Aaaah… bikin fic baru lagi? Gak kok ini cuman versi baru dari Angel's Heart yang saya hapus karena merupakan produk gagal, jadi ceritanya mungkin rada sama yaaa… mungkin sekitar 1% lah. Loh? Dikit bener? Iyaaa… namanya juga versi baru *pengulangan kata yang gak penting banget* Langsung sajooooo…
.
Disclaimer
Bentangin spanduk sepanjang 20 meter bertuliskan "Bleach Milik Tite Kubo Seorang!!!"
.
Sumary :
Ishida Uryuu, hn… seorang Quincy yang tiba-tiba saja beralih profesi menjadi seorang cupid. Ah… what going on exactly? Mau tahu kegilaan dan kerepotan apa yang akan dialami Quincy terakhir ini? Silakan membaca dan jangan lupa merepiu ya…
.
Panah Cupid Sang Quincy
Romance/Humor
presented by shiNomori naOmi
.
.
.
Chaptire 1
Agreement
"Ne… ne… kenapa aku musti ke dunia manusia? Ini merepotkan sekali."
Seorang bocah dengan hakama berwarna hitam mulai berkeluh kesah. Sebuah busur panah yang juga kecil –sesuai ukurannya yang masih bocah- terlihat tergenggam erat di tangan kanannya dan un… tunggu ia memiliki sebuah lingkaran berupa cincin di atas kepalanya? Ah… apa yang dilakukannya di tengah kota Karakura yang sedang sibuk-sibuknya ini?
Maklum… hari Minggu. Hari di mana sebagian besar manusia menghabiskan waktu untuk sekedar refresing guna menghilangkan rasa penat selama satu minggu menjalankan aktivitas yang lumayan membosankan.
Ia menelusuri jalanan yang sedikit ramai itu. Sedikit rasa bosan menyerangnya saat ini. Tunggu! Sebenarnya siapa dia dan mengapa ia berada di sini?
-Flashback-
"Kusajishi Yachiru!" panggil seorang kakek berkepala botak. Suaranya yang dalam dan berat membuat dirinya terlihat berwibawa.
"Hai!" jawab seorang bocah perempuan berambut pink sebahu semangat. Mungkin dilihat dari fisiknya, sebagian besar akan mengira bahwa umurnya masih sekitar 5 tahunan. Matanya terlihat berbinar, menunjukkan sepasang sorot mata kegembiraan khas anak kecil.
"Kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini?" Sang kakek menangkupkan kedua tangannya di atas meja, menyangga dagunya yang ditumbuhi jenggot berwarna putih yang cukup panjang. Matanya yang sipit sekilas terlihat seperti terpejam.
"Ungg… Yama-jii mau memberikanku permen, kan?" tebak Yachiru dengan penuh harap.
"Hn…," Yamamoto menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak sopan!" Ia menatap sang Kusajishi tajam dan bocah itu pun hanya bisa menelan ludah.
'Sepertinya tidak baik.'
"Selama ini, sebagai shinigami kau belum pernah sekalipun melawan hollow. Benar bukan?"
"Aku selalu bersama Ken-chan saat kami melawan hollow," sahut Yachiru membela diri.
"… dan Kenpachi-lah yang melawannya, sedangkan kau hanya bersembunyi saja. Benar?"
"Itu karena Ken-chan tidak mau aku terluka."
"Artinya?" Yamamoto mengangkat alisnya.
"Uuung… aku belum pernah sekalipun melawan hollow," jawab Yachiru polos.
Bingo! Pancingan Yamamoto Soutaichou agar Yachiru mengakui kelalaian tugasnya berhasil. Yamamoto tersenyum penuh kemenangan.
"Ah," desah Yachiru begitu menyadari dirinya terjebak. "Ja- jadi?"
"Aku tahu bahwa Kenpachi tidak akan memaafkanku bila memberimu tugas yang berbahaya. Oleh karena itu…," Yamamoto membuka matanya yang sipit. "Kau akan aku tugaskan menjadi dewa cinta. Targetmu adalah 100 pasangan dan…"Yachiru mengkerutkan alisnya. "… jangan harap kau bisa kembali ke Seretei bila tidak bisa memenuhi targetmu itu!" ujar Yamamoto dengan tatapan mata tajam.
"Huh… itu mudah sekali, Ojii-san," ujar Yachiru seakan meremehkan tugasnya.
"Kau yakin?" Yamamoto tersenyum masam. "Jangan kira kau bisa sembarangan menembakkan panah dewa cinta ke semua orang, Kusajishi fukutaichou."
Yachiru tersentak kaget karena kakek itu mengetahui jalan pikirannya. "Maksudmu apa?"
"Panah itu hanya berhasil pada pasangan yang memang sudah ditakdirkan," jelas Yamamoto. "Kau akan berangkat besok pagi dan semuanya telah dipersiapkan oleh Unohana taichou. Jadi pergilah ke Divisi 4 segera," perintahnya.
"Hai," ujar Yachiru lemas seraya menundukkan kepalanya.
-Flasback End-
"Haaaah…! Aku kangen banget sama Ken-chan," ujarnya seraya menatap langit pagi yang cerah di kota Karakura. "Aaah… ini membosankan sekali. Dasar Yama-jii, dia kurang kerjaan sekali menyita zanpakutou-ku dan memberikanku panah kecil ini," keluhnya sambil menatap sebal panah berwarna putih perak yang tergenggam di tangan kanannya.
Sesaat kemudian matanya berbinar begitu melihat sepasang muda-mudi yang sedang bercengkeraman di taman.
"Ufufufu… akhirnya target pertama," ujarnya sambil bershunpo ke arah mereka. Ia mulai merenggangkan busur panahnya dan membidikkan ke arah target. Namun sesaat kemudian ia merasa ragu, alisnya berkerut. "Um… aku musti memanah di bagian mana ya?" tanyanya pada diri sendiri sambil menyentuh bibirnya dengan telunjuk kiri. Ia menyesali perbuatannya saat di soul society tadi malam. Penjelasan Unohana taichou hanya dianggapnya sebagai angin lalu saja karena ia tertidur di kelas.
Grrroaaarrr! Grrroooarrrrr!
"Eh? Hollow? Aaah… gawat!" ujarnya sambil menepuk jidatnya yang mungil eh... masih kecil. Kaget juga dan saat ini dia hanya bisa bershunpo melarikan diri kalau ingin nyawanya selamat.
Ia pun hanya bisa berlari menghindari kejaran hollow tersebut, ya… walaupun ia termasuk hollow yang lemah tapi untuk saat ini memangnya apa yang bisa ia perbuat selain melarikan diri? Zanpakutou yang disita dan kemampuan kidou yang di bawah rata-rata. Sempurna sudah hari pertamanya sebagai dewa cinta.
Blast!
Ribuan anak panah berwarna biru meluncur ke arahnya. Yachiru yang sejak tadi pandangannya beralih ke depan dan belakang untuk sekedar memastikan sang hollow sudah tak terlihat sontak kaget. Ia pun menghindarinya namun sayang… kecepatan dan refleksnya tidak terlalu bagus saat ini. Satu buah panah melesat dan menembak busur panahnya. Membuatnya hancur berkeping-keping. Yachiru pun terlempar dan menabrak batang pohon.
"Uuugh!" Ia meringis kesakitan. Ia berpikir seandainya ada Ken-chan di sampingnya hal ini tidak akan terjadi. Oh… betapa ia sangat merindukan sosok kapten psikopat itu.
"Hn… hollow yang lemah," ujar seorang pemuda berkaca mata dan berambut hitam kebiruan. Sebuah busur panah besar terlihat tergenggam erat di tangan kirinya. Ia memperbaiki letak kacamatanya, mencoba untuk mempertajam fokus pandangannya pada sebuah sosok yang tergeletak tak berdaya di depannya. Kabut yang cukup tebal di daerah itu memang sangat menganggu indera penglihatan.
"Bukankah dia...," ujarnya begitu ia sampai pada sosok itu.
.
.
Yachiru mengerjap-ngerjapkan matanya. Ah… ternyata ia berada di sebuah kamar yang bernuansa putih. Semuanya putih. Di sisi kirinya terdapat satu set meja dan kursi belajar dan di depannya terdapat sebuah almari kaca yang berisi berbagai macam boneka. Ia bingung sebenarnya ia ada di mana.
"Oh… kau sudah bangun ternyata," kata seorang pemuda yang masuk ke kamar itu sambil membawa sebuah nampan berisi secangkir teh dan sepiring cake.
"Ishi-kun!" sapa Yachiru ceria.
"Tch… jangan memberi nama panggilan orang sembarangan, Kusajishi-san," kata Ishida dingin.
"Uung… kenapa aku di sini?" tanya Yachiru bingung.
Ishida menyodorkan cangkir teh kepada gadis kecil itu. "Seharusnya aku yang bertanya kenapa kau ada di sini? Tanpa Zaraki pula," katanya seraya menaikkan kaca matanya.
"Aku jadi dewa cinta," katanya sambil menyesap tehnya. "Kue!" pintanya.
Ishida sweatdrop. "Kau pikir aku sebodoh itu untuk mempercayai kata-kata bocah sepertimu hah?!" ujar Ishida setengah sewot. Gak mungkin gitu loh shinigami alih profesi jadi dewa cinta. Sungguh bertolak belakang.
"Terserah," Yachiru cemberut. "Pokoknya Ishi musti tanggung jawab."
"Emang apa salahku? Seenaknya saja," bantah Ishida yang kini duduk di kursi belajarnya sambil bersedekap. Perempatan kecil menyembul di dahi kirinya. Kesal.
"Ishi sudah menghancurkan panah dewa cintaku," ujarnya seraya mencomot cakenya yang ke-5. "Targetku 100 orang dan aku gak bisa kembali ke Seretei sebelum memenuhinya."
"Apa peduliku?" kata Ishida cuek.
"Ne… ne…," Yachiru sudah nemplok di punggung Ishida yang semakin kesal. "Kau memiliki busurnya dan aku kehilangan busurku," ujarnya seraya merangkulkan kedua tangan kecilnya di leher Ishida. "Karena kau!"
"Lantas?" kata Ishida datar.
"Kau tahu sendiri kan apa maksudku?" ujar Yachiru lagi yang tiba-tiba kini sudah berada di depan Ishida dengan muka bak detektif.
"Kau ingin meminjam busurku, begitu?" Ishida mengangkat sebelah alisnya. Yachiru mengangguk. "Tidak mungkin."
Yachiru menggelengkan kepalanya. "Bukan aku yang akan memakainya tapi Ishi-kun dengan… panah dewa cintaku."
"… dan kau mau melemparkan tugasmu itu kepada orang lain? Dasar bocah. Tidak bertanggung jawab," tolaknya lagi yang membuat Yachiru ingin menangis. Matanya sudah sembab tapi Ishida tida peduli. "Lupakan saja. Aku tidak mau."
"Huweeeee^! Ken-chaaaannnn… Ishi-kun jahaat!" tangis Yachiru yang memekakkan telinga pun akhirnya pecah.
"Eh? Ah…," desah Ishida. Ia pun terpaksa menenangkan Yachiru. "Baiklah… baiklah aku akan menerimanya."
Yachiru mengusap air matanya. "Benarkah? Hurrraaayy! Yey Ishi baik deh!" ujar Yachiru ceria seraya meloncat-loncat di atas tempat tidur Ishida.
'Sial… aku dijebak. Aku memang lemah terhadap air mata,' batin Ishida menangisi nasibnya. "Tapi dengan satu syarat," katanya kemudian.
"Hum?" Yachiru menghentikan aktivitasnya, menatap sang Quincy penuh tanda tanya. "Apa?"
"Tidak boleh seorang pun mengetahui hal ini. Tidak dengan shinigami, teman-temanku, semua orang dan khususnya… Kurosaki. Ingat itu," Ishida memberikan peringatan.
"Oke-oke. Lagipula kalau Kakek itu tahu, aku bakalan gak bisa balik seumur hidupku," kata Yachiru menyetujui kesepakatan itu. "… karena ada ini," Ia menunjuk pada lingkaran berwarna emas di atas kepalanya. "Sebelum dia hilang aku gak bakalan bisa pulang."
"Bagus."
"Tapi… Ishi-kun," ujar Yachiru dengan mata yang berkaca-kaca lagi.
"Apa?"
"Aku tinggal dengan Ishi ya di sini? Kumohon…," Yachiru mengeluarkan puppy eyes no jutsu.
"Tch Quincy bukanlah partner seorang shinigami. Lagipula biasanya mereka tinggal di tempat Kurosaki atau Inoue-san, kan?"
"Uuugh… ayah Kurosaki menyebalkan dan masakan Hime gak enak. Huweeeek…," kata Yachiru dengan bibir mengerucut. "Ne… lagipula makanan di sini jauh lebih enak," ujarnya seraya melirik piring cake yang telah habis dari tadi.
"Baiklah. Huh… dasar anak-anak," ujar Ishida pasrah sambil geleng-geleng kepala.
'Yaaa lebih baik dia ada di sini untuk lebih menjaga rahasia. Siapa tahu dia terlalu polos dan tiba-tiba keceplosan. Haaah… bisa hancur image dan kebanggaanku sebagai Quincy. Tapi tunggu… apa kata dia tadi? Bila lingkaran emas itu tidak hilang maka ia tidak akan bisa kembali?! Oh… tidak, sampai kapan aku harus bersama bocah ini?' batin Ishida merapati nasibnya lagi.
.
B-E-R-S-A-M-B-U-N-G
.
Fuuuh… akhirnya bisa juga bikin versi barunya… soalnya yang Angel's Heart terlalu suram dan kurang gimana gituuu *kurang kuah kale ya?* Sebenarnya saya lagi pengen aja bikin dengan tokoh Ishida, huuh… soalnya akhir-akhir ini ntu makhluk satu jarang banget nongol di fandom *dipanah Uryuu*
Hey… hey… jangan mengira ini bakalan jadi crack pairing romance antar Ishida dan Yachiru ya! Gak mungkinlah… ntar malah jadi kayak pedo dongk. Gak cocok banget, Yachiru hanya untuk Ken-chan *loh?*
So… minna-san, mind to review?
