Title: Terdampar!
Disclaimer: Eyeshield 21 from Riichiro Inagaki and Yusuke Murata
Rated: K+
Genre: Adventure/Mystery
Warning: OC, Gaje, OOC (mungkin)
.
Pagi yang indah, dimana seluruh anggota Deimon Devil Bats sedang menjalankan latihan pagi rutin mereka. Terlihat wajah-wajah para atlet amefuto yang begitu semangat dan tampak ceria. Seperti biasa, Suzuna menyemangati mereka dengan riang. Mamori pun tidak mau kalah. Dengan penuh semangat ia membagikan handuk dan air untuk semua anggota. Mereka semua bukan bersemangat karena latihan pagi, tetapi karena acara 'Wisata ke London' (disponsori oleh kepala sekolah) yang akan dilangsungkan besok.
"Mukyaaa! Aku nggak sabar max! Pengen cepet pergi ke London!" Seru Monta.
"Iya! Aku juga nggak sabar!" Seru Sena.
DUAR! DOR! DOR! DOR! DOR! DHUARRR!
Tiba-tiba terdengar suara tembakan machine gun yang langsung membuat dua sahabat tapi berbeda spesies (?) ini lari tunggang langgang.
"Apa yang kalian lakukan bocah-bocah sialan!" Hiruma, sang kapten Deimon Devil Bats mencak-mencak tak karuan. "Siapa yang suruh kalian ngobrol hah! Cepat lari keliling lapangan lima puluh putaran! Kalau tidak kalian berdua akan kujadikan santapan siang untuk Cerberus!"
"Mukyaaa! Baik max!"
.
Keesokan harinya di bandara...
.
"Semuanya, cepat naik!" perintah Doburoku sambil menunjuk ke arah pesawat yang sudah dicerter. "Sebentar lagi pesawatnya berangkat!"
Semua anggota Deimon Devil Bats pun akhirnya berbondong-bondong masuk ke pesawat. Mereka segera menyimpan barang-barang bawaan dan langsung mencari tempat duduk.
"Yaaa! Mamo-nee! Kita duduk disini saja yuk!" usul Suzuna sambil duduk di bangku penumpang paling depan dekat jendela.
"Oh, baik Suzuna-chan," sahut Mamori.
Seluruh anggota akhirnya duduk, dan pesawat pun mulai lepas landas. Mereka semua terlihat sangat gembira, kecuali Jumonji yang gemetaran karena phobianya terhadap pesawat. Makin lama, pesawat terbang semakin tinggi. Hampir semua anggota terkagum-kagum melihat pulau-pulau dari jendela pesawat. Sang pramugari pesawat itu dibuat pusing oleh ulah para penumpang yang berdesak-desakan di jendela karena ingin melihat pulau dari dekat. Monta yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan berdesak-desakan pun tak luput dari omelan pramugari, karena dengan santainya memakan pisang-pisangnya sambil bersandar di pintu pesawat.
"Yaa! Mamo-nee! Lihat! Pulau itu lucu banget!" Seru Suzuna.
"Kau benar Suzuna-chan! Bentuknya seperti creampuff!" Seru Mamori. Suzuna hanya sweatdrop mendengarnya.
ZRAAAKH!
Tiba-tiba pesawat terasa turun dengan cepat. Walau hanya terasa sedetik, tapi sukses membuat seluruh penumpang berteriak histeris. Pramugari segera berlari ke tempat pilot untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. "Pilot, ada apa ini!"
Sang pilot terdiam sejenak dengan wajah pucat, kemudian membisikkan sesuatu ke telinga pramugari.
"Mukyaaa! Mengerikan max!" Jerit Monta.
"Hi, Hiruma-kun... ta, tadi itu apa...?" tanya Kurita sambil gemetar ketakutan.
"Mana kutahu gendut sialan!" Hiruma menjawab cuek dengan poker facenya, padahal sebenarnya ketakutan juga.
Pramugari pun segera pergi ke tempat para penumpang untuk menenangkan orang-orang udik itu. "Para penumpang yang terhormat, mohon jangan panik. Karena terjadi kerusakan di mesin pesawat, kita akan melakukan pendaratan darurat. Mohon gunakan sabuk pengaman di masing-masing kursi anda. Pelampung ada di bagian bawah kursi. Jangan berdiri ataupun berlari, apalagi bersandar di pintu pesawat, karena kita akan melakukan pendaratan darurat."
"PENDARATAN DARURAT!" Seluruh anggota menjerit kompak.
Pesawat menukik turun dengan tajam. Pilot berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan pesawat. sementara sang pramugari berusaha menenangkan para penumpang yang menjerit-jerit.
SRAAAKKKH!
Akhirnya setelah perjuangan yang begitu keras, pesawat berhasil mendarat dengan selamat di sebuah pulau terpencil. Pulau yang sebelumnya disebut mirip creampuff oleh Mamori.
"Huff... selamat," sang pilot menghela napas.
"Hebat! Kau benar-benar hebat pilot!" puji sang pramugari.
Perlahan-lahan, seluruh anggota Deimon Devil Bats keluar dari pintu pesawat. Jumonji, yang sudah pulih dari phobianya melihat keadaan di sekelilingnya. Ia memandang pohon-pohon besar di pulau itu dengan heran. "Ini dimana? Ini bukan di London kan?"
"Be, benar juga, kita ada dimana?" Kuroki ikut-ikutan bertanya.
"Jangan-jangan, kita terdampar di pulau tak berpenghuni!" Seru Togano histeris.
"PULAU TAK BERPENGHUNI!" Seluruh anggota kembali menjerit kompak.
"Sejauh ini kita dapat menyimpulkan seperti itu," ujar Yukimitsu. "Selama kita belum menemukan tanda-tanda kehidupan manusia di pulau ini."
"La, lalu, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Sena gelagapan.
"Kau bodoh ya, kuso chibi," umpat Hiruma. "Tentu saja kita harus mencari jalan keluar dari pulau sialan ini!"
"Tunggu! Mau kemana kau?" Sang pilot pesawat berusaha mencegah Hiruma yang hendak beranjak pergi. "Berbahaya sekali jika kita pergi jauh dari sini. Kita sama sekali tidak mengenal pulau ini kan?"
"Tch, lalu apa yang akan kita lakukan pilot sialan?" Hiruma merasa sedikit kesal. "Apa kita harus duduk diam di tempat ini sampai berlumut seperti orang idiot!"
"Ahaha~!" Taki yang merasa dirinya dipanggil Hiruma berputar-putar tak jelas.
"Aku akan mencoba meminta bantuan lewat radio di dalam pesawat," jelas sang pilot.
Detik demi detik berlalu. Tak terasa, hari sudah menjelang sore. Para anggota Deimon Devil Bats mulai merasa jenuh menunggu perkembangan nasib mereka yang tak pasti.
"Bagaimana pilot? Apa sudah selesai?" tanya pramugari.
"Tunggu, aku sedang berusaha," ujar pilot. "Sepertinya radionya sedang mengalami gangguan, jadi aku mencoba memperbaikinya."
.
Disisi lain, para penumpang yang terlantar mulai kehilangan kesabaran...
.
"Yaaa! Kita jalan-jalan yuk," usul Suzuna. "Lama-lama bosan juga menunggu terus."
"Fugo!" Seru Komusubi.
"Setuju max!" seru Monta. "lama-lama badanku pegal semua karena berjongkok dari tadi!"
"Siapa yang suruh kamu jongkok Monta?" Sena sweatdrop melihat kelakuan sahabat tersayangnya itu.
"Oke, aku turuti keinginanmu cheer sialan," ujar Hiruma. "Ayo pergi teri-teri sialan!"
Tiga orang yang berada di dalam pesawat untuk memperbaiki radio, merasa ada sesuatu yang sedang terjadi di luar. Mereka terdiri dari pilot, pramugari dan Doburoku. Karena merasakan firasat tak enak, akhirnya Doburoku pergi ke luar pesawat untuk melihat keadaan.
"Mereka hilang!" Doburoku panik setengah mati. "Kemana perginya anak-anak itu!"
.
Satu jam kemudian di tempat para anggota Deimon Devil Bats...
.
"Hi, hiruma-kun... aku capek... sudah dari tadi mereka berjalan, tapi rasanya kita cuma berputar-putar di tempat yang sama," keluh Mamori.
"Payah kau kuso mane! Baru saja jalan sebentar sudah bilang capek!"
"Sudahlah Hiruma, lebih baik kita beristirahat dulu sebentar," ujar Musashi berusaha menenangkan sahabatnya.
"Tch, terserah kau orang tua sialan!"
Akhirnya semua anggota Deimon Devil Bats beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon rindang. Beberapa diantara mereka berkeluh-kesah. Mengapa acara 'Wisata ke London' berubah menjadi acara 'Pontang-panting di Pulau Tak Berpenghuni'.
"Maaf ya teman-teman," ucap Suzuna lirih. "Karena aku, kita jadi tersesat seperti ini..."
"Tidak apa-apa Suzuna-chan," Mamori berusaha menghibur. "Kita semua salah. Seharusnya kita menuruti kata-kata pak pilot tadi. Lagipula Hiruma-kun yang menyuruh kita semua untuk pergi kan?"
"Enak saja kuso mane!" Hiruma kesal karena disalahkan. "Ini semua bukan salahku! Salahkan author sialan yang membuat cerita ini!"
Hening sejenak...
"Aku lapaaar," Keluh Kurita.
"Mukyaaa! Aku lupa max! Semua pisangku ketinggalan di pesawat!" Seru Monta menyadari kebodohannya.
"Ah, benar juga! Bekal makan siangku juga tidakku bawa!" Sena ikut menyadari kebodohannya.
Menyadari nasib mereka saat ini, para anggota Deimon Devil Bats selain Yukimitsu, Musashi dan Hiruma mulai lesu dan putus asa. Mereka hanya bisa duduk lemas, kecuali Taki yang dari tadi berputar-putar.
"Tunggu! Apa itu!" Tiba-tiba Yukimitsu berteriak sambil menunjuk ke suatu benda aneh di bawah pohon rindang tempat mereka berteduh. Benda itu berwarna hitam, terkubur di dalam tanah. Namun, bagian sudut sisinya muncul di permukaan tanah. Setelah digali, terlihat bahwa benda tersebut adalah sebuah kotak. Perlahan, Yukimitsu membuka kotak tersebut.
"CUMA KOTAK KOSONG!" Seru ha ha brothers bersamaan.
"Bukan Cuma kotak kosong," ujar Hiruma. "Lihat cekungan aneh yang ada di tengah bagian dalam kotak. Kemungkinan sebelumnya kotak ini memiliki isi yang bentuknya sesuai dengan cekungan aneh di dalam kotak ini. Sepertinya kotak ini bukan asli berasal dari bawah tanah ini, tetapi sengaja dikubur seseorang dan belum lama."
"HA?" Togano.
"HAA!" Jumonji.
"HAAAAA!" Kuroki.
"Benar juga, dari kondisi tanahnya, terlihat jelas kalau kotak itu belum lama dikubur seseorang," Mamori membenarkan. "Tapi, dari cara menguburnya yang tidak rapi, sepertinya pelakunya terburu-buru ya?"
"Ya, kemungkinannya begitu," jawab Yukimitsu.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan dengan kotak ini?" Tanya Suzuna.
"Untuk sementara, kita lupakan dulu kotak sialan ini, karena sepertinya sebentar lagi malam," ujar Hiruma. "Lebih baik kita kumpulkan kayu bakar karena kita akan bermalam disini sampai besok."
"Mukyaa!"
.
Sekitar pukul 22.00 malam...
.
"Mukyaa! Bagaimana ini! Aku ingin pipis!" Seru Monta sambil berjingkrak-jingkrak menahan pipis.
"Cepat sana monyet sialan! Keluarkan di tempat yang jauh!" Perintah Hiruma.
"Mukyaa! Sudah tidak tahan max!" Teriak Monta sambil berlari ke arah pohon yang agak jauh dari tempat para anggota Deimon Devil Bats bermalam. Setelah beberapa menit, Monta tak kunjung muncul. Beberapa anggota merasa sedikit heran dan cemas.
"Monta kok lama, ya?" Tanya Sena heran.
"Yaaa benar juga! Apa sebaiknya kita cari dia, ya?' Tanya Suzuna.
"Fugooo!" seru Komusubi.
Akhirnya seluruh anggota ikut mencari monta. Mereka berkeliling kesana-kemari, tapi Monta tetap tidak ditemukan.
"Mungkin Monta sudah kembali," ujar Yukimitsu. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk kembali. Baru berjalan beberapa langkah, mereka langsung dikejutkan oleh sebuah suara.
"Mukyaaa!"
"Itu teriakan Monta!" Seru Sena. Semua anggota langsung berlari ke arah sumber suara. Namun, tidak ditemukan apa-apa disana. Hanya ada semak belukar, pohon-pohon dan suara jangkrik yang mengiringi suasana malam.
"Tidak ada siapa-siapa?" Tanya Kurita keheranan. Namun, walau tidak terlihat ada orang lain selain mereka sendiri disitu, Hiruma merasa ada sesuatu yang kini tengah mengawasi mereka.
.
Sementara itu Monta...
.
"Ssst..." dibalik semak-semak, seorang pemuda asing dengan pakaian yang terbuat dari daun-daun kering memperingati Monta untuk tidak berisik.
"Si, siapa kau?" Tanya Monta dengan suara pelan. "Apa kau penduduk asli pulau ini?"
"Aku sama sepertimu," jawab pemuda asing itu sambil tersenyum.
Kembali lagi ke sekolompok orang yang kebingungan...
"Tu, tunggu dulu... sepertinya selain Monta, ada juga orang yang kurang disini..." Mamori terlihat sedikit takut.
Para anggota saling tengok, memperhatikan apakah ada yang hilang selain Monta.
"Benar juga ya," ucap Jumonji.
"Iya, rasanya ada yang kurang," sambung Kuroki.
"Tapi siapa, ya?" tanya Togano.
Hening...
"Oh, Ishimaru!" Seru Sena.
.
.
.
~To Be Continued~
.
.
.
.Sudah depresi karena nggak dapat ide untuk lanjutan 'Ohayou Gozaimasu Sensei!', sekarang malah buat fic baru...
Fic abal ini aku publish karena ada teman yang bilang suka sama cerita ini.
Aneh? Gaje? OOC?
Mohon review...!
