What The Duck!
Hanya karena Kibum seorang namja yang suka memakai krim perawatan kulit, memakai payung ketika panas, dan penggemar bebek. Kyuhyun mengklaim kalau Kibum adalah Gay. KIHYUN - Inspired from Thailand Series.
.
.
.
What The Duck!
KIHYUN FANFICTION
Just For Fun & Hope You Like it
~Enjoy~
.
.
Linling Present
.
.
Bagian 1
Senin, pukul 6 waktu setempat.
Kibum tengah berkutat dengan handuk guna mengeringkan rambut hitam yang dipotong model cepak di depan cermin kamarnya. Ruangan bernuansa kuning biru itu terlihat begitu imut untuk selera seorang Kim Kibum yang memang namja imut, mata sipit, pipi berisi, dan bibir mungil.
Kibum mulai membuka resleting tas berbahan plastik dan mengeluarkan isinya. Ada krim tabir surya, pelembab, dan teman-temannya. Dengan mahir dan telaten Kibum mulai mengoleskan krim-krim tersebut di kulit tubuh dan wajahnya. Sambil bersenandung Kibum memutar2 jemarinya di pipi guna meratakan krim tabir surya agar terhindar dari efek sinar UV.
"Karena sinar UV dapat menyebabkan kusam, kulit berminyak, bopeng dan yang parah adalah jerawat." Kata Kibum.
Setelah selesai dengan acara dandan, Kibum melepas sandal bebeknya dan meletakkanya di dekat kasurnya. Selanjutnya Kibum memakai kaos kaki.
Kibum siap berangkat sekolah.
"Mama, aku siap ke sekolah!" Sapa Kibum semangat pada Ibunya yang berada di dapur. "Apa sarapanku sudah ready?"
"Tentu saja, sayang. Makanlah yang banyak." Sembari menyodorkan 1 porsi nasi beserta lauknya yang sangat mewah bagi Kibum.
Telur goreng.
Ya bagi Kibum, menu seperti itu adalah sudah yang sangat mewah. Mengingat ia hanya tinggal bersama Ibunya karena Ayahnya yang telah meninggalkan ia dan Ibunya semasa Kibum bayi, dan sekarang Ibunya bekerja sebai buruh pabrik garmen untuk membiayai hidup dan sekolah Kibum.
.
.
.
Pukul setengah 7 pagi, di Sekolah
Kibum turun dari sebuah mobil berwarna hitam. Membuka payung kuningnya bersiap memasuki sekolah, namun Kibum berbalik dan melempar senyum pada pengemudi wanita yang tadi mengantarnya sampai sekolah. Wanita itupun balas tersenyum kemudian melajukan mobilnya menjauh dari area sekolah Kibum.
Kibum meniup nafas keras "Panas sekali padahal baru jam segini." Keluhnya sambil berjalan memasuki area sekolah. Padahal suasana masih adem ayem, hanya saja Kibum memang sensitif dengan sinar matahari barang sedikitpun.
Hari ini kebetulan jadwal Kibum piket, jadi ia berangkat lebih awal. Sekolah belum ramai di jam segini. Kibum piket bersama teman 1 kelasnya, yaitu Kyuhyun. Namun Kibum yakin kalau anak itu tidak mau melaksanakan tugasnya. Jadi daripada masalahnya makin panjang, Kibum memilih diam saja. Bukan karena takut dengan Kyuhyun, hanya Kibum tidak mau memperpanjang masalah. Toh hanya menyapu ruangan kelas, dan menata sedikit meja dan kursi agar rapi, Kibum bisa lakukan.
Sampai di depan ruang kelas, Kibum menutup payungnya. Kemudian masuk kelas dan menyimpan payung itu di lacinya. Sebelum melakukan piket, Kibum memasang headset di telinganya dan memutar lagu favoritnya. Setelah persiapannya sempurna, Kibum mulai melakukan kegiatan piketnya, yaitu menyapu.
Saking asyiknya menyapu, Kibum tak sadar jika sedari tadi ada makhluk lain yang memperhatikannya dengan mimik yang aneh.
"Jangan-jangan, yang dikatakan Changmin kemarin itu benar." Gumam Kyuhyun, makhluk yang sedaritadi memperhatikan Kibum. "Kalau Kibum itu gay."
Flashback..
Kantin sekolah
"Ya! Kyu, kajja nanti malam kita duel game lagi?" Ajak Changmin pada Kyuhyun. Pasalnya ia kurang puas dengan game yang semalam ia mainkan dengan Kyuhyun. Skor mereka sama. Changmin merasa ia harus menang.
"Besok jadwalku piket, aku harus bangun pagi." Tolak Kyuhyun. Semalam ia tidur mendekati subuh hanya karena Changmin terus menhasutnya agar mau menemaninya main game. Akibatnya Kyuhyun tadi bangun telat.
"Kau kan bisa menyuruh partnermu. Alasan saja kau sakit perut kalau pagi." Tuh kan Changmin mulai menghasut Kyuhyun.
"Ck! Aku tidak enak padanya. Selama ini semua tugas piket Kibum yang melakukannya."
"Nugu?"
"Kibum, Kim Kibum."
"Namja gay itu?" Changmin melotot dan suaranya hampir berteriak. Kyuhyun juga terkaget dengan ucapan Changmin mengenai Kibum gay.
"Apa kau bilang?"
"Iya, bukankah dia gay?"
"Bagaimana kau bisa menuduhnya begitu?" Kyuhyun masih tak percaya.
Changmin merangkul Kyuhyun, dia tak ingin kata-katanya didengar seisi kantin "Sebagian orang di sekolah ini juga tahu kalau Kibum itu gay. Lihat kesana." Tunjuk Changmin dengan dagunya pada Kibum yang duduk santai di pojokan kantin bersama beberapa yeoja.
"Wae?"
"Lihat baik-baik. Mana ada namja normal wajahnya mulus begitu, bahkan dia tak punya teman namja , dan lihat tas kecil itu. Kau mau tahu apa isinya?" Jelas Changmin menyerupai bisikan syetan yang membuat Kyuhyun penasaran.
"Me-memangnya apa?"
"Ada gel cuci tangan, krim wajah, krim anti sinar UV, krim punggung, krim kaki, krim rambut-"
Changmin menghentikan penjelasannya karena Kyuhyun menoleh menatap padanya, seakan menanyakan bagaimana Changmin tahu.
"Aku tidak sengaja mandi bareng dia sehabis jam renang minggu lalu. Dan aku tahu semuanya. Bahkan, dia punya banyak koleksi boneka bebek. Namja mana yang seperti itu?"
Kyuhyun masih tidak percaya dengan ucapan Changmin, karena ia juga tidak begitu dekat dengan Kibum. Dia terlalu sibuk dengan game nya, sedangkan Kibum sendiri juga anak yang lumayan pendiam. Hanya bicara pada kanan kirinya saja jika perlu, tapi Kibum itu ramah ketika disapa dia akan menjawab. Ketika ada yang jatuh dia akan menolong.
"Kalau kau masih ragu, perhatikan saja Kibum mulai besok. Hasil pengamatanku menunjukkan tanda-tanda keabnormalannya. Kalau dia berjalan sambil menggoyangkan pantatnya. 100% dia adalah gay!"
Ucapan Changmin terdengar begitu meyakinkan, Kyuhyun sampai terhasut karenanya dan menggigit bibirnya sedikit. Kyuhyun tahu gay itu hal yang tabu dan ditolak di negaranya. Bahkan Kyuhyun tidak pernah percaya kalau gay itu sebenarnya ada, ia menganggap hubungan gay yang diumbar itu hanyalah settingan saja yang memiliki tujuan sendiri.
Flashback end..
Kyuhyun rela bangun pagi hari ini demi membuktikan omongan Changmin. Saat ini Kyuhyun sedang mengintip Kibum yang sedang piket di kelas dengan melebarkan matanya, ia mengamati Kibum melalui jendela kelas. Ya, Kyuhyun dengan teliti memperhatikan Kibum yang sedang menyapu kelas. Memang benar yang dikatakan Changmin, ada payung, tas kecil, dan beberapa aksesoris berbentuk bebek.
Kyuhyun menelan ludahnya, entah kenapa ia malah deg-degan setelah melihat ada ciri-ciri yang menunjukkan kalau Kibum memang gay.
Dan sekarang Kibum...
'Menggoyangkan pantat !'
"WATEDAK !"
Kibum menoleh kearah jendela, ia memakai headset dan memutar lagu kesukaannya sampai ia ikutan berjoget menggerakan pantatnya ke kanan dan kekiri karena saking menikmati musiknya, jadi umpatan Kyuhyun tadi agak tersamarkan. Namun Kibum tak menemukan siapa-siapa, ia pun melanjutkan kegiatannya.
"Astaga! Apa itu tadi?" Kyuhyun menelan ludahnya kasar, ucapan Changmin kembali teringat diotaknya 'Jika ia berjalam sambil menggoyangkan pantat, 100% dia adalah gay!' Namun, ia ingin memastikan lagi kalau ia salah lihat. Kyuhyun kembali menyembulkan kepalanya di jendela."Aish! Damn! Fuck you man!" Umpat Kyuhyun lirih. Kyuhyun kembali merosot dan berjongkok di bawah jendela.
Kyuhyun masih melihat Kibum menggoyangkan pantatnya. Bukan benci atau apa, tapi Kyuhyun merasa kasihan dan entah kenapa Kyuhyun merasa gagal dan menyesal "Bagaimana bisa ada gay di sekolah ini?"
"Siapa yang gay?"
Kyuhyun terkejut dengan suara yang tiba-tiba itu, ada Kibum sudah berdiri di depan pintu memegang sapu. "A-eh, anu- Kibum, bu-bukan apa-apa hehe." Jawab Kyuhyun nyengir. Ia juga bingung mau menjawab apa.
"Yasudah ayo kita selesaikan piket ini. Aku senang kau datang."
Shit !
Senyum apa itu yang dilemparkan Kibum pada Kyuhyun? Raut Kyuhyun seketika berubah, rasanya semua menjadi beku. Namja mana yang tersenyum begitu? Senyuman mematikan yang layak diberikan namja untuk yeoja.
Namun tak mau membuat Kibum curiga, Kyuhyun mengikuti Kibum memasuki kelas. Ia akan lanjutkan pengamatan selanjutnya.
Kelas sudah tampak kinclong begitu Kyuhyun menapakkan kaki di dalamnya. Sepertinya Kibum memang jago dalam hal bersih-bersih, seperti istri idaman saja. Eh?
Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya agar ia sadar dari khayalan anehnya, memutuskan untuk mencari bangkunya dan menyimpan ransel sekolahnya disana. Sementara Kibum, ia dari pojokan belakang mearuh sapu disana. "Kibum, lalu apa tugasku?" Tanya Kyuhyun yang bingung mau membereskan apa karena kelasnya sudah bersih.
Kibum mengedarkan pandangan ke seluruh area kelas, memang sudah bersih "Tak ada. Yasudah kau duduk saja."
"Kau mau kemana?"
Kibum menuju mejanya dan mengambil tas bening miliknya "Aku mau cuci tangan." Jawabnya sambil menggoyang-goyangkan tas itu.
"Boleh aku ikut?"
Kibum mengernyit namun mengangguk, Kyuhyun pun dengan senyum sumringah berjalan mengekori Kibum. Entah apa yang akan ia lakukan nanti di kamar mandi, yang jelas ia ingin tahu apakah Kibum benar-benar memakai alat-alat yang ada di tas beningnya.
"Kau mau cuci tangan? Ini." Kata Kibum sambil menyodorkan gel cuci tangan pada Kyuhyun.
"Ya? Ini gel. Pakai di kelas pun bisa, kenapa harus ke toilet?"
"Aku sekalian mau pakai ini." Kibum mengeluarkan sabun cair dan body lotion. "Aku tidak mau kulit ku terkena bakteri karena debu yang menempel saat aku menyapu tadi."
"Ha?!"
Kyuhyun cepat mengembalikan botol gel cuci tangan milik Kibum. Ia sudah tidak tahan berada dekat dengan Kibum, Kyuhyun bingung lagi antara benci, jijik, atau geli.
"Kenapa tak jadi?"
Kyuhyun berhenti, ia sudah tidak tahan lagi dengan Kibum. "Yak!"
Kibum terperanjat saat Kyuhyun dengan cepat membalikkan tubuh dan mencengkeram kedua pundaknya. "Ap-apa?"
"Kau gay? Benar?" Tanya Kyuhyun penuh selidik. Tapi bukan terdengar seperti pertanyaan melainkan tuduhan. Mata Kyuhyun terlihat marah.
Bukannya takut atau apa, Kibum memutar bola matanya dan menghela nafas "Aku bukan." Jawabnya santai.
"Aniyo. Kau gay! Kau botty? Kau terlihat feminim! Iya kan?"
"Botty apa?"
"Pemeran gay yang jadi wanitanya. Aish!"
"Aku tidak mengerti. Jangan-jangan kau yang gay? Kau tau banyak tentang gay!"
Kyuhyun speechless, bagaimana bisa Kibum membalikkan tuduhannya? Iya, Kyuhyun tahu banyak soal gay sejak semalam, ia browsing di internet tentang gay. Makanya ia tahu. "Mwoya?"
"Dan kau bilang aku feminim?" Mata Kibum yang sipit dipaksa melotot karena Kibum sedang marah sekarang. Dan..
Sret !
Duk!
Grep!
Seketika Kyuhyun kini sudah membelakangi Kibum dan berada dalam dekapan Kibum, tangannya terpelintir kebelakang. "Aw! Yak!"
"Sekarang bagaimana? Apa aku masih terlihat feminim? Hm?"
"Kau gila! Lepaskan ini sakit!"
"Berjanjilah padaku untuk tidak mengatakan kalau aku gay. Karena aku bukan gay! Bahkan aku punya yeojachingu!"
"Arrasseo-yo! Sekarang lepaskan aku!"
Akhirnya Kibum melepaskan Kyuhyun yang kini mengaduh. Lengannya sampai merah. Kibum yang melihat lengan Kyuhyun memerah langsung sigap mengambil body lotion dan mengoleskannya pada lengan Kyuhyun. "Maaf. Tapi ini tidak akan perih."
"Andwae. Ini tak apa." Sahut Kyuhyun yang langsung menarik tangannya kemudian berlalu pergi darisana.
.
.
.
"Namja aneh. Mana ada lengan merah diolesi lotion?" Gumam Kyuhyun, ia sedang duduk di mejanya. Seorang diri, entah teman-temannya pada kemana. Jam sudah menunjukkan pukul 06,50 tapi tak seorangpun datang ke kelas.
Tak lama, Kibum datang. Dengan wajah kusam dan sedikit kesal. Langsung menuju mejanya dan menyimpan tas bening miliknya di ransel sekolah. Mengambil payungnya kemudian berdiri. "Kyuhyun, kau tak pulang?"
"Hah?"
"Hari ini sekolah diliburkan. Untuk persiapan Try Out kelas 3."
"Mwoya? Sialan sekali, aku tak dapat pengumuman di grup."
"Tadi ada tukang kebun yang memberitahuku."
.
.
.
Kyuhyun memutuskan untuk pulang bersama Kibum. Karena masih canggung pasca kejadian di toilet tadi, Kyuhyun memilih berjalan mengekor di belakang Kibum sambil memperhatikan namja itu dari belakang. Memakai payung kuning. Aish!
"Yak? Kenapa pakai payung segala? Ini tidak hujan."
Kibum menoleh kebelakang tanpa menghentikan langkahnya "Kulit manusia sangat sensitif dengan sinar UV." Kemudian menghadap depan lagi.
"Oh astaga! Namja mana yang takut dengan matahari?" Kyuhyun mulai frustasi. Sementara itu Kibum hanya mengendikan bahunya tanda tak peduli.
.
.
.
KiHyun masih berjalan dengan posisi yang sama seperti tadi. Tak ada pembicaraan, dan Kyuhyun mulai bosan. Sungguh beda sekali saat ia bersama Changmin, dia akan punya banyak bahan untuk dibahas. Lain dengan Kibum sekarang, ia merasa sedang berjalan bersama yeoja gebetannya.
"Kibum!" Akhirnya Kyuhyun mau mensejajarkan langkahnya. "Rumahmu dimana?"
"Masih jauh, mau main?"
"Ah, mungkin lain kali. Tapi rumahku sudah dekat. Mau mampir?" Tawaran Kyuhyun mampu menghentikan langkah Kibum, sedikit menimang untuk datang berkunjung atau tidak.
"Kurasa tak buruk. Baiklah."
Keduanya pun berjalan beriringan menuju rumah Kyuhyun yang tinggal beberapa blok lagi. Sebenarnya ini kali pertamanya Kibum berkunjung ke rumah teman sekolahnya mengingat ia jarang punya teman namja.
Kalau Kyuhyun, ia sudah biasa didatangi teman-temannya. Kyuhyun itu bebas, ia tinggal sendiri karena sejak kelas 3 SD ia hidup di panti asuhan. Ia juga tak tahu kenapa alasan kedua orangtuanya menitipkannya di panti sampai sekarang. Dan menurut kebijakan panti, jika usia sudah 17 tahun wajib hidup mandiri. Dan Kyuhyun melakukannya sekarang, ia dapat uang dari hasil main game. Kadang ia juga dapat bantuan dana atau makanan dan pakaian dari pemerintah karena ia terdata sebagai anak yatim piatu dan masih menyandang status sebagai pelajar.
Kini, keduanya sampai di gedung apartemen Kyuhyun. Bangunan bertingkat 5 itu tampak tak terurus, Kibum yakin itu adalah apartemen termurah di daerah ini. Melihat cat tembok dinding yang hampir tak terurus dan mengelupas. Ada lumut juga tumbuh disana. Luarnya saja begini, bagaimana isinya nanti?
"Kibum. Kajja masuk, kamarku ada di lantai 3" Ajak Kyuhyun yang mendahului langkahnya memasuki gedung dan langsung menuju tangga.
"Apa ini? Tidak ada lift?" Tanya Kibum. Ah, protes lebih tepatnya.
Pertanyaan Kibum membuat Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Kibum yang masih berdiri di bawah "Kau pikir ini apartemen bintang lima? Sudahlah kalau tak mau naik, kau pulang saja. Jangan harap aku mau menggendongmu." Setelahnya Kyuhyun berlalu meninggalkan Kibum.
"Hey! Tunggu, aku hanya bertanya!" Iya bertanya itu kedoknya, aslinya ya protes. Kibum berlari mengejar Kyuhyun sambil menutup payungnya yang tadi kelupaan tidak ditutup dahulu di luar gedung.
Kibum sudah ngos-ngosan ketika sampai di lantai 2, ia memang bisa bela diri. Tapi ia tak mau keringatan banyak-banyak. Bakterinya banyak dan bisa bikin bau. Kalau Kyuhyun, dia anteng-anteng saja menapaki anak tangga satu persatu karena ia sudah terbiasa.
Tak lama mereka sampai di lantai 3, kamar Kyuhyun ada di ujung koridor. Kyuhyun membuka ranselnya dan mengambil kunci kamar disana. "Masuklah."
"Ah, ne!" Kibum langsung nyelonong masuk ke dalam kamar Kyuhyun padahal tuan rumahnya masih berdiri di ambang pintu. Kibum sudah tidak tahan panas akibat berkeringat menaiki tangga ke lantai 3 ini. Kyuhyun hanya melongo melihat kelakuan Kibum.
"Igeu mwoya?!" Ringis Kibum ketika sampai di dalam kamar Kyuhyun. Pemandangan yang sangat buruk untuk kesehatan mata.
"Kenapa?" Tanya Kyuhyun yang sudah berdiri di samping Kibum setelah menutup pintu.
Kibum masih melongo dengan apa yang ia lihat sampai tak menjawab pertanyaan Kyuhyun. Bagaimana bisa Kyuhyun hidup dengan kondisi kamar yang seperti ini? Celana dalam dimana-mana yang itu entah bersih atau tidak, kasur yang awut-awutan, buku-buku tercecer dimana-mana, ah buku? Sampulnya ada 3 wanita yang hanya berbalut bikini dan tulisan 19+ padahal Kyuhyun baru 17.
Kibum berjalan maju satu langkah, masih dengan wajah yang berekspresi mengenaskan. Kibum merasa ia menginjak sesuatu, ia pun melihat ke bawah dan mengangkat sebelah kakinya yang tadi menginjak sesuatu yang lembek. Merasa penasaran, Kibum menjumput benda itu "Wha- What the-?"
Dengan mata yang melebar, Kibum memperhatikan benda putih menyerupai balon tiup yang berisi cairan kental seperti santan di dalamnya. Itu kondom berisi sperma.
"Hehe, itu punyaku semalam. Lupa ku buang. Tolong lempar ke tempat sampah disana ya?" Ucap Kyuhyun nyengir.
Nafas Kibum naik turun, ia tidak menyangka punya teman mesum dan jorok seperti Kyuhyun di sekolahnya. Dan, sekarang ia mengunjungi rumahnya. Wajah Kibum memerah dan nafasnya semakin cepat.
"MAMAAAAAAAAAAAA!"
.
.
.
What The Duck!
.
.
.
KIHYUN FANFICTION
.
.
Keesokan harinya, di sekolah..
Kibum berjalan melewati koridor kelas, ia nampak santai awalnya sebelum mata sipitnya menemukan objek yang niatnya ingin ia hindari hari ini dan seterusnya. Si jorok Kyuhyun. Anak itu sedang berdiri di tengah-tengah koridor depan kelasnya, dan kelihatannya memang sedang menanti kedatangan Kibum, karena Kyuhyun sedari tadi menatap ke arah Kibum.
Kini sampailah Kibum di depan Kyuhyun, tanpa berhenti atau sekedar menyapa, ia melewati Kyuhyun begitu saja dan langsung masuk kelas. Meninggalkan Kyuhyun yang cengo, dan tak lama ia juga menyusul Kibum.
"Hey!" Tegur Kyuhyun yang langsung nyelonong mengambil tempat duduk di samping Kibum.
"Apa? Kursimu disana." Tunjuk Kibum pada letak kursi Kyuhyun yang sebenarnya.
"Kenapa kemarin kau langsung lari dari rumahku? Apa kau melihat hantu? Kau tahu, aku semalam sampai menginap di rumah Changmin!" Cerocos Kyuhyun dengan raut yang sungguh meyakinkan.
Kibum mendengarkan, tapi ia hanya menghela nafas bosan, "Iya, aku melihat hantu."
"Benarkah?"
"Hantu mesum!" Jawab Kibum ketus dan langsung mendorong Kyuhyun agar kembali ke kursinya, "Sana pergi dari sini."
"Aku serius." Kyuhyun tetap bertahan duduk ditempat itu, "Hey, biarkan aku duduk disini sebentar, Wookie kau pinjam kursiku dulu." Titahnya pada teman sebangku Kibum yang barusaja datang.
Kibum mendelik dan akan melayangkan protes lagi, tapi itu gagal karena guru tiba-tiba saja datang memasuki kelas. "Ck! Aku tidak mau dekat-dekat dengan orang jorok sepertimu." Lirih Kibum.
"Tapi jelaskan dulu kenapa kau langsung lari kemarin?" Sahut Kyuhyun tak kalah lirih, takut kalau gurunya dengar.
"Hey, bagaimana bisa kau membuang kondom sembarangan?" Kibum geram sampai matanya yang sipit ia paksa untuk melebar.
Kyuhyun menautkan alisnya, "Jadi hanya karena masalah kondom?"
"Aish-"
"KiHyun ! Keluar dari kelas sekarang !"
Suara guru itu terdengar begitu keras, dan apa tadi guru itu mengucapkan KiHyun? Maksudnya Kibum Kyuhyun? Oh No ! Izinkan Kibum tenggelam diantara kecebong hitam !
"Cie..cie..suitt..suit.."
Dan apalagi? Cibiran dari teman-teman satu kelas semakin memeriahkan suasana, mengiringi langkah KiHyun keluar kelas.
.
.
What The Duck!
.
.
Kibum hanya diam sambil melihat ke depan, hamparan pemandangan kota dengan bangunan-bangunan tinggi atau biasa disebut gedung pencakar langit dapat terlihat darisini karena saat ini Kibum dan Kyuhyun berada di rooftop sekolah.
Sewaktu keluar dari kelas, Kibum ingin pergi ke perpustakaan tapi Kyuhyun malah menyeretnya kemari. Kibum tidak suka tempat yang panas, tapi beruntung cuaca hari ini tidak sepanas kemarin. Alasan Kyuhyun membawa Kibum kemari agar tidak terjebak di dalam labirin-labirin yang penuh dengan buku, tapi siapa juga yang mau mengajak Kyuhyun ke perpustakaan? Kibum tidak.
Kyuhyun menghela nafas karena sedari tadi Kibum seakan mendiamkannya, "Aku minta maaf."
"Hm."
"Aish!" Kyuhyun nampak frustasi mendengar jawaban Kibum yang seperti itu. "Katakan sesuatu! Jangan terus mendiamkanku!"
"Aku tidak suka tempat panas! Tapi untungnya aku selalu menyediakan ini di saku."
Tring!
Kibum mengeluarkan krim tabir surya andalannya yang versi kemasan mini, jadi praktis dan mudah untuk dibawa kemana-mana. Kibum mulai membuka penutup botol krim itu, kemudian mengoleskannya ke wajah dan sekitaran leher. Seperti sudah profesional, Kibum bisa memakai krim dengan mudah dan hasilnya rata tanpa menggunakan cermin.
Sementara itu, Kyuhyun menganga tak percaya dengan adegan yang barusaja terjadi secara live yang disaksikan sendiri dengan kedua bola matanya yang besar dan bundar itu. "Shit~" Umpatnya lirih masih dengan raut tak percaya. "Kau ini namja macam apa?"
Sret!
Tiba-tiba Kyuhyun merampas krim itu dari tangan Kibum yang barusaja menutup botol itu, kemudian membaca krim macam apa itu. Kibum tidak suka ada orang yang menyentuh senjatanya. "Hey! Kembalikan! Kalau mau, beli sendiri!" Kibum mencoba merebut krimnya.
Namun Kyuhyun tidak mau memberikannya dan menjauhkan krim itu dari jangkauan Kibum, "Aku tidak minta. Hanya lihat ini krim apa."
"Tidak usah lihat!" Kibum semakin gencar ingin merebut kembali krimnya dari tangan Kyuhyun. Tapi Kyuhyun juga tidak mau menyerahkan krim milik Kibum itu, hingga..
Dug !
Naas, kaki Kyuhyun tersandung pipa air yang melintang di sana membuatnya terjatuh dan krim itu dengan mudahnya jatuh ke lantai dasar. Kibum kembali memaksakan matanya untuk melebar lagi dengan mulut yang juga terbuka, tangannya seolah menggapai ingin menyelamatkan krim senjatanya. Namun apadaya, lengan Kibum tak cukup sampai untuk menggapainya.
"Ma..maaf." Kyuhyun gugup, ia juga ikutan melihat krim tabir surya milik Kibum tergeletak tak berdaya di bawah sana. Ia ingin menenangkan Kibum kalau ia akan mengambilkannya di bawah sebelum empat bola mata itu menyaksikan secara live nasib krim tabir surya Kibum selanjutnya yang mampu membuat Kibum menganga lebih lebar, karena...
Croootttt !
Kaki seorang siswa yang melewati jalan dimana jatuhnya krim Kibum, menginjak dengan tanpa merasa kasihan dengan benda malang tersebut.
"O'ow?"
"Aku belum lama membelinya." Sedih Kibum meratapi nasib krim tabir surya yang memang belum lama ia beli.
Kyuhyun menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "Hehe, kau bisa beli yang baru." Ucapnya canggung.
Grrrrr...
Kibum menggeram marah, rautnya yang tadi sedih kini berubah drastis menjadi marah. Ia mencengkeram kerah seragam Kyuhyun dan mengangkat tubuh Kyuhyun ke atas. "Kau pikir mudah mendapatkannya, huh? Aku harus menabung setiap hari agar bisa membelinya, kau tahu."
"Hey! Hey! Lepaskan aku! Aku minta maaf, Kibum. Hey!"
"Tidak bisa."
"Sadarlah, lagipula kau ini namja. Tidak usah pakai tabir surya segala. Seperti yeoja saja."
"Jadi kau mengataiku banci? Huh?" Sepertinya Kyuhyun harus memperbaiki kata-katanya lain kali.
"Rasakan!"
DUAGH !
BUGH !
PLAK !
BRUK !
.
.
What The Duck!
.
.
Suara kipas angin terdengar di ruangan yang berukuran 5x5 meter persegi itu, beberapa kali terdengar ringisan menahan perih dari bibir seseorang yang tengah mencoba mengompres beberapa luka memar di wajahnya di hadapan cermin yang melekat di dinding. Dialah Kyuhyun yang babak belur pasca di hajar oleh Kibum hanya karena menjatuhkan krim tabir surya miliknya.
"Sialan sekali Kibum itu, hanya karena krim tabir surya aku dihajar sampai bonyok begini." Kesal Kyuhyun, ia jadi benci dengan Kibum. "Awas saja besok, ku balas kau."
"Siapa yang mau kau balas?"
Tiba-tiba Changmin muncul di kamar Kyuhyun, itu sudah menjadi hal yang biasa karena Kyuhyun juga jarang mengunci pintu ketika dirumah. Jadi, teman-temannya juga sudah hafal akan hal itu. By the way, Changmin membawa ramen dan beberapa snack lainnya untuk dimakan bersama Kyuhyun.
"Chwang. Kau rupanya." Sapa Kyuhyun saat berbalik dari hadapan cermin.
"YAK! Ada apa dengan wajahmu? Kau ikut tawuran?" Tanya Changmin yang terkejut setelah melihat wajah Kyuhyun menjadi ada coraknya.
"Bukan. Ini ulah si Kibum yang kau bilang gay itu." Jawab Kyuhyun malas.
"Wuih...imut-imut begitu ternyata jago berkelahi rupanya. Lihat! Wajahmu hampir tak berbentuk."
Dan Changmin mendapat hadiah lemparan handuk yang tadi digunakan Kyuhyun untuk mengompres memar di wajah dari Kyuhyun. Setelah itu, keduanya makan ramen bersama sambil Kyuhyun menjelaskan apa yang terjadi dengannya sampai babak belur begitu.
Changmin menertawakan apa yang diceritakan oleh Kyuhyun, sungguh tak masuk akal. Kibum terkesan lebay, hanya karena barang sepele ia sampai memukuli Kyuhyun begitu. Changmin jadi ikutan marah dan ingin membantu Kyuhyun untuk membalaskan dendamnya, namun sepertinya Changmin berubah pikiran..
"Menurutmu Kibum itu gay bukan?"
"Tentu saja bukan, mana ada gay kasar seperti ini?" Tunjuk Kyuhyun pada luka memar di wajahnya.
"Hey, Kyu. Bagaimana kalau kita taruhan saja?"
"Maksudmu?"
Changmin mendekatkan duduknya pada Kyuhyun, "Oke, kau bilang dia bukan gay, kan? Aku bertaruh kalau Kibum itu memang gay. Jika terbukti dia gay, kau beri aku 400. Dan, kalau bukan gay, kuberi kau 200. Otte?"
"Orang gila mana yang mau taruhan seperti itu?"
"Ada. Kau dan aku." Jawab Changmin sambil menaik turunkan alisnya.
Kyuhyun mencebik, ia membuang muka dan menatap keluar jendela. Berharap punya sumber gambaran lain untuk merefresh otaknya yang kusut akibat kesal dengan Kibum, juga menghindari taruhan konyol dari Changmin. Namun, yang terlintas dipikiran Kyuhyun malah si Kibum, dendam itu masih saja datang seiring denyut nyeri di wajah memarnya yang seakan mengingatkannya pada Kibum. Akhirnya, pikiran untuk mengerjai Kibum pun terlintas.
"Baiklah, kita taruhan." Ucap Kyuhyun. "Tapi bagaimana caranya? Ah, dan jangan 400 itu curang."
"Hahaha. Baiklah, 300 : 300. Caranya, kau pacari dia."
.
.
What The Duck!
.
.
To be continue..
Semoga suka ya? Hehe, and budayakan review :)))
