Coelum Infernum

Rate : T

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : NaruHina

Summary : Ini adalah sebuah kisah tentang seorang anak yang harus menghadapi takdirnya untuk melawan para penghakiman pada saat dunia sudah mencapai akhirnya.

WARNING : THE AUTHOR STILL BEGINNER

"Pencuri! Dasar anak sialan! Kembalikan roti daganganku!" Bentak seorang pedagang yang mengejar anak yang telah diketahui mencuri roti panjangnya.

Anak tersebut terus menerus berlari walaupun ia sedang dilanda kelaparan dan rasa penat cukup hebat. Ia sudah tidak memperdulikan lagi apa yang harus ia lakukan kecuali mencuri demi kehidupannya. Nampak anak tersebut berhasil lolos dari pedagang tadi, dan bersembunyi di kolong selokan yang penuh dengan sampah dan buku-buku curian. Tanpa basa basi ia langsung memakan roti itu hingga tanpa menyisakan sedikitpun.

"Andai saja aku punya uang, aku pasti bisa terbebas dari neraka ini..." ucap anak itu merenungi nasibnya. Tiba-tiba ada seorang pria masuk ke selokan itu menemukan anak itu, tanpa berpikir panjang anak itu mulai menunjukkan tatapan bengisnya kepada pria itu.

"Ehh... Gomen-gomen, tak kusangka ada anak disini" ucap pria itu dengan senyum yang dibuat-buatnya, namun anak itu tetap menunjukkan tatapan itu kepadanya. 'masih tidak ada jawaban yahh'

"Woahh... Sugoi! Walaupun kamu berasal dari daerah kumuh tapi kamu suka membaca buku" Ucap pria itu melihat banyak buku disekitar anak itu. "Itu hal yang pasti bukan?! Semua orang pasti menyukai buku!" ucap anak itu karena kesal dengan perkataan pria tadi.

Pria itu tersenyum mendengar perkataan anak itu "hee... lalu apa yang kamu suka dari buku?" "Buku berisi pengetahuan yang belum ku ketahui, tentu saja semua orang pasti suka! Lagipula siapa kamu?!" balas anak itu dengan nada kesal.

'Oh iya aku lupa memperkenalkan diri' "pendapatmu memang benar anak muda, tapi kurang tepat. Buku memang merupakan sumber pengetahuan, namun didunia ini hanya seperempatnya yang menyukai buku. Dan biasanya mereka adalah seorang yang kaya atau bangsawan, sudah begitu buku sangat jarang disukai oleh anak kecil sepertimu." Ucap pria itu menjelaskan panjang lebar.

'Jelas sekali anak ini memiliki potensi' pikir pria itu melihat anak yang masih mencerna kata-katanya itu. "Namaku adalah Uchiha Shisui, sama sepertimu aku juga menyukai buku dan juga sangat miskin didaerah kumuh ini" ucapnya pria tersebut sambil mengingat saat-saat ia dibohongi oleh anak kecil dan semua barangnya dicuri.

"Namaku uzumaki... Ojii-san" ucap anak tersebut sedikit percaya pada Shisui. "Oj-?! Uzumaki? Nama belakangmu?" balas Shisui sambil menaikkan alisnya

"Lupa... Memangnya masalah tidak pakai nama belakang?!" ucap Uzumaki kesal melihat reaksi Shisui kepadanya, sedangkan Shisui hanya sweatdrop.

"Tentu saja masalah!, nama belakang menunjukan namamu yang sebenarnya, sedangkan nama depan merupakan nama keluarga saja, huh" "Lagipula kalau sudah lupa mau bagaimana lagi?!" balas Uzumaki tidak mau kalah. "Kalau begitu diingat dong!"

"Haah.. baiklah kalau begitu kamu akan kuberi nama Naruto, jadi namamu adalah Uzumaki Naruto" "Jangan seenaknya menambahkan nama orang" ucap Uzumaki kesal. "Sudahlah, itu setidaknya cukup pas dengan mu" balas Shisui kesal sambil mengingat traumanya yaitu ketika Ichiraku memberikannya makanan kesukaannya (ramen) dengan naruto basi, nampaknya iruka lupa membuang naruto basi itu, sehingga Shisui harus rajin ketoilet 4x sehari dalam satu minggu.

"Tsk! Baillah, itu tidak begitu buruk" kata Naruto mengalah. Kryuukk "huh… aku lapar" desah Shisui memegangi perutnya. "Kalau begitu cari makanan sana!" balas Naruto kesal karena roti saja tidak cukup membuatnya kenyang.

"Cihh… oke, aku akan memancing" ucap Shisui lalu ingin beranjak pergi keluar "Percuma, di sini airnya kumuh semua. Jadi ikan yang bakal kamu dapat bisa jadi penyakit"

"Lalu bagamana mencarinya haaah" Kyukkk kata Shisui tidak tahan akan rasa laparnya itu, "Mencuri" balas Naruto singkat, cukup membuat Shisui menatap tajam Naruto. Shisui sama sekali tidak ingin melakukan hal buruk seperti itu dan tidak akan pernah. Bahkan ia tidak akan memikirkan hal buruk seperti itu.

"Tidak tidak tidak tidak!, aku tidak akan mencuri. Aku akan mencari cara lain." ucap Shisui mengenggani ucapan Naruto. "Lalu bagaimana lagi! Hanya orang yang kaya lah yang dapat mendapatkan makanan lezat, hanya orang kuat lah yang dapat berkuasa. Sedangkan orang miskin seperti kita hanya dapat hinaan!" Bentak Naruto cukup keras bahkan hingga membuat nafasnya terbata-bata.

"Tetapi mencuri adalah hal yang tidak benar" balas Shisui cukup keras, "Lalu, apa yang harus aku lakukan! Setiap orang enggan memberikan orang-orang seperti kita makanan ataupun pekerjaan, walaupun kita harus bersujud untuk satu rotipun mereka hanya akan menganggap kita kumpulan kutu. Tidak ada satupun yang bisa kita lakukan selain mencuri! Hah… hah… hah… apa kita dilahirkan untuk menerima hinaan lalu mati? Hah?!" balas Naruto panjang dank eras.

Shisui tidak bisa membalas apa-apa, karena semua perkataan Naruto benar adanya. Mencuri bukanlah suatu pilihan, namun sebuah keharusan untuk bertahan hidup. Shisui sadar kekesalan saat barang-barangnya dicuri merupakan sikap keegoisannya dan kenaifannya. Ia sekarang sudah tidak kesal pada anak yang mencuri barangnya namun ia merasa kasihan pada mereka.

"Dunia ini sudah mulai membusuk…, Aku Uzumaki Naruto, akan membangun sebuah negara dengan rakyat yang semuanya tetram dan damai dari situ aku akan mulai mengubah dunia ini. Oleh karena itu aku tidak boleh mati disini, akan kulakukan segala cara agar dapat mewujudkan cita-citaku ini!" ucap Naruto dengan disertai jiwanya, mendengar itu Shisui merasa bahwa pertemuannya dengan Uzumaki Naruto merupakan sebuah takdir.

'Naruto, kamu memanglah sesuatu. Di umurmu saat ini kamu sudah bisa menggetarkan hatiku, cih tak kusangka, aku mungkin akan mengikuti anak sialan sepertimu!' "Baiklah aku akan mencuri, tapi ini pertama kali dan terakhir kalinya" kata Shisui membulatkan tekadnya dan cukup bangga akan keputusan bijaknya.

Melihat hal itu Naruto kembali kesal "Mencuri bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan bodoh!", dan saat itulah pertama kalinya harga diri Shisui diinjak-injak oleh anak kecil berumur 7 tahun.

"Damare, kuso gaki!" balas Shisui dengan menahan rasa malunya. "Baiklah, sekarang ini strateginya…." Ucap Naruto menjelaskan strateginya. 'Sugoi,anak kecil sepertinya dapat membuat strategi serumit ini, oi-oi… tingkatan ini hampir setara dengan tingkatan Chunin lohh!' pikir Shisui tidak habis pikir, karena murid chunin rata-rata berumur 12 tahun.

Time Skip

"Permisi, Ojii-san. Apakah saya boleh bekerja disini?" ucap Shisui di salah satu tempat penjualan roti tersebut. "Pergi sana! Dasar miskin, kalau tidak punya uang jangan kesini!"balas penjual itu kasar.

"T-tapi" "Pergi sana!" Usir penjual itu lalu berbalik melihat dagangannya, dan disana terdapat tangan yang mengambilinya satu persatu roti tersebut. Lalu pemilik roti itu diam-diam mendekati tangan tersebut agar dapat menangkap pencurinya. "Ojii-san, tolonglah" ucap Shisui kembali, tanpa memperdulikannya penjual roti itu tetap melanjuti niatnya. Namun nampaknya pencuri itu sadar jika ia ingin ditangkap oleh pejual roti tersebut, lalu pencuri itu segera memberhentikan pencuriannya lalu lari sambal membawa 3 roti panjang.

Seperti yang diduga, pencurinya adalah Naruto. Ia bergegas lari dengan diikuti oleh penjual roti itu, sedangkan Shisui tanpa pikir panjang langsung mengambil 9 roti panjang. Dan berlari. Nampaknya penjual roti tidak sadar akan pencurian yang dilakukan Shisui, ia tetap mengejar Naruto. Ketika sampai diperempatan jalan Naruto lari melewatinya dari Selatan ke Utara, dan tiba-tiba muncul Shisui yang membawa 9 roti panjang lari melewati perempatan dari Barat ke Timur.

Merasa 9 roti itu merupakan miliknya, penjual roti itu langsung meninggalkan Naruto berbelok ke kanan untuk mengejar Shisui. Sekitar 5 menit sudah berlalu, Shisui bertemu perempatan jalan lagi lalu melakukan hal yang sama seperti yang awal tetapi perbedaannya, kali ini Naruto membawa 9 roti, nampaknya Naruto kembali ke tempat dagangnya yang kosong untuk mengambil 6 roti panjang lagi. Kali ini penjual roti tetap mengejar Shisui karena ia merasa tahu apa yang direncanakan oleh mereka berdua, yaitu melakukan hal berulang-ulang agar ia merasa kecapaian, lalu si penjual memutuskan untuk mengejar satu orang saja yaitu Shisui.

Namun itu salah besar… kali ini adalah perempatan ke-3, dan sama hal nya seperti yang tadi Shisui membawa 9 roti panjang ke utara sedangkan Naruto membawa 10 roti panjang ke barat. Lalu penjual roti tetap mengejar Shisui padahal Naruto membawa roti yang lebih banyak daripada Shisui. Naruto langsung membuang ke-10 roti itu namun penjual masih mengejar Shisui dan untuk sentuhan terakhir, Shisui juga membuang 9 roti itu kebelakang, tanpa pikir panjang penjual langsung mengambil ke-19 roti itu dan menertawai mereka berdua karena merasa menang. Lalu penjual kembali ke tempat dagangnya dengan 19 roti panjang itu.

Namun ketika ia sudah sampai di tempat dagangnya, semua roti-rotinya sudah tidak ada lagi di tempat itu tanpa tersisa satupun. Yang tersisa hanyalah 19 roti yang dibawanya dan juga rasa lelahnya yang luar biasa. "SIALAN KALIAN! AKAN KUBUAT KALIAN BERDUA MEMBAYARNYA!"

"Sekarang tempat ini penuh dengan roti. Aku sudah mengundang teman-temanku ke sini" Ucap Naruto cukup lega karena rencananya berhasil walaupun tidak perlu menggunakan plan B nya. "Teman-teman?" Tanya Shisui penasaran. "Ya teman-teman, mereka sama sepertiku, mereka miskin dan seumuran denganku. Rata-rata dari mereka bahkan tidak tau namanya sama sekali" ucap Naruto

"Tunggu sebentar, kalau kamu punya teman, kamu pasti bisa dapat makanan dengan mudahkan? Dengan strategimu itu?" tanya Shisui penasaran.

"Tentu saja karena mereka adalah temanku, aku tidak ingin melibatkan mereka jika rencanaku gagal bodoh!" Ucap Naruto kesal namun penuh wibawa

"Terus kenapa aku nggapapa?!" kesal Shisui karena ia harus lari terus menerus demi keberhasilan strategi itu.

"Kau kan sudah Ojii-san, tahu umur lahh!"

"Aku masih 17 tahun, bodoh!"

.

.

.

.

.

.

To be continued -

Thank you for Reading,

Penasaran? Lanjut tancap gas :V