Annyeong, ini adalah FanFic pertama milik Oh Se Naa.

Semua cast adalah milik orang tua mereka, management, dan Tuhan.

Disini saya hanya meminjam mereka dan beberapa marga sengaja diubah demi kebutuhan cerita, sekali lagi saya hanya meminjam mereka. Dan alur dalam cerita ini murni milik saya pribadi, jadi mohon untuk tidak copy paste karya saya ne ^^

Jika ada beberapa hal yang dirasa menyerupai milik orang lain, itu murni ketidaksengajaan.

Warning :

Its official pairing, GS ( Genderswitch) if you don't like GS you can just leave from this page

Cast :

All of EXO Members + Wu Yi Fan a.k.a Kris

And the other cast almost all are from SM

Happy Reading

Guardian Love

Seorang yeoja dan namja terlihat duduk dengan berpeluh membasahi dahi mereka, jangan berfikir yang macam-macam. Mereka hanya baru saja selesai berlatih Karate. Namja dengan tatanan rambut rapi berwarna coklat terlihat tampan dengan senyum angel dibibir tipisnya, jangan lupakan mata sipit yang menambah kesan tampan pada namja ini, Kim Junmyeon, panggil saja dia Suho. Dan yeoja yang duduk disampingnya, Zitao, Huang Zitao, yeoja keturunan China-Korea terlihat cantik meski dengan penampilannya yang hanya memakai pakaian putih-putih khas pakaian karate, jangan lupakan sabuk hitam yang bertengger manis dipinggangnya, menunjukan bahwa yeoja ini tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan rambut panjang berwarna hitam yang dikucir kuda, bibir peach yang akan memukau siapa saja yang melihatnya ketika dia tersenyum, kombinasi yang sempurna dengan mata tajamnya yang berkantung menyerupai mata panda, cantik

"Dia temanku disekolah, bagaimana sunbae bisa mengenalnya?" Zitao dan Suho sedang membicarakan seseorang.

"Aah, aku menjaganya selama ini" Suho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Menjaganya?" Zitao mengerjap tak mengerti.

"Eum, dia seorang yang harus dilindungi" Suho menatap datar pada ZItao.

"Wae?" Zitao mengedipkan matanya, terlihat sangat imut.

"Appanya punya pengaruh besar"

"Setahuku dia tak terlalu menonjol dengan hal seperti itu, selain fakta bahwa dia selalu berulah dan sangat menyebalkan, selain hal itu kurasa dia normal"

"Memang aku mengatakan dia tidak normal?" Menatap Zitao lalu mendengus kesal.

"Haha, tidak juga sih. Lalu kenapa sunbae harus menjaganya" Zitao penasaran.

"Identitas aslinya dirahasiakan, dan jika publik mengetahui ini. Dia bisa kapan saja mendapat masalah" Suho menenggak air dari botol mineral ditangannya.

"Kurasa dialah biang masalahnya sunbae!" Zitao mengucapkan dengan lantang.

"Kau ini, seperti punya dendam pribadi saja dengannya" Suho menatap Zitao dengan tatapan menyelidik.

"Aniyo sunbae!" Elak Zitao

"Dia tak mau aku menjaganya disekolah, itu akan terlihat berlebihan menurutnya" Suho menjelaskan.

"Memang"

"Untuk itulah aku memintamu untuk menjaganya selagi aku tak bisa menjaganya, aku harus pergi selama beberapa bulan untuk mengurusi penelitianku"

"Bukankah dia tak ingin dijaga selama disekolah"

"Aku tak memintamu untuk menjaganya secara terang-terangan. Kau hanya akan menjaganya dari jauh"

"Itu sama saja sunbae menyuruhku menguntitnya" Zitao menatap sebal pada Suho.

"Benarkah? Hahaha, ayolah Zitao-ah, jaebal" Suho menangkupkan kedua tangannya didepan dada, memohon pada Zitao.

"Kenapa harus aku?" Zitao mendecak sebal. Bukannya dia tak ingin membantu sunbaenya, hanya saja dia tak ingin berurusan dengan namja angkuh yang nantinya harus dia jaga.

"Aku tak tau harus meminta tolong siapa, kau tau sendiri kan Jonghyun yang juga sunbaemu di sekolah sudah tidak seaktif kita, lagipula dia sudah kelas tiga, dia pasti tak akan mau bila ku minta melakukan hal ini. Ayolaah Zitao-ah, aku mengandalkanmu" Suho mempoutkan bibirnya, mengayunkan lengan Zitao, berusaha mengeluarkan aegyo yang bukan keahliannya untuk meluluhkan hati Zitao demi membantunya.

"Akan ku pikirkan" Zitao melengos tak tahan melihat ekspresi Suho.

"Aku akan mentraktirmu makan selama seminggu, otte?" Suho menunjukan wajahnya mengikuti arah pandang Zitao, membuat Zitao mau tak mau memandangnya.

Zitao terlihat berfikir sebelum kemudian senyum jahil tersungging dibibirnya, merasa mendapat ide bagus.

"Belikan aku handbag Gucci edisi terbaru, yang limited edition" Zitao mengajukan penawaran yang sukses membuat mata sipit Suho membelalak lebar.

"Yak! Kau mau membuatku miskin eoh!" Suho memberikan deathglare terbaiknya pada Zitao.

"Ayolah sunbae, semua orang di Korea juga tau golden card-mu itu unlimited" Zitao memutar bola matanya malas.

"Ne ne.. arraseo. Harusnya aku tau akan berakhir seperti ini" Zitao terkekeh melihat Suho yang menggerutu karena permintaannya.

Guardian Love

Hari ini Zitao harusnya memulai tugas untuk 'menguntit' teman Suho yang juga teman sekolahnya. Namun pagi tadi Zitao bangun kesiangan, dia datang sepuluh detik sebelum pintu gerbang ditutup.

"Jakammaannn!" Zitao berteriak ketika satpam sekolah sudah akan menutup pintunya. Badan rampingnya memudahkan untuk menyelinap dipintu gerbang yang menyisa sedikit celah.

"Gumawo, ahjussi jjang!" Zitao memamerkan dua jempol tangannya sembari terus berlari.

"Anak muda" Satpam sekolah Zitao hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil bergumam mengomentari tingkah Zitao yang terus berlari meninggalkannya.

Zitao berlari menyusuri koridor sekolah menuju ruang kelasnya, sambari berdoa semoga Cho sonsaengnim belum masuk kelas.

Sesampainya dikelas dia langsung duduk dikursinya mengabaikan tatapan aneh dari teman-teman.

Hosh hosh hossh Zitao berusaha menetralkan paru-parunya.

"Kau ini habis marathon atau apa sih? Kenapa ngos-ngosan (?) seperti itu" Namja berkulit putih susu yang duduk disebelah Zitao akhirnya bertanya setelah Zitao mulai bisa mengendalikan nafasnya.

Belum sempat Zitao menjawab, Cho sonsaengnim sudah memasuki kelas.

"Good Morning Student"

"Good Morning saem"

"Open your book page 123" Cho sonsaengnim mengedarkan pandangan ke penjuru kelas.

"Yak! Zitao! Huang Zitao!" Cho sonsaengnim memandang Zitao aneh.

"Ne, saem" Zitao mendongak menatap Cho sonsaengnim dan tak dapat mengartikan tatapan Cho sonsaengnim yang memandangnya, aneh.

"Mengapa seragammu berbeda dengan yang lain!" Semua anak memandang Zitao kemudian tertawa, tak terkecuali namja disebelah Zitao yang juga baru menyadari ada yang aneh dengan seragam Zitao.

"Eoh?" Zitao tak mengerti, kemudian melihat baju seragam yang ia kenakan, membandingkan dengan milik namja disebelahnya. Kemudian dengan polosnya berkata "Mengapa kau memakai seragam itu Sehun-ah, bukankah sekarang hari Rabu"

Ctakk

"YAK! Ini hari masih hari Selasa bodoh!" Sehun menyentil dahi Zitao.

"hiks, appo Sehun-ah" Zitao meringis memegang dahinya.

"Kalian diamlah! Zitao setelah pelajaran ini kau pergilah ke ruang konseling untuk melaporkan pelanggaranmu disana pada Lee Hyukjae sonsaengnim.

"Tapi saem ini kan bukan masalah besar, aku tak mau mengotori buku catatan kedisiplinanku hanya karena hal bodoh ini saem" Zitao memandangi baju seragam yang dikenakannya menyesali kecerobohannya, memprotes atas perintah Cho sonsaengnim yang menurutnya berlebihan.

"Lantas kau ingin aku menghukummu saja?"

"Begitu lebih baik asalkan saem tidak melaporkan hal ini pada Lee Hyukjae sonsaengnim supaya beliau tidak perlu menuliskannya dicatatan kedisiplinanku saem, jaebal" Zitao menangkup kedua tangannya memohon pada Cho seosangnim. Dia rela melakukan apa saja sebagai penggantinya, asal di akhir semester nanti dia tidak mendapat teguran dari kedua orangtuanya mengenai catatan kedisiplinan yang selama ini memang selalu bersih.

Zitao termasuk anak cerdas dikelasnya, dia dan Oh Sehun, namja berkulit putih susu berwajah tampan dengan rambut dark brown, yang duduk bersebelahan dengannya memang dikenal pintar, keduanya selalu berkompetisi untuk menjadi yang terbaik, jika posisi satu tidak jatuh pada Oh Sehun, berati Zitao yang memilikinya. Jangan lupakan Do Kyungsoo, Byun Baekhyun dan Park Chanyeol. Mereka adalah lima terbaik yang dimiliki XoXo High School. Diantara mereka berlima sejujurnya Do Kyungsoo adalah yang paling muda, dia mengikuti dua kali kelas akselerasi, jadi saat ini umurnya baru menginjak 15 tahun, wajah imutnya semakin terlihat imut jika berada diantara mereka, dengan mata bulat, rambut panjang sepunggung dengan poni menutupi dahinya, jangan lupakan bibir yang membentuk love shape jika dia tersenyum, aah benar-benar imut.

*back to class*

"Baiklah, kalau begitu sepulang sekolah kau harus membersihkan semua toilet yang ada disekolah ini" Cho sonsaengnim memberikan hukuman Zitao dengan sangat tenang.

"MWO?" Zitao berdiri dan berteriak begitu mendengar hukumannya "Mengapa harus semuanya saem" Zitao bertanya dengan nada tak terima.

"Baiklah, hanya toilet yeoja saja. Sekarang duduk, kita mulai pelajaran lagi" Sehun menarik tangan Zitao untuk segera duduk.

Guardian Love

Bel istirahat baru saja berbunyi, semua anak berhamburan keluar menuju satu tempat untuk mengisi perut mereka, kemana lagi kalau bukan kantin. Tak terkecuali dengan Sehun, Chanyeol, Baekhyun dan Kyungsoo.

"Kau tak ke kantin eonni?" Kyungsoo bertanya pada Zitao setelah menyadari bahwa Zitao tak mengikuti mereka.

"Kalian duluan saja, aku akan ke toilet dulu" Zitao kemudian berjalan pergi mendahului teman-temannya.

"Mau ku temani?" Baekhyun menawarkan untuk menemani ZItao.

"Ayolah, apa aku terlihat seperti bocah 5 tahun yang akan tersesat bila dibiarkan berjalan sendiri" Zitao mendengus sebal.

"Kudengar toilet diujung lorong itu berhantu Tao-ah" Mereka yang memang tahu bagaimana watak Zitao kemudian memilih kabur, diiringi oleh teriakan dari Zitao.

"YA! Park Chanyeol! Mati kau setelah ini!" Zitao berusaha mengejar, namun mengingat dia memiliki urusan yang harus diselesaikan jadilah dia memutuskan untuk menyerah dan kembali menuju toilet.

"Aiissshhh, Park Chanyeol sialan! Harusnya aku bisa menghemat waktu dan tidak perlu repot mengitari gedung sekolah hanya untuk menggunakan toilet, awas kau PARK!" Zitao menggerutu sepanjang jalan sekembalinya dari toilet, akibat ulah Park Chanyeol yang menakutinya, Zitao tak jadi menggunakan toilet diujung lorong, dan dia harus menggunakan toilet di gedung sebelah. Sahabat-sahabatnya itu memang mengetahui jika Zitao takut pada hal yang seperti itu.

Flashback on

Pernah suatu ketika mereka berlima pergi ke sebuah pasar malam, disana ada wahana Rumah Hantu, Zitao awalnya mati-matian menolak, namun setelah dipaksa oleh para sahabatnya dia akhirnya mau, dan yang terjadi adalah Zitao berteriak histeris sepanjang lorong, hantu yang harusnya menakuti mereka justru kaget atas setiap teriakan yang keluar dari mulut yeoja ini, dan jangan lupakan lengan Oh Sehun yang lebam karena dicengkram terlalu keras oleh Zitao selama didalam Rumah Hantu. Setelah berhasil keluar dari wahana itu sambil terisak Zitao berkata bahwa dia tak akan mau memasuki wahana itu lagi, dan Sehun berkata "Demi Tuhan Huang Zitao! aku tak akan memasuki wahana itu lagi denganmu, kau bahkan lebih menyeramkan dari setan didalam sana!"

Sejak saat itu, bila mereka mengunjungi pasar malam, mereka akan menggoda Zitao untuk kembali masuk ke dalam sana. Dan Zitao akan menjawab "Jatuhkan saja aku dari Bianglala dari pada aku harus masuk kedalam sana"

Flashback off

Zitao terus menggerutu sepanjang koridor, tak henti menyumpah sahabat yang membuatnya harus berjalan memutar demi menuju toilet.

Zitao menghentikan langkahnya ketika melewati lapangan basket, disana ada segerombolan namja yang memilih menghabiskan waktu mereka untuk bermain basket. Tak semua namja disana melakukannya karena benar-benar ingin, maksutku kalian pasti tau sendirilah bagaimana situasi kantin ketika jam istirahat, penuh sesak dengan manusia-manusia kelaparan yang siap melakukan apa saja demi mendapatkan makanan dan tempat duduk ternyaman, kalian pasti pernah merasakannya bukan. Nah, sebagian namja disana bukan tak punya rasa lapar, mereka hanya malas berdesak-desakan. Dan perlu kalian tau, namja-namja yang sedang bermain basket itu adalah murid kelas 11-6. Jika Zitao dan sahabat-sahabatnya yang merupakan lima terbaik yang dimiliki oleh XoXo High School ada dikelas unggulan 11-1, bisa kalian bayangkan siapa namja-namja yang berada dilapangan basket itu. Yap, that's right! Mereka adalah sekumpulan namja pembuat onar yang kerjanya membolos, membuat masalah, berkelahi dengan murid lain dan masih banyak lagi.

"Berikan bolanya padaku!" Namja yang baru saja berteriak meminta bola adalah Kim Jongin tapi dia selalu ingin dipanggil Kai, namja itu terlihat tampan dengan postur tubuh tinggi, setara dengan Sehun namun Kai memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan namja lainnya, itu juga yang membuat yeoja-yeoja yang saat ini mengelilingi lapangan basket berteriak-teriak mengelu-elukan namanya, memandang Kai dengan tatapan lapar. Apalagi bibir tebal Kai terus menyunggingkan senyumnya sambil sesekali memberikan flykiss untuk yeoja-yeoja itu, membuat mereka semakin kencang meneriakan namanya.

Disana tak hanya nama Kai yang dielu-elukan para yeoja, mata Zitao menyipit mencoba mengenali namja lain yang juga sedang bermain basket bersama Kai.

Dia mengubah warna rambutnya gumam Zitao. Terlihat fokus Zitao pada namja yang kini memegang kendali penuh pada bola, berusaha memasukan bola itu pada keranjang dengan jarak yang cukup jauh, karena namja itu kini tepat berdiri ditengah lapangan.

"Berikan bola itu padaku Kris!" Sebuah suara yang menginterupsi tak mengurangi fokus namja itu dalam membidik sasaran.

"Jangan mimpi" namja itu bersua kemudian melompat dan melempar dengan satu tangannya, dan..

Happ..

Three point, ya kurasa itu adalah three point. Keseimbangan yang sempurna membuat namja itu bisa mendarat dengan baik.

Bisa dibayangkan bagaimana reaksi yeoja-yeoja dipinggir lapangan, mereka yang semula meneriakan nama Kai, kini beralih meneriakan nama Kris.

Kris oppa saranghae

Oppa saranghae

Oppa kau yang terbaik

Kira-kira begitulah teriakan yang dihasilkan para yeoja setelah melihat aksi Kris tadi. Kris tak seperti Kai, dia tak menyebar senyum pada setiap yeoja yang ditemuinya, tak hanya yeoja, Kris bukanlah orang yang ramah terhadap orang lain, hanya sedikit orang yang bisa berkomunikasi dengannya. Kris memang terkenal dingin dan tertutup. Dia hanya punya Kai dan Chen yang menemaninya kemanapun. Meskipun sikapnya tak ramah, namun tampang Kris tak buruk untuk dijauhi, bahkan bisa dibilang dia sangat sempurna. Dengan tinggi yang melebihi Chanyeol, perlu kalian tahu bahwa Chanyeol itu lebih tinggi dibanding Sehun dan Kai, jadi kalian bisa bayangkan seberapa tinggi seorang Kris, dia memiliki mata elang yang tajam, rahang yang tegas, dan wajah tampan perpaduan China-Korea-Kanada yang membuatnya terlihat sangat dan sangat dipuja para yeoja, belum lagi fakta bahwa dia menyandang marga Wu. Ya, dia adalah seorang WU. Ayahnya adalah laki-laki China beristrikan perempuan Korea berdarah Kanada. Wu Hankyung seorang pebisnis handal memperistri seorang model bernama Kim Heechul setelah keduanya bertemu dalam acara pelelangan untuk menggalang dana bagi penyandang cacat. Dan akhirnya Kim Heechul mengubah marganya menjadi Wu Heechul setelah resmi menjadi istri seorang Wu Hankyung. Tak lama lahirlah baby namja bernama Wu Kris putra mahkota keluarga WU, penerus WU Corp, pemilik perusahaan kilang terbesar di China. Sstt, fakta ini dirahasiakan.

Sebenanya Kris sangat jengah dengan pandangan dan teriakan para yeoja disetiap kali dia melakukan sesuatu, mereka selalu membuntutinya. Namun mengingat Kai sangat suka tebar pesona pada yeoja-yeoja itu membuat Kris tak bisa berbuat banyak, karena disekolah dimanapun ada Kris disitu ada Kai dan Chen.

Seperti saat ini, Kris menghempaskan tubuhnya dipinggir lapangan, menenggak air dari botol dalam genggamannya. Matanya menatap jengah pada yeoja-yeoja dipinggir lapangan, sampai akhirnya matanya menyipit melihat seorang yeoja yang memakai seragam berbeda dari yang dipakai siswa lainnya.

Merasa diperhatikan, Zitao memilih pergi. Namun dia tak cukup menyadari bahwa disampingnya ada tiang penyangga pinggir lapangan. Tangannya terkantuk pada tiang itu, membuat Zitao meringis kesakitan.

Benar-benar sempurna hari ini pekik Zitao dala hati.

Zitao melangkahkan kakinya menuju kantin dengan tergesa. Dia sangat lapar sekarang ini.

"Tao-ah, yeogi!" Baekhyun berteriak memanggil Zitao.

Setelah menemukan teman-temannya, dia mendudukan diri disamping Sehun.

"Kenapa lama sekali sih?" Sehun menggerutu karena menunggu Zitao terlalu lama.

"Kau Park Chanyeol! Terimakasih karena telah membuatku berjalan memutar untuk menggunakan toilet di gedung sebelah!" Zitao menatap tajam pada Chanyeol, dia terlalu lapar untuk mematahkan lengan Chanyeol saat ini, walaupun sejujurnya dia sangat ini melakukannya.

"Hahaha, jinjayo?" Chanyeol dan yang lain tertawa mendengar gerutuan Zitao.

"Eonni, ada apa dengan tanganmu?" Kyungsoo khawatir dengan Zitao yang terus mengusap lengannya.

"Gwenchana, aku hanya membentur pintu saat ditoilet tadi" Zitao tersenyum memamerkan susunan gigi putih miliknya, sambil bergelayut manja pada lengan Sehun.

"Jinjayo? Kenapa kau ceroboh sekali, sini biar ku lihat" Sehun menatap Zitao dan merengkuh tangan Zitao meminta akses untuk melihat luka Zitao. Dengan cepat Zitao menyingkirkan tangan Sehun.

"Aku lapar Sehun-ah" Zitao justru mengambil mangkuk sup milik Sehun dan memakannya.

"Kau kan bisa pesan sendiri" Sehun mendesis karena Zitao mengambil makanan miliknya.

"Tak akan sempat, lima menit lagi sudah bel masuk" Zitao membela diri.

"Salah sendiri kenapa tak langsung kemari" Sehun masih saja menggerutu, tak ikhlas miliknya diambil paksa oleh Zitao.

"Kalo kau menggerutu terus aku akan muntahkan kembali makanan ini supaya kau bisa memakannya" Zitao menatap Sehun tajam.

Skak, Sehun kalah dan memilih diam.

"Makanlah, kami menunggumu eonni" Kyungsoo menyodorkan botol air mineral minumnya pada ZItao.

"Gumawo Kyungie" Zitao mencubit pelan pipi Kyungsoo yang duduk dihadapannya.

Saat ini mereka sudah didalam kelas, namun Im sonsaengnim belum datang. Jadilah mereka saling berbincang didalam kelas.

"Sehun-ah" Zitao memanggil Sehun.

"Emm" Sehun menjawab dengan pandangan tetap pada komik yang sedang dibacanya.

"Kau masih marah padaku?"

"Ani" Sehun menjawab sekenanya.

"Kalo begitu sepulang sekolah nanti temani aku membersihkan toilet ne" Zitao menatap Sehun dengan puppy eyes miliknya, menggoyang-goyangkan lengan Sehun.

"Mwo? Shireo!" Sehun menolak untuk menemani Zitao.

"Kalian harus bertanggungjawab karena membuatku takut memasuki kamar mandi" Zitao memajukan bibirnya pertanda kesal.

"Yang meledekmu itu Chanyeol, bukan aku. Kenapa tak meminta temani Chanyeol saja" Sehun menunjuk punggung Chanyeol dengan dagunya. Chanyeol memang duduk dibangku depan mereka bersama Baekhyun, sedang Kyungsoo duduk sendiri dibangku yang bersebelahan dengan bangku Zitao.

"Kalian kan yang memaksaku masuk Rumah Hantu waktu itu! Hiks" Zitao mulai terisak, dia takut kalau Sehun tidak mau menemaninya membersihkan semua toilet yeoja yang ada disekolahnya. Kalian tidak lupa dengan tugas terhormat yang diberikan oleh Cho Kyuhyun sonsaengnim pada Zitao pagi tadi kan.

"Baiklah. Baiklaaah aku akan menemanimu" Sehun mengalah dan mengelus pucuk kepala Zitao untuk menenangkannya.

"Jinja?" Zitao mengerjapkan matanya.

"Jangan bersikap seperti itu, atau ku tinggalkan kau ditoilet nanti" ancam Sehun.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas, hanya tersisa Zitao, Sehun, Baekhyun, Chanyeol dan Kyungsoo. Baekhyun dan Chanyeol memutuskan untuk membantu Zitao dan Sehun membersihkan toilet.

"Eonni mianhae, aku tak bisa membantumu. Aku harus mengikuti les piano sepulang sekolah, mianhae" Kyungsoo menggenggam tangan Zitao dan penyesalan terpancar jelas dimatanya.

"Gwenchana Kyungie-ah, lagipula ini tak akan memakan waktu lama" Zitao menatap Kyungsoo lembut.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang dulu ne, Chan oppa Sehun oppa Baek eonni dan Tao eonni annyeong" Kyungsoo sudah berjalan sampai dipintu sebelum akhirnya berbalik dan menggangkat kedua tangannya sebatas dada dan berkata "yeorobun fighting" setelah mengucapkan itu dia kemudian berbalik cepat dan berlari.

Yang ditinggalkan hanya menatap pintu yang sudah kosong itu sebelum akhirnya saling berpandangan dan tertawa. Kyungsoo, gadis kecil itu selama ini memang sangat pendiam, dia hanya akan berbicara dan tertawa seperlunya saja, namun begitu dia sangat peka terhadap hal-hal kecil disekitarnya, apalagi jika menyangkut orang-orang yang dikasihinya. Langkah kecilnya menyusuri koridor sekolah memancing pandang sekelompok namja yang sedang bermain basket. Pemain basketnya masih sama seperti saat istirahat tadi, sepertinya mereka belum puas menghabiskan waktu 20 menit istirahat tadi untuk bermain basket. Bedanya, kini hanya tersisa tiga namja saja, siapa lagi kalo bukan Kris, Kai dan Chen.

"Kalian one by one saja, aku lelah" Kai berjalan keluar lapangan, mengambil botol mineral kemudian menenggaknya hingga bersisa hanya setengahnya saja.

"Kau mau kemana?" Chen berteriak dengan suara cemprengnya.

"Toilet" Kai menjawab sambil berlalu.

Dikoridor sekolah Kai melihat seorang yeoja berjalan kearahnya. Yeoja itu berjalan menunduk memainkan ujung tali tas ranselnya, saat yeoja itu akhirnya menatap depan, pandangan matanya saling bertemu dengan sepasang mata milik Kai.

DEG

Kai merasakan sekujur tubuhnya menegang, dadanya bergemuruh, detak jantungnya berpacu cepat, darahnya mendesir menciptakan rona hangat diwajahnya, wajahnya pasti sangat merah sekarang.

Kyungsoo, yeoja pertama yang berhasil melakukan itu pada Kai. Yeoja bermata bulat dengan bibir kissable berbentuk hati itu terlihat sangat imut dengan bando yang menghiasi rambut hitam panjangnya, poni yang dibiarkan tergerai menutupi dahinya semakin menambah kesan manis padanya. Kyungsoo tak terlalu tinggi memang, namun itu tak mengurangi ketertarikannya pada Kyungsoo, sempurna untuk ku peluk mungkin itu yang ada dipikiran Kai saat ini, mengingat betapa pervertnya seorang Kim Jongin.

Kai sudah bersiap dengan memberikan senyum terbaik yang dimilikinya, berharap yeoja itu akan menatapnya dan meneriakan namanya, Kai cukup yakin dengan hal itu, mengingat perlakuan para yeoja selama ini padanya, Kai yakin bahwa yeoja yang kini berhadapan dengannya kurang dari 5 langkah itu akan melakukan hal yang sama.

4 langkah

3 langkah

2 langkah

Dan..

Yeoja itu melewatinya begitu saja, Do Kyungsoo mengabaikan seorang Kim Jongin, daebak!

Kai menatap kebelakang dan mendapati punggung Kyungsoo, mulutnya masih menganga tidak percaya dengan kejadian barusan. Hey bung, kau baru saja diabaikan oleh yeoja berumur 14 tahun, kau tau?

Guardian Love

Disebuah kamar dengan ukuran yang cukup, oh sangat luas, disana terdapat poster beberapa pemain basket, disela poster tersebut ada keranjang basket menggantung cukup tinggi, disudut kamar dibawah poster terdapat meja yang menanmpung sebuah bola basket, dan beberapa handband. Ditengah kamar, terdapat kasur kingsize dengan seprai bermotif bendera USA. Diatas kasur ada seorang namja yang berkutat dengan smartphonenya, berusaha menelpon seseorang sepertinya.

"Hyung, temani aku ke club malam ini, aku bosan dirumah!" Namja itu langsung berbicara setelah panggilannya terhubung.

"Mianhae Kris, aku tak bisa. Yixing sedang sakit, dia membutuhkanku" Yap, ini adalah kamar Kris Wu dan seseorang yang ditelponnya adalah, siapa lagi jika bukan Suho. Bukannya tadi sudah ku katakan jika Kris tidak memiliki banyak teman. Temannya mungkin banyak, namun mereka hanya datang dan pergi sesukanya, yang benar-benar setia hanyalah Kai, Chen, dan namja ini, namja yang sekarang sedang ditelfonnya, Suho.

"Hyung pikir aku tak membutuhkanmu"

"Jangan berlagak seperti seorang gay Kris, kata 'aku membutuhkanmu' terdengar sangat menjijikan ketika kau yang mengucapkan!" Suho bergidik ngeri membayangkannya.

"Ayolah hyung" Kris memaksa Suho untuk mau menemaninya.

"Pergi saja sendiri, atau ajak Kai dan Chen. Jika kau mengajakku karena mengkhawatirkan keselamatanmu, kau tak perlu khawatir, karena aku akan meminta temanku untuk menjagamu. Kau bisa melakukan apa saja di club dengan tenang"

"Kau pikir aku bocah berusia 5 tahun yang akan menangis jika bertemu dengan orang asing, ayolah hyung, bukan itu yang aku khawatirkan, aku membutuhkan teman saat ini aku benar-benar bosan. Kai dan Chen sedang balapan sekarang, jika tidak aku tak akan repot memintamu menemaniku" Kris menggerutu.

"Kenapa kau tak ikut balapan dengan mereka?" Suho heran, biasanya Kris sangat antusias dengan hal-hal seperti ini.

"Aku malas hyung, ayolaah" Kris masih berusaha membujuk Suho untuk mau menemaninya.

"Yixing sakit Kris, kau tau kan dia hanya punya aku di Korea, orang tuanya sudah berbaik hati membolehkannya tinggal disini bersamaku, dan dia tanggungjawabku saat ini, ku mohon kali ini saja, mengertilah" Suho memelas meminta Kris untuk mengerti keadaanya yang tak mungkin meninggalkan Yixing, yeojachingunya yang sedang sakit.

"Baiklah hyung, aku pergi sendiri saja, sampaikan salamku pada Yixing jie, jika kondisinya tak kunjung membaik segera bawa ke rumah sakit menemui Choi uisanim ne"

Suho tersenyum mendengar penuturan Kris, Kris mungkin namja dingin yang tak peka, namun jika sudah menyangkut orang-orang terdekatnya dia akan bertindak penuh kasih, seperti saat ini.

"Aku tau Kris, terimakasih dan salammu akan ku sampaikan pada Yixing"

PIPP

30 menit kemudian diparkiran sebuah club, seorang yeoja baru saja turun dari sebuah taxi, dengan celana jeans sebatas paha dan kaos berlengan panjang berwarna peach, serta sepatu kets. Tampilan kelewat santainya ini memang kurang pas untuk dresscode sebuah club. Karena memang yeoja itu sebelumnya tak berniat mengunjungi club.

"Suho hyung benar-benar merepotkan, mengapa menitipkan bayi besar yang bahkan lebih merepotkan dibanding bayi sih" Yeoja itu menggerutu dalam langkahnya memasuki club.

To be Continued

Otte? Sebenarnya tidak cukup yakin dengan tulisan ini, tapi aku ingin ada orang lain yang membaca karyaku dan menanggapinya. Jadi aku harap kalian mau meninggalkan tulisan kalian di kotak review untuk mengomentari karyaku ini apakah layak lanjut atau tidak.

Gumawo ^^