudah menunjukkan wajah seriusnya. Entah mengapa, Tsuna terharu sekaligus merasa aneh ketika Yamamoto yang berbicara seperti itu. Jarang sekali Yamamoto mengatakan hal yang seperti itu—tapi kok posesif sekali ya?
"Kumo no Hito, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Bossu." Tidak ingin kalah, Chrome juga buka suara. Kali ini, Tsuna sedikit malu juga. Sampai Chrome—yang merupakan perempuan—ikut melindunginya. Mereka semua benar-benar menghayati tugas menjadi shugosha dari Vongola Juudaime.
Kecuali Hibari.
Soalnya permasalahan ini bermula karena Kumo no Shugosha dari Vongola Juudaime yang ingin berbicara sesuatu dengan Tsuna, yang langsung di tanggapi sebagai perang oleh Gokudera, Yamamoto, Ryohei—yang tidak tahu apa-apa tapi ikut-ikutan saja—dan juga Crome. Ah, ngomong-ngomong, kenapa Chrome juga ada di Namichuu?—Tsuna baru sadar.
Eh, Hibari-san 'kan ingin berbicara denganku? Kenapa malah jadi begini?—lagi-lagi, Tsuna baru sadar. Hibari tadi menghampirinya yang ada duduk sendiri di atap sekolah sendirian, sang Fuuki Iinchou itu bilang ingin bicara sesuatu dengannya, akan tetapi tonfa milik Hibari teracung begitu membuat Tsuna bergetar ketakutan—sebetulnya, setiap ada Hibari 'kan Tsuna selalu ketakutan. Selanjutnya, Gokudera dan Yamamoto menghampirinya sambil berteriak khawatir, menit selanjutnya Ryohei dan Chrome ikut datang.
Tubuh Tsuna menjadi rilex, Hibari 'kan hanya ingin bicara. Walau mungkin cara berkomunikasi Hibari diiringi dengan tindakan kekerasan, tapi siapa tahu yang Hibari ingin sampaikan itu adalah hal yang penting. "A—anou, Hibari-san, tadi kau bilang ingin berbicara denganku?" tanya Tsuna takut-takut.
"Juu—Juudaime! Anda percaya pada si Hibari bre—"
"Gokudera-kun, tenang dulu. Jika seperti ini kita tidak akan tahu apa yang Hibari-san butuhkan dariku." Sang penerus Vongola ini menenangkan Gokudera. Tidak hanya Gokudera yang menuruti perintah Tsuna, semua penjaganya merubah posisi mereka menjadi pasif, tidak dalam mode bertarung seperti tadi.
"Etto—jadi ada apa Hibari-san?" Hibari yang mendengar perntanyaan Tsuna malah melangkah untuk mendekati sang Oozora no Shugosha itu. Berbeda dengan Yamamoto dan juga Ryohei yang sedikit menjauh dari Tsuna untuk memberi akses pada Hibari mendekati Tsuna, Gokudera malah berdiri tepat di hadapan Tsuna, merentangkan tangannya untuk melindungi Tsuna dari Hibari yang menurutnya sangat mengancam keselamatan sang Boss.
Tsuna sendiri jangan di tanya, dia kembali gemetaran. Tsuna menyesali keputusannya membiarkan Hibari bicara. Aura Hibari itu benar-benar membuatnya ketakutan setengah mati. "TEME—HIBARI! JANGAN DEKATI JUU—"
"Herbivore. Kau. Harus. Menjadi. Kekasihku." Tuh 'kan Hibari ingin—
—Hee? Hibari bicara apa tadi?
"Hibari! Jika kau ingin menjadikan Gokudera sebagai kekasihmu, aku tidak akan segan-segan melawanmu! Tarik kembali ucapanmu, Hibari!"—HIEEE, YAMAMOTO?
Sementara yang lain masih membatu, Yamamoto malah memasang pose siap bertarung dan berteriak begitu. Apa pula yang si penggila baseball itu katakan tadi? Dia cemburu pada Hibari yang menyatakan cintanya pada Gokudera 'kah? Membuat mereka menjadi double shock.
"Asal kau tahu saja, Yamamoto Takeshi. Herbivore seperti Gokudera Hayato sama sekali bukan tipeku. Never." Hibari berbicara dengan nada mengejek. Harusnya Gokudera marah karena Hibari merendahkannya, tapi lupakan saja, Gokudera masih shock—mungkin lebih shock karena Yamamoto, pokoknya Gokudera benar-benar di landa shock dan rasa tidak percaya yang berlebihan. "Herbivore yang aku maksud adalah Sawada Tsunayoshi."
—TRIPLE SHOCK.
"Ah, sou ka? Hahaha, maaf aku sudah salah paham." Hanya Yamamoto Takeshi yang bisa tertawa di saat semua orang masih shock.
Mengabaikan Yamamoto, Hibari kembali menatap Tsuna. "Kau. Harus. Jadi. Kekasihku. Herbivore kecil." Ini sama sekali bukan pertanyaan, ini perintah. Perintah yang terdengar mutlak.
"KYAAA—H!"—drop.
Suara teriakan perempuan di sertai debuman membuat semuanya menoleh secara serempak. Gadis satu-satunya disini, Chrome Dokuro, terduduk begitu saja. Jadi yang jatuh tadi itu Chrome?
"A—ah! Chrome, daijoubu?" Tsuna histeris khawatir dengan keadaan Chrome.
"B—Bossu, aku tahu ini." Bibir Chrome bergetar, wajahnya memerah. Tsuna yang melihat Chrome cemas jika ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu. Bukan hanya Tsuna sebetulnya, yang lain merasa keheranan pada gadis itu. "A—aku pernah membicarakan ini dengan Kyoko-chan juga Haru-chan, Bossu—"
Kyoko-chan dan Haru? Kenapa dengan mereka?—Tsuna membatin keheranan, sebelah alisnya naik. Ia masih menunggu Chrome melanjutkan perkataannya. Begitu juga yang lain ikut menantikan sang gadis dengan style rambut menyerupai nanas itu melanjutkan bicaranya.
"Ini adalah—" Semua merasa kesal. Kenapa gadis ini suka sekali sih dengan yang namanya menggantung perkataan. "—INI YANG NAMANYA BOYS LOVE, BOSSU!"
GAH, KENAPA CHROME BERKATA SEPERTI ITU?! MEMANG DIA SEORANG FUJOSHI?!
"Boys love itu apa?" Ryohei malah bertanya. Lupakah kalian bahwa Ryohei itu sangat coretlemotcoret dalam menangkap sesuatu? Eh, berarti semuanya sudah tahu apa itu Boys Love kecuali Ryohei?
Jawabannya absolutely YES!
"Tapi, aku tidak akan menyerahkan Bossu begitu saja padamu," tanpa ada yang menghiraukan pertanyaan dari Ryohei, kini mereka malah terkagum dengan keberanian Chrome menentang Hibari. Biasanya gadis itu tidak banyak bicara, tapi kali ini nada bicaranya tegas sekali. "Kau—Kumo no Hito, tidak cocok bersanding dengan Bossu!"
Tsuna kaget ternyata Chrome melindunginya dari Hibari. Gokudera kali ini mengangguk mengartikan kalau ia sependapat dengan Chrome. Baru kali ini Gokudera merasa kalau Chrome berada di jalan yang benar, dalam hati Gokudera memuji gadis itu. "Karena hanya Mukuro-sama yang bagiku paling cocok untuk menjadi pasangan Bossu! Ken dan Chikusa juga setuju akan itu."
The wind is blowing.
SHIT! Gokudera merutuk dalam hati. Menyesal sudah Gokudera tadi sempat setuju dengan Chrome. Ternyata gadis itu sama sekali tidak bisa sependapat dengannya. Yamamoto mengernyit bersama dengan Ryohei. Tsuna memasang wajah kaget andalannya. Hibari yang tadinya ingin memasang wajah you-don't-say di urungkan. Lupakan saja, ingat, Hibari hanya memasang ekspresi keren saja di wajahnya.
Memangnya Tsuna mau dengan Mukuro? Yah, mau bagaimana lagi, ternyata itulah One-True-Pairing Chrome.
"Aku tidak akan pernah membiarkan nanas itu mengambil Tsunayoshi-ku." Hibari berucap dengan penekanan. Tsuna berpikir, sejak kapan ia setuju jadi milik Hibari. Tapi setidaknya Hibari-san itu keren—HEH?!
"SIALAN KALIAN! AKU TIDAK AKAN MENYETUJUI JUUDAIME DENGAN HIBARI ATAUPUN MUKURO SIALAN ITU!" lagi-lagi Gokudera mencak-mencak dan mengeluarkan dynamite andalannya. Jika saja Yamamoto yang menahannya.
"Maa, Gokudera. Kau bisa menghancurkan sekolah." Seperti biasa, diiringi tawa, Yamamoto menenangkan Gokudera.
Bukan hanya itu, Ryohei kembali dengan kuda-kuda boxingnya, Chrome mengacungkan trident kepada Hibari, Gokudera masih memaki namun dirinya masih di tahan oleh Yamamoto.
Hibari kini tidak segan-segan lagi, api awan miliknya menyelimuti tonfa. Tsuna meratap dalam hati kenapa ini harus terjadi. Jika Hibari sudah marah, habislah mereka semua. "Semua yang menghalangiku, kamikorosu!"
Oh, tidak bisa begitu saja Hibari.
Sawada Tsunayoshi, tanpa masuk dalam mode Dying Will, dengan penuh keberanian—kenekatan—berdiri di depan teman-temannya sambil merentangkan tangannya. "Yamette, Hibari-san." Membuat Hibari mematung.
"Juu—Juudaime?" Bahkan yang lain sempat tidak sadar Tsuna yang sudah ada di depan mereka, melindungi mereka dari Hibari yang marah. "Sejak kapan?" Mungkin Tsuna memiliki sesuatu yang di namakan Misdirection—lho?
"Etto—Hibari-san, aku mohon jangan sakiti mereka." Tsuna menundukkan wajahnya tidak berani menatap Hibari yang hanya empat jengkal di hadapannya. Tsuna menarik nafas, memantapkan hatinya untuk kembali melanjutkan perkataannya. "Etto, kalau boleh aku jujur, sebetulnya aku juga menyukai Hibari-san, sangat suka."
Semua pasang mata disana melebar dengan serempak, termasuk iris metalic-blue milik Hibari. Berbeda dengan Hibari yang kaget beserta gembira, yang lain benar-benar di landa shock berat karena tidak menyangka jika Tsuna menyukai Hibari yang baddas seperti itu. Lupakan Chrome yang terlihat ingin menangis karena merasa One-True-Pairingnya disini tidak akan bersama karena Tsuna juga menyukai Hibari.
Tapi, bukannya Tsuna itu suka sama Kyoko yang adiknya dari Ryohei itu? Tsuna juga tidak mengerti kenapa orientasi seksualnya berbelok menjadi ke Hibari. Ya, karena Hibari-san tampan—terimakasih kejujuranmu, Tsunayoshi.
Hibari menyeringai senang, "Jika begitu, kau adalah milikku." Dengan seenaknya kembali Hibari meng-klaim Tsuna.
"Tidak!" kembali semuanya membelalakkan mata. Tsuna membantah Hibari, padahal tadi ia bilang ia menyukai Hibari juga 'kan? "Aku memang menyukaimu, Hibari-san. Tapi, aku tidak suka dengan tindakan Hibari-san. Jika Hibari-san tidak bisa bersikap baik pada mereka, maaf aku tidak bisa bersama dengan Hibari-san."
Gokudera dan Chrome menghela nafas lega. Harapan untuk membuat Tsuna tidak bersama Hibari masih ada, karena Hibari tidak akan pernah bisa bersikap baik pada mereka, karena kenyataannya, Hibari benci bergerumul dengan para herbivore.
Tidak terima, Hibari melayangkan protesnya. "Aku menolak jika aku harus bersikap baik pada herbivore lemah seperti mereka." Aura Hibari kembali gelap, membuat Tsuna kembali kehilangan nyalinya.
"Saa, kalau begitu kau tidak boleh bersama dengan Tsuna, karena aku tidak mengizinkannya, Hibari."
Ah, suara itu—"REBORN!" Kenapa dia baru datang sekarang sih? Ah, sudahlah, yang penting aku terselamatkan sekarang. Tsuna menghela nafas lega.
"Bagus, dame-Tsuna. Kau lebih mementingkan family di bandingkan percintaan." Sang bayi tersenyum bangga menatap Tsuna. Sebetulnya, ini tidak ada hubungannya dengan mafia, bagi Tsuna melindungi teman itu perbuatan benar. DAN LAGI DARI MANA IA DATANG, TIBA-TIBA SUDAH ADA DI DEPANKU?
Hibari menatap sinis pada Reborn. "Akanbo, aku tidak tahu apa alasanmu tidak menyetujui herbivore bernama Tsunayoshi itu menjadi milikku."
"Tidak semudah itu aku menyerahkan Tsuna padamu, Hibari. Kau masih belum cukup." Reborn, ternyata kau peduli denganku. Tsuna terharu, matanya berkaca-kaca. "Kau masih belum cukup untuk menjadi pendamping dari Boss Vongola Juudaime."—ITU 'KAH MASALAHMU, REBORN?! Menyesal Tsuna sudah terharu.
"Apa maumu, Akanbo?" Reborn sang bayi hebat itu menyeringai, Hibari ternyata terpancing juga. Hibari 'kan sama sekali tidak suka di remehkan.
"Jika kau ingin menjalin hubungan dengan dame-Tsuna ini, kau harus menjalani tes dariku. Tapi bukan hanya itu—" Reborn menatap semua penjaga Vongola Juudaime yang ada disana, membuat semuanya menelan ludah takut—kecuali Hibari. "—Bukan hanya dariku, tapi dari semua shugosha, juga orang tua dan semua orang yang berhubungan dengan Tsuna."
Bukan Reborn namanya jika tidak menyiksa.
"Jika kau gagal mendapat restu dari satu orang saja, Tsuna tidak akan pernah menjadi milikmu, Hibari."
Akanbo, kamikorosu!
"Dan jangan pernah mencoba untuk melakukan kekerasan atau pemaksaan, Hibari."
Sial!
.
.
.
To be Continued
.
.
Saya author baru di fandom ini, jadi mohon bantuannya *bow*
Sorry if there's any mistakes, mungkin masih banyak typo dimana-mana, cara penulisan masih kurang rapi, atau humornya masih gagal OTL
Dan juga, ini pasti Out of Chara banget, terutama di Hibari. Maaf ya, hubby *kiss Hibari*
Mohon bantuannya, senpai-tachi *bow*
Terimakasih sudah mau membaca fanfic ini :"3
See you in next chap~
.
.
Mind to Review?
