Disclaimer : Love that Touches (Rima Sawinda 'Mimin QiuwenS')

Genre : Conflik, FriendShip, adventure, Love

Pair : Wenwen Han and Zhenwei Wang

QiuwenS Indonesia Hanwenwenfans

.

.

.

Dua hari yang lalu, adalah hari yang tidak menyenangkan, khususnya bagi masyarakat Beijing, China. Suatu kecelakaan besar terjadi, dan mengakibatkan beberapa meter ruas jalan macet parah. Tabrakan beruntun terjadi, hingga puluhan mobil rusak berat.

Tidak hanya kendaraan, si pengendara pun terancam menjadi korban. Begitu juga yang terjadi oleh pemuda yang bernama Zhenwei Wang. Ia harus izin dari kuliahnya selama dua hari, karena mengalami kecelakaan dalam peristiwa tersebut.

Tangan dan kakinya hanya mengalami luka lecet dan tidak membahayakan masa depan wushunya. Namun ia mengalami luka yang lumayan dibagian kepalanya. Tapi itu juga tidak membahayakan hidupnya, terlebih lagi memori yang tersimpan didalamnya. Namun ia benar-benar shock terhadap kecelakaan yang menimpa dirinya, hingga ia tidak bisa mengingat dengan jelas, bagaimana kronologis peristiwa itu terjadi.

Dokter yang merawatnya mengganti perban yang ada dikepalanya. Dengan perlahan dokter itu membalut perban baru dikepala Zhenwei.

"Kau sudah lumayan pulih. Bagaimana perasaanmu?" Tanya Dokter itu sambil terus membalut kepala Zhenwei.

"Lebih baik. Aku sudah boleh pulang?" Balas Zhenwei langsung pada intinya. Dokter itu hanya tertawa mendengar pertanyaan Zhenwei.

"Memangnya kau tidak betah disini? Apa pelayanannya kurang memuaskan hatimu. Kenapa terburu-buru seperti itu?" Zhenwei hanya menghela napas panjang sebelum melanjutkan.

"Tidak ada orang yang ingin berada dirumah sakit terus-menerus. Aku mahasiswa, aku kuliah, aku wushu, aku gamer, banyak hal yang kulewatkan ditempat ini." Dokter itu kembali tersenyum mendengar perkataan Zhenwei.

"Memang. Tapi ini baru dua hari. Lagipula kau masih belum pulih sepenuhnya." Zhenwei mendecakkan lidahnya, menandakan kekesalannya terhadap Dokter yang berada dihadapannya.

"Permintaan pasien harus dihargai kan Tuan?" Dokter ini hanya menunduk, sebelum melanjutkan.

"Haah~ padahal ada banyak hal yang ingin kubagikan denganmu. Dua hari ini aku merasa kesepian, karena bidadariku.. Aahh, tak perlu dijelaskan. Kau tidak akan mengerti." Zhenwei mengernyitkan dahinya. Ia menatap mata dokter ini dengan tajam. Walaupun ia sembunyikan, tapi mata dokter ini sekilas seperti berkaca-kaca.

"Yaah, malam ini kau boleh pulang." Sambung dokter sambil meninggalkan Zhenwei.

...

Dan benar saja, malam harinya Zhenwei telah mengemasi semua barang-barang rumah sakit. Ia melepaskan pakaian kemeja dan celana putih yang ia kenakan, dan meletakkannya kembali. Zhenwei mengenakan baju saat ia kecelakaan. Walaupun baju itu sudah dicuci, dan tidak ada bekas darahnya lagi, tapi baju ini tetap harus dimusnahkan nantinya. Kalau tidak, akan membawa sial. Itu kepercayaan masyarakat tiongkok.

Setelah menyelesaikan semua registrasi rumah sakit, pembayaran dan lain sebagainya. Akhirnya Zhenwei bisa keluar bebas dari tempat ini. Walaupun harus pulang malam-malam, itu tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah meninggalkan tempat yang didominasi warna putih ini.

"Mm, Dokter yang merawatku tidak datang?" Tanya Zhenwei pada suster saat ia melakukan pembayaran.

"Tidak terlihat sejak tadi." Sahut suster itu. "Terimakasih sudah melunasi.." Sambungnya setelah selesai menerima uang dari Zhenwei.

Zhenwei bergegas meninggalkan rumah sakit dan berjalan menuju lorong yang akan membuatnya sampai ke tempat parkir, sambil membawa tas saat ia akan berangkat wushu dua hari sebelumnya.

Namun ada sesuatu yang membuat perasaannya tidak nyaman. Lorong ini begitu sepi dan hanya diterangi dengan beberapa lampu remang-remang. Zhenwei merasakan dingin dan panas pada bagian belakang lehernya. Dengan perlahan Zhenwei berjalan sambil menengok kesekelilingnya.

"Harusnya aku lewat lift tadi." Keluh Zhenwei. Jujur saja, ia memang bukan orang yang penakut, tapi ia sedikit tidak nyaman melewati tempat ini. Dan tiba-tiba, kekhawatiran Zhenwei benar.. Ada suara perempuan yang bergetar-getar.. Seperti menangis atau sedang meratap.

Zhenwei merasa suara itu begitu jauh.. Kalau itu hantu, berarti dekat kan?

Dengan cuek Zhenwei tetap melangkahkan kakinya walaupun suara itu benar-benar mengganggu.

Saat berbelok disuatu lorong, Zhenwei sedikit terperanjat begitu melihat sesosok wanita menggunakan baju putih, berambut panjang, sedang berjongkok disudut lorong sambil menghadap ketembok.

Kalau manusia? Kenapa dia seorang diri disana? Kenapa menghadap ketembok? Kenapa menangis, dan tidak ada orang yang mendengarnya? Dengan perlahan, Zhenwei menghampiri sosok perempuan itu.

"Ck, ku kira hantu." Kata Zhenwei begitu mendekat pada perempuan itu. Perempuan itu terlihat terkesiap kaget begitu mendengar suara Zhenwei yang berada tepat dibelakangnya sambil ikut berjongkok.

"Aku memang hantu." Sahut perempuan itu begitu bertemu pandang dengan Zhenwei.

"Memangnya ada hantu yang pakai mini dress?" Perempuan itu menoleh kebajunya, dan menatap Zhenwei kesal.

"Apa yang kau lihat?! Aku ini memang hantu!" Bentaknya sambil menutupi pahanya. Zhenwei hanya tertawa sinis seperti menyombongkan diri.

"Kalau hantunya cantik, akan kuperkosa.. Tidak akan hamil kan? Kalau jelek, akan kututup wajahnya pakai bantal!" Ejek Zhenwei pada perempuan ini.

"Jadi aku cantik atau jelek?" Zhenwei mengangkat satu alisnya.

"Cantik." Singkatnya. Perempuan itu langsung menutupi dadanya dengan kedua lengan seperti bentuk silang. Zhenwei menatapnya datar, setelah itu pemuda yang sejak tadi berjongkok dibelakang perempuan ini langsung berdiri.

"Tak akan kulakukan. Aku bercanda." Perempuan itu menghela napas panjang.

"Lalu kenapa kau sendiri disini? Kau menangis ya?" Tanya Zhenwei begitu perempuan itu berdiri dan berhadapan dengannya.

"Karena aku memanggil orang-orang. Tapi mereka tidak mendengar, dan seperti tidak melihatku. Jadi aku simpulkan, kalau aku hantu.. Lalu.. Kenapa kau bisa melihatku?" Zhenwei mengernyitkan dahi dan tak membalas tatapan perempuan didepannya.

"Berhenti bicara hal konyol." Respon Zhenwei sambil meninggalkan perempuan ini.

"Tu.. Tunggu.. Jangan tinggalkan aku." Katanya sambil berlari kecil mengejar Zhenwei. Zhenwei menghentikan langkahnya.

"Kenapa lagi?" Tanya Zhenwei sambil berbalik.

"Karena.. Hanya kau yang bisa melihatku." Zhenwei terdiam sesaat. Setelah itu ia kembali membalikkan badannya dan kembali meninggalkan perempuan ini.

"Heeii.. Kau meninggalkanku lagi." Rengek perempuan itu lagi sambil kembali berlari kecil mengejar Zhenwei yang berjalan cepat.

Zhenwei menghentikan langkahnya secara mendadak, dan membuat perempuan ini kaget, hingga ia tidak dapat menghentikan langkahnya sendiri dan mengakibatkan tubuhnya menabrak punggung Zhenwei. Namun apa yang terjadi? Tubuh perempuan ini menembus tubuh Zhenwei, hingga ia tersungkur dihadapan Zhenwei tanpa menyentuh tubuh laki-laki ini.

Zhenwei terlihat benar-benar kaget dan kebingungan terhadap peristiwa yang menimpanya beberapa hari ini. Pertama kecelakaan, kedua bertemu dengan perempuan aneh. Apa benar perempuan ini adalah hantu?

Perempuan itu mengusap-usap telapak tangan dan lututnya seolah membersihkan debu. Sementara Zhenwei, ia mundur perlahan dengan ekspresi yang membingungkan. Entah kaget, bingung, dan perasaan aneh lainnya. Perempuan itu mengadahkan kepalanya menatap Zhenwei.

"Kau takut padaku?" Tanya perempuan itu seolah memelas. Zhenwei menggelengkan kepalanya, seolah melepaskan lamunan yang menghantui dirinya.

"Kau benar-benar hantu?" Perempuan itu mengangguk dengan pelan.

"Apa kau.. Akan meninggalkanku?"

To be continue..