Chanyeol marah besar. Dia memukul dinding, membentak meja, bahkan menendang pintu ketika masuk ke kamar Baekhyun.

Lelaki mungil sampai tersentak kaget dan tersedak butter cream kue yang tengah di makannya lengkap dengan beberapa menempel pada wajah.

"YAAAAKKKK!" Baekhyun berteriak murka. Tidak hanya karena teriakan Chanyeol yang membuat jantungnya hendak copot, tapi juga karena kue di atas tempat tidur yang tengah di nikmatinya jadi berhamburan kemana-mana.

"KAU!" Chanyeol menunjuk ujung hidung Baekhyun. "MENGAPA KAU TEGA SEKALI! KAU KEPARAT!"

"DAN KAU BRENGSEK!" Baekhyun menyahut. "APA MASALAHMU BAJINGAN!?"

"MASALAHKU ADALAH TELAH MENUNGGUMU BERJAM-JAM DI KAFE SEPERTI ORANG SINTING SEDANG KAU DISINI, MAKAN KUE YANG SEHARUSNYA KITA MAKAN BERDUA!" Chanyeol berteriak menggebu-gebu. Matanya melotot dan nyaris bergelinding jatuh ketika Baekhyun malah memberikan cengiran disana.

"Oh itu, hehe..." Baekhyun menggaruk telinganya. "Aku lupa..." kemudian terkekeh.

"LUPA!?" Chanyeol lagi berteriak. "KAU BAJINGAN SINTING, BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA LUPA!?"

"KAU KEPARAT GILA! MENGAPA PULA AKU HARUS INGAT ULANGTAHUNMU SIALAN!"

"AAARRGGGHHHH PARK BAEKHYUN!" Chanyeol menggelegar dalam amarah yang tak bisa ditahannya lagi. "TANGGAL ULANGTAHUN KITA SAMA BODOH! OTAKMU SUDAH JADI CREAM KUE ATAU BAGAIMANA SAMPAI LUPA JIKA KITA INI KEMBAR HAH!?"

"Hehe..." Baekhyun malah menyengir lagi. "Aku lupa, maaf." Dia turun dari tempat tidur menghampiri Chanyeol di pintu. "Bagaimana jika kita makan kuenya sekarang?"

Cekalan tangan Baekhyun, Chanyeol hempaskan segera dengan kesal bersama dengusan yang tak lupa dia lakukan setelahnya. "TIDAK SUDI!"

Lalu menghentak langkah meninggalkan kamar lelaki mungil itu. Baekhyun mencolos sedang puncak kepalanya tiba-tiba saja di penuhi asap hitam pekat.

"KAU PIKIR AKU SUDI! DASAR KAU KEPARAT GILA!"

...

5 menit kemudian,

"Chanyeolㅡ"

"APA! APA! APA!" Chanyeol berseru keras tepat setelah cicitan Baekhyun terdengar. Si mungil yang menjadi saudara kembarnya itu sampai terlonjak dan nyaris saja balas mengumpat. Namun urung dia lakukan, alih-alih cemberut sembari menutup pintu kamar Chanyeol kembali.

Yang lebih tinggi berada di atas tempat tidur, tengkurap dengan ponsel di tangan. Raut wajahnya masih terlihat kesal; gara-gara Baekhyun dan tentu saja si kembarannya itu tau hal itu.

"Marah ya?" Baekhyun bertanya dengan nada bicara yang sama.

"Huh!" Chanyeol malah membuang muka.

Baekhyun mendengus, perlahan kesalnya mulai menanjak naik akan respon yang Chanyeol berikan, "Yasudah, kesal saja!" Rutuknya. Dia melangkah besar-besar menuju tempat tidur lalu tanpa aba-aba menjatuhkan diri di atas punggung pria tinggi itu. "Karena aku juga tidak akan peduli."

"AWWWW BAEK!" Chanyeol mengaduh keras merasakan punggungnya yang hendak remuk oleh beban tubuh Baekhyun. Kembarannya itu memang mungil tapi lemaknya ada dimana-mana, di pipi dan paha juga pantat apalagi. Chanyeol sangat suka meremasnya omong-omong.

Chanyeol menggoyangkan tubuhnyaㅡmeminta Baekhyun lekas turun dari sana namun si mungil itu malah membelit kedua lengannya pada leher Chanyeol lantas melesakkan wajahnya pada perpotongan leher kembarannya itu.

"Cium dulu..." pinta Baekhyun mendayu.

"Huh!" Chanyeol lagi membuang muka. "Aku masih marah padamu sialan!"

Baekhyun lagi mencibir dan dengan kesal menggigit telinga Chanyeol.

"ARRGGHHH!" Chanyeol kembali mengaduh keras merasakan perih menjalar pada tulang rawan miliknya.

Baekhyun tertawa kerasㅡcukup senang karena berhasil menyiksa pria tinggi itu. Dia mencondongkan wajahnya kemudian dan mencuri kecupan pada pinggiran bibir Chanyeol. Tak hanya sekali, namun berulang pada bibir tebal itu pula.

"Ya sudah, aku saja yang menciummu kalau begitu. Dasar keparat manja!"

"Ma-manjaㅡ" Chanyeol memekik tak terima.

"Manja manja manja!" Seru Baekhyun lagi. "Tapi aku tetap cinta~" Diikuti hujaman ciuman yang kembali Baekhyun lakukan pada bibir kembarannya itu.


Repost an pertama! Maaciaaw udah baca (lagi) :D