Title :: Ketika Ramalan Jadi Nyata !
Chapter :: 1
Rating :: T
Pairing :: Sasuke. U x Naruko. N
Author :: Kumiko29 a.k.a KumMiko_Miya
Genre :: Romance
Warning :: OOC, Gaje, aneh, Jelek, gak ada Romance-nya!
Summary :: Gimana jika ramalan jadi nyata? Pertama gara2 kepaksa, eh... malah jatuh cinta beneran... iseng-isengnya sang peramal gadungan malah bikin dia jadi Makcomblang buat kisah mereka... Gimana yaa? -Aneh? Mungkin... tapi, silahkan dibaca! RnR!
Flashback
"Aku tidak mau!" teriak seorang gadis berambut kuning keemasan yang dikuncir 2 panjang menjuntai pada sepasang suami istri di depannya, orang tuanya
"Hah… Naru-chan, kamu harus mau. Ibu dan ayah sudah berjanji pada mereka kalau kamu sudah genap berumur 16 tahun, kamu bakalan ditunangin sama keturunan keluarga Sab—" bahkan gadis berambut kuning itu tidak membiarkan sang ibu menyelesaikan ucapannya karena ia langsung memotongnya
"TIDAK PERDULI! SEKALI TIDAK TETAP NGGAAAAAAAAAAAAAK!" sang gadis langsung berbalik dan berlari memasuki kamarnya, membanting keras pintu kamarnya yang disana tergantung sebuah papan yang berwarna cerah dengan berbagai hiasan bertuliskan Naruko, nama sang gadis…
Sang ibu, memandang sang ayah yang sudah lebih dulu menghela napas panjang. Itulah susahnya punya anak gadis seperti Naruko Namikaze, anak dari pasangan Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki. Putri mereka yang satu ini memang terkenal keras kepala dan egois… mungkin karena dia terlalu dimanja oleh kedua orang tuanya, terutama karena dia adalah anak tunggal.
Kushina mendudukan dirinya pada sofa berwarna merah yang ada di ruang tengah rumah mereka. Minato masih berdiri membelakangi istrinya, kalihatan masih berpikir keras, dengan cara apa lagi mereka memaksa anak mereka untuk mau ditunangkan?
Tujuan mereka ingin secepatnya mentunangkan Naruko juga karena, Naruko itu bukan tipe anak gadis yang mudah jatuh cinta, agak tomboy dan sampai sekarang BELUM punya pacar…
"Minato, bagaimana ini? Naru-chan benar-benar tidak mau ditunangkan…" Kushina uring-uringan
"Mmm…" Minato bergumam tak jelas, tapi otaknya sedang memikirkan cara lain… "Baiklah" Minato tiba-tiba melangkah kearah pintu kamar putrinya,
'Tok-tok-tok' Minato mengetuk pintu kamar putrinya, Kushina mengerutkankan keningnya, lalu berdiri dari duduknya menatap heran tindakan suaminya…
"Naru-chan… buka pintunya sebentar…" pinta Minato menunggu putrinya membukakan pintu
"TIDAK MAU!"
Minato tahu tidak mudah membujuk sang putri membukakan pintu ketika dia sedang ngambek, tapi Minato tidak menyerah. Terlampau sering ia menghadapi tingkah kekanakan Naruko…
'Tok-tok-tok-tok'
"Kalau kamu membukakan pintu, ayah akan memberi jalan keluar lain dari masalah ini…" bujuk Minato, tetap keukeuh tak mau menyingkir dari depan pintu kamar Naruko
"Jalan keluar lain?" Naruko mulai terpancing…
'Aha! Tuh kan…' batin Minato tersenyum lebar, sementara Kushina hanya menatap sang suami bingung
"Ya… buka pintu dan akan ayah jelaskan"
Tak lama muncul suara 'Cklek'
Minato membuka pintu kamar Naruko, dan menemukan putrinya sedang memandang sang ayah dengan pandangan meminta penjelasan… sementara Minato hanya tersenyum penuh arti
"Jalan seperti apa?" Tanya Naruko to the point
"Begini saja, kalau dalam waktu 1 minggu kamu bisa menunjukan pacar kamu, ayah akan batalkan pertunanganmu. Tapi, kalau tidak… maaf Naru-chan kamu tidak bisa kabur lagi…" tegas Minato "Bagaimana?"
"T-tentu saja tidak bisa! M-mana mungkin aku… aku… bisa punya pacar dalam waktu 1 minggu!" seru Naruko tidak setuju "2 bulan!" tegasnya
"2 minggu!"
"A-ah! 2 bulan pokoknya!"
"3 Minggu!"
"Aah~! Ayah!"
"Oke! 1 Bulan! Tidak kurang, tidak lebih! Tidak ada bantahan! Kalau tidak pertunanganmu akan tetap ayah lanjutkan, dan anggap negosiasi ini tidak pernah ada!" tegas Minato pada akhirnya
"A-a…. t-tap—"
"Masih membantah, negosiasi batal. Kau tetap akan ditu—"
"Baik! Baiiiiik!" pekik Naaruki tiba-tiba. Wajahnya yang tadinya ngambek berubah jadi benar-benar bête "Aku setuju" putusnya pada akhirnya dengan lesu
Minato tersenyum lebar, "Baik. Naru-chan. Ingat dalam 1 bulan, kamu harus membawa pacarmu di depan ayah dan ibu. Kalau kamu asal macarin orang tanpa pertimbangan, ayah dan ibu yang akan bertindak. Makanya, saat kau membawa pacarmu ke sini, dia akan ayah tes…" jelas Minato "Bagaimana?"
"Iya-iya… terserah" ujar Naruko lesu
Minato memandang anaknya penuh arti lalu mengelus kepala anaknya dengan dengan sayang… "Kau tahu, ayah dan ibu melakukan ini untukmu. Jadi, pilih yang terbaik" Minato langsung berbalik dan keluar dari kamar Naruko.
Dan dengan lesu Naruko menutup pintu dan mengunci diri…
"Bagaimana?" Tanya Kushina pada Minato
"Dengan sedikit paksaan, aku baru saja mengajukan syarat. Nanti akan kuceritakan"
End of Flashback
Keesokan harinya…
Naruko terduduk di depan meja riasnya sambil menyisiri rambutnya yang panjang. Setelah rapih, Naruko mengkuncirnya seperti biasa, dan jadilah 2 kuncir di rambutnya.
Ia berdiri dari duduknya, memandang pantulan tubuhnya pada cermin besar di depannya, dirinya dengan seragam sekolahnya. Konoha Senior High School.
Hari ini wajah Naruko masih agak cemberut, mengingat kejadian kemarin, saat sang ayah memaksanya. Mau bagaimana pun, negosiasi yang diberikan sang ayah tidak membantunya sama sekali. Karena pada akhirnya dia akan terikat sebuah hubungan yang menurutnya, tak berguna…
'Apa gunanya punya tunangan? Apa gunanya punya pacar! Benar-benar tidak penting! Lagi pula ayah member pilihan yang tidak sama sekali menolongku. Apa bedanya pacaran dengan tunangan? Sial!' batin Naruko marah
"Uuh! Menyebalkaaaan!" gerutunya, sebelum akhirnya dia meraih tas ranselnya yang ada di atas ranjang dan keluar dari kamarnya dengan wajah SUPER bête….
'Blam'
Konoha Senior High School…
"Ohayou Naru-chaaan!" tiba-tiba seorang gadis berambut pirang yang dikuncir kuda melingkarkan kedua tangannya pada leher Naruko,
Naruko yang baru saja masuk gerbang itu hanya bisa menghela napas, dia tahu siapa yang baru saja memeluknya itu.
"Oh, ayolah Ino…" Naruko melepas tangan Ino dari lehernya dengan agak kasar "Aku tidak sedang dalam mood untuk bercanda denganmu"
"Nee~… kau ini kenapa sih, Naru-chan? Kok kayaknya bête banget?" Tanya Ino heran, berkacak pinggang seperti biasanya
"Tidak… tidak ada apa-apa" jawab Naruko dengan wajah lesu
"Narukooooo~! Inoooooo~!"
Naruko dan Ino menoleh dan melihat gadis berambut coklat bercepol dua dan gadis berambut pink sebahu melangkah cepat mendekati mereka…
"Ohayou!" sapa si gadis bercepol dan gadis berambut pink itu bersamaan pada Ino dan Naruko
"Ohayou" jawab Ino dan Naruko bersamaan
"Ouh, ada apa ini? Kok ngobrolnya di gerbang sih? Ayo masuk!" dengan semangatnya Ten-ten menarik lengan Ino dan Naruko sementara Sakura hanya mengikuti mereka masuk ke dalam sekolah
Pada saat istirahat,
Ino, Naruko, Sakura dan Tenten yang duduknya berdekatan dimana Naruko dan Sakura duduk di bangku paling belakang dan Tenten dan Ino di depan mereka tengah ngobrol-ngobrol. Sebenarnya, cuman Ten-ten, Sakura dan Ino saja yang ngobrol. Naruko lagi diam-diam aja dari tadi, masih bête ceritanya…
"Eh-eh… kalian udah denger belum kabarnya?" tiba-tiba Ino memulai topic baru dengan menggebu-gebu. Dilihat dari semangatnya sih, ini berita yang kelihatannya lagi santer terdengar atau lagi hot-hotnya… soalnya Ino itu tukang gossip nomor 1 di Konoha Senior High School itu…
"Kabar apa?" Tanya Ten-ten yang rupanya lagi menyeruput soda kalengan yang pagi tadi dia beli sebelum masuk sekolah
"Itu loh… itu… peramal yang lagi ramai dibicarakan!" sahutnya dengan sumringah "Kemarin aku ke sana, dan dia meramalkan kalau aku akan mendapat keberuntungan dalam percintaan, katanya aka nada dua orang yang memperebutkan aku lho~~" Ino bertambah sumringah lagi, ia mengatupkan kedua tangannya pada pipi-pipinya dengan mata menerawang,
Ten-ten, Naruko dan Sakura memutar mata mereka dengan jengah. Ino memang agak berlebihan dalam segala hal… bahkan dalam membicarakan tentang dirinnya sendiri…
"Peramal itu sudah sering lho ramalin siswa-siswi di sini" tambah Ino
"Hm? Benarkah? Memangnya dia terkenal sekali?" Tanya Sakura tidak percaya
"Yee~ karena itu, aku menceritakan dia pada kalian. Mungkin saja kalian mau meramal masa depan kalian? Karir? Cinta? Yah apa saja… dia juga sering lho menyelesaikan masalah-masalah siswa-siswi di sini. Dia memberi mereka solusi… yah cukup membantu" jelas Ino "Tertarik?"
Ten-ten berpikir sejenak, Sakura dengan mantap menggeleng, dan Naruko yang walau dia hanya dia tapi cukup mendengar langsung mengangguk pelan… Ino tersenyum kecil
"Oooh… Naru-chan pengen diramal atau konsultasi?" Tanya Ino penasaran
"Mmm… sebenarnya aku mau konsultasi. Ada masalah dirumah, dan mungkin—"
"Ya sudah!" potong Ino tanpa mendengar lanjutan ucapan Naruko "Pulang nanti… kami akan menemanimu… iya kan, Ten-ten? Saku-chan?"
TBC
Pendekkah? Biar begitu… RnR ya! (_)
