Tittle : Innocent Boy Meet Bad Boy

Author : Miyu Ri_ Kim

Cast : Byun Baekhyun/Kim Baekhyun (EXO)

Kim Seokjin/Jin (BTS)

Jung Daehyun (BAP)

Length : Chaptered

Genre : School life, romance, little hurt

Rate : T+

Warning : Yaoi, BxB, Typo(s)

Kilauan emas matahari pagi menyusup memasuki celah-celah ventilasi kamar Kim Baekhyun, namja imut itu menggeliat pelan diatas tempat tidurnya, mata sipitnya mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya matahari yang jatuh pada retinanya.

Kriet

Pintu kayu bercat ungu muda itu terbuka menampakkan sosok namja cantik berusia 36 tahun yang tengah menatap wajah polos Baekhyun yang baru bangun tidur. Namja cantik bernama Kim Ryeowook itu mengguncang pelan bahu Baekhyun yang dilapisi piyama strawberry yang kebesaran membuat si namja imut mau tak mau mendudukan tubuhnya.

"Wae umma?" tanyanya masih dalam keadaan setengah sadar, tangan mungilnya mengepal menggosok pelan kedua matanya.

"Sudah pagi chagi, bukankah kau bilang ingin menyiram kebun bungamu pagi ini?" Ryeowook yang tak lain umma Baekhyun mengusap lembut surai almond anaknya yang mulai memanjang, apalagi dibagian poninya.

"ahh untung umma mengingatkan Baekkie, umma tunggu disini ne Baekkie cuci muka dulu" Baekhyun menyibak selimut ungunya kemudian berjalan memasuki kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya.

"Baekkie sayang, kalau sudah selesai langsung ke kebun saja ne! umma dan appa akan memberesekan barang-barang kita" teriak Ryeowook dari luar kamar Baekhyun.

Baekhyun dan keluarganya baru saja pindah dari rumah lama mereka di Incheon, karena Kim Yesung appa Baekhyun dipindahkan tugaskan ke Seoul maka keluarga Baekhyun harus pindah rumah dan Baekhyun serta adiknya Kim Jongin harus pindah sekolah. Rumah mereka terbilang mewah dan berada dalam kompleks yang terjamin keamanannya, sejak pindah kemarin Baekhyun begitu tertarik pada kebun bunga yang berada dihalaman depan rumahnya, dan ia mengatakan pada ummanya bahwa ialah yang akan merawat kebun bunga itu.

"Hyung mau kemana?" sapa sang adik Jongin atau sapaan akrabnya Kai saat melihat Baekhyun berjalan melewati pintu depan rumah baru mereka.

"Kebun bunga" jawab Baekhyun singkat.

"Tunggu hyung" cegah Kai. Baekhyun berbalik menatap adiknya bingung

"Kenapa? Kau mau ikut?" Tanya Baekhyun sembari memiringkan kepalanya. Kai menggeleng pelan, ia menghampiri Baekhyun kemudian menyematkan sebuah jepitan berbentuk pita pada poni Baekhyun yang jatuh di depan matanya.

"Agar tak mengganggu penglihatanmu" jawab Kai. Ia tersenyum gemas melihat betapa imutnya hyungnya yang berbeda setahun darinya itu.

"Uung gomawo Kai-ie" ujar Baekhyun ceria, diciumnya pipi kanan Kai sebagai ungkapan sayangnya.

Kaki pendek Baekhyun melangkah dengan sedikit cepat menuju halaman depan rumahnya, ia tersenyum lebar melihat betapa cantiknya bunga-bunga yang ada dikebunnya, jemari lentiknya bergerak meraih selang air lalu memutar kerannya. Baekhyun bernyanyi kecil sambil menyirami bunga-bunga yang ada didepannya. Benar-benar Kim Baekhyun yang ceria.

Brukkk

"Awhh"

Keasyikan Baekhyun menyirami bunga terhenti saat mendengar suara debuman benda jatuh yang cukup keras diikuti suara ringisan seseorang. Baekhyun cepat-cepat mematikan keran airnya dan berlari keluar melewati pagar rumahnya. Mata sipitnya membulat saat melihat seorang namja berambut hitam terduduk diaspal dengan sepeda yang menindih tubuhnya. Ia berlari kecil menghampiri namja itu dan duduk disampingnya.

"Omo, kau tak apa-apa?" Tanya Baekhyun sedikit panik. Namja itu menggeleng pelan, kemudian dengan dagunya ia menunjuk sepedanya mengisyaratkan Baekhyun untuk membantunya menggeser sepeda itu dari tubuhnya. Baekhyun memiringkan kepalanya tak mengerti, sepertinya namja imut itu tidak menangkap maksud namja itu.

"Huh? aku tak mengerti" ujarnya polos.

"Tolong angkat sepeda ini, kakiku sakit" ucap namja itu. Baekhyun mengangguk kemudian mengangkat sepeda itu dari tubuh namja didepannya.

"Gomawo Agassi" Baekhyun kembali membulatkan mata sipitnya tangannya terlipat didepan dada, dengan kedua pipinya yang menggembung.

"Aku namja tau" ujarnya kesal. Namja yang baru saja ia tolong itu menatap Baekhyun tak percaya. Ia menatap penampilan Baekhyun dari bawah hingga atas. Piyama kebesaran dengan motif strawberry yang lengannya hampir menutupi setengah jari tangannya, sandal rumah berbentuk kelinci, rambut yang sedikit panjang dengan poninya yang diberi jepitan pita berwarna pink, dan jangan lupakan wajah imutnya yang tampak seperti anak TK yang sedang merajuk.

'Apa ia benar namja?' batin namja itu masih belum percaya. Matanya kemudian tertuju pada tangan Baekhyun yang terlipat didepan dada, dengan paksa ia menarik tangan Baekhyun. Baekhyun yang kaget kehilangan keseimbangan

brukk

Ia akhirnya terjatuh menimpa namja itu, mata sipitnya melotot lucu saat namja itu malah tersenyum sambil mengusap pipi chubbynya.

"Ternyata kau benar namja, dadamu rata" celetuk namja itu santai

"Mwo?" Baekhyun langsung merubah posisinya menjadi duduk dengan kedua tangan yang menyilang didepan dadanya. Apa yang kau tutupi eoh?

"Kubilang dadamu rata namja manis" ulang namja itu sambil tersenyum yang lebih terlihat seperti seringaian.

"KYAAAAA byuntae, Ummmaaaaaa" Baekhyun berteriak histeris layaknya seorang gadis yang akan diperkosa. Namja berambut hitam itu segera membekap mulut Baekhyun, agar namja imut itu berhenti berteriak.

"Hey tenanglah, aku kan hanya mengatakan kenyataan jadi aku minta maaf oke?" ujar namja yang jika dilihat memiliki wajah yang tampan. Baekhyun menurunkan tangannya namun bibirnya masih mengerucut dengan pipi yang mengembung.

"Aigo kyeopta, bisakah kau menolongku?" ujar namja itu menatap Baekhyun dengan wajah yang sengaja diimutkan.

"Hahahahaha" tawa Baekhyun pecah melihat wajah namja itu, bukannya terlihat imut wajahnya justru terlihat aneh dimata Baekhyun.

"Kenapa kau malah tertawa? Kau tak mau menolongku?" rajuk namja itu masih dengan ekspresi wajah sok imutnya. Baekhyun kembali ingin tertawa sebelum ia mengingat sesuatu yang sering dikatakan ummanya.

'Kita harus selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan' begitulah yang saat ini diingat Baekhyun jadi ia kemudian mengangguk imut dengan senyuman manisnya.

"Baekkie bisa bantu apa?" Tanya Baekhyun, namja didepannya sebisa mungkin menahan rasa gemasnya melihat tingkah Baekhyun yang kelewat imut. Ia berdehem pelan untuk menutupi rasa gugupnya.

"Tolong obati kakiku ne, rasanya perih sekali" jawab namja itu, melihat kepolosan Baekhyun tidak apa-apakan dia modus sedikit. Baekhyun menatap kaki kanan namja itu tepatnya pada bagian lututnya yang terluka dan berdarah cukup banyak.

"Omo darahnya banyak sekali, uuh ayo ikut kerumah Baekkie" ajak Baekhyun, namja itu mengangguk pelan. Dengan bantuan Baekhyun yang memapahnya, namja itu kemudian mengikuti langkah Baekhyun memasuki rumah namja imut itu.

"Hyung, siapa yang kau bawa itu eoh? Kekasihmu?" Kai yang kebetulan berada diruang tau menegur Baekhyun yang sedang memapah seorang namja yang tak Kai kenal.

"Aniyo, dia terjatuh didepan rumah kakinya berdarah. Kata umma kan kita harus menolong orang yang membutuhkan bantuan jadi Baekkie menolongnya" jawab Baekhyun. Kai mengangguk mengerti, hyung imutnya itu memang namja yang sangat penurut pada orangtua. Jadi kau tidak Kai-ssi?

"Biar aku yang memapahnya hyung, Baekkie hyung pasti lelah kan lihat saja namja ini badannya tinggi. Lebih baik sekarang hyung ambilkan antiseptik dan obat lainnya" sebagai adik yang baik, Kai segera mengambil alih memapah namja itu dan mendudukannya di sofa ruang tamu sementara Baekhyun sudah berlari menuju kamarnya dilantai 2 untuk mengambil kotak P3K.

"Kai ini obatnya" seru Baekhyun dengan sebuah kotak P3K ditangannya, ia segera duduk disamping namja itu.

"Sini biar aku yang mengobatinya hyung"

"Aniya, biar hyung saja Kai sebaiknya ke dapur ne buatkan minuman untuk namja ini" Baekhyun berujar sambil membuka kotak obatnya, sedangkan Kai menggerutu pelan jujur saja ia tak suka melihat kakaknya yang berbeda setahun darinya itu berduaan dengan namja lain. Namun ia tetap menurut, sedangkan Baekhyun mulai membersihkan luka namja itu menggunakan kapas yang telah diberi antiseptic.

"A-aww" namja itu meringis merasakan efek perih dari antiseptic yang diberi Baekhyun. Melihat itu, Baekhyun menghentinkan aktifitasnya mata sipitnya terlihat berkaca-kaca. Beginilah Baekhyun mudah sekali merasa bersalah, ckck sungguh innocent.

"Hey jangan menangis, bukan salahmu kok kau mengobatiku dengan sangat baik aku saja yang terlalu lemah tak bisa menahan rasa perihnya" namja tampan itu gelalapan melihat mata Baekhyun yang berkaca-kaca, Baekhyun mendongakkan kepalanya menatap namja tampan itu.

"Benarkah?" tanyanya

"Ne, nah berikan plesternya biar aku yang selesaikan" jawab namja tampan itu. Baekhyun menyodorkan sebuah plester bermotif strawberry, namja tampan itu terlihat ragu untuk memasangnya mengingat imagenya sebagai namja manly nan cool. Apakah tidak konyol jika memakasi plester anak TK begitu? Tapi sadar dengan sifat sensitive Baekhyun ia akhirnya memakainya.

"Gomawo Baekkie" ucapnya lembut.

"Ung ne, siapa namamu?" Tanya Baekhyun

"Kim Seokjin, tapi kau bisa memanggilku Jin aku kelas tiga SMA" jawab namja tampan yang ternyata bernama Jin itu.

"Woah marga kita sama, kita juga seumuran. Hehe, bangapta Jin-ie" seru Baekhyun ceria. Sebuah senyuman terukir pada bibir tebal Jin, ia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Baekhyun. Bagaimana tidak jatuh cinta, jika baru bangun tidur saja Baekhyun terlihat seimut dan semanis ini, meskipun masih sangat polos dan manja tapi Jin tau Baekhyun namja yang ceria dan baik.

Sejak pertemuan mereka pagi kemarin, Jin dan Baekhyun akrab begitu saja apalagi mereka ternyata berada disekolah yang sama. Jin tentu saja senang mengetahui hal itu, selain itu rumah mereka hanya berada 1 rumah dari rumah Baekhyun.

"Pagi Baekkie" sapa Jin yang telah berdiri didepan pagar rumah Jin dengan motor sportnya yang diparkir tepat disampingnya. Jin terlihat jauh lebih tampan saat mengenakan seragam sekolahnya, meskipun tidak rapi namun justru itulah yang membuatnya semakin menarik. Berbanding terbalik dengan Baekhyun yang justru terlihat manis dengan kemeja putih yang dimasukkan kedalam celana seragamnya ditambah blazer kotak-kotak biru khas sekolah mereka yang dikancingkan.

"Pagi Jin-ie, kau tidak pakai dasi? Lalu kemana blazermu? Bajumu juga kenapa dikeluarkan? nanti songsaengnim marah lho" omel Baekhyun panjang lebar, bukannya kesal Jin malah tersenyum.

(Ps : Seragam yang author maksud itu, seragam yang dipakai EXO pas VCR Melon awards. Nah buat Jin penampilannya pas di MV Boy In Luv yang Cuma pakai kemeja putih tapi tanpa dasi ^^)

"Aku merasa panas jika memakai blazer, dan aku juga tak suka memasukkan bajuku, bukankah aku terlihat tampan seperti ini?" goda Jin dengan wajah yang dimajukan, sengaja agar Baekhyun lebih jelas melihat penampilannya. Tapi hal itu justru membuat Baekhyun gugup, pipi putihnya tiba-tiba merona dan darahnya berdesir aneh namun sensasinya menyenangkan.

"Yak mau kau apakan hyungku eoh?" Kai yang baru saja keluar terkejut melihat jarak wajah Jin dan Baekhyun yang begitu dekat, sepertinya sikap posesif Kai keluar lagi. Jin menjauhkan wajahnya dari Baekhyun dan menatap Kai.

"Menurutmu? Aku hanya ingin mengajaknya berangkat bersama" ujar Jin santai. Kai mendelik mendengarnya, ia takkan membiarkan hyungnya yang polos itu diantar oleh Jin yang menurut Kai mesum itu.

"Tidak boleh, ia berangkat bersamaku ayo hyung" Kai menarik Baekhyun dan merangkul pundak sempit hyungnya, tanpa memperdulikan Jin ia terus membawa Baekhyun berjalan bersamanya. Sepertinya Kai lupa akan sesuatu.

"Uung Kai-e" tegur Baekhyun yang sedikit merasa ada kejanggalan. Kai menghentikan langkahnya, wajahnya menunduk menatap Baekhyun yang lebih pendek darinya.

"Wae hyung?"

"Kau lupa sepedamu, dan kita tak satu sekolah"

Jleb

Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Jin yang masih setia berdiri didepan pagar rumah KaiBaek tertawa pelan mendengar ucapan Baekhyun.

"a-ah itu, aku lupa hyung" Kai menyengir membuat wajah tampannya terlihat sedikit bodoh.

"Kai, biarkan saja hyungmu berangkat dengan Jin-ah mereka kan satu sekolah, lagipula sekolahmu dan Baekhyun kan berbeda arah nanti kau terlambat. Nak Jin, ahjumma titip Baekhyun ne" Ujar Ryeowook lembut, namja cantik yang tadinya sedang menyirami bunga itu menghampiri kedua putranya mengingat waktu yang semakin siang.

"Ne ahjumma, aku akan mengantarkan anakmu yang cantik ini dengan selamat" ujar Jin semangat, ia kemudian mendudukan Baekhyun pada jok belakang motornya dan memasangkan helm pada kepala Baekhyun. Kai yang melihat itu menggeram dalam hati, ia jadi menyesal tidak mau satu sekolah dengan hyungnya.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Baekhyun terus memeluk erat pinggang Jin bukan karena ia ingin modus seperti Jin tapi lebih karena ia ketakutan, salahkan saja Jin yang mengendarai motornya seakan ingin melawan kecepatan angin padahal hari masih sangat pagi dan jalanan pun cukup sepi. Yah sepertinya Jin memang suka sekali memodusi Baekhyun.

"Baekkie kita sudah sampai lho, kau begitu senang ya memelukku?" Jin menggoda Baekhyun yang masih memeluknya erat. Tersadar mereka telah sampai, Baekhyun segera melepaskan pelukannya dan menatap Jin tajam.

"Huh kau menyebalkan, aku takut tau" dengus Baekhyun kesal. Jin mengacak surai coklat madu Baekhyun yang dibalas pukulan kecil dari Baekhyun.

"Huh lihat kau memang menyebalkan, rambutku jadi berantakan tau" Baekhyun yang kesal berjalan menjauhi Jin yang masih saja tersenyum melihat tingkahnya.

"Aigoo betap manisnya dia" gumamnya pelan.

Teett

Bel pertanda jam pertama pelajaran telah berbunyi, para murid yang masih berada diluar kelas bergegas memasuki kelas mereka masing-masing, tapi tidak dengan namja yang satu ini. Jung Daehyun, namja tampan dengan penampilan yang sangat berantakan. Bajunya yang kusut dengan kancing yang dilepas hingga baris kedua, celananya robek pada bagian lutut dan dilipat diatas mata kaki, rambut pirangnya acak-acakan, dan jangan lupakan beberapa luka lebam pada bagian wajahnya.

Daehyun merupakan siswa kelas 2 SMA disekolah yang sama dengan Kai adik Baekhyun, dilihat dari penampilannya sekarang Daehyun memang salah satu siswa berandalan ia lebih sering berada diluar sekolah untuk berurusan dengan siswa dari sekolah lain. Dan saat memasuki sekolah wajahnya tak pernah sekalipun tidak dipenuhi lebam, meski begitu Daehyun tetap saja menjadi namja populer disekolahnya.

"Daehyun-ah" Daehyun menoleh menatap salah satu temannya yang memanggil namanya.

"Kau baru datang juga Woohyun-ah" balas Daehyun pada temannya yang bernama Woohyun.

"Ya begitulah, waw apa kau berkelahi lagi? kali ini dengan siapa?" Tanya Woohyun, sebagai teman ia tentu sudah tau bagaimana kebiasaan Daehyun.

"BTS geng, mereka bahkan melawanku secara keroyokan ck pengecut sekali" jawab Daehyun remeh. BTS geng yang disebut oleh Daehyun tak lain adalah sekelompok namja dari sekolah lain. BTS geng merupakan musuh terbesar Daehyun, lebih tepatnya BTS genglah yang membenci Daehyun.

"Well, sepertinya kesalahpahaman kalian masih berlanjut. Sudahlah ayo kita masuk"

Kedua namja tampan itu bergegas memanjat pagar sebagai jalan lain karena pagar sekolah yang telah dikunci.

Baekhyun berdiri dengan gugup didepan teman-teman barunya, ia begitu risih dengan tatapan yang ia dapat. Padahal teman-temannya sedang menatap kagum dan terpesona pada paras manis Baekhyun tapi namja mungil itu justru merasa teman-temannya seperti ingin memangsanya.

"A-annyeonghaseyo Kim Baekhyun imnida aku pindahan dari Incheon. Bangapseumnida" ujar Baekhyun singkat, ia tak betah lama-lama karena begitu takut akan tatapan yang ia terima.

"Baekhyun-ssi silahkan duduk, disamping Jeon Jungkook" Baekhyun melangkah kakinya menuju bangku yang ditunjuk oleh songsaengnimnya dimana seorang namja berparas manis sedang menatapnya dengan mata berbinar. Melihat itu, Baekhyun merasa senang sepertinya namja bernama Jungkook itu baik.

"Hai Baekhyun-ssi namaku Jungkook, senang bertemu denganmu kau imut sekali" ujar Jungkook senang

"Hehe, kau juga manis sekali" balas Baekhyun

skip time

Jam istirahat telah tiba, Baekhyun bermaksud menuju ke kantin bersama dengan teman barunya Jungkook, sepanjang perjalanannya menuju kantin banyak mata yang menatapnya kagum apalagi namja-namja berstatus seme yang menatapnya seolah ia makanan siap saji.

"Wah sepertinya Baekkie hyung punya banyak penggemar ne, wajar saja Baekkie hyung kan cantik" ucap Jungkook memuji

"Aniya, walau aku cantik tapi aku masih kalah pintar darimu. Huuh ternyata kau lebih muda dua tahun dariku, kau hebat sekali bisa loncat kelas" balas Baekhyun. Jungkook memang seharusnya masih kelas 1 namun berkat kecerdasannya ia sekarang berada di tingkat akhir.

"Aish hyung tak usah cemberut begitu"

"Baekkie-ah duduk disini" Baekhyun dan Jungkook menoleh bersama kearah orang yang memanggilnya ternyata itu Jin dan teman-temannya yang lain. Kedua namja manis itu segera duduk ditempat Jin.

"Oh jadi ini namja yang kau ceritakan Jin hyung? Dia memang cantik" ujar salah satu namja yang duduk bersama Jin, sebut saja dia Min Yonggi atau nama kerennya Suga.

"Ne, Baekkie-ah kenalkan ini teman-temanku Suga dan Jimin" Jin memperkenalkan kedua temannya yang juga berteman dengan Jungkook alias satu geng.

"Ah annyeonghaseyo Kim Baekhyun imnida" sapa Baekhyun dengan menampilkan eyesmilenya yang cantik.

"Hyung kemana yang lain?" Tanya Jungkook saat merasa anggota gengnya tidak lengkap.

"Menyusun rencana mungkin, kau tau kan mereka suka sekali membully si Daehyun" jawab Jin santai. Baekhyun mengernyitkan dahinya, sejujurnya ia tak suka jika seseorang membully orang lain.

"Membully? Kata umma kita tidak boleh membully orang lain, huh teman-temanmu jahat Jin-ie" ujar Baekhyun. Jin tersenyum pelan, diciumnya pipi chubby Baekhyun dengan gemas.

"Mereka tidak jahat Baekkie, kau tau namja yang bernama Daehyun itu anak nakal jadi harus diberi hukuman sama seperti ketika kau lupa mengerjakan tugas sekolahmu songsaengnim pasti akan menghukummu kan?" ucap Jin, karena kepolosannya yang over Baekhyun hanya membulatkan bibirnya dan mengangguk imut seolah mengerti ucapan Jin.

"Aigoo uri Baekkie manis sekali eoh, mau jadi kekasihku?" Tanya Jin to the point membuat ketiga temannya menatapnya tak percaya begitu juga dengan murid lainnya yang tidak sengaja mendengar ucapan Jin.

"Kekasih? Maksud Jin-ie seperti yang di drama-drama itu? Kita berkencan, berpegangan tangan, lalu berciuman?" Tanya Baekhyun lagi dengan tatapan polosnya. Jin mengangguk mantap, ia menatap Baekhyun dalam seolah menyatakan keseriusannya.

Baekhyun terdiam sebentar lalu beralih menatap Jungkook yang masih memasang wajah kagetnya. Oke, Jungkook boleh saja dua tahun lebih muda dari Baekhyun tapi jangan lupa jika ia namja yang cerdas jadi ia mengerti benar apa itu kekasih.

"Jungkook-ah kau kan cerdas, menurutmu apakah aku harus jadi kekasih Jin-ie?" Tanya Baekhyun pada Jungkook. Kali ini Jin yang memasang ekspresi kaget, ia tak menyangka jika Baekhyun benar-benar polos kelewat polos malahan. Sedangkan Suga dan Jimin tampak menahan tawa mereka melihat ekspresi konyol dari Jin.

"A-ah itu apakah hyung menyukai Jin hyung? Maksudku apakah menurutmu Jin hyung baik?" Jungkook tak tau harus berkata apa jadi ia hanya melontarkan pertanyaan kepada Baekhyun.

"Ne dia baik walaupun kadang-kadang menyebalkan. Oh itu berarti Baekkie harus jadi kekasih Jin-ie dia kan baik. Jin-ie aku mau jadi kekasihmu" seru Baekhyun. Para murid yang berada di kantin sweatdrop melihat betapa polosnya Baekhyun tak terkecuali dengan teman-teman Jin yang duduk bersama Baekhyun. Sementara Jin sudah memeluk Baekhyun dan menciumi pipi namja imut itu.

Setelah resminya JinBaek berpacaran, Jin memutuskan untuk mengantar Baekhyun pulang sama seperti pagi tadi. Awalnya Baekhyun menolak dengan alasan ia takut dengan cara bermotor Jin, namun dengan segala rayuan yang dilontarkan Jin akhirnya Baekhyun hanya menuruti.

"Omo, Baekkie sayang aku lupa mengambil kunci motorku di laci mejaku. Kau tunggu disini sebentar ne, aku akan kembali secepat mungkin" Baekhyun hanya mendengus kesal, ia kan tidak suka ditinggal sendirian. Tapi ia bisa apa, Jin sudah terlanjur meninggalkannya.

Brukk

Baekhyun tersentak kaget saat seorang namja melompat melewati tembok sekolah tepat didepannya, namja itu terjatuh dengan membentur tanah cukup keras.

"Kau tak apa-apa?" Tanya Baekhyun menatap namja yang masih terduduk ditanah itu, namja itu tidak menjawab ia segera berdiri kemudian menatap Baekhyun cukup lama. Entah apa yang dipikirkan namja itu, hingga ia berani mengelus lembut pipi Baekhyun dengan tangannya yang sedikit kotor sehingga meninggalkan noda kecoklatan pada pipi putih Baekhyun. Baekhyun yang mulai merasa ketakutan memundurkan langkahnya hingga menabrak tembok dibelakangnya.

"Lepaskan dia Jung Daehyun" namja yang ternyata Daehyun itu menurunkan tangannya dari pipi Baekhyun, dan berbalik menatap 4 orang namja dibelakangnya.

"Ternyata kau cukup berani datang kesini sendirian" ujar Namjoon salah satu dari keempat namja itu. Ke empat namja itu adalah anggota dari BTS geng yang diketuai oleh Jin.

"Baekhyun hyung kau tak apa-apa kan?" Jimin menatap Baekhyun sedikit khawatir. Baekhyun hanya megangguk pelan.

Buaghh

Belum sempat Baekhyun mengucapkan sepatah kata, ia kembali dikagetkan dengan aksi Hoseok yang melayangkan tinjunya pada pipi namja bernama Daehyun itu. Matanya semakin membulat saat Daehyun membalas pukulan Hoseok. Ia begitu takut sekarang, melihat bagaimana kelima namja itu saling memukul dan terjatuh berkali-kali menghantam tanah apalagi saat melihat namja yang bernama Daehyun itu. Baekhyun benar-benar tidak tega, Daehyun melawan BTS geng sendirian padahal wajahnya sudah dipenuhi luka juga darah.

"Hyung pergilah dari sini" Jimin berteriak mengingatkan Baekhyun yang masih saja terdiam melihat perkelahian didepannya. Tapi Baekhyun tak bergeming, ia terlalu takut disatu sisi ia ingin sekali menolong Daehyun tapi disisi lain ia sadar jika BTS geng adalah teman-teman Jin dan menurutnya mereka baik.

Grepp

"Kau tidak seharusnya melihat hal itu Baekkie" Jin segera memeluk dan menarik Baekhyun menjauhi teman-temannya yang masih sibuk berkelahi. Namja tampan itu membawa Baekhyun menuju parkiran dimana motornya berada, kedua tangannya menangkup pipi Baekhyun kemudian menatapnya dalam.

"Kenapa mereka berkelahi? Memangnya Daehyun itu salah apa?" Tanya Baekhyun

"Dengarkan aku, apapun yang mereka lakukan kau tak perlu ikut campur. Kau tak ingin terluka seperti mereka kan? Jadi biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri, kau cukup menjadi Baekkie-ku yang manis" jawab Jin selembut mungkin, ia kemudian mencium singkat kening Baekhyun sebelum akhirnya mengantar namja imut itu pulang.

Malam ini Baekhyun rebahan dikasurnya dengan mata menerawang menatap langit-langit kamarnya, ia masih memikirkan kejadian siang tadi. Saat namja bernama Daehyun itu mengelus pipinya lembut dan menatapnya begitu dalam, Baekhyun tidak mengerti kenapa tapi ia merasa nyaman dengan perlakuan singkat Daehyun padanya. Selain itu ia juga bingung, sebenarnya masalah apa yang terjadi antara BTS geng dengan Daehyun dan kenapa Jin tidak ikut membantu teman-temannya? Dan satu hal lagi yang ia pikirkan yaitu ucapan Kai adiknya saat ia mengatakan ia dan Jin berpacaran.

"Hyung berpacaran dengannya padahal kalian baru bertemu kemarin?"

"Hyung apa kau tau apa itu berpacaran juga cinta?"

"Berpacaran dilakukan jika kalian saling mencintai"

"Jatuh cinta adalah ketika kau merasa nyaman didekatnya, kau selalu ingin memandangnya, kau menyukai semua tentangnya, kau selalu merona dan malu saat ia menggodamu, dan yang paling penting kau merasakan jantungmu berdebar cepat dan darahmu berdesir setiap kali kau bersamanya"

Baekhyun nyaman bersama Jin, Baekhyun suka menatap mata Jin yang teduh, Baekhyun beberapa kali merona dan merasa malu saat Jin menggodanya, Baekhyun menyukai semua perhatian dan kasih sayang Jin terhadapnya, tapi Baekhyun tidak pernah sekalipun merasakan hal paling penting yang disebut Kai, debaran cepat dan desiran darah yang aneh. Dan satu hal lagi, Baekhyun baru ingat jika ia merasakan debaran cepat didadanya saat namja yang bernama Daehyun itu menyentuhnya.

"Baekkie sayang, Jin datang segera temui dia dibawah" segala pertanyaan dibenak Baekhyun buyar begitu saja ketika ummanya mengatakan jika namja yang resmi menjadi kekasihnya pagi ini datang kerumahnya. Baekhyun segera bangun dari rebahannya dan berlari menuju lantai satu dimana Jin sedang menunggunya.

"Jin-ie kenapa datang malam-malam begini?" Tanya Baekhyun setelah mendudukkan dirinya disamping Jin. Namja tampan itu tersenyum tipis kemudian memeluk Baekhyun dari samping.

"Aku merindukanmu sayang"

Blushh

Pipi Baekhyun merona lagi mendengar ucapan Jin.. "Kita kan baru bertemu tadi siang, huh" Baekhyun meniup poninya sebagai bentuk pengalihan rasa gugupnya.

"Tapi aku sudah rindu lagi" rajuk Jin manja. Baekhyun tersenyum kemudian membalas pelukan Jin.

"Umm Jin-ie, aku mau bertanya sesuatu" ucap Baekhyun. Jin melepaskan pelukannya dan menatap kekasihnya itu bingung.

"Tanya apa?"

"Ayo kita ketaman belakang, aku malu bertanya disini nanti Kai mendengarnya" ajak Baekhyun dan Jin hanya mengangguk.

Baekhyun dan Jin duduk bersebelahan diatas sebuah bangku kayu yang berada dihalaman belakang rumah Baekhyun. Jin memeluk pinggang Baekhyun dari samping sementara namja mungil itu menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jin.

"Jin-ie apa kau mencintaiku?" Tanya Baekhyun

"Tentu saja kalau tidak mana mungkin aku memintamu jadi kekasihku, aku bahkan jatuh cinta padamu sejak pertemuan pertama kita kemarin, kenapa bertanya begitu?" Baekhyun menegakkan tubuhnya kemudian menceritakan semua yang dikatan Kai padanya, ia juga menceritakan tentang perasaan berdebarnya karena sikap Daehyun.

Jin menghela nafas sejenak sebelum menatap Baekhyun "Selama kau menyukaiku maka itu berarti kau mencintaiku, kau bilang kau nyaman bersamaku dan menyukai semua perlakuanku kan? Itu sudah cukup untuk membuatmu berpacaran denganku, dan masalah Daehyun kau berdebar itu pasti karena kau takut dan terkejut dengan tingkahnya yang tiba-tiba" jawab Jin seadanya, sejujurnya ia tak peduli bagaimana sebenarnya perasaan Baekhyun terhadapnya, baginya Baekhyun menerimanya juga segala perlakuannya sudah cukup.

"Ung begitu yah? Baiklah" balas Baekhyun

"Baekkie-ah bolehkah aku menciummu?" Tanya Jin tiba-tiba. Baekhyun menatap Jin tak mengerti, bukankah Jin sudah pernah menciumnya bahkan tanpa izin.

"Bukan dipipi atau dikening, tapi…" Jin meraih dagu Baekhyun dan mengelus bibir tipis Baekhyun seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh Baekhyun. Sedangkan Baekhyun masih terdiam, ia tak tau harus menjawab apa.

"Kau diam berarti 'iya'" ujar Jin mengambil keputusan, wajahnya semakin maju mendekati wajah cantik Baekhyun membuat namja imut itu menutup matanya. Jin memiringkan kepalanya sedikit dan mengikuti Baekhyun menutup mata..

5 cm

Nafas Jin menyapu wajah cantik Baekhyun

3 cm

Kening mereka menyatu sempurna

2 cm

Chu~

Jin mengernyitkan dahinya saat merasakan bau amis menyerang penciuamannya. Apakah Baekhyun baru saja makan ikan mentah? Batinnya, tanpa pikir panjang ia membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah Baekhyun yang berdiri agak jauh dari tempat mereka duduk tadi. Kapan Baekhyun pindah?

"Bagaimana rasanya ciuman dengan ikan hidup?"

Mwo?

Ciuman?

Ikan hidup?

Jin membelalakkan matanya saat melihat ternyata bibirnya malah disambut bibir ikan koi, apalagi saat ia melihat siapa pelakunya. Kai adik Baekhyun, duduk didepannya dengan sebuah seringaian.

"Kau, kenapa kau membuatku mencium ikan?" teriak Jin tak terima, Kai tertawa melihat wajah Jin yang memerah padam.

"Salahmu sendiri, beraninya kau mau mencium hyungku" ujar Kai. Jin mendengus sebal, memang apa salahnya mau mencium pacar sendiri, dasar brother complex. Jin membatin kesal.

"Kai, kau jahat sekali kan kasihan Jin hyung" rengek Baekhyun menatap prihatin pada pacarnya.

"Biarkan saja, sudah hyung suruh pacarmu itu pulang ini sudah malam" Kai menarik paksa Baekhyun untuk ikut masuk bersamanya meninggalkan Jin yang menyumpah serapahi Kai.

"Gagal sudah ciumanku" batinnya merana. Begitulah jika kau berpacaran dengan seorang namja polos yang memiliki adik over protektif. Poor Jin

Sudah hampir seminggu Baekhyun dan Jin berpacaran, hubungan mereka selalu baik seperti biasa. Jin begitu setia menjemput dan mengantar pulang kekasihnya itu, meskipun ia seringkali harus dibuat kesal karena tingkah Kai adik Baekhyun yang selalu saja mengganggu acaranya dengan Baekhyun. Dan hampir seminggu pula Baekhyun selalu bertemu dan melihat perkelahian antara BTS geng dengan Daehyun, ia benar-benar penasaran masalah apa yang terjadi diantara mereka sehingga mereka setiap hari berkelahi. Hingga suatu malam, ketika Baekhyun ditemani Kai berbelanja disebuah supermarket, ia melihat Daehyun dari balik jendela supermarket.

"Kai, aku keluar sebentar ne aku mau ke toilet" ujar Baekhyun, Kai yang masih sibuk memilih beberapa cemilan tidak mendengarkan hyungnya yang sudah berlari keluar dari supermarket.

Baekhyun mengikuti langkah Daehyun yang berjalan sempoyongan, namja itu terlihat kelelahan, rambutnya acak-acakan, dan jangan lupakan darah yang mengalir dari sudut bibirnya. Meskipun Jin selalu memperingatkan Baekhyun untuk tidak mendekati Daehyun namun malam ini rasa penasaran Baekhyun mengalahkan semuanya.

"Da-Daehyun-ssi" panggil Baekhyun pelan ketika melihat Daehyun semakin kehilangan keseimbangan. Baekhyun mempercepat langkahnya mendekati Daehyun. Meski tubuhnya semakin melemah namun Daehyun masih bisa mendengar suara lembut yang memanggilnya. Mata sipitnya menangkap samar siluet Baekhyun yang menatapnya khawatir.

"Taehyung"

Brukk

"Daehyun-ssi"

TBC

Minat? RnR juseyo ^^