MUSTANG'S MUSTACHE
Summary : Tentang efek luar biasa dahsyat yang dihasilkan oleh kumis si Mustang. Based on the last episode of FMA Brotherhood anime.
Fullmetal Alchemist belongs to Arakawa Hiromu
Fanfiction by BlackKiss'Valentine
Riza berdiri disisi sang Pahlawan Ishval dalam keadaan apapun. Entah itu dalam perang dan ia menjaganya dengan segenap kemampuan 'mata elang'-nya, atau ketika sang Playboy Api kehilangan cahayanya.
Riza melangkah bersama sang babyface sudah semenjak wajah tampan itu memang babyface, hingga usianya mencapai kepala 3 sementara babyfacenya tidak menghilang. Para wanita mungkin menggilainya, tapi para pria mencemoohnya—katanya.
Tidak jantan dan tidak lucu.
"PENGEN PUNYA KUMIIIIISSS!" teriak sang Mustang hari itu. Cara terakhir baginya untuk dihormati selain mengkampanyekan sistem 'efektifitas bekerja dengan diterapkannya pemakaian rok mini dalam kehidupan kemiliteran'-nya. Riza menyayangkan bahwa kampanye itu (sekali lagi, sayangnya) belum cukup mampu untuk membuatnya kanker gendang telinga, sehingga ia tidak bisa menuntut Mustang; tapi tidak dengan kata yang satu ini.
"Bisa anda kerjakan saja laporan itu, sir?" Ya, sekarang mereka berada di tengah-tengah Ishval yang pernah mereka luluh-lantakkan untuk membangunnya kembali. Adakah waktu untuk memikirkan kumis?
"Masalahnya, ya, Riza-ku yang manis…Tadi aku bertemu dengan gadis setempat dan kau tahu apa yang dikatakannya? 'Anda kurang macho untuk seseorang yang berpangkat Brigadir, tuan'. Apa-apaan itu!"
"Anggap saja itu nasib anda." menggeleng dalam hati karena ternyata bukan cuma bicara melantur yang dilakukan superiornya itu, melainkan juga mencari gadis lokal. Benar-benar tak tahu malu, pikirnya.
"Tidak! Tidak ada nasib yang tidak bisa diubah!" kata Mustang optimis.
"Kalau memang mau, ya tinggal tumbuhkan saja."
"Nah! Itu yang aku pikirkan. Tapi… Kalau baru sekarang harus tunggu 3-4 minggu supaya terlihat seperti kumis! Apa boleh buat, tadi pagi aku malah mencukur habis kumis dan jenggotku!"
"Dulu penah kubuatkan kumis, anda menolaknya." kata Riza, menggali memori lama.
"Itu kumis kucing. Dari tinta pula." kata Mustang benci.
"Yah, bersabar saja sambil menyelesaikan laporan ini." kata Riza sambil menambah segenggam kertas dan menumpuknya diatas tumpukan-laporan-yang-harus-Roy-selesaikan-hari-ini. "Aaah, kejam kau, Hawkeye."
Dan ternyata keputusan Mustang hari itu benar-benar dijalankannya. Buktinya, 17 hari kemudian, di ruangan yang sama,
"Lihat, Hawkeye!" seru Mustang sambil menunjuk bawah hidungnya.
"Ada apa dengan hidung anda? Apakah sakit?" tanya Riza, ternyata sedikit cemas.
"Bukan! Lihat yang benar, dong!" dan Mustang mendekati sniper andalannya sampai sangat-sangat dekat, sementara orangnya sendiri terkejut karena kini wajah mereka bertemu. Tak pernah sedekat ini sebelumnya…
"KUMIS."
Riza terdiam.
"Mana?"
"Ini, lho! Lihat baik-baik!" kata Mustang memaksa, menunjuk-nunjuk bagian bawah hidungnya.
Ada beberapa helai kumis yang mencuat kecil kehitaman, seperti rambut bayi.
"Ah! Selamat, sir." kata Riza datar, menganggap konyol semua itu. Mustang sih, semakin gencar saja memelihara 'adik' kumisnya yang baru tumbuh itu. Sejak saat itu, Mustang makin rajin berkaca (bahkan dalam pantulan kopi. Kopi, lho!) dan pergi ke toilet untuk membasahi kumisnya. "Kelembaban-lah yang memanjangkan rambut, kau tahu?" jawabnya ketika ada yang bertanya kenapa ia rajin membasahinya. Seperti orang bodoh saja.
Dan seminggu yang lainnya berlalu. Seberkas benda hitam kecil menempel di wajah Mustang dengan sukses. Sukses membuat para subordinat tertawa kecil dan mendapatkan ancaman pembakaran lokal darinya, tepatnya.
"Kenapa, sih!" kesal Mustang sambil membaca kertas-kertas tugasnya.
"Apa, sir?" tanya Riza, lembut seperti biasa. "Kumisku." jawab Mustang cemberut. "Aneh, ya? Menurutku tidak."
"Seperti kecebong gepeng menempel."
Mustang merasa seluruh urat dibadannya saling lilit-melilit dan pada akhirnya…putus.
"Yah, apa boleh buat. Masih 'kecil' begitu." kata Riza lagi, kembali pada pekerjaannya, tak peduli pada Mustang yang rohnya melayang tak tentu arah.
"Lihat saja 2 minggu lagi, Hawkeye! Kau akan menarik kata-katamu padaku yang semakin tampan!" ancam Mustang. Riza memang sedikit terkejut, tapi ia bisa lihat hasilnya 2 minggu kemudian, ketika mereka berdua berada dalam inspeksi pembangunan kuil Ishval. Kumis Mustang telah bertumbuh sekitar satu setengah kali lipat dari kecebong gepeng yang kemarin ia lihat. Kecil dan agak melingkar, sedikit mengingatkannya pada Yoki.
Tapi entah kenapa begitu…imut.
Riza tak bisa berhenti melihat kearah 'adik' kesayangan Mustang yang satu itu selama inspeksi berlanjut. Beberapa kali ia tak sengaja tersandung dan menginjak kaki seorang gadis kecil dengan puasnya, membuat petak-petak sol sepatu bot militernya membekas di kaki yang mungil itu. Ia tidak dapat berkonsentrasi, atau mengelak bahwa ia merasa…
"Ternyata kumisnya memang membuatnya bertambah…seksi?"
