Menginginkan kasih sayang dari orang disekitar, apakah itu salah?

Mengharapkan cinta dari orang yang dicintai, apakah itu salah?

Jika semua itu salah, lalu apa yang benar?

Kasih sayang dan cinta akan datang seiring berjalannya waktu, kita hanya perlu... Bersabar. Benarkah?

.

.

.

.

Harry Potter belongs to JK Rowling

Fanfiction by me

Boyxboy : Draco x Harry

Typo(s), EYD bertebaran, gaje, cerita tidak sesuai judul, kurang nge - feel, OOC(s), dsb.

.

.

.

.

.

Udara malam hari cukup dingin, membuat orang enggan keluar. Tetapi tidak dengan seorang remaja lelaki berambut hitam yang kini sedang duduk tepat di depan danau hitam, dengan sebuah buku kecil di pangkuannya.

Dia menggoreskan tinta di selembar kertas putih, goresan-goresan itu membentuk huruf-huruf yang kemudian menjadi kata-kata, kalimat-kalimat, dan berakhir menjadi paragraf.

Remaja itu kelihatan... Menyedihkan.

Lihat tubuh yang berbalut jaket tebal itu.. Kecil, kurus, dan tampak rapuh.

Lihat kerutan di dekat bibir cherry yang memesona.. Bekas senyum sendu yang dipaksakan.

Lihat air mata yang mengalir di pipi tirusnya.. Air mata yang terus menetes sejak ia kecil...

Dan.. Lihat mata emerald yang sayu di balik lensa kacamata bulat itu.. Berbagai emosi tertera disana.. Sedih, terluka, kesal, semuanya campur aduk jadi satu.

Kertas putih itu telah penuh dengan tulisan, ia menutup buku itu, bersandar pada pohon di belakangnya dan menatap kosong ke arah danau.

Sementara itu, di depan sebuah kastil, berdirilah seorang gadis berambut hitam sepunggung. Mata onyx nya menatap sekeliling, seakan mencari sesuatu, bibir pink miliknya terus menggumamkan 'Kemana sih dia? Selalu deh, keluar malam hari.' Kemudian seringai muncul di bibir tipis itu.

Ia berjalan mendekati pohon yang tumbuh di depan danau, 'Aku kerjai dia ah,' batin gadis itu. Dia berhenti tepat di balik pohon

1...

2...

" Tidak perlu sembunyi Alexa, aku tau kamu disana." Suara serak yang keluar dari pemuda yang bersandar di pohon itu membuatnya nyaris terjungkal.

" Uh.. Bagaimana kamu bisa tau aku ada disana? " tanya Alexa.

" Feeling."

" Oh, Harry, bisakah kau berhenti bersikap seperti ini? "

Harry menggeleng, "Aku ingin berhenti Al, tapi sepertinya tidak bisa." Alexa menatapnya prihatin.

"Sudah 5 tahun berlalu, tinggal 2 tahun lagi, apa kau masih kuat?" tanya Alexa, Harry mengangguk.

"Aku masih kuat kok, 2 tahun bukan waktu yang lama kan ?, kita akan buka kebenaran dan semua akan menyadari kesalahan mereka."

Alexa tersenyum dan mengambil buku kecil di pangkuan Harry, "Kau tidak perlu buku untuk curhat, kan masih ada aku, aku akan mendengarkanmu," ia membaca tulisan Harry.

"Oh, rupanya kamu sedang jatuh cinta, dengan si pirang itu kan?" Harry tersenyum, "Aku tidak yakin dia akan membalas cintaku Al."

Alexa sungguh menyayangi sahabatnya yang satu ini, karena dia masih polos, tetapi sudah harus merasakan pahit nya hidup.

Ia merasa kesal, bagaimana tidak? Melihat sahabatmu dicaci, diejek, dilukai selama 5 tahun, hei yang benar saja!!! Harry memang anak yang kuat, ia masih bisa bertahan dengan semua ejekan itu.

Hening.

"Harry, kau tau kan, masa lalu kita sama, yatim piatu dari kecil, tinggal dengan para muggle yang kejam, dan.. "

"Tapi, kita berbeda Alexa, orang tuamu mati karena Death Eaters, sedangkan aku... " Alexa memeluk tubuh mungil Harry.

"Sst, sudah, kita sama ok? Harry, kau percaya padaku kan? " Harry mengangguk, "Aku percaya padamu, tapi kenapa kau tidak menjauhiku seperti yang lain? " ia menanyakan hal yang sejak dulu membebani hatinya, meski ia selalu mendapat jawaban yang sama.

" Kau sering menanyakan itu, dan jawabannya adalah aku tak akan pernah meninggalkanmu, lagipula kau sahabatku dari kecil."

Harry tersenyum, kali ini senyuman tulus, Alexa ikut tersenyum. "Kau masih ingat lagu masa kecil kita? " Harry mengangguk.

Oh semesta ta ta ta

Tau betapa pa pa pa

Indahnya cinta antara kau dan aku

Berjanjila la la la

Takkan kau lupa pa pa pa

Sampai kapanpun cinta kau dan aku..

(Semesta Cinta by : Naura)

Mereka tertawa setelah menyanyi, "Sekarang, ayo kita kembali ke menara," ajak Alexa. Harry mengiyakan, dan mereka pun berjalan menuju kastil.

Flashback on

Stasiun Kingcross peron 9 3/4 cukup ramai, tentu saja karena ini tahun ajaran baru. Para murid berdesakan menaiki kereta, dan saat itu ada seorang anak lelaki berambut hitam dan teman gadisnya berjalan menyusuri lorong untuk menemukan kompartemen kosong.

Tetapi, yang mereka dapatkan justru tatapan tajam, bisikan - bisikan, dan ejekan dari murid lainnya.

"Hei lihat, itu kan si Potty pembawa sial."

"Iya, dia akan membawa kehancuran bagi dunia sihir."

"Lebih baik kita jauhi dia."

Anak lelaki itu menunduk dalam, sementara sang gadis menggenggam erat tangannya, dan mereka langsung memasuki kompartemen yang kebetulan kosong.

"Apa aku sungguh akan menghancurkan dunia? " tanya anak lelaki tadi.

"Tentu tidak Harry, duduklah," kata gadis itu sambil menutup pintu. Gadis itu menatap Harry yang menunduk.

"Alexa, kau tidak akan meninggalkanku kan? " tanya Harry.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku berjanji," jawab Alexa.

Tak lama, pintu kompartemen terbuka dan masuklah seorang pria tua dan dua wanita, yang satu terlihat tegas, sedangkan yang satu terlihat bersahabat.

"Maaf mengganggu anak-anak, aku ingin menyampaikan sesuatu. Silencio.

Harry dan Alexa, sesampainya di Hogwarts nanti kalian akan tinggal di menara utara, tidak di asrama seperti yang lain."

"Kenapa begitu sir? " tanya Harry, "Apa benar aku akan menghancurkan dunia? "

"Tentu tidak anakku, jangan berpikir seperti itu," jawab wanita yang sangat ramah, kelihatannya.

"Kalian tinggal di sana supaya tak ada yang menyakiti kalian, karena semua orang sepertinya percaya rumor omong kosong itu, kau tidak akan menghancurkan dunia nak, justru kau yang akan menyelamatkan dunia," kata wanita yang tadi bertampang tegas.

"Benar nak, kau lah yang akan menyelamatkan dunia, tetapi kau harus bersabar selama 7 tahun, karena kebenaran akan terlihat setelah umurmu 17 tahun, dan Alexa akan menjaga dan menemanimu, bagaimana? " kata pria tua tadi

"Baiklah sir," jawab Alexa dan Harry kompak.

Flashback off

Harry dan Alexa sampai di depan patung peri cantik, "Maturs," ucap Alexa, patung peri itu membungkuk dan bergeser menampakkan selusin anak tangga spiral, mereka menaiki tangga yang menuju ke sebuah pintu kayu putih.

Harry memutar kenop pintu itu dan masuk ke dalam di ikuti Alexa, ruangan di balik pintu yang tersembunyi itu adalah ruangan yang mereka tempati selama 5 tahun ini.

Ruangan luas dengan perabotan berkelas seperti satu set sofa, perapian perak, dapur putih, seputih susu, 5 buah pintu cokelat. 2 kamar, 1 perpustakaan, 1 ruang musik, dan 1 kamar tamu. Jangan lupakan tangga emas yang menuju kamar khusus, pintu di balik tangga yang menuju ke bawah tanah tempat laboratorium berada, juga dinding merah yang berbaur dengan warna hijau, menambah kesan unik ruangan tersembunyi ini.

Mereka berdua menyamankan diri di sofa merah depan perapian. "Kau tau Harry, mempunyai teman sepertimu bukanlah hal yang patut disesali, " kata Alexa memecahkan keheningan.

Harry tersenyum terenyuh, membuat siapapun yang melihatnya menjadi damai. "Sudah cukup pujiannya, besok kita masih harus mengikuti kelas, aku tidur duluan ya, selamat malam." Harry bangkit dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di samping dapur.

"Selamat malam Harry, mimpi indah," balas Alexa. Setelah Harry menghilang di balik pintu kamarnya, Alexa menumpahkan air mata yang ia bendung sejak tadi.

"Kenapa? Kenapa ini harus terjadi padamu Harry? " kata Alexa lirih, "Aku akan membuktikan pada semua orang bahwa apa yang mereka percayai itu adalah salah, aku berjanji, pegang janjiku," tekad Alexa sembari menghapus paksa air mata di pipinya dan bangkit berjalan menuju kamarnya, tepat disebelah kamar Harry.

Tbc or end?

Halo!

Ketemu sama Warda, kali ini Warda datang dengan cerita baru, hope u like it :)

Wardhany90