~.~
Fangirlie's Fanfiction :
Football (Yuto x Hui)
Don't Like, Don't Read
Warnings : gajelas, ga fluffy, ooc, typos.
~.~
Yuto tidak mungkin tidak menyenangi fakta kalau Jepang dan Korea Selatan berada di kelompok berbeda pada Piala Dunia tahun ini, memperkecil kemungkinan dirinya meributkan dukungan dengan Kekasihnya yang merupakan orang Korea.
Kekasihnya tidak meributkan masa lalu kalau Jepang pernah menjajah Korea, tapi Kekasihnya adalah penggemar olahraga sepak bola juga pecinta Negara Korea (topik Yuto menjadi Kekasihnya tidak berada dalam catatan ini).
Kegiatan menonton pertandingan di studio milik Kekasihnya adalah hal biasa sedari musim pesta bola dimulai . . .
"Rasanya tidak biasa" Celetuk Hui di tengah pertandingan Jepang melawan Polandia
"Apa?" Yuto bertanya tanpa mengubah pandangan dari layar monitor
"Menonton pertandingan bola berdua, tidak biasa untukku" Jawab Hui dengan merapatkan punggung pada sandaran kursi
"Hui-Hyung tidak menyukainya?" Si Adachi membuang nafas saat gambar kembali macet selama sekian detik
"Tidak biasa juga tidak suka adalah dua hal yang berbeda" Balasan dari si Lee didengar oleh Yuto
"Mereka hilang antusias setelah Korea Selatan tersingkir, mungkin" Respon Yuto, mengingat beberapa status yang dipasang oleh teman-teman mereka
"Aku juga, tapi aku masih menonton pertandingan ini" Hui melontarkan ketidak setujuan
"Karena Kekasihmu adalah orang Jepang" Yuto mengalihkan fokus pada Hui saat babak pertama selesai
"Wooseok juga berteman dekat denganmu" Jawab Hui yang segera dirutuki dalam hati
"Ah, kau ingin bertemu dengan Wooseok?" Tidak ada panggilan 'Hui-Hyung', cukup untuk menjelaskan kalau Yuto tidak merasa baik saja.
Fakta kalau Hui suka memberi perhatian juga mudah tertawa karena Wooseok, selalu membuat Yuto merasa buruk.
"Eii~ tidak seperti itu" Kata Hui dengan ekspresi meringis
"Aku mengerti. Kau tidak mungkin melukai Kino" Respon Yuto dengan nada tidak peduli, lebih sibuk melihat ulasan babak satu
"Yuto-ya, tidak seperti itu" Hui menggunakan nada merengek dengan menggapai tangan Yuto, menggelitik ujung jarinya
"Eum, tidak masalah" Yuto menjawab dengan menoleh pada Hui
"Sungguh?" Mata Hui menunjukkan antusias
"Iya, lagipula Wooseok memang lebih menyenangkan dariku" Setuju Yuto dengan mengedik bahu, sikap tidak mempermasalahkan
"Aish, Yuto, bukan begitu" Hui masih merengek di sebelah Yuto, wajahnya menunjukkan rasa bersalah
"Jujur denganku bukan hal yang salah" Ujar Yuto
"Aku menjadi tidak jujur, kalau aku mengatakan aku lebih suka Wooseok daripada Yuto" Cara bicara Hui memang lucu, utamanya saat dia memanggil nama Yuto tanpa kata ganti atau imbuhan apapun
"Terima kasih" Yuto tidak selalu menyukai sentuhan akrab tapi dia membiarkan Hui menyejajarkan posisi dan bersentuh lengan dengannya
"Kau tidak mengatakan itu dengan alasan aku memilihmu daripada Wooseok kan?" Paham Hui dengan baik, Yuto melontarkan tawa kecil
"Iya, aku mengatakannya karena alasan yang kau sebutkan" Jawab Yuto
"Yang benar saja. Kau ini Kekasihku, artinya kau adalah orang paling penting setelah keluargaku" Yuto merespon ucapan Hui dengan senyum geli.
Dalam hubungan mereka Yuto adalah dominant dan Hui adalah submissive, tapi Hui selalu menjadi pihak yang menguasai obrolan atau memulai melakukan sesuatu karena sikap terlalu tenang Yuto (bahkan saat Yuto cemburu sekalipun).
"Kau juga penting bagiku, Hui-Hyung, hingga aku cemburu dan selalu khawatir padamu" Yuto meraih tangan Hui untuk menenggelamkan jemarinya diantara jari si Lee
"Iya, menyenangkan untuk melihat sisi lain darimu" Ada tanya di wajah Yuto saat Hui mengatakan itu, tapi si Adachi mengabaikannya saat Hui menaruh kepala di bahunya dan serius menonton babak kedua.
Yuto pikir dia tidak berbeda antara dia sedang cemburu juga dia tidak sedang cemburu, tapi Hui mengatakan kalau Yuto memiliki sisi lain yang menyenangkan dilihat sewaktu cemburu.
"AHH~" Yuto juga Hui berseru kecewa saat Polandia berhasil mencetak gol di menit ke-lima puluh sembilan
"Kalau Jepang tersingkir, aku pasti merindukan waktu seperti ini" Ujar Hui membuat Yuto menoleh padanya
"Waktu seperti ini?" Bingung Yuto, mengulang
"Eo, waktu seperti aku sering melihatmu tanpa perlu keluar dari studio" Tentu, Hui sang Komposer Jenius yang menghabiskan banyak waktu di ruangan ini
"Ah" Kepala Yuto mengangguk sebagai tanda dia mengerti, tidak memberi balasan lebih panjang
"Hanya 'ah'?" Ekspresi lucu Hui membuat Yuto mengulum senyum
"Jepang masih memiliki kesempatan. Pertandingan belum selesai, dan kita belum mengetahui hasil akhirnya" Yuto menjawab dengan nada tenang
"Ah, benar. Jepang juga sempat tertinggal dari Senegal pada pertandingan sebelumnya" Hui membenarkan dan kembali menaruh kepalanya di bahu Yuto.
Sejujurnya Yuto tidak berpikir kalau tayangan sepak bola adalah acara tepat untuk ditonton bersama Kekasih, tapi Hui tidak mempermasalahkan jadi tidak ada masalah baginya.
"Senegal juga kalah?" Gumam Hui saat kamera menyorot suporter Jepang yang tengah melihat klasemen grup
"Eum, sepertinya iya" Sahut Yuto, matanya fokus pada pertandingan
"Lebih baik untuk gagal masuk enam belas besar tapi menang di laga terakhir, atau berhasil masuk enam belas besar tapi kalah di laga terakhir di grup?" Celetuk Hui, tidak lama setelahnya
"Tentu lebih baik untuk berhasil masuk. Tidak perlu ingat bagaimana laga terakhir di grup, hal yang dipikirkan adalah laga di enam belas besar" Mata Yuto melihat Hui yang tidak lagi menyandar padanya
"Aku pikir, menang di laga terakhir juga penting" Komentar Hui dengan melihat Yuto
"Iya, itu penting untuk memberi rasa percaya diri pada tim nasional yang gagal lolos" Yuto mengatup mulut saat dia merasa salah bicara
"Apa tim nasional Korea Selatan seburuk itu?" Hui menyorotkan mata sedih daripada memberi ekspresi kesal
"Tidak, tim nasional Korea Selatan hanya . . . " Yuto tidak tahu kata apa yang harus dipilihnya
"Hanya kurang memiliki bakat?" Mata Hui memperlihatkan sorotan mata sedih bercampur sebal
"Tidak, tidak, bukan begitu" Bantah Yuto dengan terburu
"Lalu, hanya apa?" Tanya Hui, meminta otak Yuto bekerja dengan cepat
"Hanya belum beruntung di tahun ini, mungkin. Memenangi laga dengan Jerman, juara Piala Dunia sebelumnya, bukanlah hal kecil" Jawaban Yuto membuat anggukan setuju dari Hui
"Eo, terutama dengan penguasaan bola yang hanya dua puluh enam persen" Hui membenarkan secara vokal, kembali memperlihatkan sorot antusias.
Orang lain membicarakan bahasa bunga atau pujian romantis sebagai hal manis, dan Yuto menyenangi fakta kalau tema sepak bola cukup untuk mengundang binar antusias Hui.
"Pertandingannya selesai" Suara Hui menarik perhatian Yuto pada layar monitor
"Bagaimana hasil pertandingan Senegal dengan Kolombia?" Tanya Yuto, sekedar gumaman
"Aku juga tidak tahu" Hui mengambil ponsel dan mencari klasemen Grup H
"Jepang lolos dengan poin yang sama dari Senegal" Jawab Hui, meski Yuto juga melihatnya karena posisi Hui lebih pendek darinya
"Yihi~" Ucapan juga reaksi antusias Hui membuat Yuto tersenyum geli
"Sekarang, istirahat" Yuto berdiri dari bangkunya dan menahan bangku Hui mendekati meja komputer
"Aku hanya perlu menyelesaikan sedikit bagian dari lagu yang sedang kukerjakan" Hui menoleh dengan tatapan memelas
"Baiklah, aku disini hingga Hui-Hyung selesai" Yuto menggunakan tatapan tidak ingin dibantah, membungkam protes Hui.
Yuto menyibukkan diri dengan coretan lirik yang sudah dia tulis, sesekali melirik Hui agar dia bisa memaksa Hui istirahat jika dia melihat tanda kelelahan dari yang lebih dewasa.
Tentu Yuto mengkhawatirkan lawan Jepang pada babak enam belas besar di hari besok, entah Belgia atau Inggris. Hal utama yang dia pikirkan juga khawatirkan hari ini, tentu adalah Hui si kekasih mungilnya yang sulit disuruh istirahat.
. END .
Ini ditulis selesai nonton pertandingan Jepang vs Polandia dan sebelum Inggris vs Belgia mulai, tapi baru sempet publish sekarang (setelah Jepang vs Belgia). Pemainnya Yuto sama Hui, karena aku emang lagi suka sama couple ini juga karena aku baru liat 'Flower Soccer Hui Yuto cut'.
Aku bukan penggemar sepak bola sih, malah aku suka pusing kalo dengerin adekku ngomongin soal bola. Tapi aku ngedukung Jerman sama Jepang di Piala Dunia ini, karena aku emang suka sama dua negara itu (alasan aku sesimple itu). Aku nulis ini buat ngeluarin ide aja, maaf ya kalo jelek.
Judul diatas beda sama judul diluar. Pengennya kalo ada ide dan waktu luang, ini bakalan jadi kumpulan oneshoot Pentagon Pair (semoga aku ngga lupa sama FFY).
Akhir kata, makasih buat yang udah baca ^v^
