Unexpected Love

.

.

.

By: Rici (Rikka Kochi)

Boboiboy milik Animonsta yooo...

Saya hanya meminjam tokohnya sajaaaa...

.

.

.

Cinta, mungkin kalo bisa saya bilang, cinta merupakan suatu bentuk emosi yang biasa terjadi di usia remaja.

Setiap orang, mungkin mendambakan cinta yang tulus dari kekasihnya.

Namun...

Ying, sendiri masih bingung..

Bagaimana rasa orang jatuh cinta? Katanya sih, kau akan merasa ada kupu kupu yang berterbangan dan menggelitik di perutmu.

Yaaah, mungkin hanya untuk sebagian perempuan saja kali yah...

Kita lihat saja, apakah Ying akan tetap teguh pada pendapatnya? (Jomblo seumur hidup)

.

.

.

Pagi yang cerah di pinggiran kota Malaysia, tepatnya pulau rintis.

Kini seorang gadis berketurunan cina, tengah bersiap-siap, menuju sekolah barunya.

SEKOLAH RENDAH PULAU RINTIS

Mungkin, sekolah yang terbilang cukup elit, mengingat kawasan nya yang berada di pedesaan(?)

"Ying! Apa kau sudah siap?" Tanya mamanya dari bawah.

"Sebentar lagi mama!" Ucap Ying setengah berteriak. (Dosa lho Ying...)

"Kalau begitu...SEKARANG APAKAH KAU SUDAH SIAP?!" Tanya mama Ying sedetik kemudian.

"Baiklah baiklah! Aku turun sekarang." Ucap Ying rada kesel.

TAP! TAP! TAP!

Suara langkah kaki terdengar di telinga ibu muda berusia 32 tahun. Ia sangat tau, bahwa itu adalah suara langkah kaki anaknya.

"Nah Ying, akhirnya kau siap juga wo! Hihihi!" Kata mama Ying di selingi tawa kecil.

"Uuuh! Mama ini." Ying menggerutu kesal.

"Nah Ying, ini mama sudah buatkan muffin kesukaan kamu, di makan yaaa." Ucap mama Ying sembari menyodorkan 3 potong muffin madu yang masih hangat serta segelas teh.

"YEEEY! I LOVE YOU MOM!" Ucap Ying, yang sepertinya sudah tidak kesal lagi. Karena di sogok(?) Makanan.

Setelah itu, Ying pun mulai menikmati sarapannya dengan khidmat.

Selesai sarapan...

"Mama, aku berangkat yaaa!" Ucap Ying dengan riangnya, sambil melesat keluar dengan sepatu roda kesayangannya.

Ying sangat menikmati pemandangan menuju ke sekolahnya. Udara sejuk, pohon-pohon rindang, kicauan burung yang merdu...

Menjadi penyemangat Ying di pagi hari ini. Saking asyiknya menikmati pemandangan, Ying bahkan tidak melihat ada seseorang (yang akan menabraknya) di belakangnya.

"AWAS!" Seru orang itu. Namun tanpa sempat menghindar, Ying pun akhirnya menabrak orang (yang merupakan seorang pemuda) di belakang nya tersebut.

Ying dan pemuda tersebut akhirnya jatuh dengan posisi yang 'kurang elit' yaaah, bisa dibilang seperti posisi di film-film action.

Yaitu, ying berada dibawah pemuda itu dan pemuda tersebut dengan posisi, hampir menindihnya.

Sedangkan skateboard milik si pemuda dan sepatu roda Ying, terlempar agak jauh dari tempat mereka berada.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

4 det"-

"BUAGH!"

Spontan Ying pun langsung meninju tengkuk si pemuda yang, menyebabkan ia meringis kesakitan. Yang sabar ya nak...

"Adududuh!" Jerit anak/pemuda itu.

"DASAR MESUM!" Teriak Ying karena malu. Oh Ying... kau harus minta maaf nak...

"Yeee... siapa juga yang mesum? Idih... amit-amit dah. Aku tuh masih normal tauk!" Bela si pemuda karena tidak terima di bilang mesum. (Rici: anooo, hubungannya mesum ama normal apa yak?)

"Eh?! Sepatu rodaku mana?!" Teriak Ying histeris, karena sepatu roda kesayangannya hilang tanpa jejak. (Rici: kasihan sepatu rodanya... #dilemparesbatu#)

"HEI! INI SEMUA GARA-GARA KAU DONI(?)! CEPAT CARI SEPATU RODAKU!" Perintah Ying.

Si pemuda yang dipanggil Doni hanya bisa melongo imut. Sejak kapan namanya jadi Doni?

"Hei! Namaku bukan Doni tau! Namaku itu Taufan!" Pekik si pemuda, yang di ketahui bernama Taufan tersebut.

"Ah yaaa, apalah itu! Pokoknya cari sepatu rodaku, aku tidak mau tau! Lagipula ini kan salahmu!" Tuding Ying pada Taufan.

"Enak saja! Lagipula kan, ini salahmu juga. Dasar albino!" Ejek Taufan pada Ying. Karena kulitnya yang lebih putih daripada orang Malaysia kebanyakan.

"Eh! Enak aja kau bilang! Dasar DINO!" Protes Ying lagi.

"Ck! Sudahlah, aku mau pergi." Ucap Taufan sambil meninggalkan Ying yang sedang marah besar.

Taufan pun segera melesat ke sekolah, tanpa memperdulikan Ying dan juga nasib skateboard nya. (Yang kayaknya Taufan belum sadar.)

"HEI KEMBALI KAU!" Ucap Ying berapi-api, karena marah.

Ajaib! Secara tiba-tiba Taufan berhenti setengah meter di depan Ying. Mungkin dia kehilangan sesuatu?

"Rici kampret! Skateboard gua mana woy?!" Ucap Taufan sambil guling-guling gaje di jalanan yang beraspal tapi belum kering(?)

Ying yang melihat nya pun hanya bisa sweatdrop dengan tidak elitnya. "Dasar! Kualat sih, sekarang rasain tuh!" Ucap Ying sambil tertawa Antagonis. Atau, errr... garing? Entahlah. Hanya Ying dan Tuhan saja yang tau.

"Ya sudahlah. Mungkin aku memang harus jalan." Ucap Ying sambil berlalu meninggalkan Taufan, yang masih guling-guling gaje di aspal.

Setelah sekitar 1 meter Ying berjalan, ia merasa ada yang mengikutinya. Karena merasa tak enak dia pun menoleh ke belakang, daaan...

BINGO!

Dilihatnya, Taufan berjalan di belakangnya, dengan ekspresi datar. Udah kayak orang nggak punya harapan hidup. Gara-gara kehilangan skateboard. (Memang kenyataan kok!)

"Kau ngapain sih? Ngikutin aku?" Tanya Ying kesal, karena dia merasa risih dengan Taufan.

"Cepat pergi dari sini, atau aku teriak maling?" Ancam Ying, agar setidaknya Taufan menjauh darinya dan kehidupannya(?)

"Ying, daripada ngusir orang, mendingan cek jam tangan kamu deh. Bakal ada kejutan lho." Ucap Taufan, yang entah tau darimana namanya.

Dan, dengan efek slowmotion, Ying pun dengan dramatisnya mengangkat pergelangan tangan kirinya dan berseru "ASTAGA! TINGGAL 5 MENIT LAGI." Setelah mengucapkan itu, Ying pun berlari sekuat tenaga nya agar bisa sampai sekolah tepat waktu.

"HEI TUNGGU AKU YING!" Seru Taufan, yang juga ikut berlari.

BUGH!

Karena Taufan terlalu cepat berlari, atau entah karena apa, tiba-tiba saja pipi Taufan bertemu muka, dengan sebuah batang pohon beringin.

"Aduh!" Seru Taufan kesakitan.

Dan juga entah, karena apa Ying tiba-tiba, menghampiri Taufan dengan penuh rasa iba.

"ck! Ayo lekas bangunlah!" Seru Ying sambil menyodorkan tangannya, agar Taufan bisa berdiri.

BLUSH!

Tanpa disadari, muka Ying menjadi memerah semerah tomat. Karena melihat jarak wajahnya dan wajah Taufan berdekatan.

"Uuuuh!" Lenguh Ying karena malu, dan langsung membelakangi Taufan.

"Hei, sudahlah ayo berangkat!" Seru Taufan. (Padahal sebenarnya dia juga malu #hihihi#)

"Lho? Memangnya kau anak sekolah mana hah?!" Tanya Ying kaget.

"SMP PULAU RINTIS laaah! Mana lagi?" Jawab Taufan santai.

H...hah? Kau satu sekolah denganku?!" Ucap Ying dengan nada terkejut.

"Ck! Ayolah, kita berangkat." Seru Taufan dan langsung menarik tangan Ying tanpa aba-aba, dan langsung berlari secepat halilintar(?) #digebukreadersberjamaah#. Maaf, salah naskah pemirsah dirumah/dikuburan/diakhirat/

Naskah sebenarnya, "Ck! Ayolah kita berangkat." Seru Taufan dan langsung menarik tangan Ying secepat kilat.

BLUSH!

Wajah Ying kembali merona, kala ia merasakan hangat dan kulit Taufan yang halus. Sedangkan Taufan nampaknya tidak sadar, kalo wajah Ying itu sudah merona hijau(?) Dia masih saja terus berlari melewati rintangan yang ada(?).

.

.

Sesampainya disekolah...

"PAK! TOLONG JANGAN DITUTUP DULU, GERBANGNYA!" Seru Taufan yang baru saja sampai di sekolah (dengan Ying tentunya).

Dan saat Taufan sedang berlari masuk ke gerbang lagi-lagi...

BRUGH!

Insiden tak mengenakan terjadi.

Saat Taufan tengah enak-enaknya berlari di lapangan yang basah (karena habis disiram) tiba-tiba saja Taufan jatuh dengan posisi yang sama sekali 'tidak elit'.

Minus Ying. Kenapa? Tanya kalian. Saat ini Ying tengah ditahan jatuhnya, oleh seorang pemuda, yang tampan. Hal itu juga membuat Taufan ilfil pemirsah!

"Kau tidak apa-apa?" Tanya si pemuda.

"Tampan..." Bukannya menjawab, Ying malah menggumam pelan.

"Oh terimakasih nona, tapi... errr.. apakah kau tidak mau masuk ke kelas? Ini sudah bel." Ucap pemuda tadi.

"O...oh! YA AMPUN, KALAU BEGITU AKU PERGI DULU!" Ucap Ying, sambil berlari meninggalkan Taufan dan si pemuda dalam keadaan bingung.

"Hei Taufan! Siapa nama gadis tadi?" Tanya si pemuda, yang nampak tertarik.

"Hhhh, namanya Ying." Ucap Taufan, lalu bangun dari posisi 'kurang elitnya' dan pergi meninggalkan si pemuda.

"Jadi namanya Ying. Lihat saja, aku akan menaklukkan hatimu gadis cantik." Batin si pemuda lalu pergi menyusul Taufan.

.

.

.

TBC...

Halooo! Semua, ini fic multichapter sekaligus fanfic pertama yang daku buat. Oh ya, untuk para Readers, mohon bantuannya yaaa...

Ada kuis nihhh

Apakah pair yang akan ada nantinya? TauYing, BoiYing, FangYing, TauYingFang, atau BoiYingFang? Jawaban bisa ditemukan di Chapter-Chapter berikutnya.

Salam hangat...

Rici