Cast :

Jeon Wonwoo

Kim Minah (OC)

Kim Mingyu

Summary :

Minah yang sudah masuk kedalam kehidupan Wonwoo dan Mingyu atau Wonwoo dan Mingyu yang sudah masuk kedaam kehidupan Minah?

Sebenarnya aku tidak ingin memberitahukannya kepada kalian tapi...

MEANIE IS REAL!

Bukankah ini tidak perlu ditanyakan lagi.

Mereka bener-benar menggemaskan saat bersama.

Heol! Aku sudah menduganya.

Aku menyukai kedekatan mereka, tapi aku tidak percaya kalau mereka benar berpacaran.

Aku sudah mengawasinya beberapa minggu yang lalu, dan aku yakin tentang ini.

Jadi mereka gay? Itu sangat menjijikan.

"Gay?"

Minah hanya menatap kosong pada layar handphone yang terus manampilkan berbagai gambar dan komentar atas tulisan saesang di chatroom khusus untuk para saesang dan masternim yang menyebutkan bahwa Jeon Wonwoo dan Kim Mingyu adalah seorang gay.

Sebenarnya seminggu yang lalu Minah mendapat kabar dari beberapa rekan sesama saesang kalau Wonwoo dan Mingyu berpacaran, tapi dia tidak ingin mempercayainya.

Memang sudah satu bulan sejak terakhir kali Minah mengikuti Jeon Wonwoo, karena dia terlalu sibuk dengan kuliahnya dan jarak antara Changwon-Seoul cukup jauh sehingga hanya jika ada libur panjang atau waktu luang sekitar 2-3 hari saja dia akan berangkat ke Seoul dan mengikuti member Seventeen tersebut.

Mungkin banyak dari penggemar atau saesang Seventeen yang menyukai meanie couple, tapi Minah tidak. Dia benar-benar benci Kim Mingyu, karena dia selalu berada didekat Wonwoo dan itu membuatnya cemburu.

Minah ingin sekali pergi ke Seoul saat ini juga untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, sebelum para wartawan bodoh itu mengetahuinya dan menyebarkan artikel yang tidak-tidak tentang Jeon Wonwoo dan merusak image Seventeen. Tapi dia tidak bisa pergi karena dua hari kedepan ada kuis yang tidak bisa ia tinggalkan.

Aku tidak percaya sebelum melihatnya sendiri.

Send.

Saat ini Minah sedang berperang dengan berbagai macam soal yang merusak penglihatan matanya. Minah tidak bisa belajar semalam, karena terus mencari informasi mengenai kabar Wonwoonya.

"Waktunya sudah habis, silakan kumpulkan lembar jawaban kalian diatas meja." Minah hanya bisa menghela nafas melihat lembar jawabannya yang hanya diisi dengan asal.

"Yaa kenapa kau terlihat lesu? Tidak seperti biasanya." Seungyeon yang sedari tadi memperhatikan Minah memasukan barangnya dengan lemas menanyakan kenapa sahabatnya yang satu ini tidak seperti biasanya.

"Tidak apa-apa." jawab Minah asal.

Tidak ada yang tahu bahwa Minah adalah seorang saesang bahkan kedua orang tuanya sekalipun.

"Baiklah anak-anak pelajaran hari ini selesai. Oiya, bapak mendapat pesan dari Ibu Kahi bahwa beliau besok tidak dapat mengajar karena ada keperluan diluar kota. Jadi untuk kuis besok kalian dapat mengerjakannya dirumah kemudian kirim melalui email. Baiklah cukup sekian, selamat sore."

Minah yang mendengarkan perkataan Pak Geunsuk hanya dapat bersorak dalam hati. "Yak kau mau kemana?" Dengan terburu-buru Minah langsung berlari keluar kelas tidak mempedulikan teriakan Seungyeon.

Sesampainya dirumah Minah langsung bergegas ke kamarnya merapikan barang yang akan dia bawa ke Seoul. Ibunya yang melihat Minah tergesa-gesa menuju kamar penasaran dan mengikutinya.

"Kamu kena- kamu mau kemana sayang?" tanya ibunya saat melihat Minah memasukan baju ke koper.

"Aku mau ke Soul eomma." "Untuk apa?" Minah yang sadar akan perkataannya berhenti mengemas barang dan menatap ibunya.

"Mmm temanku yang tinggal di Seoul masuk rumah sakit, aku khawatir dan ingin menjenguknya." Ucap Minah beralasan.

"Tapi ini sudah malam sayang"

"Tidak apa-apa eomma, ini masih belum terlalu malam." Minah pun melanjutkan kembali mengemas barangnya.

"Tapi kamu tidak boleh pergi".

"Kenapa? Apa eomma khawatir? Tenang saja eomma aku bisa menjaga diri. Lagipula aku punya banyak teman di Seoul jadi eomma tidak perlu khawatir." ucap Minah meyakinkan.

"Bukan itu sayang. Kita besok ada janji makan malam dengan teman lama appa jadi kamu tidak boleh pergi."

Minah kembali berhenti mengemas barangnya dan menatap ibunya. "Makan malam? Kenapa- eomma! Jangan bilang masalah perjodohan itu lagi?" selidik Minah.

"Eomma, sudah ku bilang kalau aku masih terlalu muda untuk menikah."

"Sayang tidak ada yang menyuruhmu menikah sekarang. Kami hanya ingin kau mengenalnya, beserta keluarganya."

Minah berpikir bukankah sama saja? Perkenalan, mengenal keluarga masing-masing, bukankah itu cara untuk mengikatnya dalam perjodohan yang akan berlanjut ke tahap pernikahan nantinya.

"Ada apa ini?" Kim appa tiba-tiba muncul dari pintu kamar Minah.

"Kau mau pergi kemana?"

"Mmm.. itu.. aku.. ing-".

"Tidak bisa, kita ada janji makan malam besok. Kau tidak boleh pergi!"

"Tapi appa-"

"Tidak ada tapi-tapian, kau tidak boleh pergi."

Kim appa pergi begitu saja setelah mengatakan titahnya tanpa mempedulikan Minah yang belum selesai berbicara. Minah yang melihat ayahnya keluar dari kamar hanya dapat menahan amarahnya.

"Eomma.." rengek Minah yang hanya dibalas senyuman oleh ibunya.

Minah hanya bisa pasrah karena setiap perkataan ayahnya adalah perintah mutlak yang tidak dapat ditentang oleh siapapun dirumah ini.

"Selamat datang." Seorang wanita yang kiranya seumuran dengan ibu Minah menyambut kedatangan keluarga Kim dengan ramah bersama seorang pria disampingnya yang Minah yakini adalah suaminya mempersilahkan Minah dan keluarganya masuk kedalam rumahnya. Tapi ada sedikit hal yang mengganggu Minah saat masuk kedalam rumah tersebut.

Foto Jeon Wonwoo!?

Banyak sekali foto Wonwoo yang terpajang di dinding rumah ini.

Minah berfikir apakah lelaki yang akan dijodohkannya mempunyai adik yang seorang penggemar Seventeen? Atau laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah Jeon Wonwoo? "Itu tidak mungkin" jawab Minah dalam hati.

Tapi jawabannya tersebut langsung terpatahkan saat ia melihat laki-laki turun dari tangga mengenakan pakaian casual yang bisa saja tetapi terlihat sangat menarik dimata Minah.

Ya itu Jeon Wonwoo.

TBC