Fanfic berbahasa Indonesia pertama yay~ XD
Ini cuma koleksi one-shot dengan Rokushi sebagai pairingnya~ Minta feed backnya ya. Soalnya itu akan sangat membantu dalam menulis chapter-chapter selanjutnya.

Selamat menikmati :D

Disclaimer : Roxas dan Xion bukan punya saya, bukankah semua orang sudah tau itu? :D


1. Keputusan.

Bagi sebagian orang, hari ini adalah hari biasa seperti hari-hari sebelumnya. Tapi bagi Xion, anggota ke XIV dari Organisasi XIII, hari ini adalah hari baru baginya. Hari baru, untuk dirinya yang baru.

Setelah Axel berhasil membawanya kembali ke markas, Xemnas dan Saix telah berhasil memodifikasi dan menambahkan beberapa program pada dirinya, salah satunya adalah program yang memungkinkan gadis berambut hitam itu untuk menyerap kekuatan Roxas dengan lebih efisien, dengan begitu, Xion akan semakin kuat dan juga semakin "nyata".

Nyata. Menjadi Somebody.

Mendapatkan hati dan menjadi Somebody adalah mimpi bagi seluruh Nobody, dan itulah alasan mengapa Organisasi didirikan. Untuk mengumpulkan hati untuk Kingdom Hearts.

'Tapi apakah itu benar? Mengorbankan teman untuk mencapai cita-cita?' Xion bertanya pada dirinya sambil memandang matahari yang tampak akan terbenam dari menara jam di Twilight Town sebelum mata birunya beralih ke pemuda perambut kuning yang tengah duduk di tepi jam tersebut.

Bagi Xion, seseorang yang hanyalah sebuah replica, menjadi nyata tentu hanyalah khayalan semata. Dia sadar, dia tidak seperti Axel, atau Roxas yang memiliki Somebody. Dia hanyalah boneka yang diciptakan Organisasi untuk bertarung melawan Heartless dan mengumpulkan hati. Dia tidak pernah ada, dan tak akan pernah ada. Dan tidak hanya itu, sebenarnya Xion pun tidak punya hati untuk menyakiti 'teman' yang selama ini selalu ada untuknya. Tapi apa daya? Program yang Saix tanamkan padanya membuatnya tak bisa melawan, tak bisa mengatakan 'Tidak' pada atasannya itu.

Dia harus melawan Roxas.

Bunuh Roxas.

Ambil seluruh kekuatannya.

Jadilah pemegang Keyblade yang sebenarnya.

Jadilah Sora.

Gadis berambut hitam itu menggelengkan kepalanya sembari memejamkan matanya saat perkataan Saix dan Xemnas menggaung dikepalanya. 'Aku tidak bisa... Bagaimana mungkin aku melawan Roxas? Roxas adalah temanku.' Ia berkata dalam hati. Tapi Xion tau, ia tau bahwa kalau ia melawan, Roxas bisa benar-benar mati jika Xemnas memutuskan untuk turun tangan untuk melawan Roxas dan dengan keadaan Roxas sekarang Roxas bisa...

'Tidak, tidak. Aku haris melakukannya. AKU lah yang harus menyelesaikannya. Aku akan mengakhiri semua ini dan memperbaiki semua.' Xion berkata sambil menegakkan kepalanya dan memandang kearah Roxas, yang sedang memakan es krim, dengan penuh keyakinan sebelum ia melangkah maju, mendekati pemuda teman baiknya itu sambil bertekad untuk menyelamatkannya dengan cara apapun. Apapun, walau nyawanya adalah taruhannya.

"Hai, Roxas..."


Thank you for reading and review are always appreciated. ^_^