Disclaimer : Masashi Kishimoto

Judul : Penyesalan

Rate : T-M

Warning : Gaje, Aneh, Dan lain-lain

Don't Like Don't Read!!

Disebuah kamar tepatnya diranjang ada dua manusia berbeda gender sedang melakukan hubungan suami istri. Nampak sang pria yang lebih menikmatinya, tapi tidak dengan sang wanita yang terlihat menangis.

"hiks hiks hiks ku-kumohon he-hentikan" ucap sang gadis memohon, ah tidak sang wanita baru saja wanita tersebut kehilangan kegadisannya akibat ulah sang pria.

"hahahahahaha masa bodoh, aku tidak peduli" tawa sang pria yang semakin menambah kecepatan pinggulnya menghentakkannya dengan dengan kasar dan liar. "ah. Shit aku keluar" lanjut sang pria.

"ku-kumohon jangan di-dalam" mohon sang gadis, tapi terlambat sang pria mengeluarkan benihnya didalam Rahim sang gadis.

Pagi hari

Disebuah kamar terlihat seorang gadis yang tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun tapi tertutupi dengan selimutnya. Wanita tersebut meringkuk menangis mengingat kejadian semalam yang menimpanya dan kehilangan kegadisannya yang direbut paksa oleh orang yang tidak ia kenal. Wanita tersebut tak henti-hentinya menangis.

"hiks hiks a-aku kotor" ucap sang wanita masih terisak. Sedangkan sang pria yang merebut kegadisannya semalam telah pergi meninggalkannya dan meninggalkan segepok uang yang banyak namun meninggalkan papan nama bertuliskan Uchiha Sasuke. Wanita tersebut bangkit dari tempat tidur lalu mengambil pakaiannya yang berserakan dilantai dengan tangan gemetar masih teringat dengan kejadian semalam.

Flashback

Seorang gadis bermahkotakan warna bunga sakura ia memakai kemeja warna putih bernametag Haruno Sakura dengan rok mini 5 cm diatas lutut menampakkan betisnya yang seputih susu dan sepatu berhak tinggi 5 cm sedang menyapu disebuah lorong hotel.

TING

Pintu lift terbuka menampakkan seorang pria berambut raven yang mencuat kebelakang memakai kemeja warna merah dengan celana hitam dan sepatu warna hitam pula ia berjalan seperti orang mabuk, Sakura yang melihat sebentar lalu kembali melakukan pekerjaanya yaitu sebagai pelayan hotel.

BRUGHH

Sasuke terjatuh, Sakura yang melihatnya berlari kecil dan membantu Sasuke berdiri.

"tuan anda tidak apa-apa?" tanya Sakura.

Namun Sasuke hanya diam menanggapi.

"kamar anda dimana tuan?" tanya Sakura sekali lagi.

Sasuke mengeluarkan sebuah kunci dengan gantungan bernomo 350 dari kantung kemejanya. Sakura memapah Sasuke menuju kamarnya.

'berat sekali' batin Sakura.

Setelah sampai Sakura memasukkan kunci kedalam lubang kunci. CTEK CTEK

CKLEK

Pintu terbuka Sakura memasuki kamar tersebut masih memapah Sasuke. Sakura merebahkan Sasuke diatas tempat tidur lalu menyelimutinya. Baru Sakura akan meninggalkannya namun tangannya dicegah oleh Sasuke.

"Karin kumohon jangan tinggalkan aku" igau Sasuke.

"tu-tuan aku bukan Karin, tolong lepaskan" mohon Sakura.

Sasuke bangun dan tertawa pelan."hahaha aku tidak akan melepaskanmu Karin" racau Sasuke. Tiba-tiba Sasuke mencium bibir Sakura dengan ganas dan memaksa, sedangkan Sakura mencoba melepaskan ciuman tersebut dengan mendorong dada Sasuke dan sedikit memukulnya.

"ku-kumohon tuan lepaskan" pinta Sakura memohon, namun Sasuke tidak menggubrisnya melainkan Sasuke mendorong Sakura keatas tempat tidur dan menindihnya.

End Flashback

2 minggu kemudian

Terlihat seorang wanita berambut merah muda sedang mencatat disebuah buku besar, sekarang ia sudah menjadi receptionist dihotel tempat ia bekerja tidak seperti 2 bulan yang lalu masih menjadi pelayan. Datanglah seorang gadis lalu menaruhnya tangannya diatas meja.

"Sakura-chan wajahmmu terlihat pucat sekali" ucap seorang gadis berambut kuning ponytail dengan mata aquamarine yang indah.

"benarkah?" tanya Sakura mendongakkan kepalanya. Ino menganggukkan kepalanya, ya nama gadis yang sedang bertanya kepada Sakura adalah Ino, Yamanaka Ino.

"yah kurasa kamu benar, aku terlihat sangat cepat lelah, nafsu makanku sedikit berkurang dan entah kenapa tiba-tiba aku suka makanan asam ditambah aku suka mual dipagi hari" ungkap Sakura, Ino mengerutkan dahinya ia merasa heran kenapa Sakura seperti orang yang sedang hamil muda saja.

"Sakura aku ingin bertanya?" tanya Ino hati-hati.

"tanya saja"

"apa kamu hamil?" pertanyaan Ino membuat Sakura membelalakkan kedua matanya.

"jangan bercanda Ino" tawa Sakura kecil.

"tapi menurut penjelasanmu, itu tanda-tanda orang hamil muda"

Sakura menggeleng. "mana mungkin aku hamil Kekasih saja aku tidak punya" Sakura tertawa pelan.

"yah kalaupun kamu tidak hamil, sebaiknya kamu periksa kedokter" jeda Ino. "jujur Sakura wajahmu pucat sekali".

"iya nanti sepulang kerja aku akan kedokter" ucap Sakura senyum.

"ya baiklah, aku ke ruang aula sebentar mau melihat desain disana" jeda Ino. "kau tau nanti malam akan ada launching Handphone terbaru plus Televisi 3 dimensi" ucap Ino.

"aku tak tertarik" ucap Sakura kembali mencatat.

Ino pergi meninggalkan Sakura. Yah seperti itulah Sakura seorang wanita yang tidak pernah mengikuti alur kemajuan teknologi, gajinya saja pas-pasan hanya bisa menhidupi dirinya dan kedua orangtuanya. Ayahnya sedang sakit sedangkan ibunya hanya sebagai buruh cuci pakaian. Tiba-tiba Sakura menghentikan jarinya yang sedang menulis, ia ingat akan perkataan Ino tadi.

'apa benar aku hamil' batin Sakura. 'tapi itu mungkin saja, aku sudah terlambat haid' lanjutnya.

17.00

Disebuah trotoar jalanan terlihat Sakura sedang berjalan dengan langkah yang terburu-buru, setelah sampai disebuah Apotik Sakura langsung masuk dan bertemu dengan penjaga toko.

"apa ada alat tes kehamilan?" tanya Sakura.

"ada, sebentar saya ambilkan" ucap penjaga toko masuk kedalam, tak lama penjaga toko tersebut keluar dengan membawa sebuah kotak kecil. "ini nona". Sakura mengeluarkan dompet dari tas kecil yang ia bawa dan mengeluarkan beberapa lembar uang.. "semoga hasilnya positif ya" penjaga toko tersenyum.

Sakura hanya diam menanggapi dan berjalan keluar toko menuju rumahnya yang terletak dipinggiran kota.

Rumah Sakura

"tadaima" ucap Sakura lesu.

"okaeri" sambut ibu Sakura, Haruno Mebuki, Mebuki melihat Sakura dengan wajah lesu bertanya. "nak kamu kenapa?" tanyanya.

"tidak kenapa-kenapa bu hanya lelah saja"

"kamu yakin?"

"iya, bagaimana keadaan ayah bu?"

"ayah sedang tidur dikamarnya"

Sakura melangkahkan kakinya menuju kamarnya, setelah sampai Sakura menaruh tasnya disebuah meja dekat tempat tidur, Sakura mendudukkan dirinya di tempat tidur, mengambil kotak kecil dari dalam tas menaruhnya di kantung roknya lalu berdiri mengambil handuk dilemari dan berjalan keluar kamar menuju kamar mandi.

20 menit kemudian

Sakura masih didalam kamar mandi memegang alat tes kehamilan, matanya tertutup sambil berkata.

"kumohon jangan positif, jangan positif" Sakura membuka matanya melihat kearah alat tersebut. Alat tersebut menampakkan dua garis merah pertanda positif hamil. Sakura yang melihatnya langsung lemas dan bersandar pada dinding kamar mandi. Matanya mulai meneteskan air mata begitu pula tubuhnya yang sedikit demi sedikit jatuh ke bawah.

"hiks hiks hiks, ti-tidak mungkin" Sakura menangis mengetahui dirinya positif hamil. Sedangkan diluar kamar mandi terlihat wajah Mebuki yang khawatir Karena sudah 20 menit Sakura didalam kamar mandi.

TOK TOK TOK

Mebuki mengetuk pintu kamar mandi. "Sakura kamu baik-baik saja nak?" tanya Mebuki.

"i-iya bu aku baik-baik saja" Sakura langsung berdiri menyemunyikan alat tersebut di kantung celana pendeknya lalu mencuci mukanya agak terlihat tidak habis menangis.

CKLEK

Sakura membuka pintu kamar mandi.

"kamu sungguh baik-baik saja nak?" tanya Mebuki khawatir. Sakura menganggukkan kepalanya pertanda ia baik-baik saja padahal tidak baik-baik saja mengingat ia hamil diluar nikah. "kalau begitu ayo kita makan malam kasihan ayahmu sudah menunggu" ajak Mebuki.

Skip 07.30

Diruang receptionist Sakura sedang mengecek nama-nama yang menyewa hotel ditempat ia bekerja, datanglah Ino menghampiri Sakura.

"hei serius sekali" ucap Ino.

"Ino boleh aku bertanya?" tanya Sakura menatap Ino.

"tanyakan saja"

"ehm…. Apa kamu mengenal Uchiha Sasuke?"

"ya aku kenal, dia kan salah satu Direktur perusahaan Uchiha Corp" jawab Ino. "memangnya kenapa?" tanya balik Ino.

"tidak kenapa-kenapa hanya ingin tahu saja. Oh iya dia di cabang mana?"

"ah yang kudengar sih di kota ini" ucap Ino dengan pose berfikir.

"ah begitu ya"

"ya seperti itu, aku ke toilet sebentar" Ino pergi meninggalkan Sakura.

"ya"

19.00

Sakura sedang berada didalam bus menuju perusahaan Uchiha Corp, dia harus bertemu Sasuke untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatan dirinya yang membuat ia hamil. Setelah sampai Sakura menuju receptionist.

"tuan Uchiha Sasuke ada?" tanya Sakura.

"ada, ada keperluan apa? Sudah membuat janji?" tanya balik receptionist tersebut.

Sakura kaget. "ah belum tapi, ini penting ada masalah keluarga" bohong Sakura. Ia harus bertemu sekarang juga.

"baiklah saya hubungi sebentar ya" receptionist tersebut mengambil gagang telpon lalu mengetikkan beberapa nomor. Tak lama ia memutuskan sambungan telpon. "mari saya antar keruangan pak Direktur" ajaknya.

Sakura dan wanita tersebut memasuki lift menuju lantai 12.

TING

Wanita tersebut dan Sakura menuju pintu bertuliskan Direktur.

"ini ruangannya, kalau begitu saya tinggal, mari" pamit wanita tersebut.

Menghela nafas sebentar, memantabkan diri, Sakura mengetuk pintu tersebut.

TOK TOK TOK

"masuk" ucap seseorang dari dalam.

CKLEK

Sakura membuka pintu. Ia melihat Sasuke sedang menandatangi beberapa berkas dimejanya. Sakura melangkahkan kakinya, begitu sampai tepat dihadapan Sasuke namun terhalang oleh meja, Sakura hanya berdiam diri saja disana menunggu perintah dari Sasuke untuk duduk.

"duduklah" ucap Sasuke tanpa memandang Sakura. Sakura mendudukkan dirinya di kursi yang disediakan. "ada keperluan apa menemuiku?" tanya Sasuke.

Sakura menyodorkan nametag Sasuke yang tertinggal dikamar hotel. "hanya ini?" tanya Sasuke melirik nametag tersebut. Sakura mengeluarkan amplop putih dari tas kecilnya dan menyodorkannya pada Sasuke. Sasuke menerimanya dan membukanya, Sasuke membaca sampai akhir. "gugurkan, aku tidak mau memiliki anak dari seorang pelayan" ucapnya dengan nada datar melihat Sakura.

Sakura membelalakkan kedua matanya menunjukkan kekagetannya. sungguh manusia tak punya hati, membunuh bayibayi yang tidak berdosa meakipun masih dalam bentuk janin. "ta-tapi…."

"ya aku sadar telah memperkosamu, tapi aku tidak akan pernah mengakui bahwa bayi yang kau kandung adalah anakku sekalipun melakukan tes DNA, apalagi menikah denganmu, sungguh aku tak sudi menikah dengan seorang pelayan, dan aku yakin kau adalah orang yang tidak sederajat denganku" ucap Sasuke dengan nada yang dingin. Sasuke membuka lacinya mengeluarkan sebuah cek dari laci mejanya lalu menulis nominal angka yang sangat besar bahkan bisa membiayai hidup selama 1 setengah tahun. "ini untukmu" Sasuke menyodorkan cek tersebut. Sakura yang merasa telah dihina mengambil cek tersebut merobeknya lalu melempar sobekan tersebut tepat di hadapan Sasuke. Sasuke hanya diam melihatnya.

"dengar tuan, aku tidak akan pernah menggurkan bayi ini meskipun kau membayarnya berpuluh-puluh milyar sekalipun, nyawa seorang bayi tak ada harganya, dan kuakui bahwa aku bukanlah orang yang sederajat denganmu tapi, akan kupastikan bahwa kau akan menyesal karena tidak bertanggung jawab atas apa yang telah kau perbuat, permisi" ucap Sakura pergi meninggalkan Sasuke.

'manusia tak punya hati' batin Sakura.

BRAK

Sakura membanting pintu dengan keras sehingga membuat orang yang berada diruang sebelah sampai keluar melihat pintu dibanting. Sakura juga memecah rekor karena berani membanting pintu ruangan Sasuke, karena selama ini belum pernah ada orang yang berani membanting pintu ruangan Sasuke, kecuali ayahnya Uchiha Fugaku.

19.30

TOK TOK TOK

Seseorang mengetuk pintu rumah Sakura.

"ya sebentar" teriak Sakura dari dalam rumah. Sakura yang sedang membersihkan meja langsung berlari kecil menuju pintu dan membukanya. "eh kak Itachi, mari masuk" ajak Sakura. Sakura berjalan menuju ruang tamu diikuti Itachi dibelakangnya. "ayah ada kak Itachi" teriak Sakura ceria. "kakak duduk dulu aku buatkan minum". Pria itu adalah Uchiha Itachi kakak dari Sasuke. Kenapa Sakura bisa kenal dengan Itachi? Mudah saja dulu sewaktu Itachi kecelakaan Sakuralah yang membawanya kerumah sakit dan menunggunya selama berjam-jam.

"iya"

Datanglah Kizashi dari arah kamarnya.

"Itachi-san" panggil Kizashi dan mendudukkan dirinya dikursi menghadap Itachi.

"sudah kubilang paman jangan panggil aku dengan sebutan san cukup Itachi saja".

"haahh ya baiklah Itachi".

"Begitu lebih baik". Sakura datang dari arah dapur membawa nampan yang berisi minuman lalu menaruhnya dimeja baru akan meninggalkan mereka berdua Sakura dipanggil Itachi.

"duduklah dulu Sakura-chan" pinta Itachi.

"e-eh iya" Sakura mendudukkan dirinya disebelah kanan Kizashi.

"oh ya Itachi ada apa datang kerumah?" tanya Kizashi menyeruput Teh yang ada dimeja.

Itachi menyodorkan sebuah kotak makan. "ini ibu tadi membuat kue tapi kebanyakan, karena tiba-tiba saya teringat akan Sakura, jadi saya bungkuskan" ucap Itachi senyum.

"terima kasih banyak Kak Itachi, maaf merepotkanmu" Sakura menerimanya.

Itachi menggelengkan kepalanya. "tidak, sama sekali tidak merepotkan, bagaimana keadaan paman? ".

"sudah lebih baik dari kemarin" jawab Kizashi.

"apa perlu kuantar untuk Check Up?".

"tidak perlu nak"

Mebuki dengan tergesa-gesa menuju ruang tamu tempat suami dan anaknya berada.

"Sakura apa maksudnya ini" ucap Mebuki sambil menunjukkan alat tes kehamilan.

"i-ibu" Sakura langsung berdiri ketakutan. Mebuki memegang pundak Sakura.

"apa benar kamu hamil?" tanya Mebuki mengguncangkan pundak Sakura, namun Sakura hanya diam air matanya mulai menetes. "jawab ibu nak?" lanjut Mebuki.

"i-iya" jawab Sakura terisak. Sedangkan Kizashi menundukkan kepalanya sambil menyentuh dada kirinya yang berdetak sangat cepat dan Itachi langsung menghampiri Kizashi lalu memberikan the kepada Kizashi.

"apa kata tetangga nak, kalau kamu hamil diluar nikah" ucap Mebuki menangis Sakura hanya diam menanggapinya. "ibu malu nak, malu, kamu hamil diluar nikah, apa kata tetangga kalau mereka tau bayimu lahir tanpa seorang ayah" lanjutnya.

Sakura kembali diam, Sakura tidak berani menjawab bahwa ayah dari anak yang dikandungnya adalah Uchiha Sasuke adik dari Uchiha Itachi.

"siapa yang ayah dari bayimu nak?siapa?" tanya Mebuki.

"U-uchi-ha S-sa-sasuke" jawab Sakura terbata. Mebuki langsung menatap Itachi. "ta-tapi di-dia ti-tidak mau bertanggungjawab" lanjutnya.

"kenapa adikku tidak mau tanggung jawab? " tanya Itachi serius.

"di-dia ti-tidak mau menikah dengan seorang pelayan sepertiku, ditambah lagi aku dari keluarga yang tidak sederajat dengannya" jawab Sakura.

semua disana hanya diam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"aku yang akan bertanggung jawab, aku juga yang akan menjadi ayah dari bayimu" putus Itachi.

To Be Continue

Ketemu lagi sama saya, dengan Fic baru. Jangan lupa komen and review.