Hikari presents

My First HongMina fict

.

.

.

Warning : Gaje, abal, Typo(s)


Mata bintangnya menyipit seiring gelak tawanya yang muncul dari bibir mungilnya. Tangan kecilnya ia gerakkan untuk membangun istana pasir yang sangat ia inginkan untuk cepat jadi. Lee Hongki, begitu nama anak laki-laki berusia delapan tahun itu. Ia nyengir lebar di hadapan gadis yang terlihat lebih tua darinya -terlihat dari tinggi badan mereka yang berbeda. Gadis itu ikut tersenyum, mengacak rambut bocah lelaki itu karena gemas dengan tingkah cerianya.

"Ne, nuna! Istana pasirnya sudah jadi!"

Gadis itu tersenyum "Kawai ne Hongchan! Kamu memang pintar membuat istana pasir." sekali lagi gadis yang dipanggil 'nuna' itu tersenyum "demo... Etto, sudah kubilang 'kan? Panggil aku Mina-neechan. Ini di Jepang Hongchan, bukan lagi di Korea."

Seketika senyum dibibir mungil Hongki hilang "Aku 'kan asli orang Korea nuna!"

"Tapi ini di Jepang, dan kau sudah bisa berbahasa Jepang."

Hongki tak merespon, ia mainkan jari-jari kecilnya sambil menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Membuat Mina tersenyum, karena menurutnya itu sangat lucu. "Ne Hongchan, untukmu tak apa memanggilku 'nuna'."

Mata hazel milik Hongki melebar dan bibir mungilnya melengkung membentuk senyuman. "Hounto?"

"Ha'i!"

"Ne nuna, jika sudah besar nanti, aku mau membuat istana yang bagus untuk nuna."

"Hounto?"

"Hm. Tapi nuna harus jadi pengantinku ya?"

Mata Mina membulat. Hei! Kenapa bocah kecil ini sudah bisa menggodanya? "Ehem! Kau tahu itu dari mana? Siapa yang mengajarimu?"

"Tidak ada. Nuna! Watashi wa, sukidesu!"

"Hee?! Kau masih kecil. Sudah kubilang, jangan menonton drama orang dewasa!"

"Iie! Aku memang menyukai nuna kok. Nuna tidak menyukaiku?!"

Mina sedikit merasa iba melihat Hongchan-nya murung "Aku suka Hongchan kok. Kan aku sudah menganggap Hongchan adik aku sendiri."

Dan entah kenapa, Hongki merasa sedih mendengar perkataan Mina tadi.

.

.

.

"Hongchan, sudahlah. Kau 'kan laki-laki. Mana ada laki-laki cengeng seperti ini?" Mina menghapus air mata yang jatuh dari mata Hongki. Besok pagi Hongki, tetangganya yang selalu menempel padanya akan kembali ke negara asalnya, yaitu Korea selatan. Ayah Hongki kembali ditugaskan disana, mengharuskan keluarga Lee boyong dari Jepang ke Korea.

"Tapi aku masih delapan tahun, aku masih pantas nangis nuna. Aku tidak mau pisah dengan nuna." kembali isakan itu terdengar. Mina sedikit tidak tega melihat Hongki menangis sampai wajahnya merah seperti itu. "Tidak bisakah nuna ikut aku ke Seoul?"

Mina menggeleng "Dengar, meski kita berada di tempat yang jauh, tapi pasti akan bertemu nantinya. Bukankah Jepang-Korea tidak terlalu jauh jika menaiki pesawat?"

Hongki mengangguk.

"Jadi... Jangan nangis lagi. Bukan laki-laki namanya kalau kau terus seperti ini. Janji?"

Hongki dengan cepat menghapus jejak-jejak air matanya dengan telapak tangan mungilnya "Uhm! Hongki tidak akan nangis lagi."

Kemudian Hongki merogoh saku celananya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. "Gomen ne nuna, sebenarnya aku yang mengambil kancing bajumu waktu itu." Hongki mengangsurkan kancing baju berwarna pink itu ke Mina.

"Aku sudah tahu kok. Simpan saja."

"Eh?"

Mina tersenyum "Kau paling suka aku memakai baju yang memiliki kancing itu bukan? Jika kau di Seoul nanti merindukanku, anggap saja aku ada bersama kancing baju ini. Mengerti?"

Hongki memamerkan senyumannya dan mengangguk "Sou nuna!" Hongki kembali memasukkan kancing baju itu. "Nuna janji ya suatu saat nanti kita ketemu lagi?"

"Uhm! Janji!"

Dan kedua kelingking mereka saling bertaut.

.

.

.

~9 years later~

Kepala pemuda berambut coklat panjang itu terbaring di meja. Meski suasana kelas sangatlah ribut, tak begitu membuat tidur nyanyaknya terganggu. Sesekali sebelah tangannya bergerak untuk menggaruk kepalanya. Membuat kunciran rambutnya hampir rusak.

"Hongki!"

Pemuda berhidung mancung itu mengguncang-guncangkan badannya dengan begitu keras.

"Ishh... Diamlah!"

"Kau menyuruhku diam saat Han Songsaenim, guru yang kau cap guru paling killer di sekolah sudah ada di kelas?!" ucapnya lirih tapi sedikit gusar.

Segera saja ia menegakkan dirinya dan membelalakkan matanya. Dan terlihat guru itu sedang menatapnya dengan kaca minusnya yang sedikit diturunkan.

"Lee Hongki! Kau tidur lagi dikelasku? BERDIRI DI KORIDOR SAMPAI PELAJARAN TERAKHIR!"

.

.

.

Hongki memutar bola matanya bosan mendengar teman karibnya sedari tadi tertawa terbahak-bahak karena kejadian tadi di sekolah.

"Seharusnya kau melihat Han songsaenim tadi setelah kau keluar. Dia sangat lucu!"

Oh terserah lah. Hongki kini tidak mau mendengarkan apapun ocehan temannya itu. Dia merogoh sakunya untuk mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah kancing baju berwarna merah muda. Hongki tersenyum melihatnya. Sudah sembilan tahun ya...

"Aneh. Sudah hampir lima tahun aku berteman denganmu. Tapi kau selalu memandangi kancing baju itu. Memangnya ada apa dengan benda itu?"

Hongki melirik temannya dan menyeringai "Banyak cerita pada benda ini Jonghun-ah." kembali Hongki memamerkan seringainya "...dan cerita ini takkan kubagikan pada siapapun."

"Termasuk aku?"

"Termasuk kau." Hongki mengoreksi. Hongki kembali memasukkan kancing baju itu kedalam saku celana seragamnya dan menghela napas. Menerawang keangkasa seakan memikirkan sesuatu.

Nuna...kapan kau menepati janji kita?

.

.

.

TBC


Oke, ini sangat singkat untuk ukuran fict yang multichapter =,="

Oh hai~ aku buat fict lagi ^^ kali ini bikin fict *mungkin* fict HongMina yang pertama di FNI ini *prokprokprok* tapi mungkin lhoh. Kalau udah ada si gak apa-apa ^^

Tahu kan HongMina aka Hongki vokalis FTISLAND dan Mina actress dari Jepang ^^ yups! Mereka adalah second couple di acara reality show korea yaitu Global We Got Married.

Cocok gak sih mereka? Menurutku si cocok banget

Ah, udah deh curhatannya, minta review ya reader(s) agar fict ini tetep lanjut *asah kusanagi* aku tunggu lhoh reviewnya ^^