I Want to Life (For Them)

Title: I Want to Life (For Them)

Author: TTMilanie

Rating: T

Genre: Brothership, family, friendship

Length: chaptered

Cast:

Lee Donghae as Park Donghae

Leeteuk as Park Jungsoo

Cho Kyuhyun as Park Khyuhyun

Lee Hyukjae as Lee Eunhyuk

Kim Ryeowook as Kim Ryeowook

Yesung as Kim Joongwoon

Etc

Disclaimer:

Fanfic ini murni milik saya, sedangkan cast hanya milik Allah SWT

A/N:

Selain HyukHae shipper, author sebenarnya juga penggemar FF Brothership, terutama pairing TeukHaeKyu. Di sini ada sedikit HyukHae nya, tapi dalam kadar persahabatan aja. Buat penggemar FF Brothership, saya harap tulisan saya ini bisa menghibur kalian.

_**JUST ENJOY**_

CHAPTER 1

"Hyung, kami berangkat!"

Park Jungsoo tersenyum sendiri sembari memakai kemeja kerjanya. Ia masih saja menatap dua orang nam dongsaeng kesayangannya yang tengah bersiap berangkat ke sekolah. Jungsoo selalu merasa bersemangat setiap kali ia melihat keduanya. Membuat ia rela melakukan apapun hanya agar mereka selalu bahagia.

"Jangan pulang terlalu malam, menurut ramalan cuaca, salju akan turun dengan lebat malam ini!" kata Jungsoo memperingatkan keduanya.

"Arraseo, Hyung!" jawab seorang dongsaeng Jungsoo yang memiliki rambut ikal dan lesung pipit di kedua pipinya. Ia adalah Park Kyuhyun, sang bungsu yang belum genap berusia enam belas tahun.

Salah seorang adik Jungsoo yang lain, Park Donghae, sedang sibuk mengikat tali sepatu olahraganya. Ia tidak memperhatikan Jungsoo sama sekali, bahkan mungkin tak mendengar apa yang baru saja dikatakannya. Rambut poninya yang berwarna coklat gelap bergerak-gerak karena ditiup angin, membuat ia harus meniupnya agar tidak menghalangi pandangan.

"Kajja, Kyuhyun-ah," kata Donghae sembari beranjak berdiri. Ia menyusupkan kedua tangannya di balik saku mantel, kemudian mulai berjalan menuju ke pintu keluar. Kyuhyun segera mengikuti Hyung nya, namun ia tidak lupa untuk melambaikan tangan ke arah Jungsoo.

Setelah dua anak itu menghilang, Jungsoo juga bergegas untuk pergi ke tempat kerjanya. Ia adalah seorang guru pembantu di sebuah lembaga bimbingan belajar. Sebenarnya ia masih berstatus mahasiswa tahun terakhir, namun harus menghentikan kuliah untuk sementara waktu. Jungsoo memilih untuk bekerja demi dua orang adiknya. Karena mereka tak lagi memiliki siapapun di dunia ini yang bisa dipanggil sebagai Ayah dan Ibu.

Sesaat sebelum pergi, mata coklat Jungsoo tertumbuk pada sebuah foto keluarga yang masih tergantung di dinding. Ia terdiam sembari menatap lama wajah-wajah yang terdapat dalam foto tersebut. Jungsoo seakan nyaris lupa bahwa ia pernah memiliki sebuah kehidupan yang sempurna. Ia sama seperti anak-anak lain yang memiliki seorang Appa, Eomma, dan dua nam dongsaeng yang manis.

Jungsoo masih bisa melihat tawa khas sang Appa di dalam foto itu. Tuan dan Nyonya Park sedang duduk di sebuah kursi dengan Kyuhyun yang kala itu masih kecil, mungkin usianya sekitar delapan tahun. Donghae berdiri di samping sang Eomma, menyunggingkan senyum manis yang masih sama seperti sekarang. sementara Jungsoo sendiri yang saat itu memakai setelan seragam SMA berpose di samping Appa nya.

Jemari Jungsoo terulur, mengusap setitik debu yang mengotori bingkai foto keluarganya. Ada beberapa huruf yang terukir di sana, sangat kecil, nyaris tak terlihat, namun Jungsoo masih bisa membaca tulisan itu.

24/12/2007

"Sudah lama ya, Appa… kupikir kita akan terus bersama seperti delapan tahun yang lalu. Setelah Eomma meninggalkan kita, kau pun juga pergi, bahkan untuk selamanya," bisik Jungsoo. "Sekarang tiga anakmu ini sudah semakin dewasa. Aku akan menjaga mereka dengan baik, Hae dan juga Kyuhyun. Mereka adalah harta kita kan?"

Tak ingin terlarut dengan kesedihannya, Jungsoo segera memutuskan untuk pergi. Ia tersenyum sekali lagi ke arah sang Ayah yang tak mampu menjawab setiap kata-katanya. .

.

.

"Kyuhyun-ah!"

Kyuhyun mengangkat wajahnya dari buku tebal yang sedang ia baca. Sang pemuda berambut ikal tampak mengernyit bingung, ketika didapatinya seseorang sedang berdiri di depannya. Ia tak bisa melihat wajah orang itu, akibat tumpukan buku yang dibawanya sangat tinggi hingga menutupi seluruh bagian kepala.

"Nuguya?" tanya Kyuhyun

"Ini aku, Ryeowook! Cepat bantu aku meletakkan buku ini, tanganku sakit sekali seperti mau patah!" jawab sebuah suara tenor.

Kyuhyun hanya terkekeh kecil. Ia segera mengambil sebagian besar buku yang tampaknya adalah ensiklopedi itu, lalu meletakkan di atas meja. Wajah kelelahan Ryeowook mulai terlihat, ia mendesah pelan sebelum menjatuhkan dirinya di atas kursi. Ia meregangkan tangan mungilnya yang sedikit kram karena berat buku yang dibawanya.

"Untuk apa buku sebanyak ini, Ryeong-ah?" tanya Kyuhyun sambil menaikkan kedua alisnya

"Tentu saja untuk belajar. Bukankah kau bilang tes kali ini akan lebih sulit dari biasanya? Karena itu aku butuh banyak buku referensi," jawab Ryeowook dengan santai. Kyuhyun hanya berdecih kecil dan kembali menekuni buku yang dibacanya. "Yak, Kyu, apa kau akan ikut acara kelas malam ini?" tanya namja bertubuh mungil itu kemudian.

"Memangnya akan ada acara apa?" tanya Kyuhyun sambil lalu

"Min Jaerin, ketua kelas kita akan merayakan ulang tahunnya. Kita semua di undang malam ini. Apa kau mau ikut?" Ryeowook bertanya dengan antusias

Kyuhyun terdiam sejenak. Ia mulai terlarut dalam pikirannya sendiri. Rasanya sudah lama sekali ia tidak mengikuti acara yang diadakan oleh kelasnya. Kyuhyun melewatkan banyak hal. Ia tak pernah lagi muncul di pesta ulang tahun temannya, tidak pernah ikut saat piknik kelas, ataupun sekedar menghabiskan hari libur bersama. Ia tahu benar teman-temannya merasa kecewa dan mereka mulai meninggalkannya.

"Aku… aku tidak akan pergi. Jungsoo Hyung memintaku untuk pulang cepat," kalimat itulah yang meluncur dari bibir Kyuhyun pada akhirnya. Ia bisa mendengar suara desahan kecil Ryeowook.

"Gwaenchana… aku mengerti semuanya, Kyu," pemuda bertubuh mungil itu tersenyum lembut. "Setelah… ehm… Appa mu pergi, kulihat kau menjadi sangat penurut pada Hyung mu. Dulu mana ada Park Kyuhyun yang suka diatur dan diperintah!"

"Karena…" Kyuhyun mengalihkan pandangan ke arah jendela lebar yang tepat di samping mejanya. Ia menunduk untuk menatap lapangan belakang sekolah yang terlihat jelas dari perpustakaan di lantai dua itu. Beberapa orang siswa senior sedang berada di sana, mengikuti pelajaran olahraga, "Keluargaku hanya tinggal Jungsoo Hyung dan Donghae Hyung. Aku tidak mau membebani mereka dengan sifat nakalku." Lanjutnya

Bola mata Kyuhyun terfokus pada satu titik di bawah sana. Sosok namja berambut coklat gelap yang tengah duduk di pinggir lapangan, terlihat hanya tertarik untuk melihat teman-temannya yang sedang ramai bermain sepakbola. Tak ada sedikitpun keinginan untuk bergabung dan berbahagia bersama mereka. Dan Kyuhyun tahu benar sang Hyung telah sangat lama berubah menjadi seperti itu. Dia merasa begitu asing dengan sang Donghae Hyung.

"Hyung mu… dia belum mau bicara juga?" tanya Ryeowook sembari mengikuti arah pandang Kyuhyun. Ia sudah mengetahui setiap hal yang terjadi pada keluarga Kyuhyun. Tentu saja, karena sang namja berambut ikal telah menjadi sahabatnya selama bertahun-tahun.

"Dia tak pernah bicara pada siapapun setelah Appa meninggal. Ia tak pernah berhenti menyalahkan dirinya," jawab Kyuhyun setengah menggumam.

Ujung bibir Kyuhyun tertarik untuk membentuk sebuah senyum miris ketika ia melihat wajah suram sang Hyung dari balik jendela. Kyuhyun masih ingat, dulu Donghae adalah seorang yang sangat periang. Ia penurut, tangguh, banyak bergaul, dan banyak disukai orang lain. Donghae juga berbakat dalam bidang atletik, terutama berlari. Entah sudah berapa puluh medali emas yang dibawanya pulang. Kemampuannya itu membuat almarhum Appa mereka begitu bangga.

Namun semuanya menjadi lain begitu Tuan Park pergi. Hyung nya yang ceria tak pernah ada lagi, menghilang, hingga yang bisa dilihat Kyuhyun sekarang hanyalah seorang pemuda pendiam yang selalu menutup diri dari orang lain. Donghae tak pernah mau bicara pada siapapun, kecuali pada Kyuhyun dan Jungsoo, itupun hanya sepatah dua patah kata saja. Kyuhyun juga tak pernah lagi melihat Hyung nya berlari di atas lintasan, sosok yang selalu bertanding dengan penuh semangat itu, mengayuh cepat kakinya di bawah terik sinar matahari telah lenyap entah kemana.

Kyuhyun sangat mengerti apa yang telah membuat Hyung nya berubah menjadi seperti itu. Dan Kyuhyun tak berniat untuk menyalahkan siapapun. Ia hanya ingin segalanya bisa kembali menjadi baik. Mungkin kehadiran seorang Ibu bisa menolong semuanya. Namun Kyuhyun tahu sang Eomma tak akan pernah datang. Wanita itu telah kabur bersama pria lain, meninggalkan sang suami dan tiga anak yang saat itu masih terlalu kecil untuk mengerti.

Mereka tidak pernah tahu dimana Nyonya Park berada sekarang. Kyuhyun tak pernah mengharapkan sang Eomma kembali jika itu hanya menyakiti kedua Hyung nya dan dirinya sendiri. Jika memang ia tak akan merasakan kehangatan seorang Ibu lagi, itu tak menjadi masalah. Biarpun tak bisa dipungkiri juga ia begitu merindukan kehangatan Nyonya Park bertahun-tahun silam. Ia penasaran apakah wanita itu juga memasakkan sup kentang rebus untuk suami dan keluarga barunya, dan jika iya, apakah masakan tersebut tak pernah mengingatkannya sedikitpun dengan Tuan Park dan ketiga anaknya?

"Apa yang bisa kulakukan, Ryeong-ah?" tanya Kyuhyun setelah begitu lama terdiam, "aku tak terlalu memikirkan Eomma. Aku hanya ingin Donghae Hyung kembali. Rasanya aku sangat merindukannya. Tapi bahkan ia tak pernah ingin bicara padaku…"

Ryeowook hanya menatap Kyuhyun dengan pandangan penuh simpati. "Mungkin butuh waktu sedikit lagi, Kyu. Bersabarlah…"

Berapa lama lagi? Kyuhyun bahkan terlalu lelah untuk menunggu sesuatu yang sangat mustahil untuk terjadi.

T.B.C

Haaahh… cerita apaan ini? Sebenarnya ini bagus nggak siih… tolong direview dong. Di chapter selanjutnya akan lebih dijelaskan apa yang sebenarnya terjadi sama keluarga mereka. Anyyeong!