SEBENARNYA, SIAPA ORANG YANG KAU SUKAI?

Fanfiction by: Chikara Hoshi/Ai Natsu

Gintama (Hideaki Sorachi)

Pairing: Sakamoto x Mutsu x Oryo

Karakter yang akan muncul: Yorozuya Gin-chan, Otae.

Genre: Romance, Hurt/Comfort, sedikit bumbu komedi (walaupun author kurang yakin apakah komedi yang diselipkan author itu lucu atau garing)

Pesan dari author:

Selamat pagi/siang/sore/malam dan dimanapun teman-teman berada. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca fanfic saya.

Dalam tema romantis kali ini, saya menggunakan pairing utama Sakamoto dan Mutsu. Sebuah pasangan langka untuk ditemui dalam fanfic, walaupun ada itupun juga berbahasa Inggris. (perhatian, ini hanyalah alasan author yang masih payah berbahasa Inggris /digiling/).

Dan lupakan dengan judulnya yang panjang mirip judul sinetron.

Ya, sekian dari author. Selamat membaca dan berimajinasi~

Jangan lupa review nya kawan :3

-000-

Bacalah fanfic ini di ruangan terang dengan jarak yang aman

-000-

Kita semua tahu, bahwa Sakamoto sangat menyukai Oryo, si gadis kabaret sahabat Otae. Berkali-kali bahkan ribuan kali tiap Sakamoto mengunjungi bumi saat sedang berbisnis, ronin jangkung itu selalu menyempatkan diri untuk datang ke Smile Cabaret dan melamar pernikahan Oryo. Tapi yang ia dapatkan hanyalah 'biji'nya yang kesakitan. Mutsu, berkali-kali, bahkan ribuan kali juga telah menanggung beban yang telah diperbuat kapten idiot satu-satunya. Wanita itu meminta maaf sebesar-besarnya kepada Oryo yang telah dibuat risih oleh Sakamoto, bahkan rela mengeluarkan semua uang tabungannya untuk tagihan bir atau sake yang dipesan Sakamoto. Pengorbanan apalagi yang dilakukan Mutsu kepada atasannya? Bahkan harus menyadarkannya pun, atau menginjak-injak 'biji'nya hingga laki-laki itu tak bisa tidur, tak bisa menyadarkannya. Tetap saja mengukuhkan hatinya pada Oryo. Mutsu ingin sekali, si idiot Sakamoto itu mengetahui perasaan yang sebenarnya.

-000-

Kaientai, kapal perusahaan yang dipimpin Sakamoto Tatsuma, berlayar di luasnya ruang angkasa yang hitam pekat. Diikuti empat kapal kecil dari kapal induk Kairinmaru.

"Apakah semua paket sudah lengkap?"

Mutsu, sang wakil kapten Kaientai, dengan teliti memperhatikan tiap kotak besi besar berisikan alat pencuci pakaian yang canggih. Para awak kapal yang membantunya merapikan kotak-kotak besi besar itu yang akan segera mereka kirimkan langsung ke bumi.

"Sudah lengkap, wakil komandan!" seru salah satu awak kapal.

"Baik! Tetap jangan beranjak dari sini. Jaga pengamanan, sebentar lagi kita akan mendarat di bumi." Perintahnya.

"Ahaha, ahaha."

Mutsu mendengus begitu mendengar tawa yang khas itu.

"Hei, kau tahu Mutsu? Aku sangat senang kalau kita akan mendarat di bumi. Itu berarti aku akan melamar Oryo-chan! Ahaha hahaha ahaha!"

BRUK!

"SA-SAKIT MUTSUUU!"

Kepala Sakamoto berhasil mendarat di bawah telapak kaki kanan Mutsu. Wanita yang merupakan Yato ini cukup kuat untuk menginjak-injak kepala komandannya.

"Khusus untuk kau, kukirimkan pendaratan di bawah neraka." Ucapnya pedas.

"MUTSUU! Kau tega sekali! Aku baru saja muncul dalam fic ini tapi sudah kau injak-injak! Lepaskan kakimu bocah!" seru Sakamoto.

"Kau memang pantas diinjak-injak. Tidak di anime, manga, atau fanfiction sekalipun, kau tak layak muncul, kriting."

"Lepaskaaan! I-iya iyaaa! Aku janji tidak akan keluyuran nanti!" mohon Sakamoto. Satu dengusan lagi dikeluarkan Mutsu, akhirnya ia baru melepaskan kakinya dari kepala Sakamoto.

Rasanya kepalaku hampir pecah… ringis Sakamoto dalam hati, seraya memegang kepalanya yang sakit. Laki-laki itu menatap punggung Mutsu yang menjauh darinya, yang menuju ruang kontrol pesawat, memberi arahan yang sebentar lagi Kaientai akan menuju Edo.

Kaientai berlabuh di pelabuhan khusus pedagang di pinggir Kota Edo. Mata Mutsu mencari-cari sosok rambut ikal coklat itu.

"Ke mana dia?" raut wajah Mutsu sudah mulai menampakkan rasa kesal.

"Hei, kau lihat Sakamoto?" tanyanya pada salah satu awak kapal.

"Ah, maaf. Saya tidak melihatnya."

Mutsu berdecak kesal. "Sialan!"

Emosi Mutsu sudah tidak beraturan. Rasanya kesal sekali, padahal saat ini juga mereka harus bertemu dengan klien yang akan membeli produknya. Sang klien ingin bertemu dengan ketua Kaientai secara langsung untuk berdiskusi soal produk selanjutnya.

Seorang wanita muda mendekatinya, dia salah satu wanita yang dulu menjadi sandera perdagangan manusia yang dilakukan Chidori.

"Mutsu-sama, Anda baik-baik saja?" tanyanya pelan.

Mutsu tersenyum lembut, "A-aku tidak apa-apa."

"Pak Hakuto sudah menelpon dan katanya sudah sampai di restoran." Kata gadis itu.

Mutsu mengangguk, "Baiklah, tolong katakan aku akan ke sana sedikit lagi."

"Baiklah."

Akhirnya, Mutsu yang pergi sendiri lagi. Dia bersumpah kalau menemukan Sakamoto, ia tidak akan segan-segan mencukur habis rambut Sakamoto yang menjengkelkan itu.

Dia sudah sampai di restoran keluarga tempat ia akan bertemu dengan Hakuto. Kliennya.

"Maaf menunggu lama." Ucap Mutsu sambil membungkuk.

"Oh tidak apa-apa. Haha. Silahkan duduk, dan pesan makanannya. Saya akan membayarnya." Ujar Hakuto. Pria paruh baya pemilik toko elektronik, yang mengenakan setelan kimono pria dengan haori. Rambutnya di mage dan dia mempunyai kumis tipis.

Mutsu duduk, "Maaf merepotkan, Hakuto-san, tidak usah. Terima kasih. Dan saya mohon maaf atasan kami tidak bisa hadir."

Hakuto tertawa "Ya, ya. Tidak apa-apa. Omong-omong, terima kasih sudah mengirimkan barang-barangnya. Menurut saya mesin pencuci itu sangat canggih dengan harga yang tidak terlalu mahal. Saya rasa akan diminati oleh para ibu rumah tangga."

"Saya senang mendengarnya. Bicara tentang produk baru selanjutnya kami akan membicarakan dengan perusahaan terkait. Dan akan mengabarkan secepatnya kepada Anda. Yang setahu saya, ada alat elektronik yang lumayan praktis digunakan ibu rumah tangga atau bahkan bisa digunakan juga oleh anak-anak sekolah. Yaitu stik setrika. Setrika pakaian modern yang berbentuk silinder dengan panjang tiga puluh senti. Dengan pegangan karet yang aman dan nyaman di pegang. Alumunium yang berada di ujungnya, jika ditekan tombol on dan menunggu sekitar dua menit, bisa langsung disentuhkan pada pakaian yang lecak." Jelas Mutsu sambil menunjukkan buku yang berisi barang yang diceritakannya.

Hakuto berdecak kagum.

"Ini sedang laris di planet Nanking."

Hakuto mengangguk. "Wah, boleh juga. Ini belum ada di Edo. Apakah saya boleh memesan ini?"

"Tentu saja tuan."

Hakuto berdiri, membungkuk sebagai ucapan terima kasih, lalu menjabat tangan Mutsu.

"Senang berbisnis dengan Anda."

"Ya, terima kasih sudah bekerja sama dengan Kaientai."

-000-

Setelah berbisnis dengan Hakuto, Mutsu keluar dengan wajah yang lesu. Ia tampak lelah. Setelah ini dia masih harus bekerja. Ya, mencari Sakamoto. Ia mungkin berada di hostess club langganannya seperti biasa. Tapi dia juga bisa ada di mana-mana. Mungkin ia akan meminta bantuan pada kembaran Sakamoto. Sebut saja Gintoki. Itu karena rambut mereka sama-sama ikal bergelombang.

"Eh, Mutsu-chan!"

Mutsu berpapasan dengan Kagura dan Sadaharu.

"Kagura-chan."

"Kau sedang apa aru? Hmm, kau terlihat lesu, aru." Kata Kagura.

Mutsu terkekeh kecil, "Aku sedang ada pekerjaan di sini. Dan sekarang harus mencari Sakamoto."

Kagura terkejut seperti anak kecil, "Uwaa, si kriting kembaran Gin-chan itu meninggalkanmu lagi? Baiklah, aku, Kagura si yorozuya akan membantumu mencari kembaran Gin-chan dan membuatnya jera, aru! Karena dia telah membiarkan seorang wanita melakukan pekerjaan sendirian, aru!"

Mutsu menghela nafas, "Kamu tidak usah repot-repot. Aku bisa mencarinya kok. Lagipula, kenapa malam-malam begini Kagura-chan masih keluar? Apa Gintoki tidak mencarimu?"

"Aku sedang membeli pasta gigi, aru. Pasta gigiku dihabiskan Gin-chan, dan aku juga sekalian membeli obat mabuk. Gin-chan sedang mabuk berat, aru." Jawab Kagura.

"Begitu,"

"Mutsu-chan, aku tahu kok Sakamoto ada di mana! Aku akan membawamu ke tempatnya!" seru Kagura.

Mutsu menghela nafasnya, dan mau tidak mau ia menuruti apa kata Kagura. tapi, dia juga bersyukur telah mendapat bantuan. Jadi, dia tidak perlu repot-repot mencari si tennen paama jangkung itu ke setiap warung sake.

-000-

"ORYOOO-CHAAAAN! MENIKAHLAH DENGANKUUU!"

Sakamoto Tatsuma. dengan teriakan disertai tawa bodohnya, yang paling ramai di club Snack Smile itu. itu sangat mengganggu, begitulah keluhan para hostess.

"TIDAK! TERIMA KASIH!"

seperti biasa, Oryo menendang 'itu'nya hingga Sakamoto terjatuh.

"Ahaha, Go-gomen... Oryo-chan. Aku ke sini hanya mau minum kok. ahaha.. ahaha,"

Oryo meringis jengkel, ia tahu bahwa orang yang terjatuh tengkurap sambil memegang alat vitalnya yang kesakitan itu, benar-benar berusaha menahan rasa sakitnya. Ia benar-benar membenci Sakamoto yang tiap kali pria itu datang ke bumi, dan dengan heboh datang kepadanya dan mengajaknya menikah.

sepertinya dia sudah mabuk

DUAG!

"AAAA!"

sebuah kaki menginjak kepala Sakamoto dengan kuat.

"Oo, benar. Ternyata kau memang di sini, sialan. Kau mengecewakan klien kita tahu. Seenaknya kabur. Sepertinya kau tidak jera juga ya, mau kubuang lagi ke Laut, hah? Sakamoto?"

"Mu-Mutsu? Maafkan aku, ahaha,"

Mutsu semakin kuat menginjaknya.

"Kau bilang minta maaf? Kurasa itu belum cukup, bego. Ayo pulang."

Mutsu menarik kerah baju Sakamoto dan memaksanya untuk berdiri.

Mutsu tiiba membungkuk di depan Oryo.

"Maafkan atas kelakuan komandan kami."

Oryo menatap Mutsu dan dengan gugup membalas, "A-aah, ti-tidak apa-apa kok. Aku sudah terbiasa. Sungguh, tidak apa-apa." ia tersenyum pada Mutsu.

"Kami akan pergi. Permisi."

setelah Mutsu membayar tagihan bir, ia membopong komandannya yang sudah setengah mabuk.

"Ke-kenapa kau bersama gadis ini, Mutsu?" tanya Sakamoto.

"Aku betemunya di jalan. Ia yang membantuku membawaku ke tempat tadi." jawab Mutsu.

"Mutsu-chan, Sakamoto. Kalian langsung pergi?" tanya Kagura yang sedari tadi hanya diam sembari memakan sukonbu nya.

"Kurasa tidak..." gumam Sakamoto.

"Mutsu, jangan perintahkan semua untuk menyalakan mesin kapal. Ada sesuatu dengan klien kita-" ucapnya serius. Kedua perempuan itu menatap Sakamoto dengan pandangan heran.

-000-

para gadis kabaret telah pulang ke tempat tinggal mereka masing-masing, setelah tempat mereka bekerja tutup pukul sebelas malam.

Oryo pulang bersama Otae.

"Nee, Otae-chan, menurutmu wanita itu bagaimana?"

"Wanita...siapa?" tanya Otae.

"Yang selalu bersama Sakamoto-san. Wakilnya."

Otae mengernyit, "Hmm, entahlah. Aku tak begitu mengenalnya."

"Begitu ya..."

Otae tersenyum jahil, "Ara... jangan-jangan kamu cemburu ya?"

"Ha-HAAH? Siapa yang cemburu?! Tidak! Bukan itu!"

Oryo terdiam, lalu melanjutkan, "Maksudku, Sakamoto-san tidak bersyukur kalau masih ada wanita yang peduli padanya."

"Bukankah mereka hanya partner kerja?"

Oryo berhenti berjalan. Wajahnya mendongak, menatap langit malam yang silau diterpa lampu-lampu kota.

"Tidak. Aku merasa, wanita itu... wanita itu lebih cocok untuk pendampingnya dibanding aku."

Otae menyadari, wajah sahabatnya itu terlihat sedih.

"Oryo-chan..."

-000-

TO BE CONTINUED

...

SEBENARNYA, SIAPA ORANG YANG KAU SUKAI?

Chapter 2: sake