Dani: Awalnya, si Yuki nginep ke rumahku karena pengen belajar bareng buat UNAS. Begitu lihat soal-soal hanya dalam waktu beberapa menit, jadinya kami ke warnet. Abis dari warnet, kami langsung begadang ampe jam 4 pagi hanya untuk menyelesaikan fic tidak jelas dan gak ngena ini.
Yuki: Sayang sih kalo gak diselesaiin padahal udah dapet 8 lembar MW. Ini fic Hetalia kolab pertama kami, jadi maap kalo charanya jadi abal semua. Just like us XD Dan maap buat pihak 'Are you smarter than a fifth grader' yang programnya kami plesetkan jadi ancur begini T_T
Dani: Happy reading, deh.
=_=_=_=_=_=_=
Hetalia © Hidekaz Himaruya
Are you smarter than a sixth grader? © Dani en Yuki.
Warning: OOC, AU, dan semua warning yang khas pada fic ciptaan kami XD
=_=_=_=_=_=_=
Di sebuah studio televisi, tepatnya studio 13 untuk acara sebuah kuis yang terkenal, kuis di mana hanya orang-orang jenius yang terlibat di dalamnya, dengan host yang merupakan seorang –yang mengaku dirinya adalah- pahlawan….
"Oke! Mulai, aru!" teriak seorang lelaki yang tidak berupa lelaki *?* dari balik kelompok kru.
"Oi, host-nya nih! Cepet stand by, dong!" teriak Korea sebagai sang kameramen.
"Oke-oke. Berisik banget sih," ujar seorang lelaki yang kini sedang berdiri membelakangi kamera.
Korea, si kameramen pun sweat dropped, "Oi, katanya elo kan negara yang ahli teknologi. Plis, elo tahu kan, kalo yang musti di shoot itu MUKA bukan PUNGGUNG! Baka!"
Amerika, si host, hanya menggeleng-geleng sembari mengacungkan jempolnya ke belakang, ke arah kamera, "Udah deh. Gue lebih tahu daripada elo."
Korea mencibir, "Emang di dunia ini gak ada yang ngerti pikiran elo."
Dan kamera pun telah on dan acara mulai.
Background music: Pub and Go, by Arthur Kirkland.
"Brengsek, kenapa pake lagu ini? Gue juga yang jadi host!" batin Alfred jengkel.
Setelah theme song selesai…
Alfred dengan mendadak membalikkan badan sembari mengacungkan telunjuk dan jempol kanannya ke arah kamera. Dan tangan kirinya memegang hamburger berukuran besar (promo edition) yang menutupi nyaris seluruh mukanya.
Dan dengan gerakan perlahan dan sok didramatisir, tangan kirinya bergerak ke samping dan sedikit demi sedikit memperlihatkan wajahnya yang sebelumnya tersembunyi di balik makanan kecintaannya.
"Yo, guys! Jumpa lagi dengan saya, dan dia," kata Alfred sembari menunjuk hamburger di tangan kirinya, membuat para kru dan peserta kuis langsung sweat dropped berat.
"Nanti akan kugantikan Alfred dengan Arthur, aru," kata Yao pelan.
"Hah? Ide buruk," jawab Hong Kong, "Nanti kalo Arthur malah mempersonifikasikan makanan buatannya, lo mau tanggung jawab kalo acara ini akan dituntut oleh FPI?"
"Heh? Bener juga…," kata Yao dengan menampakkan eskpresi serius.
Kembali lagi ke proses shooting.
"Dalam kuis kesayangan kita, yaitu 'Are you smarter than a (Super idiot) sixth grader?'" lanjut Alfred dengan bangga sembari tambah memajukan hamburger ke arah kamera, "Sebelum kita mulai, mari kita perkenalkan sixth graders kita!"
Dan kamerapun segera menyorot pada sekumpulan om-om yang tengah duduk di bagian lain panggung.
"Mulai dari depan sebelah kiri," kata Alfred saat kamera tengah menyorot seorang lelaki yang tampak tengah mengelus-elus kepala seekor kucing buluk dekil dengan penuh kasih sayang, "Sixth Grader pertama kita bernama Heracles Karpusi, berasal dari sebuah negara yang bahkan hingga sampai saat ini tidak diketahui di mana letaknya, bernama Yunani," kata Alfred sambil memerhatikan sebuah map Amerika di belakang kamera, "Hey, Pusi, katakan salam."
"Haaa…….," 10 detik kemudian, "Loooo…."
"Semoga tidak ada peserta yang nantinya memilih dia untuk mendampingi dalam kuis," batin Alfred.
Lalu kamera berpindah ke lelaki yang terduduk sopan dengan memasang senyum manis di wajahnya. Dan entah kenapa, kamera tampak sedikit bergetar.
"Selanjutnya, kita perkenalkan sixth grader kita yang berasal dari sebuah negara yang sayangnya sampai saat ini lokasinya belum juga tertemukan dalam peta dunia, bernama Russia," kata Alfred yang melihat lagi map Amerika-nya, "Dia bernama Ivan Braginski. Seorang pecinta vodka yang gemar mengambil peralatan tulis teman sekelasnya, Polandia," kata Alfred mengucapkan info gak guna itu.
"Ivan, ucapkan salam pada pemirsa," ucap Alfred.
"Halo," Ivan melambaikan tangan dan memejamkan mata seraya tersenyum.
"Plis, udahin perkenalan ini!" batin Korea sembari berusaha untuk memertahankan posisi kameranya.
"Oke, Ivan, dalam semester lalu kamu meraih peringkat berapa?" tanya Alfred yang langsung mendapat kutukan dari Korea.
"Ah? Hehehe…," jawab Ivan, "Semester lalu aku sama sekali out dari 5 besar tuh," kata Ivan sembari tersenyum, kali ini senyum yang diiringi dengan aura intimidasi di latar belakangnya.
"Oh…," Alfred cengok, "Ma-mari berikan applause, pemirsa!!" kata Alfred gugup sembari menepukkan kedua tangannya, bahkan ia lupa hamburgernya terpaksa terjatuh dan tak sengaja terinjak oleh kakinya sendiri.
PLOK PLOK PLOK. Semua bersuka cita atas terdepaknya Ivan dari 5 besar.
"," kata Alfred cepat yang langsung direspon dengan gerakan kamera yang super cepat ke arah lelaki di samping Ivan, "Selanjutnya, kita punya seorang yang berasal dari Perancis. Letaknya dimana? Entahlah, bahkan ahli Geografi pun belum menggambarkan lokasinya di peta dunia," kata Alfred yang lagi-lagi melihat map Amerika-nya. "Dia bernama Francis Bonnefoy. Say hello, Francis!"
"Halo," kata Francis sembari mengedipkan sebelah mata dan melempar cium jauh, "I want to str** you," untunglah pihak production mempunyai editor handal yang langsung menyensor kata-kata nista itu sedetik setelah diucapkan oleh Francis.
"Aku mengasihani orang yang akan meminta tolong padanya nanti," batin Alfred sedih.
Lalu kamera berpindah lagi ke arah lelaki yang tampak paling muda di antara sekumpulan om-om itu, yang terduduk di belakang Francis.
"Selanjutnya adalah Feliks Lukasiewicz," kata Alfred, "Buset, suseh amet bacanya. Ya, dia berasal dari negara yang bernama Poland yang berada di sekitar sini, ni," kata Alfred sembari membentuk lingkaran dengan telunjuk di udara kosong di samping peta map Amerika-nya. "Katanya Toris sih, Feliks tetangganya, jadi kemungkinan ada di sini," katanya menjelaskan lagi dengan membentuk lingkaran kecil di dekat lingkaran imajiner yang baru ia bentuk tadi.
"Aduh…," Yao menepuk dahinya frustasi, "Ampun! Kok bisa gue ngerekrut host idiot kayak dia?"
"Say hello, Feliks!"
"Halo, aku baru saja merenovasi jendela kamar mandi ku loh…," ujarnya ke arah kamera.
"GAK PENTING LU!!" Alfred berkata tanpa suara di balik kamera sembari membalikkan jempol kanannya.
Lalu kamera berpindah ke lelaki yang terduduk di samping Feliks.
"Dan yang terakhir kita punya….," suara semangat Alfred langsung drop begitu ia sadar siapa yang akan ia perkenalkan, "Arthur…," ujarnya lirih, "Bastard," gumamnya.
"Halo guys!!!" ujar Arthur sembari memasang senyum ala malaikatnya sambil mengacungkan jari telunjuk dan jempol kanannya di bawah dagunya. Mendadak efek bling-bling tampak di sekitarnya.
"Gue belum nyuruh elo ngomong!" ingin Alfred bicara demikian, namun harga dirinya sebagai The Hero memaksanya untuk diam. "He's idiotic eyebrows, I'm genius," Batinnya.
Lalu kamera berbalik lagi ke arah Alfred dan kini tengah meng-shoot-nya.
"Ya! Tanpa membuang lagi waktu yang sudah kita buang sia-sia ini, mari kita sambut peserta pertama kita, Peter Kirkland dari Sealand!!" tangan kanan Alfred membuka dan terulur ke arah pintu masuk panggung.
Dan tampaklah oleh kamera seorang anak kecil yang tengah berjalan riang di antara dua lelaki tinggi yang mengapitnya.
"Halo, Om Jerk Alfred~~!!" sapa bocah itu yang di telinga Alfred sangat menjengkelkan. Andai saja pria berkacamata di sampingnya tidak memberi tatapan membunuh seperti itu, Alfred pasti sudah mencabuti alis tebalnya satu persatu!
"Oh? Ahaha… Halo," ujar Alfred dengan sangat terpaksa berpura-pura ramah.
"Hai, aku Peter," Peter melambai ke arah kamera, "Dan ini papa Berwald," ia menunjuk lelaki berkacamata yang berasal dari Swedia itu, "Dan ini My Mo…. my prince Tino," kata Peter sembari menunjuk pria yang berdiri di samping Berwald itu.
"He's M' wife," kata Berwald memperjelas apa yang hendak diucapkan Peter tadi.
"Bu-bukan!" balas Tino gugup.
"Ya sudah. Berhubung acara ini mempunyai durasi yang terbatas dan Anda bertiga telah secara langsung membuang sia-sia waktu kami dengan memperdebatkan hal yang sama sekali tidak ingin didengar oleh orang-orang, maka ya, silahkan Anda berdua pergi dari sini," Alfred mempersilahkan sembari menunjuk ke arah pintu keluar.
Sedetik setelah Alfred mengucapkan seruan perang itu, Berwald memberinya sebuah death glare yang kualitasnya bisa menandingi kualitas death glare innocent Russia.
"I don't wanna let Peter here alone with someone who God knows will force him to eat that hamburger-shit," begitulah kira-kira arti dari death glare Berwald.
Terima kasih pada Tino yang langsung menyeret suam.. Berwald untuk keluar dari panggung.
"Ya, maaf atas gangguan tadi, pemirsa," kata Alfred kembali pada kamera. Lalu ia menoleh pada Peter yang masih menatap kepergian orang tuanya, "Apa kabar, Peter?"
"Baik," jawab Peter, "Aku baru saja ikut pencalonan pemilihan coverboy dan untuk dana membuat selebaran promosi aku telah menjual rumahku di eBuy loh…," katanya polos, "Dan sekarang aku tinggal di rumah papa Berwald dan Ma.. Prince Tino."
"Ah, ya. Kasihan sekali, kau," kata Alfred, "Baiklah, sekarang kita mulai kuisnya. Semoga kau menang supaya kau bisa kembali mempunyai rumah sendiri."
"Terima kasih, Jerk," kata Peter yang langsung membuat Alfred mengepalkan kedua tangannya.
"Untung lo anak Swedia," batin Alfred.
"Saya jelaskan peraturannya terlebih dahulu. Kamu bisa memilih om-om yang di sana tuh," ucap Alfred sambil menunjuk laskar om-om yang terduduk dengan santai di bagian lain panggung itu, "Om-om itu akan mendampingimu untuk menjawab pertanyaan yang kamu pilih dari layar LCD keluaran 50 tahun lagi buatan Amerika itu," ucapnya sambil menunjuk LCD di depan panggung menggunakan kedua telunjuknya.
Tiba-tiba keluar tulisan berukuran besar di LCD yang tengah ditunjuk Alfred itu, bertuliskan 'NO PROMOTION, PLEASE!'. Dan menghilang begitu Alfred (dan seluruh pemirsa plus penghuni studio) selesai membacanya.
"Kamu akan mendapatkan 2 bantuan berupa 'salin' dan 'intip'. Dimana kamu bisa menyalin atau mengintip jawaban dari om yang mendampingimu. Tapi disarankan kamu jangan percaya sama om-om itu," ucap Alfred dengan suara lirih pada kalimat terakhir.
Peter pun mengangguk paham.
"Dan kemudian ada satu bantuan, yaitu 'aman' dimana jika kamu salah dan jawaban om benar, maka kamu akan lolos. Tapi disarankan kamu untuk berusaha agar jawabanmu benar," ucap Alfred dengan suara lirih pada kalimat terakhir lagi, "Jika kamu berhasil menjawab seluruh pertanyaan, maka kamu akan mendapatkan uang senilai 20000 poundsterling, 1000 yen, 300 US dollar, dan 45 euro, dan bonus 1 hamburger gratis di McD selama seminggu penuh! Dan jika kamu kalah, kamu harus berkata, 'Saya, Peter Kirkland, mengakui bahwa saya tidak lebih pintar daripada om-om kelas 6 ini'."
Dan tepat saat Alfred menyelesaikan kalimat terakhirnya, layar LCD menampakkan kata-kata yang bertuliskan, 'I TOLD YOU TO STOP PROMOTING, YOU SONOVA BITCH!'. Dan seperti sebelumnya, tulisan itu langsung lenyap setelah terekspos pada Alfred (dan SELURUH kru serta penonton).
"Dan di sini tidak ada titik aman supaya lebih menantang!" ucap Alfred semangat, "Jadi, jika kamu sudah memperoleh 19000 pts, 900 yen, 290 US dolar, dan 44,5 euro serta voucher makan hamburger selama 1 detik pun, kau akan pulang dengan tangan kosong jika kau menjawab satu saja pertanyaan dengan salah!" kata Alfred sadis.
"Oh….," jawab Peter gak tertarik.
"Baiklah, sekarang kita mulai. Pertama, Peter, pilih satu om yang kamu inginkan untuk mendampingimu di sini," kata Alfred.
Peter menolehkan kepala pada jajaran om-om di sisi lain panggung. Para om-om itu langsung berteriak, "Jangan aku! Jangan aku!" dan Ivan pun berkata, "Jangan pilih aku, ya," dengan sangat inosen dan senyum ramahnya.
"Err…" Peter menoleh ke arah Alfred dengan tampang sweat dropped.
"Pilih saja, pilih saja," kata Alfred. Kemudian layar LCD menampakkan kata 'NO PROMOTION! I SAY, NO PROMOTION!'. Dan tulisan itu langsung menghilang, kali ini tanpa ada satupun yang membaca atau mengetahuinya.
"Ya sudah, kalo gitu aku pilih Jerk Arthur aja!!" teriak Peter menunjuk Arthur.
Arthur pun dengan tidak ikhlas bangkit dari kursinya dan berjalan menuju podium di samping podium yang ditempati oleh Peter. Sedangkan para om-om lain langsung bersorak ria sambil merayakan pesta wine dan vodka secara live. Beberapa di antaranya pun mengacungkan jempol mereka ke bawah pada Arthur.
Arthur sendiri tengah bersumpah dalam hatinya akan mengutuk mereka dengan kutukan yang paling menyedihkan dan memalukan, yaitu memiliki alis yang LEBIH tebal bahkan dari alisnya sendiri.
"Oke," Alfred menunjuk ke arah LCD, "Peter, di sana sudah ada pilihan jenis soal, silahkan kamu pilih salah satunya. Pertanyaan pertama ini akan bernilai voucher makan gratis hamburger selama 3 hari," kata Alfred.
"Hah?" Peter kaget, "Kalo gitu langsung aja ke pertanyaan kedua deh!"
"Oke, pertanyaan kedua hadiahnya voucher makan gratis hamburger selama 4 hari," kata Alfred, "Artinya, GAK BOLEH! Mau gak mau kamu harus dapetin voucher makan itu dulu sebelum kamu dapetin uang."
"Oke deh, aku pilih matematika untuk kelas 1!" kata Peter.
Kemudian LCD pun menampakkan soal yang bertuliskan: 1 ditambah 1?
"Sebelas!!" teriak Peter langsung sambil memencet tombol di hadapannya.
"Wah, cepat sekali," ucap Alfred.
Sedangkan Arthur yang usai menulis pun langsung memencet tombolnya sambil menahan tawanya.
"Oi, lo gak mau ngerubah jawaban elo, hah?" tanya Arthur PD sembari berkacak pinggang dan tersenyum mengejek.
"Gak," jawab Peter ketus.
"Lalu, kita lihat jawaban Arthur di LCD yang ada di sana," ucap Alfred sambil menunjuk LCD yang ada di sisi lain. Dan LCD itu memunculkan angka '2'.
Arthur pun tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklah….." Alfred mendramatisir kata-katanya, lampu disko yang ada di atas pun berkedip-kedip sebelum dia berkata, "Anda BENAR!!" ucapnya sambil menunjuk Arthur, "BENAR-BENAR IDIOT!"
Dan Arthur hanya heran sembari menatap tangan Alfred yang kini menunjuk Peter dan berkata, "Jawaban Peter lah yang benar!!"
"YAAAAAAAAAAAYYYY!!" Peter melonjak senang.
"Selamat! Kau mendapatkan voucher makan gratis selama 3 hari!" kata Alfred yang membuat mental Peter langsung drop begitu menyadari ia telah berjuang keras hanya untuk memperoleh makanan sampah selama 3 hari!
"Tu-tunggu!" teriak Arthur, "Ini gue yang bodoh apa host-nya yang idiot? Oi, dari dulu 1 ditambah 1 hasilnya juga 2! Darimana bisa jadi 11?!"
"Eh, soalnya kan 'ditambah', jadi hasilnya ya 11. Kalo 'plus' baru dua!" kata Alfred berlagak dosen.
"Ngeles lo! Lo sengaja kan mempermalukan gue di depan umum gini, you git!" kata Arthur.
Begitulah, dalam perbendaharaan Arthur, 'ditambah' berarti 'plus' dan sebaliknya.
"Ya sudah, kita lanjut ke pertanyaan kedua. Kamu pilih mana, Peter?" tanya Alfred tanpa menghiraukan protesan Arthur lebih jauh lagi, "Masih ada Seni Budaya, Matematika, Bahasa, Science, Social, dan Parasitologi," kata Alfred, kemudian dia berbisik ke arah Peter, "Kusarankan kau memilih Parasitologi, karena kau sudah memilih pendamping yang paling cocok dengan judulnya."
"Hah? Iya sih… Jerk Arthur memang parasit berat," ucap Peter lirih, "Tapi aku pilih BAHASA!"
"Baiklah, ini dia, Bahasa!!" teriak Alfred sambil menunjuk ke arah layar.
Soal: Apa arti dari pьıвок Apтуp?
"Ahahahahahaha…," terdengar suara tawa dari deret Om-om di sisi lain panggung.
"Kenapa dengan dia?" batin Alfred dan semua orang sembari menatap heran pada Ivan yang terpingkal sembari tangan kanannya menunjuk ke arah Arthur.
"Ayo, silahkan jawab, Peter. Atau kau memilih salah satu bantuan?" tanya Alfred.
"Bantuan dari Hong Kong!" batin Arthur jengkel, "Jangankan jawab, tahu itu bahasa mana aja kagak!"
"Hah? Bantuan? Dari dia?" Peter menunjuk Arthur dengan sangat tidak sopannya, "Mending salah daripada benar dan dapet uang dengan bantuan dia!"
"Kalo gitu napa elo tadi milih gue, bodoh!!!" balas Arthur gusar.
"Gue jawab Jerk England!" kata Peter bersemangat tanpa memperhatikan Arthur sambil memencet tombolnya.
"Anda yakin?" tanya Alfred, "Coba Anda pertimbangkan lagi, jika salah Anda akan kehilangan untuk mendapatkan voucher makan hamburger gratis selama 3 hari!"
Di bawah layar LCD terlihat slide show 'MOHON JANGAN PROMOSI! DX'. Karena kata-kata itu memakai bahasa asing, jadi tidak ada yang memerhatikannya. Dan tulisan itu pun hilang tanpa diketahui eksistensinya.
"Gue juga gak butuh!" kata Peter sambil tersenyum.
"Ya sudah!" kata Alfred kesal, "Dasar anak gak tahu diri!" gumamnya, lalu dia pun menoleh pada Arthur, "Oi, lo jawab! Jangan menggumam sendiri gak jelas begitu!"
"Huh! Oke!" jawab Arthur, "Kira-kira, jawabannya apa ya, Ms Fairy?" gumamnya pada peri sahabatnya yang sedari tadi sembunyi di bawah kolong podium Arthur.
"Syntax Error," jawab Ms Fairy yang kini tengah memegang alfalink, "Kulihat jawabannya begini," ucapnya sambil menunjukkan alfalink yang tidak dapat mendeteksi bahasa yang terpampang di LCD tersebut.
"Ya sudah…," Alfred menghela nafas dan pura-pura memasang wajah prihatin pada Peter, "Oke, Peter. Sayang sekali, kau harus berhenti sampai di sini karena jawabanmu salah," kata Alfred sembari menepuk pundak Peter, "Tetapi tenang saja, kau akan mendapat hadiah hiburan berupa voucher makan hot dog gratis selama 3 hari!"
"NOOOOOOO!!!" teriak Peter.
"Eh! Tapi tunggu dulu! Sialnya, kamu tidak mendapatkan itu jika jawaban om ini benar," kata Alfred sambil menunjuk Arthur.
"Fyuh… ," gumam Peter lemas, "Kalo Jerk Arthur sih… udah gak ada harapan lagi."
"Dan jawaban Arthur adalah…."
Di LCD: SYNTAX ERROR!!
"SALAHHHHHHH!!!"
"Sudah kuduga," gumam Peter lirih.
"ARGH! Terserah!" kata Arthur pasrah, "Meski gue bener pun, di mata elo selalu salah juga ujung-ujungnya!"
"Selamat! Kau beruntung, Peter!! Ini, ini voucher makan hot dog gratis selama 3 hari!" kata Alfred riang, tanpa menghiraukan Arthur, sembari menjejalkan voucher itu ke saku celana Peter.
"Ba-baiklah, aku akan menerima benda ini, lumayan untuk membersihkan pup Hana-tamago," ucap Peter.
"Nah, sekarang, mari kita lihat jawaban dari om-om yang bersemayam di sana di LCD itu," kata Alfred sambil menunjuk LCD lain yang ada di dekat LCD utama.
Terpampang jawaban:
Heracles: Jerk… Arthur…
Ivan: Jerk Arthur ^^v
Francis: Jerk Arthur ;-*
Poland: JERK ARTHUR
Belakangan diketahui bahwa sumber dari jawaban mereka adalah orang yang pertama kali tertawa saat melihat soal sembari menunjuk Arthur.
"...?" tanya Arthur geram.
"Ya, Arthur, silahkan kau kembali ke bangkumu," kata Alfred, "Dasar, dua pertanyaan salah semua! Gak guna," gumam Alfred.
Dan Arthur pun kembali dengan menggumamkan mantra-mantra ghaib untuk dikirimkan ke semua orang yang ada di studio ini.
"Ahahahaha….," Ivan kontan tertawa begitu melihat Arthur kembali duduk.
"Brengsek," batin Arthur.
"Nah, sebelum kau meninggalkan podium, silahkan kau mengucapkan 'Saya, Peter Kirkland, mengakui bahwa saya tidak lebih pintar daripada om-om kelas 6 ini'," kata Alfred pada Peter.
"Tapi gue lebih pinter dari Jerk Arthur, kan?" tanya Peter gak terima.
"Kan perjanjiannya, KALO KAMU KALAH. Sekarang kamu kalah. Gak peduli betapa gak gunanya si Arthur, kalo kamu kalah, berarti kamu harus mengucapkan itu," jelas Alfred yang tanpa sadar mendapat death glare khas Britania.
"Ugh…whatever deh. Saya, Peter Kirkland, mengakui bahwa saya tidak lebih pintar daripada om-om kelas 6 ini," kata Peter yang dari nada suaranya sangat jelas menerangkan bahwa ia sama sekali tidak ikhlas.
"Ya, terima kasih atas partisipasinya, Peter," ujar Alfred sebelum Peter pergi meninggalkan podium.
Kamera lalu tersorot kembali pada Alfred.
"Nah, pemirsa. Baru saja kita menyaksikan bagaimana seorang Peter Kirkland, bocah berusia 12 tahun, berhadapan dengan Arthur Kirkland Om berusia 23 tahun, dan berakhir dengan Peter harus rela pulang dengan membawa sebuah voucher makan hot dog gratis selama 3 hari," ujar Alfred, "Sekarang, sebelum kita bermain dengan peserta kedua, lebih baik kita saksikan commercial break berikut ini. Stay tune on 'Are you smarter than a 6th grader?'!"
+To be continuded+
Yuki: Rencananya Cuma mau dibikin oneshot, eh, jadinya kepanjangan, ya udah akhirnya jadi two-shot deh XD Dibela-belain ampe begadang nih!
Dani: OOC banget, kan? Charanya tampak idiot, kan? Maap kalo gak suka. Namanya juga mengekspresikan imajinasi XD
Yuki: Ya sudah, makasih udah baca. Sampai jumpa di chapter depan ^^v
28 Januari 2010
03.53 a.m.
