Jaejoong's POV

Aku hendak keluar dari kamar, saat membuka pintu aku melihat didepan pintu yang berada disebelah kamarku. Aku melihat noona ku sedang bersama seorang pria. Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya. Dari belakang aku melihat punggung yang lebar, tegas, tinggi dan kemeja hitam yang dia kenakan mencetak jelas lekuk tubuhnya yang sangat sempurna.

Dengan tidak perduli aku terus berjalan, lagipula mereka sedang berbicara dan tidak melihat keberadaanku. Namun aku sedikit menoleh saat mereka berciuman. Dari tempat aku berdiri aku masih belum melihat wajah pria itu. Apa dia kekasih noona?

Kenapa aku tidak pernah tahu kalau noona memiliki kekasih.

Sesaat aku membayangkan kalau diposisi noona adalah aku. Aku akan samgat terbuai dan gemetaran direngkuh dan dicium oleh pria segagah itu.

"Astaga Kim Jaejoong! Kau memikirkan apa sih"

Aku merutuk pelan dalam hati sambil memukul-mukul kepalaku pelan. Tidak mungkin aku membayangkan berciuman dengan kekasih noona ku sendiri.

Uhm yahh well.. Aku memang.. Memang sering membayangkan direngkuh oleh pria segagah itu. Aku.. Aku tidak menyukai wanita.

Aku mengedikkan bahuku dan melanjutkan perjalanan ku menuju dapur. Aku baru sadar lagi kalau aku mau kedapur membuat makanan. Aku merasa sangat lapar.

Tapi aku masih heran, kenapa mereka berciuman didepan kamar noona?

Sambil berjalan aku memikirkan sesuatu.

"Astaga! Tidak mungkin kan mereka akan melakukan hal 'itu'?" bisikku pelan sambil menuruni tangga.

Aku menggelengkan kepalaku untuk membersihkan pikiran ku yang konyol. Dan sangat konyol.

Setelah sampai didapur aku langsung memakai aproan dan mulai mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas. Aku akan membuat makan malam untuk ku dan noona.

Appa dan eomma sedang pergi ke rumah nenek yang sedang sakit di kampung. Bibi Han juga sedang sakit, jadi tidak ada yang memasak dan membereskan rumah selama dua hari ini.

Setelah berkutat selama setengah jam dengan masakanku. Aku mulai menghidangkannya di meja makan. Aku melirik jam yang tergantung di ruang makan. Masih jam 7 malam.

Aku melihat lagi ke arah tangga tapi pria itu belum ada tanda-tanda akan turun dari kamar noona.

Sebenarnya apa yang mereka lakukan? Aku ters bertanya-tanya dalam hati.

Ketika aku akan menaiki tangga untuk memanggil noona makan malam, pria itu muncul.

Dia muncul dari arah tangga dan turun. Kami bertemu dan bertatapan.

Aku hampir saja berteriak melihat ada seorang dewa yunani didepanku!

Oh my goddess!

Dia sangat tampan. Matanya sipit seperti musang, hidung nya mancung, rahangnya tegas dan kokoh. Seakan jika aku memegangnya tanganku akan lembek seperti jelly. Bibirnya sangat seksi berbentuk hati!

Ya Tuhan bibir itu.. Sungguh seorang dewa.!

Kulitnya berwarna Tan dan rambutnya hitam. Kami berhadapan saat aku hendak menaiki tangga.

Dia berada dua anak tangga dari ku. Mata itu menatapku dengan tajam.

Aku.. Aku merasa seperti tersedot dalam pusara gairah dan perasaan yang aneh.

Aku.. Aku tidak tahu mata dan tatapan itu mampu membuat jantungku berdetak lebih kencang.

"Ehem.." dia berdehem dengan suara berat.

Astaga! Kim Jaejoong sadarlah. Bahkan kau hampir saja menumpahkan liur mu dihadapannya.

Aku tersenyum manis padanya. Dan menyapanya "Hai" namun dia hanya memandangku dengan tatapan tajam nya dan wajah dingin.

Aku seakan menciut, rasanya sesak sekali diabaikan seperti itu. Selama ini para pria yang dulu bersekolah denganku bahkan sampai mengejarku. Bahkan pria straight saja mampu berbelok demi aku.

Tapi pria tampan didepanku yang merupakan kekasih noona ku berlaku dingin padaku.

Dengan perlahan aku mengembalikan bentuk bibirku agar tidak tersenyum.

Aku memandangnya yang masih berdiri dihadapanku. Dia tidak bergerak. Sesaat aku diam sampai aku berseru "Oh my god!" aku rupanya mengahalangi jalannya.

Aku bergeser kesamping tangga agar dia bisa berjalan.

Tapi dari atas tangga noona ku datang dengan wajah fresh terlihat sehabis mandi. Dan saat aku mengalihkan pandangaku pada pria itu lagi. Kemeja nya terlihat kusut dibagian depan. Dan rambutnya sedikit berantakan.

Apa mereka melakukan sesuatu dikamar noona?

Kalau begitu aku tidak mau membereskan kamar noona.

"Joongie-ya, kau sedang apa disitu?" tanya noona setelah tiba disamping pria itu.

"Aku mau memanggil noona. Aku sudah masak untuk makan malam, sebaiknya kita makan dulu" jawabku sambil menatap noona ku. Saat aku mengalihkan kembali pandanganku, pria itu masih menatapku dengan intens. Dia mengarahkan pandanganku pada tubuhku. Dari atas kenawah.

Aku merasa gugup dan buru-buru berbalik kembali menuju ruang makan. Diikuti oleh noona dan pria tampan tadi.

"Joongie, kenalin ini Yunho kekasih noona" ujar noona yang duduk didepanku. Pria disampingnya masih menatapku.

Aku merasa tidak enak ditatap sedemikian rupa. Tatapannya seakan-akan hendak menelanjangiku. Aku sedikit.. Takut. Meski awalnya aku terpesona.

"Kim Jaejoong" aku memperkenalkan diri sambil menyodorkab tanganku. Dia membalas jabatan tanganku. Tangannya terasa sangat lebar dan hangat. Aku merasa akan sangat puas jika direngkuh tangan itu.

Astaga Jaejoong! Mulai lagi.

"Jung Yunho"

Dan demi Tuhan suaranya sangat seksi!

Setelah perkenalan itu pria itu pulang. Noona menceritakannya padaku kalau mereka sudah berpacaran selama 2 tahun. Yunho berusia 28 tahun dan seorang pengusaha muda yang kaya dan juga pewaris Jung Corp. Dan yang tidak bisa aku percaya bahwa noona akan menikah dengan Yunho secepatnya.

Yunho sudah melamar noona pada orang tua kami. Tapi.. Kenapa aku tidak tahu acara lamarannya? Apa saat aku keluar kota dia melamar noona?

Dan apa yang lebih membuatku kaget lagi bahwa pernikahan noona sudah diatur dan tinggal dilaksanakan. Setelah noona memperkenalkan Yunho padaku dua bulan lalu mereka akan menikah dua hari lagi. Semuanya sudah siap.

Aku sedang rebahan dikamarku setelah seharian menemani noona ke butik untuk melihat gaun pengantinnya.

Aku mengambil cuti selama lima hari dari kantor. Aku bekerja di sebuah kantor arsitektur. Aku kuliah mengambil jurusan design arsitektur. Dan bekerja disalah satu kantor arsitektur sejak setahun yang lalu.

Setelah aku dan tim ku selesai dengan proyek untuk mendesain bangunan mall yang sangat besar, aku mendapat cuti selama lima hari dan aku gunakan saat pernikahan noona ku.

Aku bangkit dari kasur dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi

Setelah mandi aku kembali rebahan dikasur. Aku melihat jam ternyata sudah jam 8 malam.

Saat kami makan malam tadi, Yunho juga ikut makan malam. Dia mau menginap disini sekalian besok mau mengurus dekorasi untuk pesta pernikahan mereka dirumah ini.

Padahal kan Yunho sangat kaya. Dan setahuku perusahaanya bergerak dibidang hotel dan mall. Dia pasti punya banyak hotel, kenapa tidak gunakan saja salah satu hotelnya untuk pesta nya.

Lagipula kenapa dia juga harus ikut turun tangan mengurusnya langsung dirumah ini. Padahal rumah ini kan tidak terlalu besar seperti rumahnya.

Karena kelelahan aku mulai terlelap dikasurku. Bahkan aku lupa untuk mengunci jendela dan pintu kamarku.

Aku merasa terlelap cukup lama sampai aku merasakan ada sesuatu yang basah dan bergerak diatas bibirku.

Aku masih sangat mengantuk, aku merasa itu seperti dalam mimpiku. Tapi semakin lama aku semakin tidak bisa bernapas. Dan bibirku berdenyut seperti digigit. Sambil menahan kantuk aku mencoba membuka mataku perlahan.

Sama-samar aku mengerjapkan mataku dan melihat ada sosok diatas tubuhku. Antara sadar dan tidak sadar aku mendorong sosok itu dan mengerjapkan mataku kembali.

Aku merasakan belaian pada pipiku dan kembali bibirku dibungkam oleh...

Bibir!

"Hmmm.." setelah sadar sepenuhnya aku melotot dan memberontak. Tapi pria diatasku masih terus menciumi bibirku.

Aku menendangnya sampai ia jatuh terpelanting kebelakang. Aku semakin melebarkan mataku yang lebar saat melihat siapa priaa itu.

"Yunho!" aku memekik keras melihat Yunho bangkit lagi dan menindih tubuhku. Aku kembali berontak sambil memukuli nya dan menampar wajahnya.

Setelah aku menamparnya Yunho terdiam dengan napas memburu. Aku manarik napas dan menghirupnya banyak-banyak.

"Apa.. Apa yang sedang kau lakukan disini?!" aku memekik keras. Astaga ini tengah malam dan Yunhi hendak memperkosaku. Aku beringsut mundur dan hendak lari. Tapi sialnya Yunho menangkan kakiku dan menyeretku ketengah ranjang.

"Akh!" aku memekik keras saat dia kembali menindihku dan memaksa menciumiku.

Aku.. Aku memang mengagumi Yunho. Ketampanannya dan semuanya. Tapi.. Tapi aku tidak mau diperlakukan seperti ini sedangkan besok lusa hari pernikahannya dengan noona ku.

Aku bukan pelacur. Aku punya harga diri, meskipun aku menyukai pria tapi aku hanya ingin melakukannya dengan pria yang menyukaiku juga bukan seperti ini. Ini salah..

Plak!

Aku terdiam dengan napas memburu. yunho.. Yunho menamparku? Aku merasakan perih pada pipiku. Kemudian Yunho membelai pipiku dan menciumi nya.

"Diamlah Jae! Aku tahu kamar ini kedap suara. Meskipun kau berteriak mereka tidak akan mendengarkan teriakanmu." setelah mengucapkan itu dia menarik piamaku sampai seluruh kancingnya lepas. Aku masih terdiam dengan lelehan air mata yang mengaliri pipiku.

Yunho mulai menciumi wajahku dan menelusurkan lidahnya dileherku. Dia menjilati leherku dan menggigiti nya. Ciumannya turun ke dadaku dan bermain dengan dadaku.

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Air mata terus merembes dari mataku.

"Hiks.." satu isakan lolos dari mulutku. Aku membekapnya agar tidak berteriak. Sekalipun berteriak akan percuma karena kamar ini kedap suara.

Aku merasa diriku sangat bodoh dan lemah. Aku pria, jelas aku punya kekuatan untuk meberontak tapi kekuatan Yunho lebih besar lagi dariku.

Aku masih terdiam dengan mulut dibekap membiarkan Yunho bermain dengan tubuhku.

Aku merasa.. Aku merasa jijik pada diriku sendiri. Kenapa aku diam saja, aku sudah menghianati noona ku.

"Ah Jae. Tubuhmu sangat luar biasa menggoda" Yunho mendesis didekat kaki ku. "Dari luar pakaian mu saja kau sangat menggoda. Pantat sintalmu seolah mengundangku untuk merasuki mu. Dadamu yang montok seakan mengajaku bermain. Astaga Jae, tubuhmu sangat luar biasa menggoda" cerocos Yunho.

Aku mendongak kearah kakiku dan melihat Yunho sudah telanjang bulat. Membuat mataku semakin melebar. Aku merapatkan kedua kakiku.

Tubuh Yunho sangat sempurna. Dengan kulit kecoklatan, dada yang bidang dan kekar. Perut yang rata dan six pack. Aku tidak sanggup melihat kejantanannya yang sudah besar dan terlihat kokoh.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.." aku semakin terisak melihat Yunho sudah siap menggagahi ku. Aku jijik pada diriku sendiri. Kenapa aku selemah ini kepada Yunho? Apa karena aku mengaguminya?

Dan aku juga jijik pada diriku ini, seakan tubuhku tidak tahu diri malah batangku ikut mengeras.

"Aahh.." aku menjerit keras dan berjengit saat sesuatu menerobos lubangku. Yunho memasukan jarinya, rasanya sangat perih dan panas. Disusul jarinya yang lain sampai aku tidak tahu berapa jarinya yang masuk.

"Aahh.. Ahhhss.." aku meringis keras saat benda yang lebih besar yang menerobos masuk pantatku. Aku merasakan pantatku sangat panas.

Yunho menggeram diatasku dan berusaha memasukan batangnya kelubang pantat ku. Ini sakit.. Aku tidak kuat lagi. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Akh!" aku berjengit saat sesuatu dalam tubuhku tersentuh kejantanan Yunho. Rasanya sangat nikmat dan menyengat tubuhku.

Yunho membelai pipiku dan mengusap air mataku. Dia menatapku dengan intens dan tatapan memuja. Sangat berbeda dengan tatapannya saat didepan noona dan keluarga ku.

"Relax Jae. Kau akan menikmatinya, aku janji kau akan menjerit nikmat setelah ini"

Aku muak mendengar kata-katanya. Aku menggeleng cepat tapi tubuhku justru menerima Yunho. Yunho mulai bergerak pelan, aku meringis perih saat kulit pantatku bergesekan dengan kejantanan Yunho.

Seiring berjalannya kegiatan Yunho, ia semakin mempercepat gerakannya.

Genjotan Yunhi semakin cepat dilubangku. Tubuhku terlonjak-lonjak dan menghentak. Terdengar bunyi derit ranjang yang bergoyang dengan seiringnya gerakan maju mundur kejantanan Yunho ditubuhku.

"Aahh.. Ahh.. Ahhhh..." aku menggigit bibirku sampai berdarah ketika mulut lancangku mendesah tak karuan.

"Aakhh..!" aku terus terlonjak dan mendesah saat prostatku berkali-kali disentuh batang Yunho yang besar

"Aahh Jae. Kau.. Ahh.. Kau sangat.. Aahh.. Your fucking hole so tight. Ahh.. Ahh.. Ah..." Yunho meracau tak tahu diri sambil menatap wajahku.

Aku memejamkan mataku dan mendongakkan kepalaku kebelakang. Aku sungguh tidak kuat menerima kenikmatan ini.

Ini.. Ini dosa. Aku tahu ini sangat salah.. Ini salah. Aku tidak seharusnya menikmati persetubuhan ini dengan Yunho. Ini salah, Yunho akan menjadi suami noona ku.

"Aahh.. yunho. Aahh.. Ahh.."

"Yeah Jae.. Shhh.. Sebut namaku terus."

Gerakan Yunho menggenjot lubangku semakin menggila. Aku benar-benar tidak bisa berpikir waras. Aku menyukai Yunho. Aku mengagumi Yunho. Dan aku menyukai cara Yunho menyetubuhi ku.

Yunho meraih kejantananku dan mengurutnya. Aku menggila dan mendapatkan dua kenikmatan sekaligus.

Setelah mengurut kejantanannku, Yunho mencium bibirku. Aku ingin berciuman dengan Yunho. Aku ingin merasakan mulut Yunho dimulutku sebelum dia menjadi kaka iparku. Biarkan aku egois sekali ini saja.

Maafkan aku noona.

Maafkan aku appa.

Maafkan aku eomma..

"Jaeeehh.. Akuh.. Ahh.."

Croot.. Croot...

Yunho ambruk diatas tubuhku saat dia menyemburkan semua benihnya didalam diriku. Aku terkulai lemas saat merasakan orgasme yang sangat membuat tubuhku melayang.

Keringat ku dan Yunho menjadi satu. Ruangan ini berubah dari bau lavender menjadi bau sperma.

"Asshh.." aku meringis saat Yunho bangkit dari tubuhku dan mencabut pelan kejantanannya.

Aku masih terkulai lemas dengan dada yang kembang kempis meraup oksigen. Tubuhku lengket dan aku merasakan sperma Yunho mengalir di lubang pantatku.

Aku melihat Yunho memakai kembali celana dan baju tidur nya. Dia menyelimuti tubuhku dan mengecup bibirku.

"Terima kasih Jae. Kau sangat luar biasa" bisiknya dengan suara serak dan seksi tepat ditelingaku. "Kau bisa menggunakan kartu itu sepuasmu tanpa limit"

Air mataku kembali meleleh. Aku menangis kembali. Menangisi kebodohanku dan diriku yang menjijikan dan lemah.

"Hiks.. Hiks.. Hiks.. Eomma..." aku merutuki Yunho, diriku dan kebodohanku.

Pria brengsek, dia sudah menaburkan benihnya didiriku.

Aku semakin menangis keras saat melihat sebuah Black Card ada diatas nakas pemberian Yunho.

Pria brengsek.. Yunho sialan.. Dia menganggapku pelacur!

Kini noona sudah menikah. Menikah dengan pria yang sudah memperkosaku. Pria yang sudah membuatku seperti pelacur. Pria yang membuatku jatuh pada pesonanya sekaligus terluka.

Tepat sebulan yang lalu mereka menikah. Mereka sedang berbulan madu ke Paris. Itu yang aku dengar.

Aku menatap tanganku yang dililiti oleh selang kecil yang mengalirkan cairan infus. Aku tidur sambil menatap langit-langit putih diatasku dengan pandangan kosong. Aku meraba pelan perutku. Disini..

Sudah tidak ada lagi darah pria brengsek itu.

"Joongie makan dulu nak. Eomma sudah bawakan kamu bubur" ujar eomma disampingku. Dia mengelus-ngelus pipiku. Aku merasa bersalah. Bersalah pada semuanya terutama eomma sama appa.

"Joongie mau baby Joongie"

Eomma menatapku dengan wajah sendu dan sedih. Aku balas menatapnya.

"Joongie sayang. Katakan pada eomma, siapa ayah dari baby Joongie?" tanya eomma sambil menyeka air mata disudut matanya. Aku menggeleng pelan.

Ini aib. Aku tidak akan mengatakan nya pada siapapun. Cukup aku saja yang tahu kelakuan bejat suami noona ku.

"Joongie percaya kan eomma sayang Joongie? Eomma mohon sayang, katakan siapa ayah nya baby Joongie?"

Aku memalingkan mukaku kesamping kiri karena eomma duduk disamping kanan. Eomma menghela napas pelan kemudian pergi keluar. Aku menoleh pada pintu kamar rumah sakit yang tertutup.

Sebulan lalu. Aku hancur. Kim Jaejoong pang polos sudah rusak. Aku sudah kotor dan berdosa pada noona ku.

Aku kehilangan pekerjaanku karena jarang masuk. Aku kehilangan bayiku, aku keguguran karena aku stress berlebihan setelah kejadian malam itu. Aku syok saat tahu aku hamil, ditambah lagi sikap Yunho yang sangat dingin padaku.

Yunho bersenang-senang dengan permainannya. Baik Yunho! Akan aku buktikan kalau Kim Jaejoong yang polos, lemah dan cengeng sudah tidak ada lagi.

"Aku akan membuatmu bertekuk lutut dalam pesona ku Yunho. Aku akan ikuti apapun permainanmu"

Whoaaaa... Huhh.. Hahhh... Bentar betar Zuka mau napas dulu. Hahahha

Astagaaaa itu apaan #nutupMukaPakePanci

Gue anak polos koook bikin begituan #digampar

Itu.. Hmmm sumpeh lagi kesambet jadi gak nyadar oas bikinnya. Kkkkkk

Okeeeeeh ini ff YunJae perdana akuuh...

Yang udah baca aku ucapin gomawoooo #kecupBasah