Summary: "Tsuna menelan ludahnya, keringat dingin kembali mengucur di pipinya. Entah Chrome sendiri tidak sadar betapa gila Famiglia tempat dirinya bekerja, atau cinta memang benar-benar buta." / 15YL!Universe. Set after the final arc. Pure crack.

Genre: Drama, Family. Will add 'tragedy-written-in-such-a-poor-taste', if such genre is available.

Main characters: OC, Chrome Dokuro, Tsunayoshi Sawada, Vongola 10th Generation

Disclaimer: Katekyo! Hitman Reborn © Amano Akira. All rights reserved. The author does not gain any commercial profit from writing this story.

Dan A/N berisik saya simpan untuk akhir prolog ini.

Please, enjoy yourself.


Tsuna tersenyum, mengamati anggota famiglianya yang berkumpul di sekitar meja makan.

Sudah lima belas tahun berlalu sejak Reborn kembali untuk menawarkannya gelar Vongola Neo Primo. Dan sudah bertahun-tahun lamanya ia memberitahu Reborn bahwa, tidak, ia tidak akan mengambil kedudukan tersebut, karena—apa Reborn sudah tidak waras?—ia tidak mau bergabung dengan kelompok penjahat macam apapun, dan tidak ada yang dapat mengubah itu.

Tapi lihatlah Sawada Tsunayoshi yang sekarang.

Setelah ia mengambil kedudukannya yang pantas sebagai pemimpin Vongola sepuluh tahun yang lalu, mafia famiglia yang terkenal seantero dunia, hidupnya berubah drastis. Ia sudah bukan lagi Tsuna yang manja, yang pengecut, yang hanya dapat mengandalkan guru privatnya untuk dapat melakukan sesuatu yang berarti di dunia ini. Ia adalah Sawada Tsunayoshi yang mampu merombak Vongola Famiglia—dari kelompok penjahat kelas kakap yang kasus-kasus kejahatannya menumpuk membebani para penegak hukum hingga menjadi satu kesatuan yang bekerja untuk melindungi orang-orang di sekitarnya.

(Dan, Tsuna mengingat sembari tersenyum kecut, usaha yang telah dilakukan untuk itu semua tidaklah kecil. Dua per tiga dari jumlah total aliansi Vongola beserta sepertiga jumlah anggota famiglianya sendiri membubarkan diri setelah ia menyatakan bahwa Vongola kini bukanlah segerombolan mafia yang sekadar berbuat kejahatan di dunia tanpa makna. Akan tetapi, dengan bantuan Dino serta teman-temannya yang luar biasa, kini Vongola telah kembali berkembang sebagai famiglia yang disegani di dunia tersebut.)

Tetapi, yang paling penting memang selalu masa kini—dan tidak ada gunanya mengagumi hasil kerjanya sendiri terus menerus.

Malam itu merupakan malam yang tidak biasa. Untuk pertama kalinya dalam sebulan, mereka berhasil berkumpul bersama dengan teman-teman lama di antara semua misi dan tugas yang mereka terima. Dan makan malam yang disiapkan oleh Haru, Kyouko dan I-Pin sangat lezat seperti yang diingat (Tsuna sangat, sangat, bersyukur karena Bianchi memutuskan untuk tidak ambil andil dalam pembuatan makan malam, karena setelah semua yang dilaluinya akhir-akhir ini Tsuna masih tidak yakin perutnya mampu bertahan melalui poison cooking sang Mistress Cavallone), pembicaraan menyenangkan antara satu sama lain menghiasi malam itu. Tsuna sendiri tadinya sedang berbincang dengan Ryohei, Gokudera dan Yamamoto mendiskusikan beberapa hal sesederhana kabar mereka masing-masing—yang merupakan hal yang wajar, karena sudah satu bulan sejak terakhir semua orang bertemu dengan satu sama lain seperti ini—sementara Lambo sesekali menimpali (Gokudera dan Lambo sudah beberapa kali dikirim ke dalam misi-misi bersama sebagai rekan, yang merupakan hal yang cukup hebat mengingat mereka lebih sering bertengkar dengan satu sama lain ketika mereka jauh lebih muda), berhasil mengikuti arah pembicaraan mereka. I-Pin dan Bianchi kini sibuk mengobrol tentang sekolah, karena tahun ini I-Pin sudah akan menyelesaikan kuliahnya dan Bianchi mengambil master degree di bidang tata boga. (Yang, menurut Tsuna, merupakan hal yang sia-sia saja, karena tidak ada satu orang waras pun yang mau memakan masakannya.)

"Senang sekali semuanya bisa datang ke sini malam ini," Kyouko berkata, senyum manisnya berada tepat di tempatnya selalu ada. "Sudah lama aku ingin mengadakan reuni. Untung Tsu-kun setuju, dan mengundang semuanya untuk datang."

"Semuanya." Haru mengerutkan hidung, tampak tidak begitu berpuas diri. "Reborn-chan, Fuuta-kun, Giannini-san dan Dino-san tidak bisa hadir karena urusan di Italia. Hana masih punya pekerjaan di sudut lain kota Namimori. Chrome-chan masih belum sampai, padahal ia berjanji akan segera terbang ke Jepang dalam penerbangan berikutnya. Hahi! Dan Hibari-san bahkan tidak memberi respon terhadap undangan kita. Padahal ia bisa dengan mudah datang—maksudku, rumahnya terhubung dengan markas ini, kan?"

Gokudera mengenyakkan diri dalam kursinya, membuat dirinya nyaman. "Apa kaupikir Hibari adalah tipe orang yang akan datang begitu saja ketika dipanggil?" tanyanya skeptis. "Lagipula, aku tidak begitu mengharapkannya untuk datang."

"Orang itu," Ryohei menimpali memainkan kaleng yang sedang dipegangnya, "dia tidak pernah mau mencoba menyenangkan hati orang-orang yang memerhatikannya. Hanya muncul ketika kita benar-benar membutuhkannya! Bicara tentang jadi egois."

"...ahahaha..."

Tsuna rasa bir yang disediakan Kyouko khusus untuk kakaknya itu mulai mengambil efek. Ryohei adalah satu-satunya orang yang sanggup menghabiskan beberapa kaleng bir setelah makan, sementara yang lain hanya sedikit menyentuh gelas berisi wine mereka. "Paling tidak, kuharap Chrome berhasil datang sebelum makan malam berakhir," katanya. "Aku ingin tahu apa yang sedang ia lakukan. Akhir-akhir ini, dia telah menjadi agak... tertutup, bahkan dalampertemuan lewat video dengan para Penjaga. Seperti mempunyai sesuatu yang ia tidak ingin siapa pun tahu... mungkin Kyouko-chan, Haru, ia bercerita kepada kalian?"

Tsuna agak kecewa melihat Kyouko dan Haru saling pandang kemudian menggeleng. "Maaf, Tsu-kun. Tetapi Chrome-chan... dia tidak banyak berbagi tentang dirinya sendiri akhir-akhir ini," jawab Kyouko menyesal. "Aku dan Haru-chan cukup sibuk dengan pekerjaan kami" —Tsuna ingat betul bahwa Kyouko adalah seorang fashion designer dan Haru berkerja sebagai pengacara spesial Vongola— "dan dia... well, kurasa wajar ia telah menjadi agak tertutup. Maksudku setelah insiden itu..."

"Tuh, kan." Haru mengetuk-ngetuk jari tangannya kesal. "Aku sudah tahu dari awal, seharusnya kupaksa saja dia untuk memberitahuku."

"Haru-chan!"

"Kyouko-chan, aku punya kue cokelat besar lezat menunggu untuknya jika ia mau memberitahuku! Dia tidak bisa kecewa!"

"Mana mungkin dia mau cerita hanya karena kue cokelat besar, Cewek Bodoh?!"

"Bodoh?! Apa maksudmu dengan bodoh, Gokudera-san?!"

"Memangnya siapa lagi perempuan bodoh yang ada di ruangan ini?!"

Ingin sekali Tsuna mengingatkan kedua temannya itu bahwa mereka semua baru saja melakukan reuni setelah lama tidak bertemu, yang berarti bukan waktunya bagi Gokudera dan Haru—atau siapapun, demi Tuhan—untuk bertengkar hebat, apalagi di meja makan, akan tetapi kata-katanya tidak mencapai telinga siapapun.

"Sepertinya semua orang sedang bersemangat hari ini!" Yamamoto bahkan hanya tertawa.

"Sudah, sudah. Haru, Gokudera-kun, tolong berhenti berteri—"

Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya, pintu ruang makan berderit terbuka. Tatapan mata semua orang tertuju pada sosok ramping yang berdiri di belakang pintu besar yang digeser tersebut, kemudian—

"CHROME-CHAN!"

"Chrome! Kau bisa datang!"

Chrome Dokuro tersenyum malu-malu, semburat merah muda menghiasi wajah pucatnya. Ia tampak lelah, seperti telah melewati banyak masalah hanya untuk datang ke sana. Meskipun demikian, mata beriris ungunya masih terbuka lebar dan pakaian yang dipakainya terlihat kasual, bukan blazer hitam formal yang biasa dikenakannya saat bekerja untuk Vongola. "Boss, semuanya, selamat malam."

"Chrome-chan, silakan duduk!" Kyouko mengantar Chrome ke tempat duduk yang tersisa di dekat meja besar mereka. "Akan kusiapkan makan malam untukmu, duduklah."

"Hahi! Haru akan tuangkan wine-nya!"

"Terima kasih, tolong jangan repot-repot..."

Tsuna merasa lega, Penjaga Kabut yang pemalu tersebut berhasil datang tepat waktu. Setelah Chrome mendudukkan diri di depan I-Pin dan membuat dirinya nyaman, Bos Vongola Kesepuluh itu membuka topik pembicaraan. "Chrome bagaimana kabarmu?"

"Baik sekali, Bos, terima kasih."

"Kurasa keadaan di Rusia baik-baik saja?" Dua minggu sebelumnya, Tsuna mengirim sang gadis untuk melakukan misi mata-mata di negara tersebut. "Tak ada masalah?"

"Tidak ada masalah... aku menyelesaikan misinya jauh lebih cepat daripada seharusnya." Chrome bergerak sedikit di kursinya. "Sebenarnya, aku bisa saja sampai di Jepang kurang lebih dari tiga hari yang lalu, akan tetapi..."

Menyadari raut wajah Chrome yang berubah serius dan keengganan wanita bermata satu itu untuk melanjutkan, Tsuna mencoba mendorongnya untuk terus melanjutkan. "...akan tetapi?"

"Tsuna-san! Tidak ada pembicaraan tentang kerja di meja makan!" tegur Haru, menyajikan makan malam Chrome sebelum berkacak pinggang. "Haru dan Kyouko-chan tidak mengambil hari libur untuk mendengarkan semua orang bicara tentang pekerjaan mereka!"

"Tapi—"

"Tsu-kun, aku tidak keberatan jika kau ingin bicara tentang misi Chrome setelah semua ini," kata Kyouko lembut, "tetapi kurasa Chrome ingin menikmati malam yang tenang."

"Ah, tidak apa-apa, Kyouko-chan," kata Chrome perlahan. "Aku tidak keberatan. Lagi pula, aku... punya sebuah permintaan. Kepada kalian semua. Jadi aku ingin kalian mendengarkan."

Seisi ruangan mendadak hening. Bahkan Lambo dan I-Pin yang biasa agak berisik pun berhenti untuk mendengarkan. Chrome menyadari tatapan semua orang yang tertuju kepadanya, kemudian mulai mencabik-cabik saputangannya tanpa sadar.

"Um... sebenarnya, aku telah menyembunyikan sesuatu dari kalian semua selama satu tahun ini."

Satu tahun? Chrome yang manis, baik hati, dan jujur menyembunyikan sesuatu selama itu?

"Aku sendiri heran ketika dia berkata dia ingin melakukannya, tetapi... dia sudah baik sekali kepadaku, dan aku tidak mau menolaknya..."

Dia?! Maksudnya—

"Bolehkah... um, bolehkah tunanganku datang mengunjungi kalian semua di sini hari Senin nanti?"


Kaleng bir yang dipegang Ryouhei jatuh berkelontang, menumpahkan isinya yang tinggal sedikit ke lantai. Gelas wine yang pada awalnya dipegang Gokudera pun sudah jatuh mencium tanah, meninggalkan serpihan kristal besar-besar dan noda gelap basah di karpet beludru merah. Rahang bawah Tsuna tidak dapat digerakkan ke atas setelah turun sejauh yang ia bisa ke bawah. Senyum Yamamoto membeku. Hening. Tidak ada yang bergerak setelah sang gadis berambut keunguan mengutarakan permintaannya.

Karena Chrome Dokuro. Yang itu. Gadis pemalu yang bahkan tidak dapat benar-benar menatap mata seseorang ketika bicara dengannya. Sudah mempunyai tunangan. Sekarang.

Dan tidak ada yang telah diberitahu tentang itu sebelumnya.

Chrome mengerjapkan mata, heran melihat reaksi yang tak diduga dari teman-temannya. "Bos? Hayato?"

Tsuna terbatuk-batuk, mengembalikan kembali jiwanya yang sempat melayang entah ke mana setelah pernyataan Chrome tadi. "... Aku... tidak apa-apa, Chrome. Silakan. Akan menyenangkan untuk bertemu dengannya."

"Itu adalah keputusan yang sangat ekstrim!"

"Aku—bukannya begitu—Juudaime!" Gokudera memotong dengan nada tinggi yang frustrasi. "Chrome, bukankah kau baru putus dengan pacarmu tahun lalu? Kenapa—dia—kau—kalian balikan dan memutuskan untuk menikah?!"

"Bukan!" Chrome menyanggah, wajahnya merah padam. "Ano, Kitagawa-san sama sekali tidak bicara kepadaku sejak saat itu. Bukan itu, aku... aku bertemu dengan Jun-san satu setengah tahun yang lalu, dan aku mulai... err, menyempatkan diri untuk bertemu secara rahasia dengannya dua bulan setelah aku putus..."

Tidak perlu menjadi seorang jenius dengan IQ di atas 200 untuk memahami apa maksud Chrome dengan 'bertemu secara rahasia'.

"Jun-san sangat... bersemangat ingin bertemu dengan kalian semua," Chrome melanjutkan, salah mengartikan reaksi teman-temannya yang membeku sebagai keheningan yang melegakan, "dan, um, dia telah bersikap sangat baik kepadaku, maka..."

Bianchi, yang sedari tadi tidak berbicara, berdiri dan meletakkan tangannya di bahu Chrome. "Chrome," mulainya, "normalnya, seseorang tidak menerima lamaran orang lain hanya karena ia bersemangat."

"Atau baik hati, astaga," Gokudera menimpali, frekuensi detak jantungnya belum menurun ke batas normal.

Yamamoto sekali lagi tertawa. "Kupikir Chrome punya selera yang bagus."

"Kau bahkan belum bertemu dengannya, Baseball Bego!"

"A, ahahahaha..."

Ryouhei melesakkan diri ke kursinya. Kontras dengan reaksinya sebelumnya, ekspresi wajahnya sudah berubah ke mode serius. "Dan, Tsuna? Apa pendapatmu? Kau belum bicara selain mengizinkan Chrome untuk membawa tunangannya."

Sekarang perhatian semua orang tertuju kepadanya. Peluh bercucuran di keningnya kendati suhu ruangan tidak naik barang satu derajat pun. "Aku, err..." Kebingungan menguasai Tsuna saat ia tidak tahu harus berbicara apa. "Sebagai temannya, kupikir perubahan ini akan membawa kebaikan untuk Chrome—" ("Tidak mungkin!" Gokudera berteriak di belakang) "—dan tidak ada salahnya baginya untuk membuka lembaran baru dalam hidup, jadi... yah, aku tidak keberatan. Selamat untuk pertunangannya, Chrome." Dengan kata-kata itu, Tsuna tersenyum menyemangati.

Chrome merasa air mata mulai menggenangi sudut matanya. "Bos..."

"Kau masih terlalu naif, Tsuna."

Semua orang tersentak. Suara yang sangat familiar tersebut berasal dari pintu ruang makan yang kini telah terbuka lagi. Seorang remaja berpakaian serba hitam dari atas hingga bawah dengan fedora yang sudah tak asing lagi melangkah masuk.

"Reborn-san!"

"Reborn!" Tsuna bangkit dari kursinya, terperangah. "Kupikir kau bilang kau belum mau meninggalkan Italia!"

"Aku berubah pikiran." Reborn menyahut kalem, bersandar pada tembok ruangan dan menatap mereka semua. Penampilannya tidak begitu berubah meski kutukan Arcobaleno sudah diangkat dan tahun ini ia telah memasuki umurnya yang keenam belas. "Tsuna, seharusnya kau sudah paham bahwa masalah yang melibatkan Chrome ini juga dapat melibatkan Famiglia."

"Apa maksud—"

"Betul juga," kata Gokudera, memasuki 'punk-geek mode' seperti yang biasa disebut Haru. "Siapapun yang dapat memasuki Famiglia lewat Chrome, memiliki potensi bahaya yang tidak dapat diabaikan, Juudaime."

Suara Tsuna menjadi pelan dan rendah. "Maksudnya, kalian menganggap tunangan Chrome sebagai... ancaman?"

"Tsu-kun," tegur Kyouko, tetapi Chrome mendahului gadis berambut cokelat muda tersebut.

"Tidak!" Nada bicara Chrome naik satu oktaf. Gadis yang biasanya bersikap lemah lembut itu kini melanggar stereotypenya sendiri. "Jun-san tidak pernah melakukan hal-hal yang mengancam keamanan Vongola!"

"Tetap saja ini bukan..." Gokudera memulai, tetapi Chrome melanjutkan, mengabaikan pria tangan kanan Vongola Kesepuluh itu.

"Yang ia inginkan hanyalah bertemu dengan calon keluarganya nanti—itulah kenapa ia akan datang! Dan Jun-san tidak pernah bicara satu patah kata pun tentang Vongola—sama sekali tidak, Bos!"

"Ya, aku tahu—maksudku, aku tentu tidak tahu apa saja hal yang kalian bicarakan, tetapi..." Tsuna menarik napas dalam. "Aku memercayai penilaian Chrome—sebagai seorang wanita, juga sebagai anak buah yang terpercaya. Dan aku percaya pilihan Chrome sudah merupakan yang terbaik baginya... dan sejujurnya, kita tidak punya urusan dalam kehidupan cinta orang lain, demi Tuhan."

"Tapi, Juudaime—!"

KREK. BAM.

Suasana hening kembali menyelimuti ruang makan berperabot mewah tersebut. Pandangan mata setiap orang pun kembali tertuju pada guru privat berpakaian serba hitam Tsuna tersebut. Reborn menyeringai setelah meletakkan senjata berlaras panjang favoritnya di sampingnya dengan gerakan yang sangat tidak perlu serta sangat menarik perhatian itu.

"Jika Tsuna dan Gokudera masih tidak mencapai persetujuan tentang hal sesepele ini, maka akan kusarankan satu hal. Bagaimana jika kalian menguji tunangan Chrome yang akan datang ini saja, untuk memastikan kepantasan pria tersebut sebagai suami dari seorang Penjaga?"

"Saya setuju, Juudaime!"

"Gokudera-kun!" teriak Tsuna putus asa. "Reborn!"

"Ujiannya mudah. Tunangan Chrome ini hanya perlu mengunjungi satu-satu anggota Vongola dan bertahan menghadapi mereka. Tidak rumit sama sekali." Mengabaikan teriakan protes muridnya, Reborn mengalihkan pandangannya kepada Chrome. "Bagaimana menurutmu, Chrome?"

"Jika hanya itu... saya rasa tidak apa-apa."

"Chrome!"

Suara Tsuna terdengar makin putus asa. Ia menatap mata Chrome yang hanya sebelah, mata yang entah kenapa tidak meninggalkan rasa takut ataupun kecewa sedikit pun.

"Jun-san orang yang hebat. Tidak perlu khawatir, Bos."

Tsuna menelan ludahnya, keringat dingin kembali mengucur di pipinya.

Entah Chrome sendiri tidak sadar betapa gila Famiglia tempat dirinya bekerja, atau cinta memang benar-benar buta.


"Jadi," Sasagawa Hana mencoba merangkum cerita Kyouko, Haru dan I-Pin dalam kalimat-kalimat singkat yang mudah dipahami, "tunangan Chrome akan datang ke sini, ke markas Vongola untuk bertemu dengan setiap anggota dan bertahan hidup dari mereka semua? Dan Chrome berharap dia akan bertahan dengan sekadar berkata, 'hai'?"

"Kurang-lebih begitu," kata Haru muram, mengaduk es kopi yang dipesannya. Es yang ada dalam gelasnya sudah banyak mencair, meninggalkan lapisan bening di atas cairan kopi dinginnya. Keempat perempuan tersebut sedang berkumpul di sebuah kafe nyaman di pusat Namimori untuk menghabiskan sisa akhir pekan. Hana, yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri, baru dapat dihubungi tadi pagi. Kyouko langsung mengatur pertemuan darurat setelahnya.

Hana, tentu saja, tidak dapat mengabaikan subjek yang berbunyi, 'Keadaan Darurat Chrome-chan!' yang tertera dalam e-mail yang diterimanya dari Kyouko tersebut.

"Aku benar-benar mengkhawatirkan Masayuki-san," timpal Kyouko. "Bukan untuk yang pertama kalinya Chrome-chan membawa kekasihnya untuk diperkenalkan kepada semua orang, dan, well, itu tidak berjalan begitu mulus. Dan itu, ketika mereka baru saja berpacaran. Bayangkan apa yang terjadi ketika mereka tahu Chrome ternyata sudah bertunangan."

I-Pin mengangguk. "Tsuna-san mencoba untuk mencegahnya, tetapi tidak ada yang bisa menghentikan Chrome-san."

Hana menyadari betapa muram ekspresi teman-temannya dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Oh, ayolah," katanya, mencoba membesarkan hati semua orang. "Memangnya hal buruk apa yang bisa saja terjadi?"

Haru, Kyouko, dan I-Pin saling pandang.

"Takeda-san masuk rumah sakit segera setelah kunjungannya sembilan tahun lalu," kata Kyouko, mengacu pada pacar Chrome yang pertama kali diperkenalkan ke keluarga Vongola.

"Dan Junpei-san dikabarkan berhenti keluar dari rumahnya untuk bersosialisasi setelah mengenal Vongola," tambah Haru.

"Kudengar Makoto-san tidak kembali dari rumah sakit jiwa setelah datang mengunjungi kami," kata I-Pin.

"Juga Yamada-san—"

"—lalu, Kitagawa-san—"

"Tunggu, tunggu!" Haru menyela panik, menghentikan cerita bersambung yang dituturkan teman-temannya. "Maksud kalian, dari sekian banyak pacarnya yang ia bawa ke sana, belum ada yang sanggup bertahan dari mereka?"

Perlahan Kyouko, Haru dan I-Pin mengangguk.

"Yah, mereka tidak sebegitu payahnya, sih," kata Haru menimbang-nimbang. "Memang tidak semua, tapi paling tidak ada beberapa di antaranya yang bisa bertahan hingga Mukuro-san."

"Mukuro—Rokudou Mukuro yang itu, mengunjungi Vongola? Setelah bertahun-tahun?"

"Yep. Tidak melewatkan kesempatan untuk meneror orang yang mungkin akan mengambil Chrome sayang miliknya itu."

"Dan Hibari-san, jangan lupa," kata I-Pin mengingatkan.

Haru mengerutkan dahi. "Dan itu juga. Yamada-san dan Kitagawa-san itu masih terlihat baik-baik saja—mereka bahkan bisa menghadapi Varia dengan mudah!—sampai Hibari-san bicara sepatah-dua patah kata kepada mereka. Dan mendadak mereka bersikap seperti sudah kehilangan akal."

Hana benar-benar ragu Hibari tidak melakukan apapun melewati batas sepatah-dua patah kata, mengenal sifat sang Penjaga Awan yang merangkap sebagai ketua dari Foundation tersebut.

"Kurasa mereka hanya tidak sanggup bertahan menghadapi tekanan yang Hibari-san berikan," kata Kyouko lembut. Sifatnya yang optimis terlihat dari setiap patah kata yang keluar dari bibirnya. "Hibari-san orang yang agak keras."

"Itu," kata Haru, "adalah pernyataan paling salah di abad ini. Aku belum pernah bertemu dengan orang yang jauh lebih menakutkan daripada Hibari-san. Wajar jika semua orang berusaha kabur darinya."

"Haru-san!" tegur I-Pin. Memang rasa sukanya terhadap ketua Foundation tersebut sudah lama hilang, tapi Hibari adalah mentor yang cukup baik bagi Lambo—masih kalah dari Gokudera, tentu saja, meskipun demikian ia adalah orang yang gadis berkebangsaan Cina itu hormati dengan amat sangat.

"Tapi aku setuju," Hana menimpali sebelum menyeruput minumannya. Cincin pernikahannya berkilau diterpa sinar matahari sore. "Jika saja anggota Famiglia kalian—sori, kita. Aku lupa aku sudah ambil bagian juga—itu dapat berhenti bersikap seperti orang-orang kebakaran jenggot yang over-protective terhadap Chrome dan membiarkan wanita tersebut untuk mempunyai kehidupan yang pantas untuk perempuan seumurnya. Maksudku, umurnya dua puluh delapan tahun ini! Kyouko sudah menikah dengan Tsuna—dan Haru, pernikahanmu dengan Gokudera sudah dapat dipastikan. Hanya I-Pin yang masih belum punya keberanian untuk mengencani entah Lambo atau Fuuta, dan itu pun karena dia masih bimbang mau memilih yang mana untuk dikeluarkan dari zona teman."

"Hana-san!" Wajah I-Pin memerah malu.

"Sori. Tapi, serius deh," Hana menambahkan tanpa merubah ekspresinya sama sekali. "Ketika hari itu tiba, akan jadi sangat menyedihkan bagi Chrome untuk menjadi satu-satunya wanita dalam Famiglia yang belum bisa berkeluarga."

"Kurasa kau benar, Hana," kata Kyouko setelah berpikir-pikir.

"Yep. Kurasa kau memang benar," Haru mengangguk. "Ini demi Chrome-chan! Kita harus bisa membantunya mempertahankan Masayuki-san!"

"Sungguh naif."

Orang-orang di kafe, terlepas dari lingkaran kenalan atau bukan, tersentak mendengar nada bicara wanita yang kemunculannya tidak pernah dapat diperkirakan itu. Nada tersebut tidak terdengar dingin—tetapi tidak terdengar hangat juga. Unsur kejutan yang terkandung dalam kata-kata tersebut seperti dimasukkan dalam ketidaksengajaan.

Bianchi si Kalajengking Beracun berdiri di belakang Kyouko—yang terlihat seperti satu-satunya orang yang tidak terpengaruh kendati teman-temannya bersikap sebaliknya.

"Kalau kalian pikir semua orang yang datang untuk mengambil Chrome dari lingkungan kita merupakan orang-orang yang baik, maka kalian masihlah anak-anak."

"Bianchi-san!"

"Aku ingin secangkir kopi, terima kasih."

Pelayan kafe yang kebetulan berada di sana pada saat itu berjengit mendengar nada bicara Bianchi yang mengintimidasi, kemudian terbirit-birit melarikan diri ke counter. Kyouko memiringkan kepala, masih belum memahami kata-kata Bianchi.

"Bianchi-san, yang tadi maksudnya apa?"

"Haru juga tidak begitu mengerti," kata Haru bingung.

"Karena itulah kalian masih anak-anak," kata Bianchi, yang tahun ini sudah menginjak usianya yang ketiga puluh dua. "Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian tentang tunangan Chrome—yang, jika informasi yang kuterima benar adanya, akan datang besok Senin. Kalian melewatkan sesuatu yang penting dalam pembahasan kalian."

"Masayuki-san memang akan datang Senin nanti." I-Pin mengonfirmasi. "Tetapi aku tidak melihat bagaimana bisa ada yang kami lewatkan."

Bianchi menarik kursi dari meja lain—yang tengah dihuni oleh pasangan muda yang terlihat terlalu ketakutan untuk bahkan memprotes—dan menempatkan dirinya di antara Haru dan I-Pin. "Kalian melupakan fakta bahwa Masayuki Jun belum dapat dipastikan sebagai pendamping yang cocok bagi Chrome Dokuro."

Pada kata-kata ini, Kyouko dan Haru bertukar pandang. "Tetapi, Bianchi-san," I-Pin menunjukkan pembelaan dalam nada suaranya, "Tsuna-san dan semua orang sudah mempersiapkan ujian yang pantas bagi Masayuki-san."

"I-Pin-chan benar," Kyouko menambahkan. "Kurasa tidak perlu menambahkan penderitaannya lagi."

Bianchi membuat gerakan menepis ketika ia menyingkirkan rambut dari permukaan wajahnya. "Aku tidak bicara untuk mengujinya sebagai seorang pria kompeten dalam hal bisnis dan segala macamnya," ujar Bianchi dengan nada bosan. "Aku bicara tentang menguji hal di bidang yang seharusnya sudah sangat dikuasainya. Cinta."

"...Eh?"

Kopi yang dipesan Bianchi pun datang, diantar pelayan yang berbeda (Hana hampir seratus persen yakin bahwa pelayan yang tadi menerima pesanan Bianchi sedang berusaha untuk membuat dirinya terlihat mengecil tak berarti di balik counter). Bianchi, yang tidak sedetik pun memerhatikan perubahan atmosfer di sekelilingnya, menyesap kopinya dengan sikap tak acuh.

"Tapi—memangnya kalian bisa melakukan apa untuk itu?" tanya Hana skeptis, mencoba mengacuhkan Bianchi yang mulai melenceng dari topik. "Aku tahu aku bilang Chrome perlu dibantu dengan masalahnya ini, tapi jujur saja—aku tidak melihat peluang untuk keluar. Dan ini Vongola Famiglia yang kita bicarakan."

Mereka saling pandang lagi selama beberapa saat.

"Aku mengerti maksud Bianchi-san," ujar Haru tiba-tiba. "Dan kupikir aku punya ide."

"Kurasa seharusnya kita tidak membuat situasi menjadi lebih rumit, Haru-san," cetus I-Pin ragu-ragu.

"Mungkin tidak seharusnya kita meragukan Haru-chan bahkan sebelum ia memulai."

"Kyouko-chan, kau memang teman terbaik yang seseorang dapat miliki seumur hidupnya."

"Jadi?" Bianchi memotong, melipat kakinya yang panjang dengan anggun. "Rencana apa yang kaumiliki, Haru?"

"Oooh, itu tentu saja—masih rahasia," kata Haru, menikmati pandangan dan perhatian berlebih yang diberikan oleh teman-temannya. "Dan kupikir rencana ini dapat menyelesaikan sebagian besar masalah yang kita punya. Yep."

"Termasuk... mencegah Mukuro dan Hibari membunuhnya?"

Semua orang tahu bahwa kata 'nya' yang digunakan sebagai pengganti oleh Hana mengacu pada Masayuki.

"Well, marilah berharap yang mungkin dulu sebelum melanjutkan ke tahap yang jauh lebih rumit."


A/N:

Yak. Sampai di sini saja pemanasan kita hari ini. Cerita ini ditulis sebagai hasil dari overdosis kafein yang saya alami beberapa hari yang lalu, sih... tapi serius—saya cuma kepengin bikin pure crack, OC/Chrome X'D duh.

Not sure they would last longer than a few days, though. Famiglianya Chrome gila sangat. Paling enggak dari apa yang ada dalam kepala saya.

Yaudah... itu aja. Saya bakal berusaha untuk update tiap minggu. Beberapa draft sudah siap untuk dipost, saya cuma suka merevisi karangan berdasarkan review dari reader. Eh.

Kritik dan saran, seperti biasa sangat diterima. Kalau ada pertanyaan, silakan review atau PM. Sekadar ranting dan kesan-pesan juga gak masalah. Saya terima usul karakter mana berikutnya yang harus saya pertemukan dengan tunangan Chrome =))

Omong-omong, saya akan menulis chapter-chapter berikutnya dari sudut pandang Masayuki Jun. Akan menarik untuk menulis sesuatu dari sudut pandang orang yang dibully.

P.S.: saya suka Powerful!15YL Tsuna. Dan character song-nya Chrome Dokuro enak-enak semua buat didengar. Err. Yeah.