Please Don't

Akari Moya Chan

NARUTO MASASHI KISHIMOTO

RATE : T (semi M)

PAIR : SASUNARU (Maybe)

WARNING : GAJE,ANEH,EYD BUBAR,MENYEBABKAN JIWA NGENES SENDIRI JIKA GEJALA BERLANJUT HUBUNGI AUTHOR *PLAK*

DON'T LIKE ? DON'T READ !

THERE IS KEY 'BACK' RIGHT ?

RnR Please

Happy Reading

Note : cerita ini terinspirasi dari mv PLEASE DON'T

senyuman itu terus sja terukir di wajah manisnya, kedua safirnya tampak berkilau bahagia, sedangkan kedua tangannya sibuk memencet tombol di camera canon miliknya.

"NARUTO !"

seruan dari gadis bersurai pink itu menghentikan aktvitasnya, secepat kilat dia menyembunyikan kameranya, lalu dia tertawa canggung saat Sakura -nama gadis itu- mendekatinya.

"menjadi stalker lagi huh ?"

ejek Sakura sambil duduk disamping Naruto.

"enak saja ! aku bukan penguntit tahu !"

elak Naruto sambil mengerucutkan bibirnya. Sakura tertawa geli melihat tingkah sahabat sejak kecilnya tersebut.

"siapa yang bilang kamu penguntit ? aku cuma bilang kamu itu stalker kok !"

Balas Sakura sambil menahan tawa.

"Itu sama saja Sakura-chan !"

Sakura semakin terkikik geli melihat wajah masam sahabatnya itu, dengan gemas Sakura mencubit kedua pipi tembam Naruto.

"oh Naruto sudah pintar ternyata."

ejek Sakura lagi.

"itai !"

Protes naruto setelah Sakura melepaskan cubitan mautnya. Tangan tannya sibuk mengusap kedua pipinya yang baru saja menjadi korban keganasan cubitan Sakura.

"ne ne jadi siapa cewek malang itu ?"

Tanya Sakura mengubah topik pembicaraan, Naruto hanya mengerucutkan keningnya bingung.

"ituloh yang sering kamu photo."
Jelas Sakura sambil melirik kamera Naruto.

"ah itu rahasia, yah rahasia."

sahut Naruto gugup, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mencoba menyembunyikan kegugupannya.

"dasar pelit !"

Sakura pura-pura merajuk, kedua tangannya bersilang di depan dada. Sedangkan Naruto tampak sibuk mengatur nafasnya, entahlah detak jantungnya sedikit berpacu akibat pertanyaan Sakura tadi.

"ah iya ! aku punya kabar gembira loh !"

Tiba-tiba Sakura berseru senang sambil menunjukkan sebuah cincin di jari manisnya pada Naruto.

"eto, ada yang memberimu cincin Sakura-chan ?"

Tanya Naruto polos, Sakura mengerucutka bibirnya mendengar pertanyaan bodoh Naruto.

"aku dilamar !"

ucap Sakura kesal dengan kebodohan sahabatnya tersebut.

"wah benarkah ? selamat ya Sakura-chan! jadi kapan kalian menikah ?"

Senyum lebar itu terlukis di wajah Naruto.

"Bulan depan. Oya bantuin aku menyiapkan pesta pernikahanku ya !"

Sakura memasang wajah imutnya, berharap Naruto akan mengabulkan keinginannya.

"Tentu saja ! tanpa kau suruhpun aku akan dengan suka rela membantumu."

Sahut Naruto.

"KYAA ! aku mencintaimu Naruto !"

Sakura langsung memeluk Narutoerat.

"Hei ! harusnya kau mencintai calon suamimu Sakura-chan."

Protes Naruto sambil membalas pelukan Sakura.

Sakura kini sibuk memilih gaun pernikahannya di sebuah butik, ditemani seorang laki-laki bersurai raven yang menunggunya di sebuah sofa.

"Sasuke-kun menurutmu bagus yang mana ?"

Sakura menyerahkan dua buah gau pernikahan di depan Sasuke.

"kanan."

Sahut Sasuke sambil menunjuk sebuah gaun berwarna soft pink yang berada di sebelah kanan Sakura.

"uhm... oke aku ambil yang ini."

Sakura menyerahkan gaun yang ditunjuk Sasuke pada pegawai butik.

"mari ikut saya."

Setelah Sakura selesai berganti baju, kedua onyx Sasuke tampak menilai penampilan Sakura dari atas kebawah.

Sakura tampak cantik dengan gaun itu, belahan dada yang tidak terlalu rendah, pinggulnya juga tampak terbentuk sempurna oleh gaun tersebut.

"sempurna."

Komentar Sasuke sambil tersenyum tipis.

Sakura menjerit kegirangan melihat senyum Sasuke yang sangat jarang dilihatnya.

"kau lihat itu ! dia tersenyum !"

pekik Sakura senang, para pegawai butik itu hanya tertawa melihat tingkah kekanakan Sakura.

kring

iris jade Sakura bergulir kearah pintu, disana dia melihat Naruto yang sedang mengangkat tangan kanan kearahnya.

"Naruto !"

Panggil Sakura sambil melambaikan tangannya pada Naruto.

Naruto berjalan kerahnya, sambil mengarahkan kameranya pada Sakura.

Kilatan blizt kameranya terarah Sakura yang tersenyum bahagia.

"well, tidak jelek."

komentar Naruto sambil memeriksa hasil jepretannya.

"ish... jujur saja, aku cantik kan ?"

Protes Sakura kesal.

"Apa itu perlu ?"

Tanya Naruto sambil menahan tawanya.

"Tentu saja !"

Dan tawa Naruto pecah saat itu juga.

"ehem."

Dehaman Sasuke menyadarkan keduanya.

"Ah iya ! Sasuke-kun kenalkan dia si bodoh Naruto !"

Sakura menunjuk kearah Naruto yang menatapnya kesal.

"Uchiha Sasuke."

naruto berbalik saat dia mendengar suara Sasuke, kenapa perasaannya tiba tiba aneh seperti ini.

Saat Onyx dan juga safir bertemu, saat itulah sepasang safir Naruto menyipit tidak suka.

"Naruto. Uzumaki Naruto."

Ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

"Gimana ? dia tampan kan ?"

Tanya Sakura sambil memeluk Naruto dari belakang, kepalanya dia sandarkan di pundak Naruto.

"A-Ah iya, dia tampan er sangat tampan."

Balas Naruto gugup, dia mencoba tertawa namun gagal, dia malah terlihat seperti seorang pemain amatiran.

Sedangkan Sasuke memandang mereka dengan pandangan bosan.

Disini mereka sekarang, melihat-lihat cincin pernikahan. Sakura tampak bergelayut manja pada Sasuke dan Sasuke hanya membiarkanya saja, bahkan sesekali Sasuke mengacak gemas pucuk rambut Sakura.

Sedangkan Naruto hanya melihat-lihat cincin disana dengan pandangan kesal. Saat Naruto akan menghampiri Sakura, dia melihat Sasuke yang sedang memasangkan sebuah cinci di jari manis Sakura.

Naruto diam ditempat, walaupun kedua tanganna tampak terkepal erat dikedua sisi tubuhnya.

"Ah Naruto ! menurutmu cincin ini bagus tidak ?"

Tanya Sakura sambil memamerkan cincin di jari manisnya.

"Bukannya dia sudah meberimu cincin waktu itu ?"

Sahut Naruto sambil menahan perasaan aneh di dadanya.

"Ya ampun Naruto, itukan cincin untuk melamar, kalau yang ini untuk pernikahan kami."

Naruto menggaruk tengkuknya, mencoba mengusir rasa gugupnya.

"Itu bagus."

Naruto tersenyum hambar, Tuhan kenapa harus sesakit ini.

Tanpa sengaja Naruto memandang kearah Sasuke, dan saat itulah dia melihat Sasuke yang seakan menyuruhnya untuk meninggalkan mereka berdua.

"oya Sakura, aku lupa, aku ada janji dengan Hinata."

Naruto memutar iris safirnya, maafkan aku Hinata.

"Yah sayang banget, padahal kami mau ketempat kue pernikahan loh."

Naruto hanya mengangguk gugup, sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan mereka berdua.

Setelah meninggalkan toko, disinilah Naruto sekarang, menyapa rekan kerjanya yang terus saja memandang aneh kearahnya.

"Kenapa kau ada disini ?"

Tanya Kakashi sambil mengelap sebotol vodca untuk pelanggannya.

"Tidak boleh ?"

Jawab Naruto dengan nada ketus, Kakashi menghembuskan nafas berat mendengar nada ketus Naruto.

"Terserah kau sajalah."

Naruto lalu menuangkan sebotol wine ke gelas pelanggannya.

"Thanks."

Naruto tersenyum tipis, membalas ucapan terimakasih pelanggannya tersebut.

"hei-" pelanggan itu membaca nametag Naruto.

"Naruto, jadi namamu Naruto ?" Lanjutnya sambil meminum wine di gelasnya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan ?"

Tanya Naruto berusaha bersikap ramah.

"Itachi."

Naruto mengerutkan keningnya.

"Panggil aku Itachi, umurku masih 30 tahun jadi jangan panggil aku tuan."

Jelas Itachi sambil tersenyum ramah kearah Naruto.

"Baiklah, ada yang bisa saya bantu Itachi-san ?"

Itachi menyerahkan gelasnya yang kosong pada Naruto, dengan sigap Naruto menuangkan lagi wine kegelas itu.

"Aku dijodohkan."

Ucap Itachi sambil menggoyangkan cairan wine di gelasnya.

Naruto tidak menyahut.

"Dia tetap saja menjodohkanku dengan wanita, padahal dia tahu kalau aku itu gay."

Itachi menenggak habis winenya dalam sekali tenggak, membuatnya menyipit karna rasa panas di kerongkongannya.

Sedangkan kedua safir Naruto tampak membola sempurna mendengar ucapan terakhir Itachi.

"apa menurutmu aku menjijikkan ?"

Tanya Itachi sambil menyerahkan lagi gelas kosongnya kearah Naruto.

"Entahlah."

Sahut Naruto sambil menuang lagi wine ke gelas kosong tersebut.

"Apa kau jijik padaku ?"

Tanya Itachi mencoba menebak isi pikiran Naruto tentangnya.

"Tidak, aku tahu itu pasti menyakitkan untukmu."

Sahut Naruto sambil tersenyum pahit, Itachi tampak tertarik atas jawaban Naruto yang jujur saja baru kali ini ada yang bisa memahami posisinya.

"keberatan untuk bercerita ?"

Naruto menggeleng pelan, dia lalu menuangkan lagi wine ke gelas Itachi yang belum benar-benar kosong.

"Hei, aku tidak memintamu untuk mengisinya."

Protes Itachi sambil tertawa mengejek.

menarik

Batin Itachi.

Tanpa terasa sebulan telah berlalu. Sekarang adalah hari pernikahan Sakura dan Sasuke. Dekorasi serba putih menghiasi gedung pernikahan mereka. Di altar Sasuke mengenakan jas hitan dengan dasi berwarna soft pink.

"Naruto !"

Panggil Sakura sambil mengapit tangannya di lengan Naruto.

"Aku cantikkan ?"

Tanya Sakura tepat di telinga Naruto.

Naruto tersenyum kecil lalu mengangguk ringan.

Kini Naruto tampak mendampingi Sakura berjalan menuju altar, dimana disana Sasuke sedang menunggu mereka ah tidak lebih tepatnya menunggu Sakura.

Sesampainya di altar, Sasuke mengulurkan tangannya pada Sakura. Dan upacara sakral itupun dimulai.

Naruto tidak bergerak dari posisinya, kedua safirnya tampak redup saat melihat Sasuke mencium Sakura tepat dihadapannya.

Naruto tertawa hambar sambil meneteskan air matanya. Tidak lama, Naruto berlari menjauh dari gedung pernikahan. Mengabaikan peanggilan Sakura yang menyuruhnya kembali.

Disini Naruto sekarang, mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Wajahnya tampak frustasi, surai pirangnya berantakan, juga air matanya yang tidak hentinya mengalir.

"KUSO !"

Naruto memukul stir mobilnya, hatinya seakan tercabik cabik dan hancur berkeping-keping. Naruto tetap mealjutkan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Menulikan telinganya dari segala umpatan dan juga klakson mobil yang ditujukan kepadanya.

"ARGH !"

Naruto mengerem mobilnya secara mendadak, membuat tubuhnya reflek terdorong kedepan.

Iris safirnya memandang tajam jalanan di depannya, sebelum akhirnya dia menjambaki surai pirangnya dengan kasar.

"ARGH ! HOSH HOSH."

Nafasnya memburu, dengan gemetar dia mengambil kameranya yang teronggok manis di sampingnya.

Disana dia melihat photo Sasuke yang sedang fokus membaca koran di beranda rumahnya.

tes

Dia menangis, menangis untuk orang dicintainya namun tidak ada balasan berarti untuknya. Bahkan mungkin Sasuke akan memandang jijik pada sosoknya yang mencintai sejenisnya.

"Sayonara Sasuke."

TBC

CUAP CUAP AUTHOR :

ALOHA ! MOYA BALIK LAGI NIH !

HEHE INI CERITA ADALAH BENTUK APRESIASI SAYA PADA MV PLEASE DON'T YANG SUMPAH DEMI APA KENA BANGET MAKNANYA #PLAK

OYA AKTING SI SEO IN GUK OPPA JUGA KEREN BANGET !

MOYA REKOMENDASIKAN DEH MVNYA UNTUK DITONTON,DIJAMIN KALIAN AKAN MELONGO PAS TAHU ENDINGNYA GIMANA HAHA