Tuxedo

Cast(s) : Midorima Shintarou, Akashi Seijuurou, and other(s) as slight cast

Pairing : MidoAka or AkaMido is up to you

Disclaimer: Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki but this story is mine. Inspired from once of a milion MidoAka fanart.

Warning: Ini OOC sangat sangat sangat berat (saya rasa). Siapkan kantong keresek untuk berjaga – jaga jika kalian ingin muntah karena membaca fanfict ini. Hati – hati juga dengan typo. This is Boy X Boy, YAOI, Boys Love or whatever. So, if you hate it please close this tab.

Don't bash the characters, but just bash me.

.

.

.

HAPPY READING

ENJOY

.

.

.

.

.

Pagi yang cerah.

Seorang pemuda berperawakan –ekhem- pendek sedang berdiri dihadapan sebuah cermin yang terdapat di kamarnya. Ukuran dari cermin tersebut lebih besar dari postur tubuhnya, sehingga manik heterokromnya bisa menangkap pantulan diri sendiri. Yang sedang ia lakukan sekarang bukanlah hanya bercermin untuk mengagumi kesempurnaan diri sendiri seperti orang kebanyakan. Saat ini ia sedang mencoba sebuah tuxedo, tapi tidak ia kenakan, hanya dicoba dengan cara menaruh pakaian tersebut di depan tubuhnya.

"Aku jadi tidak sabar menunggu hari dimana aku bisa memakai tuxedo ini." Gumamnya pada diri sendiri. Sudut bibir dari si pemuda sedikit terangkat. Mematri sebuah senyum tipis di wajah rupawannya.

"Sei, apa yang sedang kau lakukan? Memuji diri sendiri di depan cermin, huh?"

Telinganya menangkap sebuah suara yang sudah sangat dikenalnya. Membuat fokus yang dari tadi berada pada cermin teralih pada seorang pemuda yang berdiri di depan pintu kamarnya. Senyuman yang tadinya hanya sebuah lengkungan kecil berubah menjadi sedikit melebar. Menampakan senyum tulus yang selalu ia berikan pada pemuda – yang saat ini – sedang berdiri di depan pintu kamar.

"Tentu saja tidak. Aku sedang mencoba ini." Manik matanya bergerak turun ke bawah; menunjuk pada tuxedo yang ia tempel di depan tubuhnya. Manik seindah zamrud dari pemuda lainnya mengikuti arah pandang si heterokrom. Tiba-tiba saja tergurat sebuah rona tipis di wajahnya.

"Untuk apa dicoba lagi? Bukankah kau sudah mencobanya minggu kemarin?

"Aku hanya ingin mencobanya lagi. Apa tidak boleh? Dan ̶ hei apa itu? Apa itu bunga untukku?" Seijuurou segera menaruh tuxedo berwarna putih tadi di atas tempat tidurnya. Lalu segera berjalan menghampiri Shintarou. Tanpa membuang banyak waktu, ia mengambil se bucket bunga mawar biru dari tangan Shintarou.

"Kau selalu membawakan mawar biru untukku padahal kau tau bunga ini sangat mahal dan susah untuk didapatkan."

"Mawar biru itu ̶ "

"Yah aku tau. Kau selalu mengatakan bahwa mawar biru itu adalah bunga yang melambangkan diriku untukmu, meski yang lain lebih memilih mawar merah untuk melambangkan diriku."

Shintarou kembali merona saat mendengar perkataan Seijuurou.

"Omong-omong, aku sudah tidak sabar menunggu hari pernikahan kita. Hari dimana kau, Midorima Shintarou akan berubah nama menjadi Akashi Shintarou." Seijuurou terkikik geli saat melihat ekspresi Shintarou setelah mendengar perkataannya.

"Tidak ada yang seperti itu. Yang ada kau, Akashi Seijuurou akan berubah nama menjadi Midorima Seijuurou." Si surai hijau bersuara. Tidak lupa dengan gestur menaikan kacamatanya yang sama sekali tidak berpindah posisi sebagai kamuflase untuk menutupi rona merah di wajahnya. Oh dasar tsundere.