"Yixing!"
"Ya—ya, Baekhyun?"
Gadis bersurai kecoklatan mendekatkan bibirnya ke telinga sang sahabat. Sang sahabat mendekatkan telinganya mendekati pergerakan yang dibuat oleh gadis bersurai kecoklatan. Gadis bersurai kecoklatan meletakkan kedua tangannya tepat disamping bibirnya sendiri agar tidak ada yang melihat percakapan mereka.
"Kau lihat Sehun, tidak?"
"Tadi aku melihatnya bersama si penggoda."
"APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA?! ASDFGHJKL!"
Partner
girlBaekhyun x Chanyeol
EXO fanfiction
Chapter 1
Mata itu menatap tajam dua orang yang sedang belajar bersama. Ingin sekali ia datang ke tempat mereka dan menggebrak meja mereka karena kesal. Ia juga tak peduli ketika serangga menggigit kulit tubuhnya karena ia mengintip di semak-semak. Melihat kedua orang tersebut belajar bersama dengan tertawa membuat sang pengintip naik darah. Apalagi ketika salah satu dari mereka mengusap kepala yang satunya.
Tiba tiba si pria yang sedang belajar menatap semak semak itu intens karena terus bergoyangan tanpa ada angin. Si pengintip menyadari pergerakan mata yang menatap kearahnya. Langsung saja ia mundur perlahan agar acara mengintipnya tidak ketahuan.
BUK
Si pengintip merasakan bahwa punggung seseorang tengah menabrak punggung tubuhnya, ia berbalik untuk melihat punggung siapa yang telah menabrak dia di semak-semak.
Mata onyx menatap mata hazel yang membelakkan matanya lebar.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
"Siapa itu?"
BRUK
"K—kau—mau—ap—hmpp—"
"Sehun, ayo kita ke kelas." Ucap gadis yang sedang belajar mencegah si pria yang ingin mencari tahu siapa yang berteriak. Sang pria mengangguk dan mengusap rambut si wanita dan segera meninggalkan taman belakang sekolah.
Sementara itu si pengintip telah ditindih oleh seseorang yang tak dikenalnya sambil membekap mulut si pengintip sembari meletakkan telunjuk dibibirnya mengisyaratkan si pengintip untuk diam.
Si penindih membungkukkan badannya dan mengarahkan bibirnya ke telinga si pengintip
"Jika kau berteriak, aku perkosa,"
Tubuh si pengintip seketika menegang. Sementara itu si penindih menyunggingkan senyum tampannya yang membuat banyak wanita meleleh jika melihatnya, ia menaikkan kepalanya dan melihat ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan.
Setelah dilihatnya sang pria dan teman wanitanya pergi, si penindih bangkit dan membenarkan dasinya yang longgar karena ditarik oleh si pengintip
"kau—DASAR MESUM! TIANG LISTRIK."
"Ck, berisik."
Si penindih memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya dan berbalik meninggalkan gadis yang sedang mengoceh tak jelas.
'"APA KAU BILANG YODA?!"
Si pria malah melambaikan tangannya tanpa berbalik menatap si wanita membuat wanita itu ingin sekali menjambak rambut si pria yang berantakan.
"Baekhyun? Kau baik baik saja?" Yixing terkejut melihat raut wajah Baekhyun yang seperti harimau kelaparan. Baekhyun terus saja mengepalkan tangannya dan menatap lurus kedepan. Matanya melotot dan deru nafasnya tak beraturan. Yixing hanya menghela nafas melihat perlakuan sahabatnya yang satu ini. Pasti ada hubungannya tentang Sehun.
"Baek?"
"Y—ya? Maaf, Yixing, aku terlalu banyak melamun hari ini." Senyum lima jari terpampang jelas di wajah Baekhyun membuat Yixing kesal karena Baekhyun tidak menceritakan hal yang membuat Baekhyun melamun.
"Astaga. Chanyeol tampan sekali. Coba saja ia tersenyum pasti akan membuatku meleleh."
"Kau benar. Tadi ia menatapku, coba saja aku tak mempunyai pacar, aku pasti mendekatinya."
"Hush, tidak boleh seperti itu. Apalagi nanti kau menyesal jika putus dengan pacarmu. Tapi kalau aku jadi kau, akan kuputuskan pacarku, hahaha."
"Kau juga sama denganku, ck,"
"Wanita itu gila! Arghhh!" Baekhyun menjambak rambutnya kesal karena dari tadi pagi sampai siang ini, topik yang dibicarakan adalah Park Chanyeol.
Park Chanyeol merupakan anak bungsu dari keluarga Park yang merupakan donatur terbesar di sekolah ini dan salah satu pemegang perusahaan terbesar di Korea. Rambutnya yang sedikit berantakan berwarna kecoklatan, matanya yang bulat, hidungnya mancung, kulitnya putih, tinggi, dan pintar membuat pria yang baru saja 3 bulan lalu menjadi murid baru tersebut menjadi terkenal. Pasalnya Chanyeol juga merupakan anak yang jenius sekaligus pintar berolahraga. Membuatnya baru saja ia menginjakkan kakinya di Jungji Senior High School, ia mendapatkan kelas 2-A.
Sifatnya yang cuek, jarang bicara, dan jarang tersenyum membuat para wanita mengiranya Chanyeol adalah tipe cool yang membuat banyak wanita menjadikan Chanyeol sebagai pria idamannya. Ah betapa enaknya menjadi pacar Chanyeol.
"Astaga!" Baekhyun segera bangkit dari tempat duduknya dan menepuk jidatnya. "Yixing, aku pergi dulu ya, aku lupa memberi tahu kelas lain. Bye~" Baekhyun segera berlari menjauh keluar kelas membuat Yixing menggeleng pelan.
Baekhyun berlari ke arah kantin setelah ia mengunjungi semua kelas. Ia lupa memberitahu kelas lain bahwa ketua kelas masing-masing kelas harus menghadap Jungsoo seonsaengnim. Baekhyun menepuk jidatnya sembari berlari, astaga kenapa Jongin harus berada di kantin? Pasalnya ia sudah mengunjungi semua kelas dari A sampai E dan hanya ketua kelas A saja yang berada di kantin –Baekhyun ketua kelas B—
BUK!
"Aw! Pabo! Kau tidak lihat aku sedang—"
"Ck, kau lagi."
Baekhyun merasa pernah mendengar suara jelek ini. Tapi… dimana?
Ketika ia mendongak mata bulat itu kembali menatapnya remeh.
"KAU?! KENAPA KAU ADA DISINI? JANGAN BILANG KAU—"
"Oi Chanyeol jangan menggoda—eh Baekhyun?"
Jongin datang bersama ketiga temannya—yang Baekhyun tidak ketahui namanya. Baekhyun menatap kaget bahwa baju pria yang menatapnya remeh ini sama dengan baju sekolahnya. Apalagi Baekhyun tertuduk di lantai dan dikelilingi oleh empat laki-laki. Betapa malunya Baekhyun saat ini. Baekhyun bangkit dan menepuk roknya yang sedikit kotor akibat menyentuh lantai.
"Jongin, kau disuruh menghadap Jungsoo seonsaengnim. Ingin diberitahu pengumuman untuk kelas masing-masing." Ucap Baekhyun terengah engah.
"Dasar pak tua. Ah, aku duluan ya kalau begitu. Thanks Baek." Jongin menepuk pundak Baekhyun dan melambaikan tangannya kepada ketiga temannya. Baekhyun hanya menjawab dengan anggukan kepala. Ia sudah akrab dengan Jongin karena Jongin adalah sepupu Yixing, apalagi Baekhyun sering kerumah Yixing jadi ia selalu bertemu Jongin pada saat itu—kebetulan Yixing dan Jongin tinggal bersama—dan juga Jongin sering mengajari Baekhyun dan Yixing karena Jongin lebih pintar dari mereka.
Baekhyun berbalik dan menjalankan kakinya, untuk apa dia berdiam disini dan tanpa pamit? Baekhyun tidak peduli. Lagipula ia tidak mengenal mereka apalagi si brengsek sialan ini. Ia hanya mengenal Jongin, lagipula Jongin sudah pergi bukan?
"Yo Chanyeol, ayo kekelas."
Baekhyun seketika berhenti mendengar nama Chanyeol. Ingin sekali Baekhyun berbalik dan menunjuk nunjuk siapa yang bernama Chanyeol. Tapi egonya kuat, ia malu sekali jika berbalik.
"Duluan saja."
Baekhyun tetap diam ketika mendengar suara langkah kaki yang berasal dari belakang. Rupanya ketiga teman Jongin—yang Baekhyun tak ketahui namanya—berjalan melewatinya. Baekhyun melihat dengan seksama wajah mereka, tapi Baekhyun tak melihat si brengsek itu apa jangan jangan—ah tidak Baekhyun tidak peduli siapapun yang bernama Chanyeol. Lagipula tidak penting, pasti wajahnya lebih jelek dari Sehun. Karena menurut Baekhyun, Sehun lah yang paling tampan.
"Ah, kau pasti ingin tahu siapa yang bernama Chanyeol. Bukankah begitu?" Baekhyun kenal suara ini. Pemilik suara ini adalah si yoda itu. Baekhyun menggeram kesal dan berbalik.
"Kau—namamu Chanyol, Chanyil, Chanyoul, atau Chantik sekalian aku tidak peduli. Yang jelas jangan tebar pesona dimana mana. Karena aku muak melihat namamu terus saja berada ditelingaku! Dan satu lagi, ternyata aku baru tau wajah SANG PANGERAN SEKOLAH seperti apa, para fansmu gila menyukai seseorang dengan tampang seperti ini. Camkan itu baik baik, tiang!"
Baekhyun sengaja menekankan kata 'sang pangeran sekolah' berniat menyinggung Chanyeol. Selama Chanyeol 3 bulan sekolah disini, Baekhyun sama sekali tidak tahu siapa yang bernama Chanyeol, ia hanya tau sedikit tentangnya tanpa tahu wajah Chanyeol bagaimana. Karena Baekhyun memang agak tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Apalagi menurutnya Chanyeol sangatlah tidak penting yang selalu tebar pesona dengan gayanya yang sombong.
"Sebaiknya seorang perempuan tidak berkata kasar, tak kusangka ternyata kau memang pabo. Bo—doh." Chanyeol sengaja menyenggol bahu Baekhyun dan pergi meninggalkan Baekhyun yang menganga lebar. WHAT THE FUCK?
Baekhyun berbalik menoleh melihat gaya berjalan sang pangeran. Cih melihatnya saja Baekhyun sudah muak. Apalagi melihat wajahnya. Semua gadis disekolahnya sangat bodoh. Adik kelas, teman sebaya maupun kakak kelas membuat Baekhyun muak karena topik mereka sehari hari adalah 'Park Chanyeol'. Apa hebatnya sih si tiang itu? Arggh! Bisa gila Baekhyun memikirkan ini.
Sudah tiga hari ia mengenal Chanyeol, karena dimanapun Baekhyun selalu bertemu dengan Chanyeol baik di sekolah maupun diluar sekolah. Itu membuat Baekhyun ingin mencekik Chanyeol hidup hidup lalu membakarnya hingga Baekhyun puas. Sungguh, ia sangat kesal karena satu sekolah juga tidak berhenti membicarakan sang pangeran sekolah yang mendapat julukan itu dari 3 bulan lalu. Baru masuk sekolah saja sudah mendapat julukan seperti itu, bagaimana kalau sudah lama? Baekhyun malas memikirkan itu. Lebih baik Baekhyun duduk ditaman dan menikmati indahnya angin.
Baekhyun menemukan bangku dan duduk di bangku sana. Ia melihat anggota olah raga tenis sedang memukul raketnya, Baekhyun tersenyum ketika ia melihat bola melambung keatas dan dipukul oleh lawan. Ah, Baekhyun jadi ingat ketika ia pertama kali bertemu dengan Sehun, cinta pada pandangan pertama.
Flashback
Hari ini hari penentuan kelas yang diikuti oleh peserta masa orientasi siswa Jungji Senior High School. Kebetulan hari ini adalah penentuan kelas olahraga dan untung saja Baekhyun dan Yixing berada di grup yang sama. Grup yang dimana terdiri dari 36 orang.
"Baiklah adik adik peserta MOS. Kali ini, kami akan menguji permainan olah raga kalian dalam pelajaran tenis. Dimohon untuk mengambil kertas undian. Ketika kalian mendapat nomor yang sama dengan teman itu artinya kalian menjadi partner dalam permainan ini. Agar adil maka kalian akan mengambil kertas undian."
Kali ini giliran Baekhyun yang mengambil kertas undian tersebut. Ketika dibukanya, kertas tersebut berangka nomor 15. Karena laki-laki sudah mengambil undian maka ketika perempuan mengambil undian langsung dibacakan nomor berapa sang perempuan dapatkan.
"Ya, Byun Baekhyun bersama Oh Sehun."
Seketika itu Baekhyun berbalik dan melihat wajah Sehun yang begitu tampan tengah berjalan kearahnya dan mengulurkan tangannya. Jantung Baekhyun berhenti berdetak. Rasanya kali ini ia berada dihamparan rumput yang sangat luas dimana hanya ada dia dan Sehun. Sehun tersenyum, dan itu sangat tampan. Rambutnya yang berantakan berwarna putih dengan membawa sebuah raket yang membuat Sehun semakin terlihat keren.
Baekhyun yakin kali ini teman teman se-grupnya memandang iri Baekhyun karena memang Sehun merupakan salah satu orang tertampan di grup ini.
"Yo, aku Oh Sehun. Salam kenal, Byun Baekhyun." Baekhyun mengangguk pelan dan menjabat tangan Sehun dengan pelan. Hari ini, Baekhyun ingin pingsan saja ketika melihat senyum Sehun.
"Baiklah Baekhyun. Kau bisa bermain raket? Kalau tidak aku akan ajarkan."
"Ngg… sebenarnya aku tidak bisa bermain, tapi akan aku coba." Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Ia kembali memasang gaya seorang pemain raket membuat Sehun yang melihat tertawa ringan. "Eh? Kenapa?" Baekhyun bingung, apakah gerakannya aneh?
"Ah tidak. Gerakanmu lucu dan salah, sebenarnya memegang raket itu seperti ini."
"Sehun kenapa mengajakku kesini?"
Gubrak! Baekhyun kesal, siapa yang menganggu imajinasinya dengan Sehun. Padahal sedikit lagi diingatannya Sehun memegang tangannya dan memeluk badannya untuk memperbagus dan memperbenar gerakan Baekhyun yang salah.
"Aku ingin memberitahu satu hal, Luhan."
Deg!
Baekhyun kenal suara ini, ini suara Sehun dengan…..Luhan. APA?! LUHAN?!
Dengan cepat Baekhyun menuju sumber suara yang ternyata berada di belakang taman tempat Baekhyun duduk tadi. Lalu apa yang mereka lakukan disana?
Baekhyun segera bersembunyi di belakang pohon dan mengintip mereka secara diam diam. Baekhyun tak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Sehun dan Luhan karena Sehun sudah menyuruhnya untuk tidak berteriak seperti tadi.
Baekhyun jadi kesal karena tidak mendengarkan apa yang dibicarakan. Sudahlah yang penting jika Luhan bertindak macam-macam dengan Sehun ia akan menggagalkan rencana itu. Apa lagi Baekhyun tau, kalau Luhan juga cukup popular karena ia cantik dan juga baik hati—menurut Baekhyun tidak—dan juga badannya yang langsing dan dadanya besar membuat semua pria tergiur oleh Luhan. Sayangnya, satu fakta yang Baekhyun benci adalah, Baekhyun sekelas dengan Luhan.
Klik!
Baekhyun menoleh ke arah belakang. Disana ada Chanyeol yang sedang memegang hpnya memotret Baekhyun sedang mengintip Sehun dan Luhan di balik pohon.
"Sebuah fakta mengejutkan bahwa seseorang yang diketahui cebol tengah mengintip seseorang dibalik pohon. Mungkin berita itu akan menarik jika dipasang di mading."
Baekhyun mengepalkan tangannya, sudah cukup selama ini ia diganggu oleh Chanyeol. Jangan sampai Chanyeol tahu bahwa Baekhyun menyukai Sehun. Bisa bisa Baekhyun mati karena Chanyeol juga sekelas dengan Sehun. Apalagi Sehun dan Chanyeol adalah rival—begitu yang dikatakan semua orang disekolah—
"Ce. pat. ha. pus." Baekhyun sudah sangat marah hari ini. Mengingat betapa jengkelnya ia ketika bertemu dengan Chanyeol. Apalagi pertemuannya selalu saja Baekhyun sedang mengintip Sehun dan Luhan. Sebenarnya Chanyeol sedang menganggu Baekhyun atau memang kebetulan yang lain?
"Bagaimana kalau aku tidak mau?"
Sudah cukup. Baekhyun benci mendengar gelagak sombong si Park. Hah, dia tidak peduli Chanyeol seterkenal itu disekolah atau di Korea. Yang jelas, Baekhyun harus menghapus foto itu bagaimana caranya.
Baekhyun berlari menerjang Chanyeol. Dengan cepat Chanyeol mengarahnya lengan kekarnya memeluk pinggang Baekhyun dan menghimpit Baekhyun diantaranya dan pohon.
Mata Baekhyun membelakkan matanya, pasalnya saat ini wajah Chanyeol dan dia hanya berjarak sangat dekat sehingga hidung mereka hampir saja bersentuhan. Apalagi dengan tangan Chanyeol memeluk pinggang Baekhyun entah mengapa kali ini darah Baekhyun berdesir, seumur hidup ia tak pernah sedekat ini dengan laki-laki. Tapi kali ini Chanyeol yang pertama.
"Kau mau foto bodohmu ini dihapus, bukankah begitu?"
Bagaikan hipnotis Baekhyun mengangguk pelan tanpa adanya sebuah protes dan pukulan dari Baekhyun. Baekhyun tidak tahu apa yang membuatnya terdiam seperti ini tanpa adanya penolakan dari tubuhnya. Chanyeol tersenyum miring menatap Baekhyun yang terdiam.
"Hancurkan hubungan mereka berdua denganku. Karena aku menyukai Xi Luhan…"
.
.
.
To be continue.
hola guys!
aku bawa ff chanbaek ;) semoga kalian puas yak haha
oh ya ini adalah remake dari ff yang author buat sendiri tapi itu versi sasunaru dan sekarang author buat versi chanbaek. Jadi author bukan mencuri ide tapi remake ff author sendiri :) kalo banyak responnya sih bakal update fast hoho
jangan lupa tinggalkan jejak.
kamsahamnida!
