Aku menghembuskan nafas kasar. Aku muak. Aku lelah. Kusingkirkan rambut panjangku yang menutupi wajahku dengan kasar ke belakang.

"Aku lelah. Mari putus saja." Emosiku memang sudah sampai ubun-ubun. Aku sudah lelah dengan semua aturan yang ia buat. Aku merasa tertekan dan aku merasa tidak bisa bebas dalam melakukan hal apapun.

"Kekanakan."

Aku menggigit pipiku. Emosi ini menguras perasaanku. Aku tahu bahwa diriku sudah dikuasi oleh kemarahan yang sudah teramat membeludak.

"Kata itu lebih pantas untukmu, Mark sialan!"

"Sudah kubilang padamu aku tidak suka pekerjaanmu."

"Demi Tuhan, Mark! Kita sudah bertengkar tentang ini berkali-kali. Kenapa kau tidak mengerti juga?!"

"Kau yang tidak mengerti! Aku tidak suka kau berada dikerumunan laki-laki pemuja seks itu! Kau milikku. Apa kau sudah lupa?!" urat di leher pria itu bahkan menegang mengatakannya.

"Aku bartender! Bukan pelacur, Mark!" rasanya aku benar-benar ingin menjambak rambutku sendiri.

"Tinggalkan." Titahnya telak. Seperti biasa. Laki-laki itu mana tahu perasaanku? Mengatur hidupku seolah aku ini adalah barang paten miliknya yang tak punya hak sama sekali untuk menentukan kemana aku akan pergi. Dasar bajingan!

"Jika aku tidak mau?" aku menatapnya sengit. Perasaan cinta selama ini menguar begitu saja. Tidak ada keraguan sama sekali yang memberatkan pertengkaran kali ini, tidak seperti sebelum-sebelumnya. Aku ingin ini menjadi pertengkaran kami yang terakhir kalinya. Aku sudah lelah dengan sikap protektifnya yang kelewat batas. Aku sudah lelah dengan hubungan ini. Ia terus saja memerintahkanku untuk mengerti dirinya. Tapi dia sendiri tidak pernah mencoba untuk mengerti diriku. Apa kemauanku? Apa kesukaanku? Hidup seperti apa yang kuingkan? Dia takkan tahu itu.

"Seperti yang kau inginkan. Mari akhiri saja hubungan ini!"

"Bagus! Itu kata-kata yang kutunggu dari tadi!" aku mengambil tasku kasar, meninggalkannya tanpa ada keraguan sama sekali. Kelewat puas dengan keputusan yang sudah kita berdua ambil. Inilah yang terbaik.

.

.

.

~ 너만 없다 ~

.

.

.

Hari terus berlalu tanpa istirahat. Tidak ada waktu, bahkan untuk kesepian.

"Kemana saja kau?"

Aku tersenyum sambil menyesap wine milikku.

"Benar. Kemana saja kau?"

Teman-temanku terus bertanya perihal absenku selama ini. Tentu itu tidak mengherankan. Selama aku berhubungan dengan si berengsek itu, mana ada waktu untuk pergi ke luar seperti ini? Berkumpul bersama teman lama, reuni, menghadiri pesta ulang tahun atau apapun itu adalah hal yang paling tidak disukai Mark. Pria itu adalah definisi dari manusia kolot sekolot-kolotnya.

"Sejak kapan Mark membolehkanmu untuk keluar seperti ini?" Renjun mengerutkan dahinya dalam-dalam. "Dan pakaianmu itu~" wanita dari China itu menatapnya dari atas ke bawah dengan pandangan menelisik. Aku memang sengaja mengeluarkan gaun pendekku yang mungkin sudah 3 tahun jadi barang pajangan dialmariku. Mark tidak menyukainya, jadi aku menyimpannya selama kami menjalin hubungan. "Kau tidak kabur kan?"

"Yang benar saja?!" aku tertawa kesal mendengar kesimpulan wanita itu.

Hanya beberapa orang yang tahu perihal hubunganku dengan Mark. Salah satunya Renjun. Beruntung Jaemin tidak ada di lingkaran ini. Kalau iya, ia yakin malam ini ia tidak akan pulang keapartemennya. Renjun dan Jaemin akan menjadi pasangan yang cocok untuk menggali bahan gosipan sebanyak mungkin. Kedua teman dekatnya itu memang definisi dari gossip girls.

Aku kembali menyesap wine yang ada ditanganku. Tidak ingin berkomentar lebih.

"Kalian ingat Jung Jaehyun? Teman sebelah kelas kita dulu? Aku dengar dia sudah jadi CEO sekarang!"

Dan bahan gosipan pun mulai bergulir. Aku hanya menyimak. Sesekali berkomentar, tertarik dengan bahan yang mereka gunjingkan. Tentu ini sudah umum bagi para wanita. Gosipan adalah hal yang mutlak. Sesuatu di masa remajaku yang entah kenapa aku rindukan setelah bertemu dengan Mark.

Kami menghabiskan banyak minuman beralkohol. Mengobrol tak tentu arah dan sering menggoda pria-pria yang menarik perhatian kami. Malam ini kami tidak peduli dengan status kami. Yang kami pikirkan hanya bagaimana kami menghabiskan malam ini semenyenangkan mungkin.

"Aku dan Renjun akan pergi kesana. Kau lihat pria itu?" Jaemin yang baru datang sekitar setengah jam yang lalu itu menunjuk pria di sudut kolam renang yang tengah menyesap wine sendiri. Renjun yang ada dirangkulan Jaemin, tersenyum bodoh. Alkohol pasti sudah mengontrol kesadarannya.

"Kami akan menggodanya dan menariknya ke ranjang malam ini."

Aku tertawa tidak habis pikir. "Kalian akan melakukan threesome? Semoga beruntung kalau begitu."

Dasar penggila one night stand.

Kedua temanku itu memang suka sekali melakukan one night stand dengan seseorang yang tidak mereka kenal. Kata mereka itu menyenangkan. Tapi menurutku itu tidak sama sekali. Aku masih punya akal sehat tentang ini.

"Kau tidak ingin ikut?" ajak Renjun.

"Terima kasih. Tapi tidak. Aku tidak suka berbagi."

Mereka tertawa mengolok sebentar. Kemudian meninggalkanku dengan cekikan bodoh milik mereka yang terdengar lucu ditelingaku.

Mataku tiba-tiba gatal menelisiki ruang pesta terbuka ini.

Di malam yang berisik dan memabukkan ini, banyak sekali wajah yang kukenal. Ada Johnny, Taeyong, Taeil, Winwin, Yuta dan masih banyak lagi temanku yang lain. Aku masih ingat mereka, walaupun tahun sudah berlalu. Mereka sudah tidak asing lagi. Bahkan beberapa dari mereka teman dari Mark juga.

Aku menurunkan gelas wine milikku. Bibirku mengatup.

Hanya dia yang tidak ada disini.

.

.

.

.

Akhir minggu ini aku sengaja meluangkan waktuku bersama dengan Jaemin dan Renjun untuk pergi berbelanja di pusat kota. Besok malam adalah hari ulang tahunku. Dan aku menggelar pesta kecil diapartemenku. Aku tidak ingin melewatkan momen-momen pergantian umurku sendirian. Hidup hanya sekali dan aku tidak ingin kecewa di masa tuaku mendatang.

"Americano, tiga."

Kami punya selera yang sama tentang minuman pahit ini. Kurang lengkap jika setelah berbelanja seharian tanpa diakhiri Americano dan beberapa cemilan sambil mengobrol santai di sore hari.

"Mau berfoto?"

Di masa lajangku sekarang. Aku selalu ingin mengabadikan momen-momen yang kuanggap berharga, seperti saat menghabiskan waktu dengan teman seperti ini. Tidak ada yang tidak ingin kulewatkan sama sekali.

Sudah lama sekali, sejak terakhir aku membuka instagram. Dan hari ini aku berniat mengunggah beberapa foto.

Mark sering pilih-pilih jika menyangkut foto yang akan aku unggah. Harus tertutup, jangan berfoto dengan laki-laki lain, jangan perlihatkan pahamu, dan masih banyak lagi kriteria yang harus dipenuhi untuk menggunggah satu foto. Oleh karena itu aku jarang menggunakan aplikasi instagramku. Pada akhirnya selalu Mark yang akan menghapusnya. Dasar manusia kolot!

Setelah memilih beberapa foto bersama dan foto diriku sendiri akhirnya aku benar-benar mengunggahnya di instagram. Ada rasa kepuasan tersendiri saat melihat beberapa komentar yang masuk setelah aku mengunggahnya.

Cantik.

Kau cantik.

Haechan, kau cantik.

Hampir semua temanku berkomentar seperti itu.

Tapi tidak ada dia. Hanya dirinya yang tidak ada disana.

.

.

.

.

Malam ulang tahunku yang gila. Aku bersenang-senang. Semua teman dekatku datang ke pesta. Memberikan banyak hadiah dan ucapan menyenangkan. Bahkan ponselku penuh dengan ucapan ulang tahun.

"Haechan-ah! Selamat ulang tahun!" semua temanku berseru kompak diapartemenku yang tidak terlalu besar. Suara mereka terasa terkurung di dalam ruangan ini.

Aku tersenyum dan mengatakan terima kasih beberapa kali. Mereka menyanyikanku lagu ulang tahun bersama-sama bagaikan tim paduan suara anak TK yang buta nada. Aku tertawa mendengarnya. Setelah selesai tiup lilin dan potong kue, mereka serentak menari ditemani lagu-lagu yang dibawakan oleh beberapa temanku yang dengan sukarela menyumbangkan bakat mereka di acara pesta ulang tahunku. Tidak ada yang lebih menarik dari ini bukan? Hari ini aku adalah pemain utamanya. Pemain utama dengan kebahagiannya di pergantian umurnya.

Kami menghabiskan malam yang sebentar. Pukul 11 malam semua temanku sudah kembali, menyisakan ruangan yang sepi dengan hingar bingar bekas pesta yang gila. Jaemin dan Renjun juga sudah kembali. Hanya tinggal diriku. Masih berbalut gaun indah yang kubeli kemarin sore dengan ponsel tergeletak disampingku.

Rasanya hampa. Aku hanya merasakan kesenangan beberapa jam saja. Secepat pestaku berhenti, secepat itulah perasaan bahagiaku berhenti.

Walau semua temanku datang. Walau pesan ulang tahunku memenuhi ponselku. Tapi hanya dia yang tidak ada disini.

Beberapa kali aku mengecek ponselku. Berharap nama laki-laki itu muncul di kotak masuk milikku. Tapi tetap saja itu hanya harapanku belaka.

Aku tersenyum masam. Kemudian menyeka air mataku yang mulai turun. Entah kenapa perasaanku jadi biru. Kutarik kedua kakiku, kusembunyikan wajahku disana. Menangis sebisaku menyadari kebodohanku yang teramat sangat.

Kau benar Mark. Aku kekanakan.

.

.

.

~ 너만 없다 ~

.

.

.

Hai, Mark? Apa kabar? Apa kau baik-baik saja? Ada yang baru?

Aku tertawa dan tersenyum pada hal-hal selain dirimu. Itu bagus, semuanya baik-baik saja. Aku sangat senang. Aku memiliki segalanya disebelah diriku. Tapi hanya kau yang tidak ada disini.

Setelah menjadi lajang, hidupku menjadi lebih bebas. Tapi semakin bahagia kudapatkan, semakin diriku merasa cemas. Aku melakukan dengan baik, tanpa merasa sedih. Tapi tidak ada yang bisa menggantikanmu.

Aku sebenarnya tidak baik-baik saja, aku tidak. Apa gunanya kebahagiaanku tanpa dirimu?
Dunia ini sama. Anehnya, semuanya ada di tempat yang sama. Aku terus melihat ke sekeliling. Dan hanya kau yang tidak disini. Hanya kau.

Aku merindukanmu.

.

.

.

END

.

.

.

Hai! Gue balik :D

Entah kenapa gue kangen banget ama kapal ini gegara baca fanfic mereka kemarin seharian full :V

Harusnya gue nugas sekarang. Tapi yaudin lah. Kepuasan jiwa lebih baik kan xD

Gue dari dulu udah pengen banget buat fanfic ini. Tapi gue tahan gegara takut ff yang chapter malah gak selesai-selesai kalau keseringan bikin ff oneshot. Dan sekarang udah terealisasi! Ayyeeyy!

FF ini keinspirasi ama lagunya Yesung ft. Ali - You are not here. Dengerin cobak.. beneran ngefeel banget. Suara mereka pas banget. Tiap gue dengerin lagu itu yang kepikirkan cuma markyuck cobak xD

Yaudin lah cuap-cuapnya. Gak faedah juga sik :'V

Give me your thought please ^^