Melqbunny presents

When the camera off

An Alternate Universe fanfiction

Pairing : Homin (Jung Yunho X Shim Changmin)

Rate : T

Length : Oneshot

Disclaimer : I own the story only, but whatever

.

.

.

"Cukup! Jangan katakan! Kumohon…"

Pria yang lebih tinggi menggelengkan kepalanya, saat ini sama saja bagi mereka berdua. ini sulit. Sangat sulit. "tidak bisa lagi… ini harus kita hentikan… kita saudara…"

"Tidak… tidak, tidak, tidak!"

"Aku mencintaimu…"

"CUT!"

Suara itu mengejutkan semua orang. "Jung! Kau ini bisa acting tidak? Kau membuatku ingin muntah!"

"Su… sutradara…" sang asisten berusaha menenangkan amarah atasannya.

"Istirahat!" tahu-tahu sang sutradara mengumumkan. "20 menit!" sutradara menatap aktor utama dengan tatapan yang sangat tajam, tapi yang ditatap tetap tenang. "Kuharap setelah ini aktingmu bakal lebih baik."

Aktor jung tidak menjawab, Cuma mencibirkan bibirnya. Terlihat imut untuk semua orang disana, kecuali sutradara yang langsung pergi. Aktor Jung. Jung Yunho. Aktor yang terlihat cool tapi ramah dan baik hati dan kadang terlihat imut. semua orang yang pernah bekerja bersamanya selalu berpendapat kalau dia hebat, tak heran dia mendapat benyak penghargaan untuk film-film yang dibintanginya. Bahkan sutradara terkenal dan kritikus film memujinya. Tapi sutradara muda yang satu ini entah kenapa sering sekali membuat Yunho harus mengulang adegan berkali-kali, padahal kru saja selalu terdiam da menahan nafas karena terpesona oleh aktingnya. Dia juga sering kena marah, tapi toh Yunho selalu tenang saja. Tenang, dari luar. Nyatanya Yunho akan merenungkannya dan memperbaiki aktingnya. Selalu begitu.

oo()()()oo

Kim Junsu, lawan main Yunho. Dia sebenarnya fans Yunho dan mendapat peran ini bagai mendapat durian runtuh. Siapa tahu aktor muda terkenal itu bakal jatuh cinta padanya. Hal seperti itu bisa saja terjadi, kan? Apalagi dengan peran mereka sebagai sepasang kekasih yang ternyata adalah saudara. Cerita yang ironis, harus jatuh cinta pada saudara sendiri. Akhirnya sang kakak, Yunho, memilih untuk memutuskan hubungan mereka dengan tetap menyimpan rasa cinta itu. Adegan yang baru saja terhenti tadi harusnya jadi saat Yunho memutuskan Junsu, dan menyatakan kalau dia akan terus mencintai Junsu kapanpun. Tapi tidak bersama. Salah. secara social. Kau bisa merencanakan menikah dengan siapa tapi tidak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa.

oo()()()oo

Saat ini Junsu sedang berada di dekat van Yunho. Pemiliknya sih tidak ada di dalam van. Dia ada diluar duduk dengan kursi lipatnya sambil mengetik sesuatu di smartphonenya. Yunho selalu tersenyum. "Hyung?" Junsu menginterupsi.

"Ah, Junsu. Ada apa? Sini… duduklah" Yunho mempersilahkan Junsu untuk duduk di kursi lipat yang sebenarnya punya sang manajer yang memang teman akrab Yunho. Kapan Yunho tidak bisa akrab dengan orang lain?

"Hyung punya pacar ya?"

"Eh? Kok bertanya begitu?"

"Rumornya sih nggak ada, tapi kan artis biasanya menutupi hubungan dengan orang lain"

Yunho menggoda Junsu. "Maunya jawaban apa?"

"Ah… Ah…" Junsu tergagap.

"Junsu itu lucu ya. imut lagi…. pasti banyak yang suka" Tahu-tahu handphone Yunho bergetar, sms, kebiasaan artis, hp dalam mode silent. Junsu sempat melihat caller id –nya. 'My baby deer'

"jadi… sudah punya pacar, kan?" tanya junsu setelah Yunho membalas sms. tidak heran. Yunho itu terkenal, banyak uang dan punya sifat yang pas sekali untuk dijadikan suami.

"Hhhh… Junsu-yah… aku ini payah ya? Kita sudah mengulang adegan tadi 5 kali." Alih-alih menjawab, Yunho mengalihkan pembicaraan.

"Yu… Yunho-hyung berakting dengan bagus kok, aku yang masih perlu belajar"

"Masalahnya dari tadi 'CUT'-nya gara-gara aku."

"Kurasa sutradara yang terlalu berlebihan."

Yunho tersenyum pada langit. "Ah, nggak. Walaupun masih muda tapi dia itu punya mata yang jeli. Sebenarnya aku sendiri merasa tidak bisa mengatakan dialog itu."

"Kenapa?"

"Habis aku mengatakannya pada orang yang tidak kucintai" muka Yunho terlihat sedih. Terlalu berlebihan menurut Junsu. Masa' gara-gara sebaris dialog, aktor sekelas Yunho bisa merasa serba salah begini.

Hati Junsu mencelos. Memang ternyata tidak ada harapan sama sekali. Dia setengah menduganya dari awal, harusnya tidak perlu merasa kehilangan seperti ini. Apa ini ya perasaan tokoh yang diperankannya? Tidak bisa mendapatkan cinta dari orang yang dicintai. "…Mungkin… Hyung harus berpikir kalau mengatakan itu pada orang yang dicintai. Dia pasti akan melihat filmnya kan? Anggap saja pernyataan cinta"

"Ah… itu sih tiap hari juga kulakukan. Kirim video juga. Masalahnya kalau aktingku terlalu menghayati dan dia jadi salah paham bagaimana? Aku bakal repot kalau dia ngambek."

"Antara sutradara atau kekasih ya? Repot juga. Maju kena mundur kena."

Yunho menghela nafasnya, kelihatan sekali kalau lelah secara mental "Dia itu cemburuan sekali Junsu-yah. Tiap hari akan mengancam 'Awas kalau ada main dengan orang di tempat syuting!'. Rasanya aku ingin berhenti jadi aktor."

"Eh? Eh? Jangan hyung. Acting hyung itu bagus lo, Waktu jadi petualang itu, lalu waktu jadi psikopat, jadi agen rahasia…" Junsu terlihat seperti anak kecil. Dia punya koleksi lengkap film-film yang dibintangi aktor 26 tahun itu.

Yunho berdiri lalu mengacak rambut Junsu sedikit karena gemas. Sedikit saja karena mereka masih harus syuting. "Terimakasih Junsu-yah. Ayo! Sudah saatnya kita kembali"

oo()()()oo

Beberapa bulan kemudian… Film yang dibintangi aktor Jung Yunho dan pemain drama musical, Kim Junsu berhasil memenangkan berbagai penghargaan. Jung Yunho mendapatkan penghargaan untuk aktor terbaik. Dan adegan yang paling banyak dibicarakan adalah adegan yang harus diulang 7 kali. Adegan dimana Yunho berkata 'Aku mencintaimu', yang akhirnya diambil dengan close-up, Yunho mengatakannya pada kamera. Banyak penonton yang seolah tersihir dan berkomentar kalau Yunho seolah mengatakannya pada penonton. Kalau melihat film itu sendiri, pada bagian ini pasti rasanya seperti mendapatkan pernyataan cinta dari aktor Jung Yunho itu sendiri.

Yang menjadi masalah, ada desas-desus yang mengatakan kalau Yunho mengundurkan diri dari dunia perfilman. Pihak manajemen yang menaungi Yunho sendiri belum memberi klarifikasi apa-apa.

Saat ini, semua kru film sedang berkumpul untuk barbeque. Barbeque di siang hari di dekat danau. Indah sekali. Semua memberi selamat pada Yunho meskipun dia membalasnya dengan sangat rendah hati. Mengatakan kalau itu adalah sebuah kerja tim. Semua terlihat gembira, tapi dari apa yang Junsu lihat, sepertinya ada kesedihan di wajah Yunho. Mungkinkah desas-desus itu benar? Pasti gara-gara pacar Yunho yang kelewat posesif itu. Kasihan Yunho, dia pasti sangat menyukai acting.

Junsu akhirnya bisa bicara berdua dengan Yunho, sekedar mengucapkan selamat dan terimakasih karena namanya kini melambung dan dia ditawari untuk beberapa iklan dan satu drama. "Hyung, kalau disuruh memilih antara acting atau kekasihmu sekarang, kau pilih mana?"

"Tentu saja aku memilih kekasihku Junsu-yah" Yunho menjawab dengan mantap. "Aku ini sudah menolak banyak film karena dia tidak suka dengan plotnya, ceritanya, pemeran lain. Pokoknya repot" Sedikit sombong tak apa kan? Toh itu memang benar.

"Hyung sangat mencintainya ya?"

"Tentu saja. Ah, mana sutradara kita ya? Padahal waktu syuting auranya mendominasai seluruh tempat, saat ini malah tidak terlihat batang hidungnya." Yunho mengganti topik pembicaraan, malas kalau ditanyai macam-macam tentang kekasihnya itu sambil mengejek sutradara galak itu terang-terangan.

Junsu tertawa kecil dengan ejekan Yunho barusan. Dia ingat tadi ada staf yang mengatakan sepertinya sutradaranya itu sedang tidak enak badan. "Mungkin ada di dalam pondok? Sepertinya sedang sakit"

Yunho memiringkan kepalanya sedikit. "Wah, jangan-jangan dia belum makan apapun? Kalau gitu sebaiknya kubawakan makanan"

Dia tahu kalau Yunho itu baik hati dan bukan tipe pendendam. "Hyung tidak marah padanya?"

"Buat apa? Dia itu sutradara. Kalau marah karena adegan tidak seperti yang diharapkan itu wajar."

"Benar Junsu-ssi. Kalau diluar tempat syuting. Sutradara itu baik kok. " Seorang staff yang kebetulan lewat dan mendengar percakapan mereka ikut menambahkan. Dia lalu duduk di sebelah Yunho untuk bergabung dalam perbincangan. Seolah tidak rela kalau Junsu salah persepsi.

oo()()()oo

Sutradara ternyata terlihat tidak sehat. Asistennya ingin membantunya berjalan keluar dari pondok tapi ditolak. Dia mau pulang duluan, tapi takut merusak pestanya.

Mungkin kena karma? - Pikir Junsu. Dia tidak suka sutradara ini karena sering memarahi Yunho. "Apa tidak apa-apa kalau pulang sendiri?" celetuk Junsu.

"Tentu saja berbahaya." Jawab Yunho. Entah sejak kapan Yunho memakai syalnya.

"Hyung mau pergi? tapi kan hyung bintang utamanya"

Yunho tertawa kecil. "Apa-apan itu. bintang utamanya ya kalian ini. Aku harus pergi. Maaf ya?"

Junsu belum sempat membalas apa-apa tapi Yunho sudah pergi begitu saja. Dia membantu sutradara untuk berjalan dan anehnya kali ini tidak ditolak sama sekali. "Kukira mereka itu bermusuhan?" Kata Junsu. Dia melihat Yunho membantu sutradara masuk ke mobil Yunho dan mereka berkendara bersama. Berdua saja karena manajer Yunho saat ini ada di dekat Junsu. "Mereka mau kemana ya?"

"Makam" Jawab sang manajer santai sambil menusuk-nusuk daging di piringnya. Junsu baru sadar sang Manajer dari aktor yang dia kagumi itu duduk disebelahnya.

Junsu menoleh. Dia tidak salah dengar, kan? "Makam?"

"Begitulah. 8 tahun lalu, di hari ini Yunho kehilangan Ayah dan adik perempuannya. Sedangkan sutradara kehilangan ibunya. Tadinya rencana pestanya besok, tapi karena banyak yang tidak bisa datang jadi dimajukan hari ini."

Junsu dan manajernya, Hyukjae memasang wajah bingung. "Mereka berdua? di hari yang sama?" tanya Hyukjae. Sebenarnya dia sejak tadi ada di dekat Junsu dan Yunho. Tapi dia tahu kalau sahabatnya itu ingin pendekatan dengan Yunho jadi diam saja. Sekalian menjaga Junsu, siapa tahu Yunho ternyata orang yang brengsek, ternyata Yunho memang lelaki baik-baik.

"Kecelakaan. Mereka bertiga ada di mobil yang sama. Ibu Yunho sudah meninggal 2 tahun sebelum itu, jadi sejak saat itu dia jadi yatim piatu…"

"kalau pak sutradara?"

"Pak sutradara masih punya ayah dan dua adik perempuan."

oo()()()oo

"Kau ini! Sudah kubilang jangan kebanyakan minum semalam kan?" Yunho berkata pada orang disebelahnya. Tapi hanya dibalas dengan diam. Yunho benar. dia kebanyakan minum semalam. "Masa kau mau mengunjungi orang tua kita dalam keaadaan seperti ini?" Orang di sebelahnya, sang sutradara, yang mabuk gara-gara hal yang tidak penting.

"Cerewet!"

"Changmin!" Yunho memperingatkannya untuk menjaga mulutnya, sebab dia yang salah.

"Iya aku tahu! tak akan terulang lagi, hyung"

Mendengar itu, Yunho sudah tak marah lagi. "Nah… kita beli bunga dulu untuk mereka."

"Beli kopi juga…" usulnya. Salahnya sendiri yang begadang semalaman dan masih minum sampai jam 4 pagi. Dia bukannya lemas karena sedih, tapi lebih karena dia mabuk. Keuntungannya, dia dan Yunho bisa meninggalkan pesta barbeque karena Changmin terlihat pucat dan lemas.

oo()()()oo

Pulang dari makam, Changmin hanya tidur. dia mengantuk. sangat. Sesampainya di parkiran basement apartemen, Yunho membangunkannya. "bangun!"

Changmin mengucek matanya. "Hyung! Pesan makanan ya!"

"Iyaa… ayo turun!"

Mereka berdua turun dan berjalan bersama tanpa bersentuhan sama sekali. Yunho sih terus-menerus mengawasi satu-satunya yang dia miliki saat ini. Peninggalan ibu tirinya. Kedua orang tua Changmin sudah berpisah dan kebetulan ibu Changmin menikah dengan ayah Yunho. Saudara tiri. Tapi karena nama Changmin menggunakan marga ayahnya, tak banyak yang tahu tentang ini. lagi pula semenjak kecelakaan itu, harusnya mereka tak perlu lagi jadi saudara tiri. Hanya saja, waktu itu dari pada tinggal dengan ayah dan kedua adik perempuannya, Changmin lebih memilih tinggal dengan Yunho. Dia tidak ingin Yunho kehilangan semua hal dalam hidupnya.

Sesampainya di apartemen, Changmin langsung berbaring di sofa. Yunho sibuk memesan makanan lewat telpon. Changmin tidak perlu memilih apapun, Yunho yang akan mengurus semuanya. Karena masih harus menunggu lama, Changmin menyalakan tv. Infotainment. Dia bukan orang yang peduli soal dunia pribadi selebriti, kecuali satu orang. Yunho. Dan muka Changmin lansung tertekuk mendengar kabar tentang Yunho yang dikabarkan berpacaran dengan Kim Junsu.

Sebuah bantal tahu-tahu melayang, untung Yunho sempat menangkapnya. Pas sekali dia baru menutup telponnya. "Apa-apaan itu?"

"Kau pacaran dengan Kim Junsu? Kenapa aku tidak diberi tahu?"

"Kukira kau tidak peduli"

"Yah! Kita ini tinggal bersama!"

"Itu Cuma gossip. Aku kan cuma mengantarnya pulang karena van-nya mogok. Manajernya juga ikut kok, tapi dia tidur di belakang"

"Kau ini terlalu baik, hyung!" Dia tahu kalau Kim Junsu ini sebenarnya menyukai Yunho, sialnya dia baru tahu setelah syuting dimulai. Kalau tahu sejak awal, dia akan cari aktor lain.

"Dan kau ini terlalu berlebihan Changmin-ah! Hhh… bertahun-tahun ini aku selalu gagal punya pacar, semuanya gara-gara adik laki-lakiku yang manjanya luar biasa ini"

"Maaf deh kalau manja. Lagi pula aku ini bukan adikmu. Maaf saja, aku tidak sudi."

"Terserah kau saja… aku mau mandi."

"Pembicaraan ini belum selesai hyung!" Changmin seolah memperingatkan.

Yunho tetap berjalan ke kamarnya dengan cuek. "Aku kan tidak pergi kemana-mana"

oo()()()oo

"Hyuuung! Makanan sudah datang!"

"Iyaaa…." Yunho keluar dari kamarnya dengan celana pendek hitam dan kaus putih. Changmin sudah menata makanan di meja ruang tamu. Kebiasaan mereka. malas menggunakan ruang makan. "Lanjutkan yang tadi!" kata Yunho.

"Jadi?"

"Apa yang jadi?"

"Kau akan berhenti jadi aktor? Yakin? Kenapa?" Alih-alih bertanya tentang pacar, Changmin bertanya tentang desas-desus yang bahkan tadi sudah disiarkan di TV saat Yunho mandi.

Yunho memasang muka malas. "Karena kau, bodoh!"

Changmin mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa aku?"

"Kau itu sutradara yang luar biasa Shim! Tapi kau juga kekasih yang posesif. Kalau dua orang yang berbeda itu wajar, tapi kau itu bertingkah seolah punya dua kepribadian. Apa-apaan itu memarahiku karena aku kesulitan mengucapkan dialog dengan penuh penghayatan. Yang di depanku itu bukan kau, tapi orang lain!"

"Katanya professional? Kau harus terlihat mencintainya donk!"

Yunho mendengus. "terlihat mencintainya. Lalu begitu sampai dirumah aku bakal dibantai oleh Changminie yang cemburu karena aku mengatakan semua kata cinta pada lawan mainku. Mana yang tidak professional? Aku atau kau?"

Changmin cemberut. Yunho 100% benar. Dia ingin filmnya sempurna, dan Yunho punya masalah dengan mengatakan cinta pada orang lain. Dia tahu kapan Yunho benar-benar mengatakannya dengan sepenuh hati atau tidak. Tapi dia tidak suka kalau Yunho mengatakannya sesempurna itu pada orang lain yang bukan dirinya. Resiko sutaradara yang pacaran dengan bintang utama. Terutama, film cinta. "Dua-duanya" Changmin mengatakannya dengan pelan dan menunduk. Malu dan menyadari sepenuhnya dimana masalahnya. Masalahnya ya dia ini. Mana mungkin dia tidak posesif kalau hyungnya, kakak tirinya, kakak kelasnya, orang yang menghidupinya sejak ibunya meninggal, pacarnya, kekasihnya, mesra-mesraan dengan orang lain didepan matanya. Benar-benar bermasalah karena dia sutradaranya. Serba salah bagi mereka berdua, terutama dia. Sebaliknya, sebenarnya Yunho berakting dengan baik, tapi Changmin sering tidak tahan melihatnya.

"Huh!" Yunho lalu meminum green tea yang ada di meja.

Changmin mulai panik, dia tahu Yunho kesal. Tinggal bersama selama 8 tahun lebih, mereka sudah terlalu mengenal satu sama lain. "Hyuuung…"Changmin memanggil Yunho manja. "Hyung marah ya?" Changmin mendekati Yunho, menarik-narik lengan kaus Yunho.

Yunho menghela nafasnya, mau sampai kapanpun mereka ini tidak bisa marah terlalu lama kepada satu sama lain. "Iya. Aku marah." Tapi tidak ada kemarahan di nada suaranya.

"… Hyung masih marah…"

Yunho menarik Changmin dan langsung mengecup pipi Changmin sekilas. "Sudah Changminie, habis ini lebih baik kita tidak bekerja sama lagi. Bahaya kalau kamu kebanyakan marah-marah. Bisa cepat tua."

"Kau tidak mau main di film-ku lagi?" Changmin cemberut lagi, sebal. Jung Yunho itu aktor yang luar biasa dan jaminan film yang sukses.

"Lain kali kalau mau melibatkan aku di film-mu jangan suruh aku mengucapkan dialog seperti itu! buat film thriller saja!"

"Nggak suka lihat hyung ketakutan…"

"Kau ini… merepotkan sekali… Lebih baik aku berhenti acting saja…"

"Yakin?" Itu keputusan Yunho sih. Sesuka apapun dirinya dengan acting Yunho, ada masalah juga kalau membiarkan kekasihnya ini terlalu dekat dengan orang lain.

"Kalau kau masih mau aku hidup lama, jangan beri aku stress seperti itu lagi!"

"Nggak janji…" Changmin memasang wajah polosnya. Tak mau disalahkan sepenuhnya. Hyungnya ini banyak penggemarnya tapi toh dia tahu kalau Yunho hanya mencintainya saja. Sejak dulu. Bahkan sejak orang tua mereka masih hidup. "Memang hyung akan kerja apa kalau tidak jadi artis?"

"Kau lupa kalau hyung punya restaurant dan café ya? Aku sudah menanam saham dimana-mana. Hyung juga bisa mulai magang di firma hukum kok."

Changmin tidak lupa kalau Yunho-hyungnya kuliah di jurusan hukum. Mana mungkin lupa kalau dulu setiap hari mendengarkan racauan Yunho yang menghafalkan berbagai pasal. Sudah begitu bahkan sebelum lulus, Yunho sudah ditawari pekerjaan di firma hukum. "Nggak bisa bikin film bareng hyung lagi…" Changmin menatap meja, antara sedih dan senang.

"Changminie…" Yunho memanggil kekasihnya dengan manis sekali. Otomatis yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Tahu-tahu ada kungpow chicken yang ada didepan mulut Changmin dan langsung disambarnya. "Kita pikirkan lagi lain kali. Yang penting biarkan aku ikut di acara variety show dulu ya?"

"Jangan jatuh cinta!"

"Ya…ya…ya…" Yunho terbiasa dengan ini. Hanya karena dia akan tampil di variety show dengan artis lain, Changmin sudah memperingatkannya. "Makan!" Dan Yunho menyuapi baby deer seperti biasa. Biasanya kalau hanya berdua seperti ini Yunho akan menyuapi Changmin. Kebiasaan sejak mereka masih SMA. Changmin menaikkan volume TV, menonton variety show yang sukses membuat mereka berdua tertawa dan melupakan masalah mereka.

"Hyung, Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu Changminie"

.

.

.

"Jangan katakan cinta pada orang lain!"

"Kalau gitu aku berhenti jadi aktor…"

.

.

.

.

Sebenarnya mau bikin ini jadi banyak chapter, dan idenya berenang-renang dikepala, mulai dari gimana Yun & Min ketemu sampai bisa jadi seperti aktor dan sutradara seperti sekarang. Tapi karena masih ada yang harus dikerjakan, oneshot dulu. kalau banyak permintaan atau mood and luang, akan saya buat cerita sebelum kejadian ini. random tapi bodo amat… yang penting nambah cerita Homin di situs ini… hohohoho…

So? Bagaimana pemirsah? Fanfic pertama saya… mohon koreksinya… alias reviewnya… btw, kalau misal saya translate ff dari bahasa lain ke Indonesia gimana pendapat kalian?