wow... sambil mikirin lanjutan fic biadab lain, mari kita sorot Red dari Game yang telah terlupakan. jadi, enjoy, dan rasakanlah kesedihan Red yang telah terlupakan.
I don't own Pokemon and It's Character.
The Forgotten Character
-xxxxxx-
Dia telah terlupakan.
Tidak ada yang mengingatnya.
Hanya berdiri disana. Mematung tanpa arti.
Memikirkan nasibnya yang terlupakan.
Sejak diluncurkannya tokoh baru, dia sudah dilupakan.
Dia hanya karakter hitam putih tak berarti. Semua petualangan, semua keyakinan, semua harapan, telah terlupakan.
Kini yang bisa dilakukannya hanya meratapi nasibnya.
Menjadi karakter pertama tidak selalu menyenangkan. Memang, dia yang pertama kali terkenal. Tapi, dia juga akan menjadi yang terlupakan.
Semuanya... terlupakan.
Yah... terlupakan.
Semuanya lebih menyukai tokoh lain. Yang lebih berwarna. Yang lebih menarik. Lebih menarik daripada mengalahkan tim Roket. Lebih menarik daripada petualangnya. Lebih menarik daripada kengerian dari Kota Lavender.
Dia tidak menarik. Tidak menyenangkan.
Dulu anak-anak senang bermain dengannya. Dulu anak-anak senang mengalahkan tim roket dengannya. Dulu anak-anak senang mengarungi lautan dengannya.
Tapi itu dulu.
Waktu tidak akan bisa berputar balik. Waktu tidak bisa berputar kembali kearahnya. Waktu telah meninggalkannya sendiri. Di belakang. Di masa lalu.
Dan tidak akan bisa kembali, membawanya ke masa depan.
Kini anak-anak telah membuangnya. Anak-anak telah menyiksanya. Anak-anak telah membuatnya bertemu dengan mimpi buruknya.
Terlupakan. Hal termengerikan yang pernah ada. Terlupakan.
Ketika dulu kita terkenal, kita yakin seyakin-yakinnya kita, kita tidak akan terlupakan. Tapi, setelah itu, kita akan tertinggal oleh waktu. Terlupakan. Ketenaran kita akan terkikis oleh waktu. Sebesar apapun usaha kita untuk mencegahnya.
Red.
Red telah terlupakan.
Red telah musnah.
Oleh Waktu.
-xxxxx-
Terima kasih. Telah bermain denganku.
Kini, bersenang-senanglah dengan dia.
Dengan Touya, Touko, atau dengan siapapun.
Pergilah. Lupakan aku.
Aku sudah terlanjur terkikis habis oleh waktu.
Sekali lagi...
Terima kasih...
Jauh... dari lubuk hatiku...
Kalau aku mempunyai... Hati...
Repiu?
