We Got Married plus Hello Baby

Title : WE GOT MARRIED plus HELLO BABY

Author : Helloannyeongg / Lee

Genre : Romance, Friendship, Drama, Family

Cast : HunHan Couple (Oh Sehun and Xi Luhan)

Other Cast : Exo Members and SM artists

Semua cast disini milik diri mereka masing-masing, orangtua, dan Tuhan. bernaung dibawah SM Ent. disini hnya dipakai sementara saja demi kepentingan FF ini. Sekian~^^

Warning : YAOI, TYPO(S), OOC, Bahasa non baku

Cerita ini hanyalah fiktif belaka jika ada kesamaan kejadian mungkin itu hanya sebuah kebetulan. cerita ini milik SAYA. Penulis cerita ini adalah SAYA. Ide dalam menulis berasal dari ide SAYA. Please don't be a PLAGIATOR!

:::::::::::::::

Apa jadinya 2 variety show Korea yang terkenal We Got Married dan Hello Baby dijadikan 1 didalam frame dan dicerita? Main couple nya adalah LUHAN dan SEHUN. Siapa yang tidak kenal mereka? Berada dinaungan SM Ent. Tentu banyak keuntungan yang mereka dapatkan karena mereka semakin mudah dikenal. Mereka berasal dari boyband yang sekarang sedang fenomenal setelah mereka Comeback dengan album XOXO (Kiss and Hug) yaitu EXO!

OKAY Let's start!

Enjoy~^^

DORM EXO

Hari ini mereka sedang tidak ada jadwal perform hingga mereka semua bebas melakukan apapun yang mereka mau. Suho dan Chen sedang membaca majalah diruang tamu dorm. Xiumin dan Lay sedang asik berada di alam mimpi mereka dikamar mereka masing-masing. Kris sedang menggelar konser tunggal dikamar mandi dorm dengan suaranya yang menggelegar(?). Kai dan Chanyeol sedang asik dengan PSP mereka dan terlihat mereka sedang bertarung di game. Baekhyun dan Tao sedang menonton TV sambil mengemil cemilan yang berada dikedua tangan mereka. Sedangkan Kyungsoo sang eomma sedang asik mencoba resep masakan baru di dapur kesayangannya. Itulah aktifitas member Exo diwaktu luang mereka seperti sekarang. Tapi sepertinya ada yang kirang ya... 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Kok hanya ada 10 member saja? Bukankah harusnya ada 12? Lalu kemana 2 lagi? Hmm oh iya! Luhan dan Sehun yang tidak berada di dalam dorm. hunHan couple sedang keluar dari dorm untuk membeli bubble tea minuman kesukaan mereka berdua /#sambil ngedate mereka #plakk/

Drrrt drrrrt drrrrt...

"Suho hyung! Handphonemu mengganggu! Sepertinya ada telepon dari manager. Cepat angkat!" kata Chen yang sedang membeaca majalah disebelah Suho.

"Wae hyung? Ne... ne... hmm MWO? Jinjja hyung?" teriak Suho membuat semua pandangan member lain beralih ke Suho dan meninggalkan aktifitas mereka. Xiumin dan Lay yang terkejut dengan teriakan Suho jadi ikut terbangun dari tidur mereka. Kecuali Kris yang masih terus melanjutkan konser tunggalnya di kjamar mandi tanpa merasakan adanya gangguan dari luar. /#OMG #plakk/

"Wae hyung? Kenapa kau berteriak kencang sekali? Apa terjadi sebuah masalah besar?" tanya Kyungsoo penasaran hingga meninggalkan resep barunya didapur.

LOUDSPEAKER

-YA KALIAN INI! Ini aku manager kalian. Aku ingin bertanya apakah diantara kalian ada yang ingin mengikuti variety show 'We Got Married'? aku mendapat surat kontrak namun aku tidak tahu apakah harus menerimanya atau tidak karena aku tidak tahu siapa yang ingin mengikuti variety show ini. -manager hyung

Suasana menjadi hening tanpa adanya jawaban karena semua member (except HunHan dan Kris) terkejut dengan perkataan manager mereka. Namun beberapa detik kemudian suasana dorm menjadi gaduh oleh keributan mereka. Mereka semua benar-benar ingin mengikuti variety show itu. Hingga akhirnya dengan terpaksa sang manager hyung memutuskan telepon karena ia pusing dengan suara gaduh yang dibuat oleh member Exo.

"Ya kalian! Hentikan! Hmm yeoboseyo hyung? Hyung? Hyung? Aishh jinjja panggilannya terputus! Ini karena kalian semua yang begitu berisik! Terutama BaekYeol! Aishh jinjja kalian ini!" Suho terlihat marah karena suasana yang ditimbulkan oleh anak-anaknya(?).

"Hei ramai sekali... apa yang terjadi? Sepertinya aku ketinggalan berita. Kalian curang!" gerutu Kris yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai menggelar konser tunggalnya.

"Sudah-sudah bubar! Lanjutkan aktifitas kalian masing-masing!" perintah Suho kepada member Exo yang ada di dalam dorm.

Seketika mereka kembali asik dengan aktifitas mereka yang tertunda tadi. Suasana dorm kembali seperti semula sehingga tanpa sadar Luhan dan Sehun sudah kembali ke dorm dengan dua bubble tea ditangan mereka. Suho yang melihat kedatangan mereka, memanggil mereka berdua untuk memberitahukan sedikit informasi yang tadi ia dapat dari manager hyung mereka.

"Ya kalian kemari! Aku ingin memebritahukan sedikit informasi yang aku dapat dari manager hyung. Hmm apakah diantara kalian ada yang mau ikut berpartisipasi dalam variety show 'We Got Married'? " tanya Suho kepada HunHan dan Kris yang tiba-tiba berdiri diantara mereka.

"Aku mau ikut WGM, hyung!" teriak Baekhyun dan Chanyeol bersamaan.

"Aku juga! Aku ingin mengikuti jejak Raemin hyung!" teriak Kai bersemangat.

Semua member mamastikan diri mereka untuk ikut berpartisipasi dalam variety show itu tanpa terkecuali Suho dan Kris. Namun HunHan malah diam tidak memberi tanggapan sama sekali membuat member yang lain heran menatap couple itu karena mereka berdua terlihat tidak tertarik sama sekali.

CKLEK

"Kalian! Sudah memutuskan siapa yang mau?" teriak manager hyung dari depan pintu dans ekarang melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang tamu dorm tempat keduabelah aliens wolves(?) berkumpul.

"Belum hyung karena kami semua mau ikut WGM." Jawab Suho enteng.

"Mwo? Kalian semua? Tidak bisa! Jika kalian semua mau ikut, bukan ikut WGM namanya tapi Hello Baby!" balas manager.

"Baiklah aku akan bertanaya-tanya kembali dengan PD WGM. Jadi kalian bisa berdiskusi kembali. Sudah kalian lanjutkan saja hari liburan kalian ini. Hyung masih harus kembali ke kantor ada beberapa urusan yang masih belum selesai." Tambahnya dibarengi anggukan dari semua member Exo.

NEXT DAY

"Ya kalian! Aku sudah mendapat informasi terbaru dari PD WGM. Katanya yang akan berpartisipasi adalah Sehun dan Luhan. Ini semua berkat tuntutan dan desakan dari HunHan Shipers yang ada di Korea maupun diluar Korea." Jelas manager membuat semua member Exo tidak terkecuali HunHan jadi mematung dan terkejut. /#kibarkan bendera HunHan Shipers #ulalala #gangnamstyle bareng HunHan #plakk/

"Hyung? Kau serius dengan ucapanmu?" tanya Suho masih shock. /Everyday I'm shock! Everynight I'm shock! (Beast-Shock) #singing #plakk/

"Aku serius dan aku tidak bercanda! Aku mendengarnya langsung dari PD WGM. Hmm Sehun dan Luhan sebaiknya kalian segera mengemasi barang-barang yang akan kalian bawa selama syuting variety show ini karena syutingnya akan dimajukan menjadi besok lusa." Jelas manager hyung kepada Sehun dan Luhan.

"Mwo? Secepat itu, hyung? Bukankah harusnya seminggu lagi? Aishh jinjja!" protes Sehun.

"Sudahlah Hunnie... kajja kita kemasi barang-barang kita!" ajak Luhan. Member yang lain hanya diam membisu tanpa banyak komentar apapun. Harapan mereka untuk ikut WGM pupus sudah. /#pukpuk #sabar ya oppadeul #wink #plakk/

THE DAY FOR WE GOT MARRIED

*Day 1

HunHan Couple telah sampai di sebuah rumah yang cukup terbilang sederhana namun terlihat begitu bersih dan nyaman. Lokasinya memang bukan di perkotaan namun di sebuah desa kecil yang terletak di atas perbukitan di Pulau Jeju. HunHan Couple dan semua kru terlihat lelah dan hendak mengistirahatkan sejenak tubuh mereka di sebuah pemandian air hangat di dekat rumah yang akan mereka tempati selama syuting berlangsung.

"Baiklah sebaiknya kalian beristirahat sejenak sebelum syuting dimulai. Kalian bisa istirahat di kamar yang telah disediakan atau kalian bisa pergi ke pemandian air hangat disana. Aku akan keluar sebentar untuk berbicara kepada sang PD." Terang sang manager sambil menunjukkan tempat pemandian air hangat kepada HunHan.

"Baik hyung, gomawo." Ucap HunHan bersamaan.

Sang manager pun keluar dan meninggalkan HunHan di dalam salah satu ruangan di dalam rumah itu. Mereka berdua terlihat lelah dan bingung akan melakukan apa selama jam istirahat seperti ini.

"Hannie hyung... apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita pergi ke tempat pemandian bersama-sama?" tanya Sehun manja kepada Luahn.

"Hmm baiklah kita ke pemandian. Mungkin disana kita bisa merelaksasikan tubuh kita. Kajja kita ambil perlengkapan mandi kita di dalam tas!" ajak Luhan.

Kemudian mereka berdua pergi ke pemandian air hangat dengan bergandengan tangan membuat seorang cameraman merekam aksi HunHan Couple itu. HunHan Couple yang tidak sadar direkam terus melanjutkan langkah mereka ke dalam tempat pemandian.

SKIP

"Baiklah sekarang kita bisa memulai syuting. Kalian bisa melakukan apapun yang kalian mau di dalam rumah. Anggap saja tidak ada kamera. Hanya ruang tidur dan kamar mandi saja yang tidak dipasangkan kamera."jelas sang PD.

"Lalu kami harus melakukan apa di dalam rumah ini?" tanya Sehun.

"Seperti yang saya katakan tadi. Apapun bisa kalian lakukan bersama seperti sepasang suami-istri yang baru menikah. Oke camera siap? And Action!" perintah sang PD.

-Camera On-

"Hannie... apa yang harus kita lakukan? Aku bingung." Tanya Sehun memelas sambil menggenggam tangan Luhan.

"Aku juga bingung dan juga lapar. Hmm bagaimana jika kita memasak? Kajja kita ke dapur!" Luhan menarik tangan Sehun menuju ke dalam dapur.

"Hannie... di kulkas tidak ada bahan makanan apapun. Semuanya kosong aku hanya melihat sekarung beras di sebelah kulkas. Kita mau masak apa? Apa kita harus pergi ke pasar? Kau mau?" Sehun kembali memasang wajah memelasnya.

"Hunnie.. kajja kita ke pasar! Kita naik sepeda! Tadi aku melihat ada sepasang sepeda di belakang rumah. Sudah lama aku tidak naik sepeda. Aku rasa akan sangat menyenangkan dan kita bisa berkeliling dan melihat pemandangan indah disini." Luhan terlihat sangat senang dan menarik tangan Sehun untuk mengambil sepeda.

"Baik-baik... apa kau serius ingin membawa sepeda sendiri? Hmm? Apa kau tidak mau aku memboncengmu?" goda Sehun yang sikses membuat wajah Luhan memerah.

"Aniyo! Aku bisa membawa sepeda sendiri dan aku rasa kita akan berbelanja banyak hari ini. Pasti tidak akan cukup jika hanya membawa satu sepeda. Kajja kita pergi sekarang sudah pukul 14.00 KST! Aku takut jika hari sudah sore pasarnya akan tutup."

HunHan mengayuh sepeda mereka bersama-sama menuju ke sebuah pasar yang terletak di bawah bukit. Selama perjalanan menuju pasar, mata mereka disuguhi dengan pemandnagan yang indah. Disebelah kanan jalan terdapat tanaman seperti sawi, selada, wortel, kentang, ubi dan mentimun. Sedangkan di sebelah kiri jalan terdapat kebun cabai, labu, paprika, tomat, melon, semangka, dan strawberry. Sekarang sudah memasuki masa panen jadi banyak orang yang sedang memanen hasil kebun mereka. Selama perjalanan pula mereka bertemu dengan banyak orang yang ramah. Walau mereka tidak saling mengenal, namun orang-orang yang mereka temui tersenyum ramah. Mungkin inilah bedanya tinggal di desa dan di kota. Jika tinggal di perkotaan orang-orang lebih terlihat cuek dengan orang sekitar. Sedangkan di pedesaan seperti ini, orang-orang terlihat lebih ada rasa kekeluargaannya terhadap orang lain.

MARKET

"Hannie... apa yang akan kita masak? Aku bingung karena ada banyak sayur mayur, buah-buahan, daging, dan ikan disini." Keluh Sehun.

"Hunnie... kau jangan mengeluh. Aku ada rencana akan membakar ikan malam ini. Apa kau setuju?"

"Membakar ikan? Aku rasa bukan ide yang buruk. Kajja kita ke tempat penjual ikan. Aku yang akan membantumu menawarnya."

"Gomawo... kau sangat baik Sehunnie..."

Sehun menggandeng tangan Luhan ke sebuah tempat penjualan ikan. Disana mereka menemukan banyak sekali ikan dari ikan air tawar hingga ikan air asin yang masih terlihat segarhingga membuat mereka bingung harus membeli ikan yang mana. Tidak hanya berbagai jenis ikan tapi juga terdapat banyak udang, lobster, kerang, gurita, cumi-cumi dan kepiting yang masih segar.

"Hunnie... aku ingin membeli udang dan cumi-cumi. Otteo? Kau juga mau?"

"Tentu saja aku juga mau. Tapi aku juga ingin membeli ikan. Aku rasa pasti akan sangat lezat."

"Tapi kita akan membeli ikan apa? Aku bingung karena banyak sekali jenis ikannya."

"Molla... Hmm sillyehamnida,ahjumma kami bingung ingin membeli ikan karena begitu banyak jenisnya. Menurutmu ikan apa yang paling enak untuk kami bakar?"

"Tentu saja banyak jenis ikan yang ada disini. Semua ikan juga cocok untuk dimakan. Kalian ingin ikan air tawar atau ikan air asin?" tanya ahjumma ramah.

"Sepertinya ikan air asin saja ahjumma. Lalu ikan apa yang cocok untuk dibakar?" tanya Luhan masih bingung.

"Ada ikan simba, kerapu dan kakap merah yang ada di dalam akuarium disana. Kalian bisa mengolahnya dengan mudah ketiga ikan itu." Jelas ahjumma.

"Ikan yang ada disana? Masih hidup dan terlihat besar-besar. Hannie mungkin ikan yang merah itu saja." Tunjuk Sehun pada ikan kakap merah besar yang masih berenang-renang di dalam akuarium.

"Aku rasa juga begitu. Ahjumma kami mau ikan yang merah itu. Itu ikan jenis apa?" tanya Luhan semangat.

"Itu ikan kakap merah. Kalian mau menbgambilnya sendiri atau ahjumma yang ambilkan?"

"Apa boleh aku mengambilnya sendiri? Huaa aku mau mengambilnya ahjumma!' Sehun terlihatt gembira dan begitu semangat. /#yaampun oppa kau semangat banget mau ngambil ikan aja #plakk/

"Kajja! Ambil menggunakan jaring ini. Pilih ikan yang kalian mau." Ahjumma itu menyerahkan sebuah jaring kepada Sehun.

"Hati-hati Sehunnie.. jangan sampai pakaianmu basah ketika mengambil ikan itu!" Luhan mencoba memperingati Sehun yang mulai mencoba mengambil ikan.

"Tidak apa-apa Hannie... sini kau lihat aksiku mengambil ikan! Kau juga bisa memfotoku! Hahaha... u-uwaaaa... ahjumma! Ahjumma! Ikannya sudah kudapatkan! Ini ahjumma! Besar kan ahjumma? Hannie foto aku! Hahaha... kimchi!"

JEPRET

"Ini ikannya ahjumma! Besar kan? Haha... Hannie aku mau lihat hasil fotoku!"

"Ahjumma kan membersihkan ikan ini dulu. Kalian tunggu disini sebentar, ne?"

"Nde, ahjumma. Ini hasil fotonya. Kau terlihat lucu Hunnie! Haha... Aku punya tissue! Wajahmu basah terkena cipratan air! Sini aku bersihkan wajahmu!"

Luhan mengelap lembut wajah Sehun yamg basah karena cipratan air saat mengambil ikan. Sehun merasa senang karena ini adalah pengalaman pertamanya pergi ke pasar bersama Luhan dan mengambil ikan dari dalam akuarium.

"Gomawo, Hannie..." Sehun mencubit pipi Luhan yang entah sejak kapan mulai memerah.

"Ah ahjumma apa sudah selesai? Aku juga ingin udang dan cumi-cumi yang masih segar itu,. Hmm setebgah ons saja mungkin cukup."

"Apa tidak terlalu banyak, Hannie?"

"Aku rasa tidak kok. Semuanya jadi berapa ahjumma?"

"Semuanya jadi 30.000 won. Namun karena untuk kalian, ahjumma memberikan harga spesial jadi 15.000 won saja."

"Huaa... kamsahamnida ahjumma..." ucap Hunhan bersamaan.

"Hmm Hannie... aku lapar. Kau tidak merasa lapar juga?"

"Iya aku juga lapar. Disana ada bimbimbap. Kau mau beli? Aku mau karena aku sudah lapar sekali. Tapi disana juga ada odeng. Kau mau apa, Hunnie?"

"Aku mau makan odeng saja. Kaku tidak mau makan bimbimbap, Hannie..."

"Tapi akau mau makan bibimbap, Hunnie... temani aku ya?"

"Baiklah kita beli odeng untukku dulu, lalu aku akan menemanimu makan bimbimbap. Otteo?"

"Aku setuju! Kajja kita beli odeng itu dulu,Hannie..."

"Ahjumma aku mau pesan bibimbap 1 ya."

"Maaf, bibimbap nya habis. Kalau hamheung naengmyeon saja bagaimana?"

"Habis? Hmm baiklah aku pesan itu."

"Jadi kau makan hamheung naengmyeon? Kalau itu aku juga mau. Aku kira disini hanay tersedia bibimbap saja. Makanya aku beli doeng."

"Aiss kau ini! Mau aku pesankan lagi?"

"Tidak usah! Aku sudah lumayan kenyang makan odeng ini, Hannie..."

"Yasuda. Kau temani aku ya, Hunnie..."

"Ini pesanan anda. Selamat menikmati."

"Kamsahamnida... Hunnie apa kau mau? Buka mulutmu! Aaaaa..." Luhan menyuapi Sehun hamheung naengmyeon pesanannya.

"Ham... hmm enak Hannie... sudah kau makanlah. Kau bilang kan kau lapar."

"Ne, aku makan dulu..."

"Kau sudah kenyang? Hmm lalu kita mau membeli apalagi?"

"Aku mau membeli bumbu dapur. Disana ada sebuah toko. Kajja kita kesana!" Luhan sedikit terburu-buru, tanpa sengaja ia terselandung sebuah batu dan ia terjatuh. Beruntung dengan sigap Sehun menarik tangannya dan Luhan pun tidak jadi jatuh ke tanah.

"Hannie... gwenchana?" Sehun terlihat sedikit panik melihat Luhan yang hampir saja jatuh.

"Gwenchana, Hunnie... Gomawo." Pipi Luhan kembali memerah.

"Ne, hati-hati Hannie. Jalan pelan-pelan saja jangan terburu-buru." Sehun mencoba mencubit ujung hidung Luhan lembut.

"Hunnie, appo! Ne, mianhae Hunnie..."

"Hahaha... Ne, kajja kita kesana!"

"Sillyehamnida ahjumma kami membutuhkan 1 botol minyak goreng, saus tomat, saus sambal, mayonnaise, madu, kecap manis, kecap asin, saus tiram dan cuka. 1 bungkus gula, garam, merica dan teh. 1 kaleng susu kental manis dan krim. Hmm lalu 5 bungkus mie ramen instan dan 1 bungkus daging asap, 1 kotak keju, 1 bungkus spagetti, oh iya 1 bungkus saus bolognaise, 1 ikat tusukan satai dan 1 kg telur ayam."

"Huaaa Hannie.. Apa itu tidak terlalu banyak?"

"Aniyo, Hunnie... ini semua kan untuk persediaan dapur kita. Disana sudah benar-benar kosong. Kita kan perlu mengisinya dan mungkin ini semua cukup untuk kita selama 2 bulan disini. Lalu semua jadi berapa ahjumma?"

"Semuanya jadi 30.000 won."

"30.000 won? Bagaimana jika 20.000 won saja?" tawar Sehun.

"Tidak bisa, nak ini sudah saya kirangi sedikit harganya." Tolak ahjumma.
"Tolonglah ahjumma... aku bisa bernyanyi untukmu ahjumma. Jadi kurangi lagi... 20.000 won saja, ya? tolong ahjumma..."

"Baiklah tapi saya mau mendengarmu bernyanyi dulu."

"Hannie... hwaiting! Tunjukkan kemampuan menyanyimu yang menakjubkan itu!" Sehun mulai menyemangati Luhan.

'She's my black pearl... she's my black pearl... jidoneun pillyo eobseo nae mami neol garikyeo. Gal giri heomnanhaedo ijjeumeseo geureoken motanda. Ha sido tteoreojyeo ijeobon jeogi eomnende. Jeo molli supyeongseon kkeute neoui moseubeul bol su itdamyeon. Nan docheul ollyeo kkeutkkaji baame nal sitgo oh Geochireojin sumyeonui yodongeul jaewo. Eodum soge pin kkot, bada wie tteun dal. Bimil gateun geu got, my beautiful black pearl. Eodum soge pin kkot, bada wie tteun dal Bimil gateun geu got, my beautiful black pearl. Ho- hey shes my beautiful beautiful black pearl...'

Keadaan pasar saat ini terlihat lebih ramai mungkin karena para penjual dan pembeli di pasar itu mendengar suara merdu Luhan. Banyak orang yang memuji suara merdu Luhan. Sehun yang mendengar bisikan-bisiakn orang-orang disekitarnya hanya bisa tersenyum bangga. Mungkin karena ini disebuah pedesaan, jadi banyak yang belum mengenal mereka. Dari beberapa penjual yang sudah mereka kunjungi, tidak satu pun dari mereka yang bisa mengenal Luhan dan Sehun. Diakhir lagu Luhan membungkukkan badan dan banyak mendapat tepukan tanagn dari para penjual dan pembeli yang melihat aksi menyanyinya.

"Huaaa Hannie suaramu memang bagus! Banyak yang memujimu!"

"Jeongmal? Huaaa kamsahamnida... kamsahamnida..." Luhan terlihat senang seraya membungkukkan badan berulang kali untuk berterima kasih.

"Suaramu memang benar-benar bagus, nak. Baiklah kau boleh membayarnya hanay 15.000 saja. Ini ambillah barang belanjaan kalian."

"Jeongmal ahjumma? Kamsahamnida..."

"Sama-sama karena kau juga sudah menghibur para penjual dan pembeli disini."

"Nak ini ada sedikit hadiah untuk kalian. Maaf ahjumma tidak bisa memberi banyak. Ada beberapa buah kentang, tomat dan apel untuk kalian. Terimalah. Ini sebagai ucapan terima kasih karena kalian bisa menghibur kita semua yang ada disini." Tiba-tiba ada seorang ahjumma yang lain memberikan sebuah plastik berisi kentang, tomat dan apel kepada Luhan dan Sehun.

"Lalu ini ada beberapa bawang merah, bawang putih, bawang bombay serta cabai dan daun bawang. Lalu ada satu buah semangka manis untuk kalian. Karena ini sedang musim panas, ahjumma rasa kalian pasti senang mendapat semangka. Ahjumma juga tidak memiliki banyak apa-apa sebagai ucapan terima kasih karena ahjumma merasa sangat terhibur dengan nyanyianmu, nak." Ahjumma lainnya juga memberikan sebuah kantung plastik kecil kepada Luhan dan sebuah semangka kepada Sehun.

" Huaaa kamsahamnida ahjumma..." ucap Sehun dan Luhan berbarengan.

Lalu aktifitas dipasar juga sudah kemabali seperti semula. Merasa semua kebutuhan sudah lengkap, Sehun dan Luhan pun akhirnya pulang membawa semua barang belanjaan yang menumpuk. Untung saja di sepeda mereka terdapat sebuah keranjang jadi memudahkan mereka membawa semua barang itu. Mereka pun kembali mengayuh sepeda mereka pulang.

"Hunnie... aku lelah. Kita beristirahat disini sebentar, ya?"

"Aku juga lelah. Kita harus melewati jalanan yang menanjak seperti ini karena rumah kita berada di atas bukit ditambah dengan barang belanjaan kita yang sangat banyak ini. Harusnya kita tadi meminjam mobil saja kepada manager hyung."

"Kau benar. Maaf karena tadi aku yang mengajakmu naik sepeda. Aku pikir jarak dari rumah kita ke pasar kan tidak terlalu jauh. Maaf ya Hunnie.."

"Tidak apa-apa. Sudah kita beristirahat dulu saja disini. Disini teduh karena ada sebuah pohon besar. Oh iya tadi aku menemukan sebuah pisau di keranjang sepeda. Apa kau mau memotong semangka yang tadi diberikan?"

"Hmm aku rasa itu bukan ide yang buruk. Ini semangkanya." Luhan memberikan sebuah semangka kepada Sehun untuk segera dipotong."

GREK

"Huaa Hannie... semangkanya terlihat sangat lezat. Ini silakan aku sudah memotongnya. Sebagian aku letakkan kembali kedalam keranjang untuk kembali disimpan ke dalam kulkas ketika kita sudah sampai dirumah."

"Hunnie semangkanya sangat manis dan sangat menyegarkan. Kita harus segera menghabiskannya dan kembali ke rumah karena hari sudah semakin sore. Sudah pukul 16.00 KST."

HOME

"Akhirnya kita sampai dirumah. Aku lelah tapi kita tetap harus membereskan semua barang belanjaan ini dan menyiapkan semua untuk nanti malam."

"Iya aku juga lelah dan aku akan membantumu membereskan semuanya. Kajja Hannie kita segera ke dapur! Kita bereskan semuanya dan mulai menyiapkan ikan, udang dan cumi-cumi untuk kita bakar nanti malam."

"Hunnie tolong bantu aku memasak nasi, ne? Ambil saja kira-kira 3-4 gelas beras disana lalu kau cuci hingga bersih dan kau masukkan saja ke dalam rice cooker."

"Baik Hannie... aku akan memasak nasi."

"Setelah itu bisakah kau menyiapkan kayu bakar di halaman belakang? Tadi aku menemukan beberapa ikat kayu bakar disana. Bisakah?"

"Tentu saja Hannie... aku pasti akan melakukannya tanpa kau meminta tolongpun."

Hari semakin gelap kini jam sudah menunjukkan pukul 19.00 KST. Sehun dan Luhan sudah selesai menyiapkan segalanya. Mulai dari nasi, kayu bakar, ikan, udang dan cumi-cumi hingga semangka yang sudah dipotong sebagai menu pencuci mulutnya. Luhan dan Sehun sedang duduk di depan api unggun untuk membakar ikan, cumi-cumi dan udang yang sudah mereka bumbui.

"Hannie... apa masih belum matang juga? Aku sudah lapar sekali."

"Tunggulah sebentar lagi, Hunnie. Kau makanlah ini dulu jika kau memang benar-benar lapar." Luhan memberikan sebungkus cemilan yang ia bawa dari Seoul kepada Sehun.

"Tidak perlu. Aku akan menunggu ikan, cumi-cumi dan udangnya matang saja, Hannie jadi kita bisa makan bersama-sama." Sehun kembali memberikan sebungkus cemilan itu kepada Luhan.

"Hmm Hunnie.. sepertinya semua sudah matang. Kajja letakkan dipiring. Aku akan menyiapkan nasi untukmu." Luhan berdiri dan mengambil nasi di dalam rice cooker yang tadi Sehun bawa dari dalam dapur.

"Kajja Hannie kita makan bersama-sama. Kita makan disini saja. Kita bisa melihat pemandangan indah yang jarang sekali kita lihat ketika kita berada di Seoul. Lihat ada banyak bintang di langit dan kita bisa mendengar suara deburan ombak dari balik bukit itu!"

"Kau benar, Hunnie...Kita memang lebih baik makan bersama-sama disini sambil melihat pemandangan indah ini."

"Aku sudah selesai makan, Hunnie... ha-ha-ha-hatttchiii..."

"Hannie... kau kenapa? Kau kedinginan? Kenapa kau hanya mengenakan kaos saja? Mana jaketmu? Atau hoodie mu? Hmm pakailah jaketku ini! Daripada kau sakit. Ambillah!"

"Tidak perlu Hunnie... Aku baik-baik saja."

"Mungkin lebih baik kita harus segera membereskan semua ini dan masuk ke dalam. Nanti kau bisa sakit. Kajja, Hannie..."

"Tapi aku masih mau menikmati pemandangan disini. Jarang-jarang kita bisa menikmnati pemandangan seindah ini."

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi pakailah ini! Kau pasti sangat membutuhkannya. Udara malam sangat dingin" Sehun memberikan sebuah selimut tebal kepada Luhan.

"Ne, baiklah. Gomawo Hunnie..." Luhan akhirnya menerima selimut tebal pemberian dari Sehun dan menutupi tubuhnya.

"Aku akan menemanimu disini, Hannie sampai kau sudah merasa puas menikmati semua ini." Sehun duduk tepat disebelah Luhan yang sedang asik menikmati pemandangan yang terpampang dihadapan mereka.

"Hoammm..."

"Hannie kau sudah mengantuk? Baiklah kita masuk dan beristirahat didalam." Ajak Sehun yang melihat mata Luhan yang sudah memerah dan wajahnya yang sudah terlihat lelah.

"Aniyo.. aku masih ingin disini, Hunnie..."

"Baiklah sandarkan kepadamu pada bahuku. Agar kepalamu tidak terbentur ketika kau ketiduran disini." Sehun menepuk-nepuk bahunya. Luhan membalasnya dengan senyuman yang manis dari bibirnya.

-CAMERA OFF-

"Baiklah saya rasa syuting hari ini cukup sampai disini. Kini sudah jam 22.00 KST. Kalian bisa kasih atas kerjasama kalian semua. Saya berharap selama 2 bulan syuting ini kita bisa bekerja sama dengan baik. Besok kita akan mulai syuting agi pukul 10.00 KST." Ucap PDnim menutup kegiatan syuting hari ini yang berjalan lancar.

"Kamsahamnida semua..." HunHan membungkukkan badan mereka kepada semua kru yang bertugas hari ini.

"Kalian sudah bisa beristirahat sekarang."

"Baik PDnim. Kamsahamnida... Tapi kami masih ingin berada disini" ucap Luhan dan Sehun berbarengan tanpa beranjak dari tempat mereka dan kembali duduk.

"Baik aku harus ke dalam dulu untuk membereskan semuanya. Manager kalian juga sedang ada di dalam. Jika kalian meminta apa-apa, panggil saja Goo Ajusshi."

"Ne, PDnim..."

"Hunnie... aku rindu dengan anak-anak Exo lainnya. Bagaimana kabar mereka semua? Padahal belum ada 1 hari tapi entah kenapa aku sangat merindukan mereka."

"Hannie... kita telepon saja mereka. Selama kita disini kita kan belum sekalipun menelepon mereka. Apa kau mau?"

"Tapi apakah mereka sudah pulang dari jadwal mereka?"

"Aku rasa mereka sudah pulang. Kajja kita coba menelpon Suho hyung!"

Drrrt drrrt drrt...

"Suho hyung! Handphonemu bergetar! Sepertinya ada panggilan masuk!" teriak Chanyeol saat mendapati handphone Suho yang sedang tergeletak di meja ruang tamu.

"Chanyeol kau angkat saja! Aku sedang sibuk membantu Kyungsoo membersihkan dapur yang berantakan karena ulamu dan Baekhyun." Teriak Suho dari arah dapur.

KLIK

"Yeoboseyo? Hyung... bagaimana kabarmu? Apa ada kekacauan yang terjadi di dalam dorm? Dan apa kalian merindukan kami terutama aku si magnae yang unyu ini? Hahaha..." suara Sehun dari ujung telepon.

"HYUNG! HYUNG! HYUNG! SUHO HYUNG! ADA TELEPON DARI LUHAN HYUNG DAN THEHUN!" teriak Chanyeol penuh semangat.

"Aishh Chanyeol hyung ini! Hyung jangan berteriak-teriak di telepon! Telingaku sakit! Aoshh jinjja!" Sehun mengomel diujung telepon dan Luhan hanya bisa terkekeh melihat kebisingan yang dibuat oleh Chanyeol.

'Mwo? Kau serius Channie? Telepon dari Luhan hyung dan Sehun magnae kita?" tanya Baekhyun heran. Semua member Exo jadi berkumpul diruang tamu tempat dimana Chanyeol mengangkat telepon kecuali Kai, Kris, Lay dan Chen yang masih belum pulang dari jadwal mereka.

"YA CHANYEOL! Sini handphoneku!" bentek Suho melihat Hanphone nya yang masih dipegang oleh Chanyeol.

~LOUDSPEAKER~

-Ya hyung! Mengapa lama sekali? Aku dan Luhan hyung ingin tahu kabar kalian. Maaf karena kami baru menelpon sekarang. Kami baru saja menyelesaikan syuting pada hari ini. Apa kalian semua baik-baik saja? Dan bagaimana jadwal-jadwal Exo? Apa sama sekali tidak ada jadwal untuk manggung? Dan di dorm tidak terjadi keributan kerusuhan apapun kan?- Tanya Sehun dari sebrang telepon.

"Kami semua baik-baik saja, Sehunnie. Tapi kau tahu eommamu Kyungsoo sepertinya sangat merindukanmu, seharian ini ia terus saja menanyakan kabarmu. Karena selama ini kau kan selalu dimanjakan olehnya selain Kai. Hahaha... Lalu kau dan Luhan sedang ada dimana? Apa kami boleh pergi kesana disaat jadwal kami sedang kosong? Kami masih punya jadwal kok tapi hanya di beberapa radio dan dalam variety-variety show saja. Kai, Kris, Lay dan Chen juga sedang dalam perjalanan pulang dari wawancara radio malam ini. Exo tidak akan menerima jadwal manggung selama kalian masih ikut WGM. Hmm kalau keributan di dorm pasti selalu ada contohnya tadi. Dapur jadi berantakan karena ulah Baekhyun dan Chanyeol yang mencoba ingin membuat kue. Bukannya membuat kue dengan benar, mereka malah jadi perang telur dan tepung membuat dapur seperti kapal pecah hingga membuat Kyungsoo marah-marah. Dan sekarang hyung dan Kyungsoo juga yang harus membereskan dapur yang berantakan itu." Jelas Suho panjang lebar.

-Huaaa Kyungsoo hyung merindukanku? Bahagianya hatiku aku kira eomma Kyungsoo hanya bisa memarahiku saja hahaha... Kami sedang ada di Pulau Jeju, hyung. Kami tinggal di sebuah rumah di salah satu desa yang terletak diatas bukit. Suasana disini sangat menyenangkan pemandangannya juga sangat indah. Aku dan Luhan hyung juga akan berbicara kepada PDnim agar kalian juga bisa datang kesini. Hmm mianhae hyung karena tidak ada kami, kalian jadi tidak bisa manggung. Mwo dapur dorm berantakan karena ulah Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung? Aku ingin lihat seperti apa ulah para hyung itu saat ini. Aku yang magnae saja jadi suka merasa heran sebenarnya yang magnae itu siapa? Aku atau Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung? Hahaha...- canda Sehun disambut tawa Luhan di sebelah Sehun.

"Luhan? Dimana Luhan? Aku ingin berbicara dengannya. Ini Lay, Lu. Aku baru saja pulang setelah menyelesaikan jadwal di radio."

-Ini aku, Luhan. Ahh bogoshipo... Aku rindu mencuri makananmu, Lay. Oh iya kemari sebelum aku pergi, aku sempat mengambil cemilanmu yang ada dilemari dapur. Mianhae Lay...- Sehun terdengar sedang tertawa mendengar pengakuan Luhan.

"Nado bogoshipo... Aku tahu jika kau yang mengambil cemilanku. Walau aku pelupa, tapi aku pasti akan selalu ingat jika kau yang selalu mengambil cemilanku. Hahaha... Lagipula ku juga rincu ditendangi dirimu saat aku tidur." Canda Lay membuat semua member Exo yang ada di dorm dan Sehun yang berada di sebelah Luhan di sebrang telepon tertawa.

-Ya jangan buka aibku ditelepon! Aku kan malu... Sehunnie aku diledek, Lay...- Luhan mencoba mengadu kepada Sehun.

"Ya magnae kau bisa apa? Eoh? Kau mau melawan hyung-hyungmu ini?" tanya Lay disambut tawa dari member lainnya.

-Aniyo hyung... tapi selama Luhan hyung tidur sekamar denganku, ia tidak pernah sekalipun menendangku. Aku serius... ia tidur dengan tenang.- jawab Sehun mencoba meyakinkan hyung-hyungnya yang lain.

"Ya magnae satu ini pasti sealalu membela Luhan hyung. Kai kau mau berbicara pada Sehun? Atau kau Baekhyun?" tanya Lay kepada Kai dan Baekhyun.

"Ya Sehun ini aku Baekhyun hyung. Hyung cuma mau selalu memperingatkanmu jika sebenarnya yang mirip dengan Luhan hyung itu adalah aku bukan kau, arraseo?" canda Baekhyun.

-Ya hyung! Aku yang lebih mirip dengan Luhan hyung, bukannya kau... ya kan Luhan hyung? Luhan hyung saja mengangguk tuh hyung...- jawab Sehun sedikit kesal karena candaan dari Baekhyun.

"Ya kau magnae! Kenapa kau mencoba membentak Baekhyun hyung? Eoh? Kau mau mencari mati padaku? Eoh?" canda Chanyeol.

-Ya hyung! Aku tidak membentaknya! Kauy selalu saja membela Baekhyun hyung. Aishh jinjja... Kenapa kau tidak pernah membelaku?- tanya Sehun dengan nada yang sediit memelas.

"Karena Baekhyun lebih cantik darimu. Jari tangannya juga sangat lentik! Auuu apoo Baekhyunnie... kau jangan memukul kepalaku... Lagipula Luhan hyung juga selalu membelamu jadi buat apa aku membelamu juga?" Chanyeol sedikit meringis karena kepalanya baru saja dipukul oleh Baekhyun.

"Ya kau kenapa selalu bilang jika wajahku cantik? Eoh? Aku tidak cantik tapi aku sangat tampan!" bentak Baekhyun kepada Chanyeol.

-Hahaha... Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung ini bertengkar saja. Sudahlah ini sudah malam sepertinya kita harus segera beristirahat, hyung. Besok kami akan menelepon kalian lagi. Baiklah kami tutup teleponnya. Paypay... Annyeonghi jumuseyo... Jaljayo semua... salam manis dari HunHan... hehehe...-celoteh Sehun.

Pip...

Panggilan terputus. Member Exo yang ada di dorm merasa senang mendapat telepon dari HunHan. Belum sehari mereka tidak bersama namun sudah merasa kehilangan. Kai dan Baekhyun merasa sangat kehilangan sosok sang magnaekarena biasanya mereka berdua selalu mengganggu sang magnae itu. Mereka sangat senang membuat sang magnae menjadi ngambek dan kesal karena selalu mereka goda apalagi jika mereka membawa-bawa nama Luhan. HunHan juga sangat merasa kehilangan sosok biang kerusuhan di dorm Exo siapa lagi kalau bukan BaekYeol couple. Mereka yang selalu membuat kerusuhan dan membuat suasana dorm selalu ramai. Kini hari sudah semakin gelap dan sudah semakin malam. HunHan masuk ke dalam rumah dan beranjak untuk tidur karena hari ini cukup melelahkan untuk mereka. Besok mereka harus kembali syuting seperti biasa. Mereka mencoba agar bisa tidur dengan nyenyak agar mereka siap mendapatkan kejutan yang sudah menunggu mereka di esok harinya. Baiklah Good Night oppadeul~^^

.

.

.

*Day 2

Matahari kembali bersinar menampakkan cahaya nya yang terang. Seorang namja berambut coklat keemasan bangun dari tidur lelapnya. Ia adalah Luhan yang sekarang sedang memperhatikan seorang namja disebelahnya yang masih terlelap di dalam mimpi indahnya. Siapa lagi jika bukan Sehun namja dengan rainbow hair nya ehem couple nya Luhan ehem /#plakk/. Hari ini adalah hari kedua mereka untuk melakukan syuting WGM. Syuting akan dimulai pukul 10.00 KST dan sekarang masih pukul 07.00 KST jadi wajar saja masih banyak kru yang beristirahat. Luhan merasa kesepian karena Sehun masih terlelap jadi dengan keisengannya yang entah berasal dari mana, Luhan mencoba membangunkan Sehun. Luhan menggelitiki telapak kaki Sehun terus menerus berharap ada sebuah pergerakkan dari Sehun. Namun nihil Sehun masih saja terlelap. Banyak usaha yang Luhan lakukan untuk membangunka Sehun, namun tetap saja semua usahanya itu gagal. Akhirnya Luhan pun menyerah dan keluar dari kamar. Perutnya terasa sangat lapar. Luhan pergi ke kamar mandi dahulu untuk mencuci muka dan menyikat gigi lalu pergi ke dapur untuk memasak ramen. Di saat Luhan sedang memasak ramen, tiba-tiba Sehun bangun dan keluar dari kamar. Ia mencium aroma ramen dari arah dapur dan membuat perutnya juga merasa lapar. Sehun melihat Luhan yang sedang memasak di dapur lalu menghampirinya.

"Hannie apa yang sedang kau masak? Apa kau sedang memasak ramen?" tanya Sehun dengan wajah yang masih terlihat mengantuk.

"Aigoo kau ini! Cuci mukamu dan sikat gigimu dulu sana! Kau baru bangun dan sudah menggangguku didapur saja! Aishh jinjja..." umpat Luhan sedikit kesal karena tingkah Sehun. Sebenarnya ia kesal karena ia gagal membangunkan Sehun.

"Nde, nde... aku akan kembali lagi setelah mencuci muka dan menyikat gigiku. hmm Hannie aku juga mau rame. Masakkan buat aku juga ya.. please... hehehe...'

"Ya kau ini! Kau masak saja sendiri! Sudah sana cepat cuci mukamu dan sikat gigimu! Hilangkan sikap manjamu itu! Bersikaplah dewasa sedikit!"

"Uhhh Hannie jahat! Hannie marah-marah sama Hunnie terus! Memang apa salah Hunnie? Hannie udah tidak sayang lagi sama Hunnie ya?" Sehun ngambek dan pergi dari dapur dengan wajahnya yang memelas dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

-Kapan sikap manjanya itu akan hilang? Dia kan harusnya bisa lebih bersikap dewasa sedikit. Sebentar lagi dia juga pasti sudah kembali manja. Dia tidak mungkin akan marah terlalu lama apalagi padaku- batin Luhan.

"Hmm Hunnie... apa kau lapar? " tanya Luhan ketika melihat Sehun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut dan wajahnya yang masih terlihat sedikit basah. Matanya juga terlihat memerah mungkin karena ia habis menangis.

"Aniyo." Jawab Sehun singkat.

"Mianhae... apa mau aku masakkan ramen? Hmm?" Luhan merasa sangat bersalah.

"Aniyo. Aku tidak lapar." Jawab Sehun datar dan hendak pergi meninggalkan Luhan di dapur.

"Tunggu! Kau marah dengan ucapanku tadi?mianahe Hunnie..." Luhan menarik tangan Sehun dan mencoba meminta maaf.

"Untuk apa hyung meminta maaf? Hyung tidak bersalah. Aku memang anak yang manja. Aku selalu merasa dimanjakan karena aku adalah magnae. Mulai sekarang aku akan melakukan semuanya sendiri. Mulai dari memasak hingga mencuci piring." Jawab Sehun sedikit ketus.

"Ya kenapa kau berbicara seperti itu? Maaf jika ucapanku tadi menyakitimu. Aku suka dengan Hunnieku yang juga suka dengan Hunnieku yang suka ngambek. Mianhae, Hunnie..." Luhan terlihat sedang menahan air matanya yang akan jatuh.

"Wae? Wae hyung suka Sehun yang manja dan suka ngambek seperti itu? Bukankah jika Sehun seperti itu hanya bisa merepotkan hyung saja?"

"Mianhae Hunnie... aku salah sudah membentakmu seperti tadi. Aku minta maaf.. aku salah marah padamu. Jadi kembalilah jadi Hunnieku yang dulu jangan seperti ini..." Luhan sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.

"Hannie... jangan menangis... aku minta maaf. Aku hanya ingin menjadi orang yang sesuai dengan keinginanmu saja. Jika kau tidak ingin aku manja lagi, aku akan berusaha untuk berubah. " ucap Sehun tulus sambil mengelus lembut rambut Luhan yang berlinangan air mata.

"Ya Sehun! Magnae evil! Apa yang kau lakukan pada Luhan? Mengapa ia menangis seperti itu? Kau berbuat sesuatu buruk padanya?" tanya sang manager yang terkejut ketika mendapati Luhan yang sedang menangis.

"Aniyo hyung... t-tadi a-aku h-hanya..."

"Tadi aku habis memotong bawabg, hyung makanya aku bisa menangis. Ini bukan salah Sehun. Hyung tidak perlu khawatir aku baik-baik saja." Luhan mencoba membela Sehun.

"Baiklah... tapi sepertinya hyung harus segera kembali ke Seoul sekarang. Karena hyung masih memiliki banyak urursan yang belum selesai. Apa kalian tidak apa jika hyung meninggalkan kalian disini?"tanya manager hyung.

"Gwenchana... kami tidak apa-apa. Hyung kau bisa kembali ke Seoul secepatnya. Kami ingin titip salam untuk hyung lainnya. Oh iya hyung apa mereka bisa berlibur ke sini?"

"Ya kau ini, Sehun! Mereka juga memiliki jadwal yang padat jadi tidak mungkin mereka bisa ke sini! Tapi mungkin nanti hyung akan mengosongkan sedikit jadwal mereka agar bisa ke sini. PDnim juga bilang jika mereka bisa datang ke sini kapan saja. Hmm hyung harus segera pergi sekarang. Annyeong..." pamit manager hyung.

"Annyeong hyung... hati-hati di jalan..." ucap HunHan bersamaan.

.

.

.

.

"Apa kalian semua sudah siap? Sehun? Luhan? Semua kru? Kita akan mulai syutingnya sekarang. Kali ini kita berada dis ebuah peternakan kecil yang terletak di kaki bukit. Kami ingin tahu bagaimana kerja sama kalian ketika membantu menjaga hewan- hewan ternak disini. Ini adalah Goo ahjushi pemilik peternakan ini. Ia akan menjelaskan apa yang akan kalian lakukan." Jelas PDnim.

"Baiklah syuting akan kita mulai. Camera? Ready? Action!"

-Camera On-

"Annyeong saya Goo Hyuk Nim pemilik peternakan ini. Kalian bisa memanggil saya Goo ahjushi saja. Terima kasih karena kalian bisa datang dan akan membantu saya di peternakan ini."

"Annyeong Goo ahjushi. Saya Oh Sehun dan disebelah saya adalah Xi Luhan. Kami sangat senang jika dapat membantu ahjushi. Hmm apa yang akan kami lakukan sekarang, ahjushi?"

"Sebelumnya kalian harus mengenakan sarung tangan karet dan masker penutup wajah dahulu." Goo ahjushi memberikan 2 pasang sarung tangan karet dan 2 buah masker penutup wajah kepada Sehun dan Luhan.

"YA! Apa yang kau lakukan, Sehun? Kembalikan sarung tanganku!" Luhan terkejut karena tiba-tiba Sehun mengambil sarung tangan karet milkinya.

"Kemarikan tanganmu!"

"Mwo? Apa maksudmu?"

"Aku akan membantumu memakaikan sarung tangan karet ini, Hannie..."

"Mwo? T-tapi a-aku bisa me..."

GREP

"Sudahlah kau diam saja, Hannie..." Sehun menarik kedua tangan Luhan dan memakaikannya sarung tangan karet. Wajah Luhan seketika menjadi memerah.

"Kalian ini sangat romantis sekali ya.." ucap sang ahjushi yang sedaritadi melihat tingkah mereka. Wajah Luhan menjadi semakin memerah mendengar perkataan dari Goo ahjushi. Luhan meraa malu.

"Selesai! Sekarang giliranmu,Hannie..."

"Mwo? Giliran apa?"

"Ini nih..." Sehun menggoyang-goyangkan sarung tangan karet miliknya di depan wajah Luhan. Maksudnya mengajak Luhan gantian untuk memakaikannya sarung tangan karet.

"Ohh kau minta aku memakaikanmu sarung tangan? Hmm?" Sehun tersenyum ceria karena Luhan mengerti apa yang ia inginkan.

"Tapi aku tidak mau! Kau pakilah sendiri!uwee..." Luhan menjulurkan lidahnya. Sehun kelihatan sangat kecewa karena apa yang ia inginkan tidak bisa terkabul. /#pukpuk #yang sabar ya oppadeul #terlalu manja sih #ehh #plakk/

"Lalu Goo ahjushi apa yang bisa kita lakukan sekarang?" Tanya Luhan kepada Goo ahjushi.

"Kalian bisa memberi makan ayam-ayam yang ada disana. Ini adalah makanannya. Jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit memberikan makanannya, ya." jelas sang ahjushi kemudian memberikan sekarung makanan khusus untuk unggas.

"Baik ahjushi..." ucap HunHan bersamaan dan kemudian pergi menuju kandang yang berisikan banyak ayam.

.

.

.

"Annyeong ayam-ayam yang manis... apa kalian lapar? Aku akan memerikanmu makan, tapi kaian harus diam ya... Hmm Hunnie sepertinya kita harus membagi tugas. Aku akan memberikan makan ayam-ayam disisi kiri dan kau disisi kanan, ne? Agar pekerjaan kita jauh lebih cepat. Ini kau ambil pakan nya!"

"Baik aku kesana ya... perhatikan juga pintu kandangnya apakah benar-benar terkunci atau tidak. Karena bisa saja mereka lepas dan keluar dari kandang." Sehun mencoba memperingati Luhan.

"Ne. Gomawo Hunnie..."

Luhan memberi makan ayam-ayamnya namun ia lupa untuk memperhatikan tiap pintu kandangnya. Tapa ia sadari, ada salah satu pintu kandang yang tidak terkunci. Ayam yang ada didalamnya pun mencoba keluar. Luhan yang menyadari ada ayam yang lepas, mencoba mengejar dan menangkapnya.

"Hunnie... Hunnie... bisa tolong bantu aku? Ada ayam yang keluar dari kandangnya! Itu dia ada disana! Di dekat kandang bebek! Bantu aku mengejarnya, ne?"

"Mwo? Ada ayam yang lepas? Baiklah Hannie..."

Luhan dan Sehun berusaha mengejar ayam yang terlepas itu. Mereka berlari kesana-kemari mengejar ayam yang larinya memang sangat gesit. Namun Luhan dan Sehun tidak putus asa untuk mengejarnya. Dan akhirnya HAP! Mereka bisa mendapatkannya.

"Hannie... aku mendapatkannya! Ia berada dikandang yang mana? Itu disana di kandnag nomor 35. Gomawo Hunnie sudah membantuku mengejarnya."

"Ne, Chonma Hannie... kajja kita selesaikan pekerjaan kita!"

Sehun mengembalikan ayam yang terlepas itu kedalam kandangnya semula. Kemudian ia pergi ke sisi sebelah kanan untuk melanjutkan memberi makan ayam-ayam yang sempat tertunda tadi. Dan akhirnya mereka berdua selesai. Kemudian mereka kembali ketempat Goo ahjushi untukj menanyakan tugas mereka berikutnya.

"Ahjushi kami sudah selesai memberi makan ayam. Lalu apa yang bisa kami kerjakan selanjutnya?"

"Kalian bisa memerah susu. Kalian nanti akan saya bantu mengajarkan bagaimana cara memerah susu dengan benar. Ini ambillah wadah ember untuk susu nya. Mari kita ke tempat pemerahan." Ajak Goo ahjushi.

.

.

.

"Ya beginilah cara memerah susu sapi yang benar. Kalian mau mencoba memerah susu juga?" tawar Goo ahjushi.

"Nde, ahjushi aku mau. Benar begini caranya?" tanya Sehun bersemangat yang sedang mencoba memerah susu.

"Ya kau benar. Luhan apa kau mau mencobanya?"

"Ne, aku juga mau mencobanya. Tapi apakah sapi nya tidak akan mengamuk? Apa ia akan baik-baik saja?"

"Tidak perlu khawatir, Luhan. Sapi nya baik-baik saja ia sangat jinak dan sangat mengerti jika ia sedang diperah." Jelas sang ahjushi.

"Kajja Hannie kita perah susu sapi nya bersama-sama." Ajak Sehun dan Luhan pun kini berjongkok disebelah Sehun dan mencoba memerah susu secara perlahan.

"Ne, Luhan seperti itu. Apa bisa saya tinggal kalian sebentar? Saya masih harus membersihkan kandang sapi. Apa tidak apa jika saya tinggal?" tanya Goo ahjushi kepada Luhan dan Sehun.

"Ne, tidak apa-apa Goo ahjushi..." ucap Luhan dan Sehun bersamaan.

"Baik kalau begitu saya tinggal dulu." Pamit Goo ahjushi.

"Ne, ahjushi.. Luhan apa kau mau membantuku mengambilkan ember yang ada disana? Tapi kau harus hati-hati ya disana sangatlah licin."

"Ne, Hunnie aku akan mengambilkannya. Tunggu sebentar, ne?"

Luhan berdiri dan berlari kecil mengambil sebuah ember yang berada sedikit jauh dari mereka. Ia lupa dengan peringatan yang Sehun berikan untuk berhati-hati. Lantai yang ia injak memang sangat licin karena dipenuhi lumut hijau. Dan seketika Luhan terpeleset.

"AWWW... APPO! APPO!" teriak Luhan karena bokongnya jatuh menyentuh lantai. Sehun pun terkejut mendengar teriakan Luhan yang kesakitan.

"Mwo? Hannie.. kau terjatuh? Aku kan sudah bilang agar kau berhati-hatilah karena lantai ini sangat licin. Mari aku bantu kau berdiri!" Sehun menjulurkan tangannya kearah Luhan yang masih meringis kesakitan.

"Gomawo Hunnie... AWW HUNNIE... APPO! APPO! PERGELANGAN KAKI KANANKU SAKIT SEKALI, HUNNIE..." Luhan merasakan pergelangan kaki kanannya sangat sakit dan iya tidak bisa berdiri.

"Wae, Hannie? Pergelangan kakimu sakit? Kau tidak bisa berdiri? Baiklah aku akan menggendongmu. Kajja naik ke punggungku. Dan hati-hati!" Sehun berjongkok membelakangi Luhan bermaksud agar Luhan naik ke punggungnya.

"Mwo? Aku berat, Hunnie..." Luhan menolak.

"Lalu kau akan bagaimana? Kau mau terus menerus disini? Hmm?

"Wae? Apa yang terjadi? Aigoo Luhan apa kau tidak apa-apa? Maaf ahjushi belum membersihkan tempat ini karenanya lantai masih sangat lici hingga kau bisa terjatuh. Maaf Luhan..." Goo ahjushi mencoba meminta maaf kepada Luhan.

"Ani ahjushi! Ini salahku yang tidak berhati-hati!" bantah Luhan.

"Baiklah sepertinya kita harus menghentikan syuting ini sekarang! Cut! Kita harus segera membawa Luhan pulang! Sekarang juga sudah pukul 13.00 KST. Sudah waktunya makan siang juga. Nam Woon! Ubah jadwal syuting hari ini! Kita tidak mungkin melanjutkan syuting dipeternakan ini selama Luhan sedang cidera!"perintah PDnim.

-Camera Off-

"Hannie cepatlah naik ke punggungku.. Aku akan menggendongmu! Percayalah aku tidak akan apa-apa, aku kuat. Cepatlah jangan membuat orang lain semakin khawatir." Bujuk Sehun. Akhirnya Luhan pun luluh dan menuruti perkataan Sehun. Luhan kini berada di gendongan Sehun.

"otteo? Gwenchana?"

"Ne gwenchana, Hunnie? Kalau kau? Apa aku terlalu berat bagimu, Hunnie?"

"Ani! Nado gwenchana, Hannie..." Sehun menggendong Luhan dipunggungnya membawanya ke sebuah ruang makan karena ini adalah jadwal untuk makan siang.

"Luhan... bagaimana keadaanmu?"

"Ne, gwenchana PDnim.. hanya saja pergelangan kakiku sakit. Mianhae PDnim karena aku, syuting hari ini tidak bisa berjalan dengan lancar."

"Ani! Tidak apa, Luhan.. seharusnya kami yang benar-benar harus menjaga artis kami. Maaf jika sudah membuatmu terluka. Saya membawakan sedikit ramuan penghilang rasa sakit. Ini untukmu dan pakailah. Goo ahjushi yang memberikannya karena ia jadi merasa bersalah karena kau yang celaka di dalam peternakannya."

"Ani! Ini bukan salah Goo ahjushi, PDnim. Ini adalah salahku yang terlalu ceroboh. Aku akan mengobatinya dengan ramuan ini. Kamsahamnida, PDnim."

"Chonma.. Sehun apa kau bisa membantu Luhan mengobati kakinya? Saya dan kru yang lain harus membereskan semua peralatan syuting sepertinya syuting hari ini cukup sampai disini dulu. Dan kalian makanlah disana sudah disediakan menu makan siang." Tunjuk PDnim kesebuah meja yang kayu yang cukup besar yang terdapat banyak menu makan siang.

"Mwo? Syuting akan dihentikan, PDnim? Aku sungguh merasa bersalah jika syuting sampai dihentikan karena cideraku. Aku tidak apa-apa, PDnim..." jawab Luhan yang merasa sangat bersalah.

"Bukan dihentikan, tapi kita akan melanjutkan syuting disini di hari-hari berikutnya sampai cideramu mulai membaik. Sehabis makan kita juga masih tetap syuting tapi tidak dipeternakan ini melainkan dirumah. Ada sesuatu yang harus kalian kerjakan."

"Mwo? Sesuatu? Hmm baiklah PDnim..." Ucap Luhan dan Sehun bersamaan.

"Baiklah saya harus segera membereskan semua peralatan. Kalian makanlah dahulu, saya tinggal, ne?"

"Ne, kamsahamnida PDnim..."

"Hannie, kita obati kakimu dulu, ne? Berikan obat ramuannya padaku."

"Ne, pelan-pelan ya, Hunnie... Ahh appo.. appo..."

"Mwo? Appo/ mianhae, Hannie... Aku akan pelan-pelan. Apa masih terasa sakit?"

"Ani ani... Ini sudah merasa lebih baik."

"Baiklah mungkin cukup. Kajja kita makan. Kau pasti lapar, ne?"

"Ne... Aku akan mengambilnya sendiri saja."

"Ani... Kau disini saja! Jangan terlalu banyak bergerak! Sudahlah aku saja yang ambilkan."

"Baiklah... Gomawo, Hunnie..."

"Ini makanlah yang banyak agar kakimu cepat sembuh."

"Ne..."

.

.

.

"Baiklah semua sebelum mulai syuting, saya akan memanggilkan seseorang sebagai bintang tamu diacara ini. Ya kemarilah!"

Merasa terpanggil oleh PDnim, seseorang itu masuk ke dalam rumah. Namun ternyata bukan seseorang melainkan 2 orang namja yang tentu saja Luhan dan Sehun kenal, Baekhyun dan Chanyeol.

"Mwo? Baekhyun hyung? Chanyeol hyung?" Sehun merasa sangat terkejut dengan kehadiran couple yang terkenal 'rusuh' itu.

"Annyeong, Sehunnie... Happy virus is here!" ucap Chanteol santai khas dengan suara bass dan senyumnya yang lebar.

"Ya magnae! Kau lihat, aku tidak akan bisa jauh-jauh dari Lulu. Buktinya, sekarang aku ada disini. Dan kau jaga jaraklah dengan Luluku! Kekeke..." Baekhyun terkekeh sedangkan Chanyeol hanya bisa mempoutkan bibirnya saja karena Baekhyun yang kini lebih perhatian kepada Luhan.

"Ini Luluku, bukan Lulumu, hyung! Itu ada Chanyeolmu! Ia pasti merasa cemburu." Balas Sehun dan mendapat deathglare dari Chanyeol.

"Sudahlah jangan banyak bertengkar. Kita kan akan segera memulai syuting." Luhan mencoba menengahi pertengkaran kecil antara Baekhyun dan Sehun.

"Betul apa kata Luhan hyung tapi... omona kakimu kenapa, hyung?" tanya Chanyeol yang baru sadar melihat kaki Luhan yang masih terlilit perban.

"Tidak apa-apa hanya terkilir sedikit saja. Dan sekarang sudah sembuh kok. Aku sudah bisa beraktifitas lagi seperti semula. Ini semua berkat ramuan yang diberikan Goo ahjushi jadi kakiku sudah sembuh. Aku saja sudah bisa berlari-lari lagi." Jawab Luhan enteng.

"Mwo? Inilah akibatnya jika Luhan dekat dengan Sehun. Pasti ada sesuatu yang buruk yang terjadi pada Luhan." Hakim Baekhyun.

"Mwo? Kenapa Baekhyun hyung malah menyalahkanku?" balas Sehun yang tak terima disalahkan oleh Baekhyun.

"Aishhh sudahlah.. Kita kesini untuk syuting, Baekkie... Sudahlah jangan bertengkar!" Chanyeol terlihat sedikit kesal karena sejak mereka sampai, Baekhyun terus saja bertengkar dengan Sehun. Ia sedikit khawatir jika syuting hari ini tidak akan berjalan dengan lancar jika Baekhyun dan Sehun masih tetap bertengkar.

"Lalu kalian akan menginap disini?" tanya Luhan mencoba mengalihkan perhatian mereka.

"Ne, tentu saja kami akan menginap. Kata PDnim, kami syuting disini selama seminggu. Jadi kalian tentu saja akan bertemu kami setiap hari." Jawab Baekhyun antusias.

"Mwo? Seminggu?" Sehun merasa sedikit tidak terima karena ia khawatir jika Luhan akan lebih dekat dengan Baekhyun daripada dengannya.

"Wae? Kau keberatan? Proteslah pada PDnim!" jawab Baekhyun acuh dan Sehun hanya bisa terdiam pasrah karena tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Sepertinya kalian memang sangat akrab, ya. Baekhyun dan Chanyeol saya masukkan ke dalam syuting ini juga karena berkat dorongan dari BaekYeol/ChanBaek shiper. Mereka ingin melihat bagaimana keharmonisan antara Baekhyun dan Chanyeol jika bersama Luhan dan Sehun. Tapi apakah kakimu sudah sembuh, Luhan? Saya khawatir jika melanjutkan syuting ini, kakimu jadi akan semakin bertambah parah. Padahal saya akan melanjutkan syuting yang special. Tapi jika kakimu masih belum benar-benar sembuh, kita bisa melanjutkan syutingnya besok." Jelas PDnim dengan gamblang.

"Kakiku sudah benar-benar sembuh kok, PDnim. Kita bisa melanjutkan syutingnya sekarang. Aku tidak mau menjadi penghambat dalam syuting. Lalu mereka juga akan mengikuti kegiatan syuting kita, PDnim?" tanya Luhan.

"Tentu saja anggaplah ini We Got Married special Edition khusus untuk 2 couple HunHan serta BaekYeol. Hmm ini pasti akan sangat menarik dan dapat banyak menarik perhatian. Lalu apa kalian siap untuk memulai syuting sekarang?"

"Tentu, PDnim. Kami sudah siap!" jawab BaekYeol antusias dan penuh semangat.

"Baik tapi kalian mungkin harus membenahi diri kalian dulu. Sehun, bisa tolong bantu mereka bawakan barang-barang mereka?"

"Mwo? Baik, PDnim." Jawab Sehun pasrah.

"Dan sepuluh menit lagi kita akan segera memulai syuting." Kemudian PDnim pergi meninggalkan mereka semua yang berada di ruang tamu.

Sehun berjalan gontai membawa koper-koper milik Baekhyun dan Chanyeol. Karena ia merasa terpaksa membantu mereka. Ini semua berkat perintah dari PDnim dan ia tidak kuasa untuk menolaknya. Biasanya ia akan menggunakan aegyeo nya untuk menolak sebuah perintah namun tidak dengan saat ini. Karena ia sedang sangat tidak bersemangat. Kemudian 10 menit sudah berlalu dan syuting akan segera dimulai.

"Baik semua sudah mendapat script? Kita akan mulai syuting. Namun karena hari ini adalah episode spesial, kami juga menghadirkan seorang tamu lagi. Silakan, Kangin!"

"Annyeonghaseyo semua... Saya akan jadi MC pada hari ini! Kekeke..." sapa Kangin kepada HunHan dan BaekYeol.

"Annyeong sunbaenim..." jawab mereka serempak sambil membungkukkan badan 90 derajat.

"Baik kita akan mulai syutingnya! Camera standby and Action!"

-Camera On-

"Baik bertemu lagi dengan We Got Married Special Edition dengan saya MC terkece saat ini, Kangin! Kekeke saya disini dengan 2 couple yang sangat fenomenal siapa lagi kalau bukan HunHan dan BaekYeol couple.. Silakan kalian bisa memperkenalkan diri kalian..."

"Annyeong semua saya Byun Baekhyun si eyeliner tebal..."

"Annyeong semua saya Park Chanyeol si Happy Virus..."

"Annyeong saya Luhan si rusa..."

"Annyeong semua saya Sehun si baby magnae... Bbuing bbuing" Sehun menunjukkan aegyeonya disambut tawa oleh Kangin, Luhan dan BaekYeol.

"Kalian pasti semua pasti sangat bingun kenapa ada MC di We Got Married kali ini? Jawabannya adalah saya hadir untuk menguji kekompakkan kalian sebagai pasangan. Dan kita akan memulai game pertama. Sekarang sudah pukul 19.00 KST. Kita akan bermain game di lokasi lain, bukan disini. Oke sekarang semua siap-siap kita akan menuju lokasi lain."

SKIIP

HunHan dan BaekYeol sungguh masih merasa bingung karena kegiatan ini berbeda sekali dengan apa yang mereka baca di dalam script. Dan mereka semakin bingung ketika mereka sampai di lokasi syuting yaitu sebuah gedung sekolah tua yang sudah tidak terpakai lagi. PDnim sengaja merahasiakan semua ini dari 2 couple itu untuk melihat bagaimana ekspresi mereka yang sesungguhnya. Ekspresi panik sudah mulai muncul dari balik wajah mereka yang memasang seulas senyum. Karena tuntutan pekerjaan, mereka tetap harus mencoba profesional menjalankan pekerjaan mereka ini dengan semua resiko yang mereka terima.

"Baik kita semua sampai. Kita akan memulai game pertama kita, yaitu Lari estafet. Kalian bisa melihat dilapangan sekolah ini terdapat sebuah lintasan lari. Dan disinilah kita akan memulai game pertama kita dan kalian tentunya sudah berganti pakaian,kan? Nah, saya akan memberitahukan peraturan permainan kali ini. Pertama-tama, kita membagi kalian menjadi 2 kelompok tentu saja Luhan dengan Sehun, dan Baekhyun dengan Chamyeol. Lalu diantara kalian semua pilihlah salah seorang yang akan berlari terlebih dahulu membawa stick ini mengitari lintasan lari. Lalu untuk pelari kedua bersiaplah mengambil stick yang diberikan oleh pelari pertama dan kemudian berlari sekencang-kencangnya menuju garis finish. Simple kan? Sama saja seperti berlari estafet biasa." Jelas Kangin panjang lebar.

"Hanya seperti itu? Itu sih saya juga bisa..." jawab Chanyeol sedikit meremehkan.

"Tapi tenanglah saya belum selesai. Kalian akan berlari mundur. Siapa yang melewati garis lintasan, akan dianggap gugur. Kalian akan mendapat bantuan dengan ini." Lanjut Kangin sambil menunjukkan beberapa jenis cermin.

"Cermin? Kita bisa memilih nya sendiri?" tanya Sehun.

"Kalian harus melakukan 'gunting-batu-kertas' dahulu. Yang menang akan memilih cermin yang akan kalian gunakan. Jadi yang kalah, harus menerima apapun jenis cermin yang dipilihkan oleh pemenang." Jelas Kangin mendapat anggukan dari HunHan dan BaekYeol sebagai tanda mengerti.

"Baiklah kalian bisa berdiskusi dengan pasangan kalian masing-masing siapa yang menjadi pelari pertama dan siapa yang menjadi pelari terakhir. Waktu kalian berdiskusi adalah 1 menit."

"Sehunnie... apa aku boleh menjadi pelari pertama?" tanya Luhan kepada Sehun. Namun Sehun masih terlihat khawatir akan kondisi Luhan yang masih sedikit cidera.

"Tapi apa kakimu sudah tidak apa-apa Luhannie? Aku sangat khawatir. Dan untuk game ini kau jangan terlalu memaksakan dirimu, Luhannie. Tidak apa-apa jika kita tidak menang yang aku ingin hanya kau baik-baik saja." Tanya Sehun untuk memastikan keadaan Luhan.

"Tidak apa-apa. Kakiku sudah sangat sembuh. Lihatlah aku sudah bisa berlari dengan kencang lagi." Jawab Luhan penuh semangat sambil berlari-lari ditempat. Sehun masih terus memasang wajah khawatirnya.

"Ya Sehunnie! Sungguh kakiku sudah tidak apa-apa! Sehunnie? Sejak kapan kau mau mengalah seperti ini? Apalagi mengalah pada Baekhyun dan Chanyeol. Kau tidak usah terlalu khawatir, Sehun. Aku yakin kita pasti bisa menang!" Luhan tersenyum dan menyemangati Sehun. Akhirnya Sehun pun bisa semangat kembali dan ia yakin jika Luhan akan baik-baik saja.

"Tapi apa larimu benar-benar kencang jika menjadi pelari pertama? Hmm?" Sehun mencoba menggoda Luhan yang sangat bersemangat.

Ya! kau meremehkanku? Tentu saja lariku sangat kencang! Aku kan si rusa! Kekeke" Luhan kembali memasang wajah cerianya dan mengepalkan tangan di depan dadanya sebagai tanda semangat.

"Nde, nde... baiklah kau jadi pelari pertama. Aku tahu kau itu rusa dan akan menjadi satu-satunya rusa milikku! Hahaha" Sehun kembali menggoda Luhan hingga membuat pipi Luhan menjadi memerah.

"Yeolli aku mau jadi pelari pertama!" ucap Baekhyun sedikit merengek.

"Ani! Aku saja yang menjadi pelari pertama! Lariku kan sangat kencang!" ucap Chanyeol sedikit membanggakan dirinya.

"Lariku juga sangat kencang, kok. Aku saja ya yang menjadi pelari pertama!" Baekhyun kembali merengek pada Chanyeol namun tidak ditanggapi oleh Chanyeol dan membuat Baekhyun sedikit kesal.

"Huh Yeollie jahat! Terserah Yeollie saja! Baekkie tidak mau ikut main game ini! Yeollie jahat dan udah tidak sayang lagi sama Baekkie!" Baekhyun memalingkan wajahnya dan mempoutkan bibirnya. Wajahnya terlihat sangat menggemaskan dan membuat Chanyeol gemas hingga tanpa sadar mencubit pip Baekhyun.

"Auu Yeollie! Appo! Aishh jinjja!" Baekhyun mengelus-ngelus pipinya yang tadi dicubit oleh Chanyeol.

"Mian, Baekkie... kau begitu menggemaskan jadi tanpa sadar aku mencubit pipimu. Hmm sebagai permintaan maaf, baiklah kau boleh menjadi pelari pertama. Aku yakin kita pasti akan menang, kan?"

"Jinjja? Aku boleh menjadi pelari pertama? Huaa gomawo Yeollie..." Baekhyun terlihat sangat bahagia dan tanpa sadar dirinya kini memeluk tubuh Chanyeol. Chanyeol sedikit terkejut namun sangat terlihat jelas jika ia sangat merasa bahagia.

"Huaaaa mian, mian Yeollie.. aku tidak sengaja memelukmu." Ucap Baekhyun yang baru sadar sedang memeluk Chanyeol kemudian dengan segera melepaskan pelukannya.

"Tidak apa, Baekkie. Aku malah sangat senang jika kau memelukku. Pelukanmu sangat hangat." Baekhyun tertunduk malu mendengar ucapan Chanyeol dan pipinya memerah.

"Ya baiklah 1 menit sudah berlalu dan kalian sudah selesai berdiskusi kan? Lalu siapa yang akan menjadi pelari pertama?" tanya Kangin kepada kedua pasangan tim itu, HunHan dan BaekYeol.

"Aku yang akan menjadi pelari pertama, Kangin-ssi!" ucap Luhan dan Baekhyun bersamaan.

"Baiklah sekarang Luhan dan Baekhyun... Gunting-batu-kertas!"

Siapa kira-kira yang akan menang? Lalu apa game-game selanjutnya yang sudah disiapkan? Apakah ada moment-moment sweet yang tercipta diantara Baekhyun dan Chanyeol serta Luhan dan Sehun? Apakah malah akan terjadi masalah baru nantinya? Lalu siapa couple terbaik diantara mereka? Masih penasaran? Tunggu CHAPTER BERIKUTNYA!^^

Akhirnya Chapter 1 selesai hohoho... Ini FF pertama saya loh~ saya author baru jadi maaf kalau FFnya sedikit gaje dan gak dapet feel nya. Janji deh di cahpter-chapter berikutnya akan dibuat yang lebuh bagus lagi hohoho... oh iya untuk Hello baby nya memang belum muncul di Chapter ini. Mungkin akan menyusul di chapter berikutnya karena agak sedikit sulit membuat ide untuk menggabungkannya. Hehehe... Ditunggu ya review dari kalian! Kasih komentar dan saran-saran atau mungkin ide-ide untuk chapter-chapter berikutnya~ hohoho... Pay-pay semua... Sampai ketemu lagi di Chapter berikutnya ^^/

Delete /Lanjut?