Goodbye Summer
© Sun-Gun Baekhyun
Main Pairs
Park Chanyeol x Female!Byun Baekhyun
Genre:
Romance
Slice of Life
Friendship
Hurt
Rating
T
Summary:
Baekhyun dan Chanyeol sudah berteman sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar hingga menjelang lulus di bangku SMA. Tapi di balik pertemanan mereka yang gila dan akrab, ada sebuah perasaan tersembunyi yang mulai tumbuh di antara mereka…
Warning!
Genderswitch! OOC! Typos! Unplotted Story!
Just close the tab if you hate it!
Enjoy!
"Hanya karena status teman, aku membenci semua itu sekarang"
BAGIAN #1 – AWAL PERTEMUAN DI MUSIM PANAS
Musim panas, 12 tahun yang lalu…
Banyak anak-anak berlarian di koridor karena sekarang waktunya jam istirahat. Lapangan depan sekolah dasar itu sudah dipenuhi dengan anak laki yang sedang asyik bermain sepak bola atau taman belakang yang dipenuhi siswa perempuan untuk menghabiskan bekal makan siang mereka sambil saling bersenda gurau. Tapi dua tempat itu masih kalah ramai dengan koridor di depan kelas 3-A.
"Kembalikan buku gambar Baekkie, Namjonnie!" salah satu siswi di kelas itu berusaha meraih buku gambarnya yang diambil oleh teman sekelasnya bernama Kim Namjoon. Namjoon tidak sendirian. Ada Lee Howon dan Nam Taehyun yang berdiri di belakang Namjoon.
"Namjonnie, ayo lihat gambaran Baekhyun. Pasti jelek." Howon meminta Namjoon untuk membuka lembar demi lembar buku gambar itu. Mereka bertiga tertawa melihat hasil gambar gadis mungil berkepang dua itu yang menurut mereka jelek.
"Lihat, ini tidak terlihat seperti bunga. Baekhyun payah!" Taehyun mengejek salah satu karya Baekhyun.
"Hiks~" Satu isakan gadis mungil itu lolos. Tapi tiga manusia tengil itu tidak memperdulikan gadis teman sekelas mereka itu. Mereka bertiga masih asyik mentertawakan karya-karya Baekhyun yang menurutnya payah itu.
"Hei! Kalian bertiga! Seenaknya saja kalian membuat anak perempuan menangis gara-gara kalian mengejek gambarannya. Yang payah itu seharusnya kalian! Bisa-bisanya kalian membuat dia menangis!" Seorang lelaki jangkung—sepertinya ia bukan berasal dari kelas yang sama—datang menghampiri mereka. Tiga preman kecil itu langsung menatap ke objek yang sama.
"Cih, kau mau jadi sok pahlawan, Park Chanyeol? Mentang-mentang kau murid teladan di sini, huh?!" Howon kesal karena ia menganggap laki-laki tinggi bernama Park Chanyeol itu menatap mereka bertiga seolah-olah mata itu mengintimidasi mereka.
"Sebaiknya kalian kembalikan buku gambar miliknya. Atau kau mau kuadukan pada guru BK karena kalian melakukan tindakan bullying?" Chanyeol dengan santainya mengancam tiga bocah itu yang memang terkenal badung dan susah diatur.
"Cih…! Sialan kau, Park Chanyeol!" Akhirnya, Namjoon dan kedua temannya itu meninggalkan gadis berkepang dua yang sedang terduduk dan menangis itu juga melemparkan buku gambarnya. Chanyeol memungut buku gambar itu dan membersihkannya. Di bagian depan buku gambar itu tertulis nama si pemilik buku gambar itu—Byun Baekhyun. Chanyeol melirik gadis mungil yang sepertinya dia pemilik nama Byun Baekhyun sebentar. Kemudian ia membuka lembar pertama buku itu—sebuah gambar seorang gadis berambut panjang memakai hiasan mahkota bunga di kepalanya. Matanya terpejam dan sepertinya gadis itu sedang berbaring di atas hamparan bunga. Ia membalik kembali halaman selanjutnya sampai lembar terakhir buku gambar itu.
"Gambarmu bagus kok." Baekhyun berhenti menangis dan melihat seorang lelaki tinggi berkaus biru dengan aksen garis putih sedang asyik membolak-balik lembar buku halamannya. Baekhyun berdiri tegak dan ia meminta lelaki itu mengembalikan buku gambarnya. Chanyeol mengembalikan buku itu ke sang pemilik.
"Baekhyun suka menggambar?" Tanpa Baekhyun sadari Chanyeol sudah berdiri tepat di hadapannya. Baekhyun mendongak dan menatap langsung kedua mata besar laki-laki itu.
"Iya, Baekkie memang suka menggambar. Ngomong-ngomong, kau ini siapa? Kenapa kau bisa tahu nama Baekkie?" Baekhyun menerima buku itu dan dengan nada penasaran ia bertanya pada laki-laki di depannya itu. Chanyeol tersenyum dan ia memperkenalkan dirinya.
"Aku Park Chanyeol dari kelas 3-C. Oh, di depan bukumu ada namamu dan aku sempat melihat mereka bertiga mengambil buku gambarmu. Senang berkenalan denganmu." Chanyeol mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Aku Byun Baekhyun dari kelas 3-A. Salam kenal." Mereka berdua saling berjabat tangan dan saling menatap sama lain sambil melempar senyuman khas anak kecil.
-Goodbye Summer-
Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi juga. Para siswa siswi sekolah dasar itu keluar dari kelas masing-masing pulang menuju rumah mereka. Baekhyun yang baru saja keluar dari kelas langsung disambut oleh Chanyeol yang sudah menunggunya di depan pintu.
"Mudah sekali untuk mengingat wajahmu." Chanyeol tersenyum hingga membentuk sepasang eyes smile. Baekhyun hanya melongo melihat Chanyeol yang tiba-tiba sudah bersandar di depan kelasnya.
"Chanyeollie menunggu Baekkie?" tanya Baekhyun sambil sesekali membetulkan selempang tasnya. Chanyeol mengangguk mantap. Baekhyun memiringkan kepalanya. Ada perlu apa Chanyeol datang ke sini? Kenapa ia bisa mengingat dirinya padahal mereka baru saja bertemu saat jam istirahat tadi.
"Chanyeollie ada urusan apa sampai harus menunggu Baekkie?" karena Baekhyun penasaran, ia memutuskan untuk menanyakan hal itu padanya.
"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat di mana kau bisa menggambar sepuasmu tanpa diganggu orang lain. Tempatnya aku jamin bagus dan kau bakalan dapat banyak inspirasi deh!" Baekhyun berbinar mendengar ajakan Chanyeol yang akan menunjukkan tempat di mana ia bisa menggambar dengan tenang dan sepuasnya tanpa diganggu orang lain.
"Benarkah? Chanyeollie akan mengajak Baekkie ke sana?!" Baekhyun bertanya penuh semangat. Mata kelincinya berbinar terang seolah ada kumpulan bintang yang tertanam di bola matanya.
"Yup! Aku jamin kau akan ketagihan! Tapi sebelumnya kau harus izin dulu ke orang tuamu karena tempatnya mungkin lumayan jauh. Pulanglah dulu dan taruh tasmu di rumah. Apa kau bawa sepeda?" Chanyeol benar-benar membuat Baekhyun penasaran seperti apa tempatnya. Ia juga meminta Baekhyun untuk minta izin ke orang tuanya karena ia takut kalau orang tuanya khawatir. Ia juga ingin memastikan apakah Baekhyun bawa sepeda atau tidak.
"Rumah Baekkie dekat, jadi Baekkie kalau ke sekolah jalan kaki. Memangnya kenapa?"
"Baiklah! Aku akan mengantarmu sampai ke rumah. Nanti aku akan kembali lagi setelah meletakan tasku kemudian menjemputmu. Kalau bisa kau bawa cemilan, sekalian kita piknik. Hehehe~" Baekhyun langsung mengangguk mantap mendengar usulan Chanyeol. Mereka berdua pergi menuju ke tempat parkir sepeda. Chanyeol menyuruh Baekhyun duduk di belakangnya dan mengantar gadis itu pulang.
Akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Baekhyun. Sebelum pergi Baekhyun meminta nomor telepon rumah Chanyeol supaya lebih mudah menghubungi nantinya. Chanyeol mengayuh sepedanya menjauh dari depan gerbang rumah Baekhyun.
"Baekkie pulang~~" Baekhyun langsung melepas sepatu dan kaus kakinya dengan cepat. Ia langsung naik ke lantai atas di mana kamarnya berada untuk meletakan tas sekolahnya dan mengambil beberapa peralatan menggambarnya juga tas kecil untuk menyimpan semua keperluannya. Gadis itu juga mengubah ikatan rambutnya menjadi ekor kuda. Karena suara derap langkah Baekhyun yang berisik, ibunya yang sedang asyik di dapur jadi penasaran dengan tingkah anak perempuannya.
"Baekhyun -ah, kenapa kau berisik sekali?" Baekhyun berlari ke dapur untuk mengambil keranjang dan beberapa cemilan dan minuman di kulkas dan juga beberapa buah. Ibunya yang sedang asyik memasak bingung kenapa Baekhyun membawa tas dan juga membawa keranjang piknik.
"Baekkie diajak Chanyeollie ke tempat bagus! Katanya tempat itu bagus untuk menggambar. Boleh ya?" Baekhyun mencoba untuk memeluk ibunya dan membujuknya untuk mengizinkan pergi keluar. Sebelumnya ia sudah menelpon Chanyeol kalau ia sudah siap untuk berangkat.
"Baiklah, hati-hati tapi. Ibu tidak ingin terjadi hal buruk padamu, Nak. Ngomong-ngomong Chanyeollie itu sia—"
"Baekhyunnie~~~" Sebuah suara di luar mengintrupsi pertanyaan Nyonya Byun. Baekhyun menyadari bahwa itu suara Chanyeol yang sepertinya sudah menunggunya di luar. Baekhyun menatap ibunya dan menarik lengannya. Tak lupa ia membawa keranjang piknik yang sudah ia isi dengan berbagai macam makanan dan minuman.
Baekhyun dan ibunya sudah tiba di gerbang depan rumah. Di sana Chanyeol sudah menunggu Baekhyun dengan siap siaga.
"Chanyeollie, ini ibu Baekkie. Ibu, ini Chanyeollie, teman baru Baekkie." Baekhyun memperkenal Chanyeol ke ibunya begitu juga sebaliknya.
"Halo Bibi Byun, saya Park Chanyeol temannya Baekhyun. Senang bertemu dengan Anda." Chanyeol menundukan kepalanya tanda hormat ke seseorang yang lebih tua. Nyonya Byun tersenyum melihat betapa sopannya anak laki-laki ini.
"Halo, senang bertemu denganmu juga, Chanyeollie." Chanyeol tersenyum karena ibu Baekhyun ternyata orang yang ramah.
"Oiya, saya boleh mengajak Baekhyun keluar sebentar? Saya berjanji akan menjaganya dan mengantar Baekhyun sampai ke rumah." Chanyeol meminta izin kepada Nyonya Byun.
"Karena kau sepertinya anak yang bertanggung jawab, jadi aku akan mengizinkan kalian. Ingat, jangan pulang terlalu sore. Kalian mengerti?" sang ibu memberikan nasihat yang langsung diiyakan oleh mereka berdua. Chanyeol menyuruh Baekhyun untuk duduk di kursi belakang. Mereka berpamitan lagi sebelum akhirnya Chanyeol mengayuh sepedanya hingga menghilang di ujung persimpangan.
-Goodbye Summer-
"Kita sampai di destinasi pertama~!" Chanyeol menghentikan laju sepedanya di sebuah tempat pemberhetian bus yang sudah tidak terpakai. Baekhyun sungguh takjub dengan pemandangan di depannya—hamparan ladang bunga matahari yang memagari kedua sisi jalan dengan gumpalan awan putih bak kembang gula dan hamparan langit biru cerah yang menjadi atap padang bunga matahari itu Di antara lautan lading bunga matahari itu ada beberapa menara pemancar. Jalan raya di daerah itu juga cukup sepi karena wilayah yang mereka kunjungi hampir memasuki wilayah pedesaan.
"Wooaaah~ Chanyeollie, ini benar-benar keren! Baekkie kira tempat seperti ini hanya ada di film. Ternyata tempat seperti itu sekarang ada di depan mata! Baekkie suka!" Baekhyun masih tidak percaya dengan pemandangan indah di sini. Ini seperti surge tersembunyi bagi Baekhyun.
"Sudah kuduga, kau pasti akan menyukainya. Mau istirahat dulu sambil menggambar?" Chanyeol menyuruh Baekhyun duduk di kursi halte tak terpakai itu. Chanyeol membantu Baekhyun membawakan barang bawaannya.
"Ini, minum dulu." Chanyeol menyerahkan sekaleng jus jeruk dingin kepada gadis berambut hitam bermarga Byun itu. Baekhyun menerimanya dengan senang hati. Mereka berdua membuka tutup kaleng itu dan menegak isinya sedikit demi sedikit sambil menikmati semilir angin musim panas.
"Baekhyunnie tidak ingin menggambar? Ini baru destinasi pertama kita, masih banyak tempat yang akan kita kunjungi. Ngomong-ngomong, aku bawa kamera lho! Kita bisa mengambil foto di sini!" Baekhyun termangu mendengar omongan Chanyeol barusan.
"Maksudnya?" Tanya Baekhyun penasaran.
"Ini masih tujuan pertama kita. Aku akan mengajakmu untuk mencari tempat-tempat bagus lainnya. Kau boleh menggambar kalau kau mau. Aku akan mengambil beberapa foto di sini." Dengan penuh semangat, Baekhyun mengeluarkan peralatan menggambarnya dan mulai menggambar apa yang ada di dalam pikirannya. Sedangkan Chanyeol asyik memotret pemandangan di depannya. Setelah dirasa cukup, diam-diam ia melihat kea rah Baekhyun yang tampaknya serius menggambar. Chanyeol tersenyum melihat Baekhyun yang nampak asyik dengan buku gambar dan pensil di tangannya. Diam-diam, Chanyeol mengambil beberapa potret Baekhyun tanpa disadari oleh gadis itu. Ia memotret dari berbagai sudut. Setelah dirasa cukup, ia memutuskan untuk memotret Baekhyun dari seberang jalan.
"Baekhyunnie, lihat ke sini!" Chanyeol menyuruh Baekhyun untuk melihat ke arah kamera miliknya. Baekhyun mendongak dan terkejut melihat Chanyeol sedang memfokuskan lensa kamera ke arahnya.
"Berposelah!" Chanyeol menyuruh Baekhyun itu berpose. Baekhyun nampak bingung harus berpose apa. Akhirnya ia memutuskan untuk berpose anggun sambil melemparkan senyum manis ke arah kamera.
"Oke. 3…2…1…"
Cekrek!
"Baiklah. Aku akan mencetaknya dan memberikan padamu nanti. Lanjutkan saja menggambarmu." Chanyeol berusaha mengecek hasil jepretannya dan ia nampak puas dengan hasil jepretannya. Ia memasukkan kamera itu ke dalam tasnya dan mengeluarkan kamera Polaroid. Baekhyun tidak sengaja melihat Chanyeol mengeluarkan kamera Polaroid terkejut karena anak lelaki yang duduk di sampingnya ternyata membawa dua jenis kamera yang berbeda.
"Chanyeollie bawa dua kamera?" Baekhyun nampak terpesona melihat kamera Polaroid yang dibawa Chanyeol. Bagaimana bisa anak SD kelas tiga bisa punya kamera itu? Batin Baekhyun dalam hati.
"Yup. Yang barusan untuk kepentingan fotografi, yang ini untuk selca. Baekhyun mau ber-selca denganku?" Chanyeol menawari Baekhyun untuk berfoto bersama.
"Baekkie mau!" jerit Baekhyun senang. Chanyeol mengarahkan lensa kamera polaroidnya ke arah mereka berdua.
"Say kimchi~!"
Cekrek!
Sebuah Polaroid keluar dari kamera itu. Chanyeol mengambilnya dan mengibaskannya supaya gambarnya muncul. Beberapa detik kemudian, hasil potret barusan muncul perlahan-lahan.
"Lihat, bagus kan?" Chanyeol menunjukan foto mereka berdua sedang tersenyum ke arah kamera dengan latar pemandangan indah di belakang mereka. Mata kelinci Baekhyun berbinar hebat.
"Wah, ini bagus! Boleh Baekkie ambil?" Chanyeol mengangguk dan menyerahkan foto itu padanya. Ketika Baekhyun asyik mengamati foto yang barusan diberi Chanyeol, Chanyeol melirik buku gambar yang berada di pangkuan Baekhyun.
"Woaaah! Ini keren Baekhyunnie!" Baekhyun terkejut mendengar teriakan Chanyeol. Baekhyun mengikuti arah pandang Chanyeol yang jatuh di hasil gambarannya—padang bunga matahari beratap langit biru cerah dan gumpalan awan putih. Baekhyun tersipu mendengar pujian Chanyeol.
"Kau mau?" Baekhyun menyobek lembar buku gambarnya pelan-pelan agar kertasnya tidak sobek.
"Tidak. Ini kan gambar yang sudah kau gambar susah payah. Lagipula aku tidak bisa menggambar." Chanyeol berusaha menolak hasil karya Baekhyun. Ia menolak karena Baekhyun sudah membuat itu dengan susah payah dan dengan mudahnya ia memberikan hasil jerih payahnya itu kepadanya.
"Tidak apa kok. Baekkie bisa mampir ke sini sewaktu-waktu. Karena tempatnya bagus, mungkin Baekkie bisa sering ke sini dan menggambar pemandangan yang sama lagi. Kan Chanyeollie sudah memberikan foto pada Baekkie. Giliran Baekkie yang memberikan hasil gambaran Baekkie. Impas bukan?" Baekhyun tersenyum hingga matanya membentuk lengkungan eyesmile yang berhasil mempesona siswa kelas tiga SD bernama Chanyeol.
"T-Terimakasih. Aku akan menjaganya baik-baik. Kalau kau ingin pergi ke sini lagi, kau bisa hubungi aku. Aku siap mengantarmu, hehehe." Mereka berdua tertawa bersama.
"Mau ke tempat lain lagi? Masih ada destinasi yang harus kita kunjungi di sini." Chanyeol membantu Baekhyun bangkit dan mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan mereka. Selama perjalanan, Chanyeol mengajak Baekhyun ke tempat yang tidak pernah Baekhyun ketahui selama ini—padang bunga matahari, danau yang dipenuhi dengan angsa putih, dan terakhir bukit yang bisa melihat keseluruhan kota tempat tinggal mereka. Baekhyun sangat senang, meskipun perjalanan mereka sangat panjang dan melelahkan. Sesuai janji, Chanyeol mengantar Baekhyun sampai di depan rumah sebelum matahari tenggelam. Hari ini mereka sudah menghabiskan waktu bersama-sama, padahal belum ada sehari mereka berkenalan.
"Terimakasih karena sudah mengajak Baekkie jalan-jalan ke tempat yang menakjubkan." Baekhyun berterimakasih karena Chanyeol sudah memberitahu tempat di mana ia bisa menemukan insipirasi untuk menggambarnya.
"Sama-sama, aku juga senang bisa berkenalan denganmu. Padahal belum ada sehari kita saling berkenalan, tapi aku merasa kita sudah saling kenal sejak lama. Hahaha~" Mereka berdua menyadari kalau mereka baru saja berkenalan saat jam istirahat tadi siang. Tiba-tiba suasana mendadak hening. Dua anak kecil berbeda gender itu saling menatap satu sama lain.
"Baekhyunnie, aku berjanji akan melindungimu. Akan selalu membuatmu tertawa. Jadi, maukah kau jadi sahabatku?" Chanyeol menjulurkan jari kelingkingnya. Baekhyun berpikir sejenak. Sahabat? Tidak buruk juga.
"Baik, mulai sekarang Baekkie dan Chanyeollie adalah sahabat! Kita akan terus jadi sahabat sampai kita lulus kuliah nanti. Janji?"
"Aku janji."
Janji persahabatan akhirnya terjalin. Kedua kelingking mereka saling bertaut tanda mereka sudah resmi menjalin hubungan persahabatan. Setelah mereka meresmikan jalinan persahabatan mereka, Chanyeol memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Baekhyun melambaikan tangannya hingga Chanyeol menghilang diujung jalan.
Seiring berjalannya waktu kisah persahabatan mereka berlanjut hingga musim panas berakhir…
To be continued
