"Kau yang terlalu bodoh, kau memang tak dapat menentukan yang mana yang terbaik untukmu dan mana yang buruk untukmu." Kata-kata itu terngiang kembali ketika Temari bersandar di sebuah pohon yang terletak di bukit Konoha.
"Apa mata mu buta? Kau bahkan tak dapat melihat yang mana yang tulus dan mana yang hanya mempermainkanmu." Bayangan Shikamaru yang membelakanginya sambil berkata seperti itu berkelebat didalam pikirannya.
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Jujur saja, ia mencintai dia, tetapi tampaknya Shikamaru hadir memberikan sebuah harapan yang aneh atau bahkan bisa dibilang Shikamaru telah membawanya kedalam cinta yang bercabang.
YOU'RE NOT THE ONLY ONE
DISCLAIMER BY MASASHI KISHIMOTO
STORY BY ME
WARNINGS : TYPO(S), OOC, ALUR BERANTAKAN AND OTHERS
Temari berjalan di tengah hiruk pikuk nya Konoha. Mengapa ia menginjakkan kaki di sebuah desa yang subur; yang bahkan bukan tanah kelahirannya? Tentu saja karena adanya hubungan diplomatic antara Suna-Konoha yang terjalin, maka ia harus menemani adik bungsunya; Gaara sang Kazekage untuk menemaninya rapat bersama Tsunade; wanita paruh baya cantik sebagai Hokage.
"Yo, wanita merepotkan."
Merasa panggilan itu untuknya karena ia tak merasa asing dengan suara dan panggilannya itu, Temari langsung membalikkan tubuhnya 180 derajat dan mendapati seorang pria dengan tingkat Jounin yang memakai rompi Jounin khas Konoha dengan rambut mencuat ke atas diikat bagaikan buah nanas, dan jangan lupakan raut wajahnya yang tampak seperti orang tak punya gairah hidup. Ya, Shikamaru.
"Oh kau, pria cengeng."
Shikamaru tampaknya tak berkomentar. Ia berjalan ke arah Temari sambil tetap menampakkan wajah malasnya. Dan sialnya, saat ia tepat berada di depan Temari, ia menguap dan mengeluarkan setitik air dari matanya dan menyusuri di sebelah pipinya.
"Heh, dasar jorok. Kau masih belum bisa menghentikan kuapan mu yang sangat menggangguku itu, hah?" Nada ketus dari Temari akhirnya keluar. Temari memang seorang Putri Suna dan sangat memenitingkan soal kedisiplinan atau sopan santun atau entah itu apa namanya yang berkaitan dengan tata krama.
"Orang-orang Konoha sudah terbiasa dengan kuapanku ini, tahu? Mendokusei." Jawab Shikamaru cuek.
Temari hanya memalingkan wajahnya dan menatap kesal kepada pemuda yang sudah lama ia kenal semenjak ujian Chuunin itu. Dan wajah serta sifatnya itu masih saja sama seperti dulu.
"Terserah." Tampak tak acuh, Temari kembali menyusuri jalanan Konoha diikuti Shikamaru yang berada disebelahnya.
"Kemana?"
"Apanya?"
"Tujuanmu."
"Apa pedulimu?"
"Aku ditugaskan Hokage dan Kazekage untuk mengawasimu."
Temari langsung menghentikan langkahnya. Ia menatap Shikamaru dan memicingkan matanya. "Apa maksudmu? Kau tidak bercanda? Gaara memerintahkanmu untuk mengawasiku? Untuk hal apa? Bodoh sekali."
"Kazekage bilang akhir-akhir ini kesehatanmu memburuk."
Temari yang siap berjalan melangkahkan kakinya untuk melanjutkan jalan-jalan pagi menuju siangnya ini tiba-tiba membeku di tempatnya.
Shikamaru yang melihat Temari langsung terdiam di tempat hanya dapat menghembuskan nafas beratnya. Ia menyelipkan kedua tangannya di saku celananya dan menatap wanita berkucir empat itu dari belakang. Memang sulit menghadapi wanita egois se-egois Temari.
"Usahakan jangan sampai pingsan di tengah jalan, mendokusei."
Kata-kata Shikamaru membuat Temari meninjukan kepalannya ke dada Shikamaru dengan raut wajah yang kesal. Dasar. Pria yang tak bisa menjaga perkataannya, pikir Temari. Mau tidak mau, Temari akhirnya berjalan menyusuri jalanan ramai Konoha bersama pria yang sedari tadi menguap. Entah ini kuapan yang keberapa, karena setiap Temari melihat Shikamaru, hanya kuapan yang ia dapat.
"Hei wanita mendokusei, sebetulnya kau mau kemana? Kau seperti berjalan tanpa tujuan." Keluh Shikamaru yang sedari tadi memang berjalan dengan Temari tanpa arah. Shikamaru sempat berpikir kalau Temari itu lapar, dan akan mengunjungi kedai ocha seperti biasanya. Tapi, pikiran itu dibuang jauh-jauh olehnya karena beberapa kedai ocha telah terlewat.
Temari masih tidak menjawab.
"Oi Temari!"
"Hei pria cengeng, bisa tidak kau tidak bawel? Aku sedang memikirkan kemana aku akan pergi dan aku memang harus berjalan-jalan agar tubuhku tidak kaku seperti yang dikatakan Tsunade-sama dan−"
"Kau itu yang bawel, hoam, kalau itu maumu, aku bisa mengajakmu ke bukit Konoha, mendokusei."
"Diam saja! Apa kau mau membuatku pingsan karena telah berdebat denganmu hari ini, hah?"
"Dasar wanita mendokusei, kau kan−"
"Kalau kau memang tak mau mengawasiku atau memang tidak niat dari awal, kau pulang saja sana! Aku bahkan dapat menjaga diriku dan lagipula ini Konoha! Banyak yang mengenaliku." Bentak Temari karena selain melihat Shikamaru yang terus menerus menguap, dan ini entah yang keberapa kalinya Shikamaru untuk bertanya atau mengeluh kemanakah tujuan Temari saat ini.
"Kalau begitu, mana mung−"
"Temari-san! Shikamaru!"
Kata-kata Shikamaru terputus begitu suara cempreng memanggilnya, dua orang yang sudah tak asing lagi bagi dirinya mendatanginya. Bukannya menjawab sapaan dari orang yang baru saja memanggil namanya, Shikamaru hanya menguap dengan biasa dan berbeda dengan Temari yang masih terdiam di tempatnya.
Mereka.
Seorang yang dapat dikandidatkan sebagai orang yang terberisik di Konoha dengan semangatnya yang segunung untuk melakukan misi dan seorang lagi adalah seorang yang dapat dikandidatkan orang paling menyebalkan dan pendiam di Konoha.
Siapa lagi kalau bukan Naruto dan…. Sasuke?
Temari hanya menyapanya dengan senyum singkat dan melambaikan tangannya dengan rendah sambil memicingkan matanya, mencoba untuk mengenali manusia di sebelah Naruto, yang bahkan ia takut untuk salah lihat, menunggu si empunya yang memanggil namanya berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
"Sejak kapan kau datang kesini, Temari-san? Aku bahkan baru melihatmu lho!"
Temari masih belum dapat mencerna pertanyaan dari Naruto karena tatapannya kini tertumbuk pada seseorang yang berada di sebelah Naruto. Pertanyaan berkecimpung dalam hatinya. Kenapa pemuda ini bisa ada di Konoha sekarang? Kenapa tiba-tiba?
Dan pandangan mereka bertemu.
Mata dark green Temari dan mata onyx miliknya saling bertatap satu sama lain.
"Oi Temari-san?"
Lamunan Temari buyar kala Naruto meningkatkan nada bicaranya.
"Eh? Ya?"
"Ada apa? Oh iya kau pasti terkejut kan? Sasuke memang sudah kembali dua bulan yang lalu dan dia tinggal di apartemenku. Untunglah ada Sakura-chan yang mengunjungi kami dua hari sekali. Oh iya aku juga sudah melakukan beberapa misi bersama Sasuke. Woahh aku bahkan tak menyangka dapat menjalankan misi lagi bersama tim 7."
Bahkan, ocehan Naruto pun tak Temari dengar. Lain halnya dengan Shikamaru. Pria itu sangat tidak peduli dengan apa yang dilontarkan Naruto dan masih setia dengan kuapannya.
Kenapa pria ini bisa secepat ini ada di Konoha? Bodoh!
Temari menghembuskan nafas berat yang hanya direspon Naruto dengantanda Tanya besar dengan raut yang heran, "Ada apa, Temari-san?"
"Eh, ti-tidak. Baiklah, kemana tujuanmu?"
"Eh, saat ini aku mau mengajak Sasuke pergi ke Ichiraku Ramen. Kau mau ikut?"
"Ichiraku Ramen? Boleh juga."
Shikamaru yang mendengar Temari memutuskan untuk pergi ke Ichiraku Ramen bersama Naruto dan Sasuke sangat tersentak dan berhenti di setengah kuapannya.
"Hei wanita mendokusei, kalau kau mau ramen kenapa tidak bilang dari tadi? Padahal kita sudah juah melewati Ichiraku Ramen, kan?" Ujar Shikamaru sewot karena tidak tega dengan dirinya yang sudah lelah berjalan kesana-kemari mengikuti Temari yang berjalan tanpa tujuan. Kalau saja ini bukan titahan dari sang Hokage dan Kazekage, ia pasti tak akan mau. Setidaknya, menemani Temari yang kabarnya kesehatannya memburuk adalah satu-satunya jalan untuk mengindari pukulan maut sang Hokage dan Sabaku Sousou sang Kazekage.
"Loh? Ternyata dari tadi Temari-san berjalan-jalan di Konoha bersama Shikamaru? Dan mau menuju Ichiraku Ramen? Bukannya Shikamaru tahu ya letak Ichiraku? Oi Shikamaru kau ini!" Tuduh Naruto pada teman seangkatannya itu.
"Bu-bukan it−"
"Bisakah kita pergi sekarang? Bukankah wanita itu sudah mau pergi dengan kita 'kan?"
Dan suara dari seorang Sasuke Uchiha membuat Naruto dan Shikamaru yang sedang adu argumen yang sama sekali tidak penting itu terdiam dan menengokkan kepalanya ke arah Sasuke, dan yang paling terkejut adalah Temari.
Dan Sasuke menatap mata Temari.
Sekali lagi, pandangan mereka bertemu.
Ada apa dengan mereka?
TBC
Author's Note: Hai hai minna-san.. sudah lama tidak bertemu dengan author yang selalu seenaknya menistakan chara yak haha /abaikan/ dan memang sudah lama aku tidak mempublish cerita lagi. Akhir-akhir ini, mood menulisku menurun drastis dan terkadang ide yang sudah ada terlintas di pikiran, sangat sulit untuk ditulis di notebook. Well aku datang membawa sebuah bencana *eh salah* maksudnya membawa sebuah fic Triangle love ShikaTemaSasu. Let's guess, apa yang sebetulnya terjadi dengan Sasu dan Tema? Berharap para readers mau membaca nya setelah aku hiatus lama-lama-lama-lama-lama-lama sekali. Rnr please?
Best Regards,
Yusvira
