Summary:hari-hariku di sekolah dipenuhi dengan membantu temanku. Dari membantu mengerjakan pr hingga menggantikan piket. Dengan kata lain aku sudah di bullying di sekolah. Tapi, ternyata masih ada yang peduli denganku.
Genre: Romance/Friendship
Rated: T semi M
Pair(s): ZazieXFem Lag
Disclaimer: Hiroyuki Asada
Tegami bachi gakuen
Pt 1: a new member?
Kriiiinngg…..
Jam weker di kamarku berbunyi. Aku bangun dan mematikannya. Ibu dan ayah pasti sudah pergi bekerja. Ibuku memiliki butik yang cukup (baca:sangat) terkenal. Ayahku pemilik Seeing corp perusahaan di bidang elektronik. Usaha ayah dan ibu menurutku cukup (baca:sangaaattt) sukses. Setiap hari ayah dan ibu pulang malam, lalu berangkat pagi. Jadi, aku sendiri di rumah.
Jam menunjukan pukul 5 pagi. Aku segera bangun dan mengerjakan pr teman-temanku. Teman-temanku selalu mempercayaiku (baca: nyuruh) untuk mengerjakan tugas mereka. Aku memang senang membantu, tapi tidak seperti ini caranya. Oh, iya, aku Lag seeing, umurku 16 tahun, aku bersekolah di tegami bachi gakuen. Sekolah untuk orang kaya. Yah, setidaknya begitu kata orang-orang. Aku anak yang pemalu, tidak pandai bergaul. Temanku di kelas hanya seorang. Dan aku cewek. Setiap hari, aku selalu digoda oleh teman sekelasku yang cowok. Kata mereka aku manis. Aku tidak mengerti sepenuhnya maksud 'manis' bagi mereka.
Aku segera menyelesaikan semua PR itu, lalu pergi mandi. Setelah itu, aku sarapan. Setelah sarapan, aku menyisir rambutku lalu berpakaian. Aku biasa berangkat pukul 6.30 pagi. Aku selalu datang paling pagi di kelas.
Di sekolah…
Sekolah benar-benar masih sangat sepi. Aku melangkahkan kakiku menuju kelasku, lalu duduk di bangkuku. Aku duduk di bangku paling belakang pojok kiri (tempat duduk author tuh!) aku mulai membaca buku sambil menunggu bel masuk. Tidak lama, pintu kelas terbuka. Ah, itu pasti Akemi. Pikirku. Akemi satu-satunya temanku di kelas. Pintu terbuka. Dan ternyata memang Akemi!
"Ohayou Lag!" Sapa Akemi.
"Ohayou Akemi!" sapaku sambil tersenyum. Lambat laun teman-teman di kelas pun mulai berdatangan. Satu per satu dari mereka pun meminta (menagih) buku Pr mereka di kembalikan.
Kriiiiinnnggg…
Bel masuk pun berbunyi. Guru wali kelas kami masuk seperti biasanya untuk mengabsen murid kelas kami. Setelah absent, wali kelas kami memiliki pengunguman.
"anak-anak, kelas kita kedatangan teman baru. Silahkan masuk." Wali kelas kami mempersilahkan si murid baru tersebut masuk. Dia cowok, rambutnya jabrik, warna hitam, pembawaannya tenang, memiliki 2 gigi taring kecil di mulutnya. Menurutku dia sangat menawan. Dan sepertinya, teman-teman sekelasku berpikiran sama. Teman-teman cewekku langsung berbisik-bisik. Ada yang bilang "Cakep banget! Lebih cakep dari cowok aku!" ada juga yang bilang "Waw, single gak tuh? Kalau iya, buat aku aja deh!" dan lain sebagainya. Aku hanya diam. Yah, walaupun aku juga beranggapan dia cowok yang menawan, tapi aku yakin soal kecantikan atau daya pikat terhadap cowok, aku kalah dari teman-temanku yang lain. Mereka bisa berdandan, mereka juga modis. Hal yang aku lakukan di rumah hanya belajar dan sesekali nonton TV. Aku jarang pergi ke mall karena aku memang tidak terlalu suka keramaian.
"Silahkan perkenalkan dirimu." Wali kelas kami menyuruhnya memperkenalkan diri.
"Namaku Zazie, salam kenal." Katanya singkat.
"Baiklah Zazie, kau bisa duduk di sebelah Seeing jika kau mau."
Zazie, segera berjalan menuju tempatku lalu duduk di sebelahku. Aku hanya diam. Aku tidak berani mengeluarkan sepatah katapun. Aku sangat gugup di dekatnya. Apalagi, teman-teman menatapku tajam. Tiba-tiba aku melihat tangan di depanku. Aku menoleh. Zazie mengulurkan tangannya.
"Aku duduk di sebelahmu mulai sekarang, mohon bantuannya." Katanya
"I…iya…" aku membalas uluran tangannya. Dengan gugup tentunya.
===oOo===
Kriiiinngg…
Bel istirahat. Seperti biasa, aku harus membelikan pesanan teman-temanku. Mereka tidak mau ke kantin dengan alas an kantinnya selalu penuh. Jadi, aku selalu ke kantin untuk membelikan pesanan teman-teman.
End of Lag Pov's
"Oi, bukannya itu anak yang duduk di sebelahku?" Zazie bertanya pada teman di sebelahnya.
"Eh? Iya, dia Lag." Kata temannya
"Dia makannya banyak banget!" Zazie menanggapi.
"Oh… itu bukan punya dia. Itu pesenan temen-temennya. Dia biasa makan bekal." Temannya Zazie menjelaskan *anyway, hebat yah, belom sehari jadi anak baru udah dapet temen*. Zazie segera berdiri dari tempatnya lalu mendekati Lag yang tampak kerepotan.
"Perlu bantuan?" Tanya Zazie menawarkan bantuan.
"Eh? Ti-tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri." Lag menolaknya dengan halus (?)
"Jangan memaksakan diri. Kalau makanananya tumpah, kau kan yang akan dimarahi oleh teman-temanmu?" Kata Zazie, lalu membantu Lag membawa 'belanjaan'nya.
"…" Lag diam saja. Ada benarnya perkataan Zazie.
"Hei, aku dengar kau membawa bekal dari rumah?" Zazie membuka pembicaraan.
"Eh? I… iya…" Lag menjawab.
"Kau sendiri yang membuatnya atau dibuatkan oleh maid?" Zazie bertanya
"A… aku membuatnya sendiri… aku, tidak terlalu suka masakan maid."
"Tidak kusangka kau anak yang mandiri."
"Te… terima kasih…" Lag mengucapkannya sambil blushing.
"Kenapa kau tidak membeli makanan di kantin?" Tanya Zazie.
"Karena, waktuku sudah habis untuk membelikan makanan teman-teman. Kalau aku juga beli makanan di kantin, aku bisa tidak punya waktu istirahat." Jelas Lag
Greeekkk…
Pintu kelas di buka oleh Zazie. Semua mata tertuju padanya yang membawa bejibun makanan.
"Zazie, kamu makannya sebanyak itu?" Tanya salah satu cewek dikelas.
"Eh? Ini bukan punyaku. Aku Cuma bantuin Lag yang kerepotan bawa pesenan kalian." Jawab Zazie sekaligus mengkritik (?) semua cewek di kelas langsung menatap Lag yang berdiri di samping Zazie.
===oOo===
"Kamu apa-apaan sih! Pake minta tolong Zazie segala! Kamu cari muka ya di depan dia!" bentak salah seorang cewek di gedung olahraga sepulang sekolah.
"Ti- tidak. Di-dia yang membantuku." Lag membantah
"Heh? Anak teladan ternyata gak bisa melakukan semuanya sendiri. Dasar payah!" celetuk salah seorang dari mereka.
"Iya, ya. Pokoknya kalau kamu deketin Zazie lagi, kita gak segan-segan melakukan hal yang lebih parah dari ini. Ngerti?" tambah seorang lagi.
"Iya, aku mengerti." Kata Lag. Segerombolan (?) cewek itu segera pergi meninggalkan Lag. Setelah itu, Lag berjalan pulang. Di gerbang sekolah dia melihat seseorang yang dikenalnya. Orang itu menyenderkan punggungnya dan memasukan kedua tangannya ke dalam kantung celana seragamnya.
"Zazie?" Lag memanggil sekaligus bertanya (?)
"Eh? Kau sudah keluar?" Zazie bertanya balik.
"Iya… kau menungguku?" Lag bertanya.
"Ya, memang kenapa? Arah rumah kitakan sama."
"Kau tau rumahku dari mana?"
"Data murid?" jawabnya.
"Data murid?" Lag mengulanginya.
"Ya, data murid. Dari pada itu, kenapa kau baru pulang sekarang?" Zazie mengalihkan pembicaraan.
"Anu… aku… ada sedikit urusan dengan teman-teman." Jawab Lag.
"Urusan apa?"
"Pe… pelajaran…" jawab Lag gugup. Dia tidak terbiasa berbohong.
"Jangan berbohong. Katakanlah yang sejujurnya padaku." Zazie mendesaknya.
"Aku, tidak bisa menceritakannya…"
"Apa mereka mengancammu?" Tanya Zazie lagi.
"…" Lag diam saja. Dia tidak mampu berbohong lagi.
"Sudahlah tidak perlu kau jawab, ayo kita pulang." Kata Zazie.
"Eh, I… iya…"
Di perjalanan…
"Oh, iya boleh aku minta nomor hp-mu Lag?" Tanya Zazie sambil mengeluarkan hp-nya yang keluaran ap*ple inc yang namanya iPhone
"Boleh. Aku, juga boleh minta nomermu?" Tanya Lag sambil mengeluarkan hp-nya smartphone blackbe*ry Torch 9810. *Nih author niatnya promosi apa bikin fic?*
Dan akhirnya mereka bertukar nomer telephone…
"Kalau kau punya masalah, kau bisa menceritakannya padaku." Tawar Zazie.
"Terima kasih. Zazie, kenapa kau mau berteman denganku?" Tanya Lag
"Heh?" Zazie heran.
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud…" Jawab Lag panic.
"Tak apa, aku berteman dengan siapa saja. Kenapa kau menanyakan hal itu?" Tanya Zazie
"Ah, tidak. Aku hanya, heran. Aku anaknya pemalu dan susah beradaptasi dengan orang dan lingkungan baru. Tapi, entah kenapa kalau denganmu, aku cepat akrab." Jelas Lag.
"Mungkin karena aku memiliki kemampuan menghipnotis orang?" jawab Zazie asal.
"Ka-kau menghipnotisku?" Lag menanggapinya dengan serius.
"Hanya bercanda." Jawabnya
"Uuh… aku kira kau serius…" Lag menggembungkan pipi-nya.
"Hei, kenapa kau tidak menggunakan mobil untuk berangkat dan pulang sekolah?"
"Kamu sendiri? Kenapa tidak menggunakan mobil?" Lag bertanya balik
"Oh, aku memang berangkat dan pulang menggunakan mobil. Hanya saja, tadi aku menyuruh supirku pulang lebih dulu karena menunggumu." Jelas Zazie.
"Hem. Kalau aku, karena tidak mau. Aku kadang suka mampir ke toko buku kalau pulang sekolah. Lalu, aku sering mampir ke taman kalau pagi." Jelas Lag
"Baiklah. Kalau begitu, besok aku akan menjemputmu."
"Hei itu tidak-" belum selesai Lag berbicara, Zazie sudah berlari meninggalkan Lag sambil berseru.
"Pokoknya besok kau aku jemput! Dagh!"
===oOo===
Lag Pov's
Aaahhh… hari ini aku bisa bangun agak siang karena tidak ada 'PR' dari teman-teman. Aku melirik jam weker di kamarku.
"Baru jam 6.00" gumamku. Aku segera bangun, dan bersiap-siap. Aku selesai sarapan sekitar jam 6.28. aku baru akan melangkahkan kakiku keluar rumah ketika aku mendengar bunyi klakson mobil.
"Lag, siapa itu diluar?" Tanya ibu yang terbangun mendengar suara klakson mobil itu. Ibu hari ini cuti karena dia lelah.
"Ah, bukan apa-apa bu. Ibu kembali tidur saja." Aku menenangkan ibu.
"Baiklah. Kau mau berangkat?" Tanya ibu.
"Iya bu. Aku berangkat dulu ya?" pamitku sambil mencium tangan ibuku.
Begitu aku keluar aku melihat seseorang yang aku kenal sedang berdiri di depan pagar rumahku.
"Zazie? Sedang apa kau disini?" aku bertanya.
"Bukankah aku sudah bilang kemarin bahwa aku akan menjemputmu?"
"Ja- jadi, kau yang membunyikan klakson tadi?"
"Yah, secara teknis, supirku yang membunyikannya. Tapi atas perintahku. Ayo kita berangkat."
"A-aku, tidak mau merepotkan. Aku jalan saja."
"Jangan membantah." Kata Zazie, lalu menggendongku yang akan jalan ala bridal style. (/)
"He-hei, bisa kau turunkan aku? Rokku terbuka!" (ingat! Di fic ini Lag adalah cewek!) aku berusaha turun dari gendongan Zazie.
"Kalau kau diam, rokmu tak akan terbuka." Kata Zazie lalu memasukanku kedalam mobil.
"He-hei!"
End of Lag pov's
===oOo===
"Ma-maaf merepotkanmu." Lag menundukan kepalanya.
"Tidak apa. Ini kan aku yang mau!" kata Zazie
lalu berjalan menuju kelas. Tiba-tiba, Lag teringat sesuatu.
"Ah! Hari ini aku piket!" Serunya lalu berlari mendahului Zazie menuju kelas.
"Gak perlu panic gitu kali. Aku juga piket hari ini." Sahut Zazie.
"Kau berbeda denganku. Jika aku tidak segera piket, teman-teman akan memarahiku." Jelas Lag. Yah, walaupun piketnya Cuma ngapus papan tulis doang. Kalau swasta udah di sapuin sama di pelin sama OB.
Skip time…
"Hhh… akhirnya selesai juga. Masih ada waktu sebelum bel."
"Terus kamu mau ngapain?" Tanya Zazie tiba-tiba.
"Eh? Maksudnya?" Lag bingung dengan maksud pertanyaan Zazie
"Kamu mau ngapain sampai waktu bel masuk nanti."
"Biasanya sih aku membaca buku."
"Daripada membaca buku, lebih baik menghabiskan waktu bersamaku." Zazie mendekati Lag, lalu memegang dagu-nya.
"A-apa mak-maksudmu?" Lag blushing tingkat akut (?)
"Kau mau tahu apa maksudku?" Zazie mendekatkan wajahnya.
"A-apa?" Lag makin blushing.
"Ayo kita main monopoly!" seru Zazie sambil memperlihatkan set mainan monopoly miliknya.
"E-eh?" Lag bingung.
"Aku suka banget main monopoly, tapi gak punya temen main." Jelas Zazie.
"Ba-baiklah."
===oOo===
Waktu istirahat…
Seperti biasa, Lag bersiap-siap dengan memonya untuk mencatat pesanan teman-temannya.
"Lag!" seseorang memanggil. Lag menoleh
"Zazie? Ada apa?" tanyanya.
"Ayo kita istirahat! Hari ini aku membawa bekal."
"Tapi aku…"
"Zazie, Lag harus membelikan kami makanan. Jadi kau istirahat denganku saja yuk!" seorang cewek menyahut.
"Iya. Lebih enak makan bareng kita. Daripada makan dengan si pesuruh itu!" timpal yang lain. Lag menundukan kepala.
"Kalian… tidak tahu." Zazie membuka mulutnya.
"Tidak tahu apa?"
"Kalau Lag adalah, pacarku!" kata Zazie, sambil menarik Lag ke dalam pelukannya.
"E-eh?" Lag terlalu kaget sehingga tidak dapat mengeluarkan kata-kata.
"BOHONG!" teriak yang lain saking kagetnya.
"Gak mungkin! Masa' cowok kayak kamu seleranya kayak gini sih!" *sebenernya mereka tuh sirik sama keimutan Lag*
"Kalian tidak percaya? Apa perlu aku mencium Lag disini?" Zazie mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Lag. Lag makin panic.
"Ja-jangan mendekat!" Lag reflek mendorong Zazie.
"Kenapa? Kau takut kalau hubungan kita tersebar luas?" Zazie mulai menggoda.
"Bu-bukan…"
Kriiiiinnnggg bel masuk kelas terdengar …
Saat pelajaran…
Pluk, seuntel (?) kertas melayang ke kepala Lag. Lag membukanya isinya::
Oi, anak belagu! Aku tunggu kamu di gedung olahraga, pulang sekolah. Awas kalau kamu sampai tidak datang. Dan, jangan sampai Zazie tahu, kalau kau bertemu kami. Suruh dia pulang duluan!
"glek" Lag menelan ludahnya. Dia beharap semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk.
===oOo===
"Pe-permisi…" Lag membuka pintu gedung olahraga.
"Akhirnya datang juga. Lama banget sih!" cibir seorang.
"Ma-maaf, tadi aku, mencari penghapusku dulu."
"What ever…" kata yang lain dengan nada bosan. "sekarang berikan tanganmu." Kata si 'A'
"E-eh?"
"Gak usah bengong! Ayo! Mana tanganmu!" bentak salh satu dari mereka lagi.
"I… Iya" Lag memberikan tangannya. Lalu, salah seorang dari mereka mengikat tangan Lag.
"Ke-kenapa tanganku di…" belum selesai Lag berbicara, sudah ada yang menyahut.
"Jangan banyak omong!"
Skip time…
Kini Lag sudah tidak bisa bergerak. Dia diikat di tiang yang cukup tinggi dengan kedua tangan ke atas.
"A-apa yang mau kalian lakukan?" Tanya Lag panic.
"Apa yang mau kami lakukan? Kami ingin memberikan sedikit pelajaran padamu yang tidak mau mendengarkan peringatan kami."
"Pe-pelajaran?" Lag mulai mengeluarkan keringat dingin.
"Ya, pelajaran yang membuatmu akan mengerti semuanya." Seseorang dari mereka mendekat lalu membuka blazer seragam Lag.
"Dan, akan membuatmu tidak akan berani macam-macam lagi." Lalu, seorang lagi mulai melepas dasi Lag dan kancing kemejanya sehingga tubuhnya yang indah nan mulus itu ter-ekspose.
"Berikan aku kamera." Suruh si 'ketua'
"Sebentar? Roknya tidak dilepas?" Tanya yang lain.
"Kita ambil bagian atasnya dulu." Kata si 'ketua'
"Ke-kenapa kalian membuka bajuku!" Lag sangat panic.
"Oh, kami hanya ingin mengambil contoh tubuh indah sempurna milikmu Lag!" jelas yang lain dengan nada mengejek.
Flash flash flash
Mereka mulai mengambil foto Lag dengan Kemeja yang terbuka.
"Ok! Sekarang, lepas Roknya!" perintah si 'ketua'. Dan, Rok milik Lag dilepas dan dilempar ke sembarang arah.
"Ro-Rokku!" Lag memekik. Sekarang, tubuh Lag yang hanya memakai pakaian dalam terekspose dengan jelas dan sempurna.
Flash flash flash (author gak ngerti gimana cara ngasih efek bunyi kamera =_=")
Mereka kembali mengambil foto lag yang eksotis itu.
"Kalau kita jual ke kakak kelas, mereka pasti mau membeli foto-foto ini." Usul seseorang.
"Apa kita juga perlu mengambil foto Lag versi 'polos'nya?" Tanya yang lain dengan seringai iseng.
"Ja-jangan!" Lag kaget ketika mendengar kata 'versi polos'
"Tidak perlu. Itu kita lakukan kalau dia masih tidak mengerti pelajaran yang kita beri. Oh, ya, satu hal lagi. Jika kau masih tetap mendekati Zazie, fotomu yang eksotis ini akan terpampa ng di madding sekolah!" ancam si ketua lalu berjalan keluar ruangan di ikuti teman-temannya meninggalkan Lag sendirian yang masih terikat ditiang di dalam gedung olahraga itu.
"Hiks…" Lag mulai menangis.
"Kenapa… kenapa hidupku begini… aku tidak punya teman… hiks… dan ketika aku memilikinya, aku di- hiks… di paksa menjauhinya… apa aku memang tidak pantas memiliki… hiks… teman… selama ini, hanya Akemi yang ada di sampingku… tapi dia pun dijauhkan dariku… dan… ketika Zazie datang untuk… berteman denganku… aku… hiks… di paksa menjauhinya… aku… aku sudah lelah hidup kesepian. Aku… aku ingin punya teman… aku ingin punya seseorang yang bisa di ajak bercerita ketika aku senang dan sedih… aku… aku ingin memiliki orang yang mengerti aku… tapi tidak bisa… sekarangpun aku tidak yakin bisa keluar dari ruangan ini… seseorang… kumohon tolong aku…"
Brak! Pintu gedung olahraga dibuka dengan kasar. Lag menoleh. Itu… itu Zazie!
"Lag! Kau baik-baik saja? Aku menunggumu!" Zazie berlari menghampiri Lag.
"Ja-jangan mendekat!" Lag berseru.
"Apa maksudmu?" Zazie heran
"Kubilang Jangan mendekat!" Lag berteriak.
"Ada apa denganmu? Kenapa bajumu terbuka begitu!"
"Menjauh!"
"Hei, Rokmu dimana? Kenapa bisa lepas?" Zazie sudah berada di hadapan Lag. Dia mulai mengancing seluruh kemeja Lag.
"Menjauh dariku!" Lag mulai menendang-nendang.
"Hei,hei,hei tenang! Ada apa denganmu. Rokmu dimana? Ah! Itu dia! Mau kupakaikan?"
"Ti-tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri." Dan Lag segera memakai roknya.
"Ayo kita pulang." Ajak Zazie.
"Tidak!"Lag berseru.
"Kau tidak mau pulang?" Tanya Zazie.
"Bukan. Aku, tidak mau lagi berteman denganmu!" Lag mengatakannya dengan suara sedikit bergetar dan menahan tangis. Rasanya aneh kalau dia menjauhi teman yang berharga baginya.
"Hei, apa maksudmu!"
"A-aku tidak mau, berteman denganmu lagi!"
"Apa aku salah mendengar?" tanya Zazie dengan heran.
"Ti-tidak! Aku memang bilang bahwa aku…" kata-kata Lag terpotong oleh ciuman Zazie. Ciuman di bibir yang lembut. Ciuman yang seolah mengatakan 'aku tidak ingin berpisah denganmu apapun yang terjadi'
"Seberapapun kau benci padaku, aku tidak akan pernah menjauh darimu. Apapun yang terjadi. Aku akan berusaha selalu di dekatmu, melindungimu." Kata Zazie sambil menyentuh pipi Lag.
"Kau salah… hiks… aku… tidak pernah membencimu… aku…" gyut… Zazie memeluk Lag.
"Aku sudah pernah mengatakan, jika kau memiliki masalah, kau bisa bercerita padaku."
"Aku… aku hanya… hiks… melindungimu… aku… tidak ingin kau terkena masalah hanya karena aku…" Lag mulai menangis (lagi?)
"Masalahmu adalah masalahku juga Lag." Kata Zazie mempererat pelukannya.
"Kenapa… kenapa kau begitu peduli padaku…"
"Itu karena… aku mencintaimu."
"Eh?"
"Aku mencintaimu. Maukah kau, menjadi pacarku?" Tanya Zazie *sebenernya mukanya blushing, Cuma 'kan lagi pelukan jadi Lag gak tahu* Lag mendongakan sedikit kepalanya.
"A-aku mau…" kemudia Lag mempererat pelukannya dengan Zazie.
"Fufufufu… ternyata si pesuruh itu belum mengerti pelajaran yang tadi di berikan kepadanya. Sepertinya harus memakai cara yang 'sedikit' kasar"
TBC
Zuu: Haduuuhhh… maaf nih bikinnya rated T semi M. ok! Kalau yang mau tau spesifikasi Lag versi cewek, rambutnya panjang sebahu, berwarna putih, poninya menutupi sebelah matanya, nanti aku pake buat avatar-nya deh!
Lag: aku? Cewek?
Zazie: Hem, kayaknya cocok,
Lag:Zazie!
Zuu: baiklah, di chap depan mungkin aku bakal ngasih nama buat geng yang nge-bully Lag. Ok! Just need review!
