Human
===OO===
Human project
Story © Giselle Gionne
Resident Evil © Capcom
Warning: Canon. Alcohol reference, maybe? Using Resident Evil 6 E3 trailer 'Chris's Gameplay'. Harsh word(s) reference. T for playing safe.
Genre: Angst / Drama
Rate: T
===OO===
Mereka terduduk di sebuah bar kecil yang cukup ramai. Seorang pria muda yang tengah menyantap sepiring besar bistik, terlihat tertarik dengan seorang pria pemabuk di sisinya. Pria itu terus menerus meminta kepada pelayan bar agar bir bening selanjutnya kembali diberikan untuknya. Sang pelayan bar yang merupakan seorang wanita menolak. Pria ini nampak kesal, dan berinisiatif untuk menuangkannya sendiri.
Di bawah pengaruh alkohol, ia tak memperhatikan bahwa bir yang ia tuang sudah hampir menyentuh bibir gelas. Hampir tumpah. Sang pelayan segera merenggut gelas bir yang lelaki itu gunakan untuk minum, dan melontarkan isinya ke wajah sang pria.
"Tuan, ada baiknya Anda melangkah keluar dari bar ini."
Kesal, ia beranjak dari tempat ia duduk beberapa waktu lalu, dan dengan gontai mengitari seisi bar.
"Hei," seorang pria bertubuh tegap, memegang pundak lelaki yang mabuk tersebut. "Pelayan bar menyuruhmu agar pergi dari sini."
Tidak suka, ia menjegal pria yang menegur dirinya tersebut dan membanting tubuhnya di atas meja, bersiap untuk menghancurkan kepala lawannya dengan botol bir yang tergenggam di tangan. Tepat sebelum ia menghantam kepala orang lain dengan botol tersebut, sebuah tangan menggenggam lengannya.
"Hentikan. Perbuatan buruk tidak akan menolongmu."
Sang lelaki yang masih mabuk hanya berdecak mengejek, dan menarik kursi untuk duduk.
"Siapa pula dirimu?"
Lelaki yang beberapa tahun lebih muda darinya mulai angkat bicara.
"Piers... Piers Nivans. Kami sudah mencarimu selama enam bulan, Chris."
"Lantas, apa maumu di sini?"
"Kau ingat dengan bioterrorism? Kau tak ingat dengan bawahanmu yang mati atas perintahmu? Buka matamu, Chris Redfield. Kau lupa, untuk apa kau dulu bekerja? Tentu saja untuk berhutang budi atas kematian mereka!"
"Bio- apa?"
"Bioterrorism, Chris!"
Chris, merasa sakit di seluruh kepalanya, dan memegangnya.
Sakit.
"Uh..."
"Chris, kau harus kembali. Kami membutuhkanmu!"
"Hentikan..."
"Chris, ingatlah! Mereka adalah anak buahmu!"
"PERSETAN!"
Seisi bar melihat ke arah mereka berdua. Piers hanya menghela napas, merasa sia-sia karena Chris tidak mau kembali kepada markas tempat pria itu bernaung dulu.
Setelah Chris merasa tenang, ia melihat lambang markas yang begitu ia rindukan. Lambang tersebut tertera di jaket Piers, membuatnya kembali terkenang.
"BSAA..."
Gumamannya cukup pelan, namun dapat didengar secara baik oleh Piers.
"Kau rindu, kan, Chris? Kami membutuhkanmu. Dunia membutuhkanmu."
Beberapa pria, bahkan hampir satu pengunjung bar berdiri di belakang Piers.
"Kami, BSAA, akan membawamu kembali kepada dunia yang dulu kau geluti. Tanpa kau, maka kami tidak akan sempurna."
Chris berpikir sejenak, dan segera bangkit.
"...baiklah, waktunya bekerja."
Piers menyunggingkan senyumnya. Begitu pula dengan anggota BSAA lainnya, dan mengikuti langkah Chris yang pergi jauh meninggalkan bar.
Langkah Chris semakin menjauh. Ia meraih kalung dengan cincin putih kecil sebagai bandulnya, dan menggenggam cincin tersebut rapat-rapat.
"Aku harus terus melangkah. Menerima kewajiban."
Ya...
Semoga perjalananmu menyenangkan, tuan Redfield...
