Alone

Prussia - France

HORROR - AU

FICLET - 820words - T

Hetalia - Axis Powers © Hidekaz Himaruya

.

||Kukira kau pergi sendiri||

.

Gilbert mengelap keringat yang mengalir di dahinya.

Sore hari ini terasa lumayan panas. Apalagi setelah kepalamu hendak pecah karena mata kuliah yang terasa semakin rumit dan karena latihan basket yang menguras tenaga. Gilbert melampirkan tas ranselnya ke bahu; tas itu cukup ringan karena hanya berisi beberapa disc compact, buku tipis, dan kostum basket miliknya.

Matahari sore mengintip lewat sela-sela jendela kampus, menyilaukan Gilbert dengan warna jingganya. Ia ingin cepat-cepat pulang. Memikirkan jalanan macet yang harus dilaluinya nanti membuat Gilbert merasa pening, hari yang melelahkan ditambah perjalan pulang yang jauh dari kata 'nyaman' benar-benar hari yang indah.

"Gilbert!"

Kepala Gilbert beputar ke belakang untuk melihat siapa yang menyapanya. Di ujung koridor kampus, ia melihat Francis tengah berjalan ke arahnya. Pemuda penghuni fakultas seni itu melambaikan tangannya sembari berlari kecil ke arah Gilbert. Melihatnya, Gilbert membalas lambaian tangan Francis dengan mengacungkan tangan.

Francis menepuk pundak Gilbert. "Gimana latihan basketnya?" tanya Francis. Aroma kaporit bercampur shampoo tercium dari rambutnya, membuat Gilbert yakin kalau ia baru saja selesai berenang.

Sambil menggendikan bahu, Gilbert menjawab, "Yah, gitu deh. Seperti biasa saja, lemparin bola basket kesana-sini." Francis mengangguk sembari menyesuaikan jalannya dengan Gilbert, ia memperbaiki letak tas ransel merah marunnya yang melintang di bahu sembari mendengus pelan.

"Matkul akhir-akhir ini berat sekali."

Gilbert setuju dengan argumen itu. Ia berjalan beberapa langkah di depan Francis dan berbalik, berjalan mundur sembari memperhatikan wajah Francis. "Mau bagaimana lagi? Kita sudah hampir semester akhir, tinggal menunggu dosen yang mau membimbing kita untuk mengerjakan skripsi-"

Mendadak, ia berhenti di depan Francis dengan mata membulat besar. Francis turut berhenti, mengeryit menatap Gilbert. Pria keturunan Prancis itu mengerutkan dahi. "Ada apa, Gi-"

Jemari Gilbert terangkat menunjuk Francis. "Ada bayangan hitam di belakangmu."

Kaget setengah mati, Francis memutar kepalanya ke belakang. Dan ia mendengus begitu mendengar suara tawa Gilbert di belakangnya. "Gilbert, sumpah, itu tidak lucu." keluh Francis, memukul punggung Gilbert dengan kepalan tangannya.

"Itu lucu, tahu." balas Gilbert sambil terus tertawa.

Francis menggelengkkan kepalanya lalu berkata, "Suatu saat nanti, Gilbert, kau akan mendapat karma."

.

.

Akhir-akir ini, banyak hal aneh yang terjadi pada Gilbert.

Mulai dari mobilnya yang sering menyala sendiri (Sepertinya mobil tua itu sudah mulai rusak), barangnya yang hilang dan ia temukan kembali di tempat yang aneh (Mungkin ia hanya lupa), pintu yang tiba-tiba tertutup keras (Angin, mungkin?), sampai langkah kaki seseorang di lantai dua (Mungkin ia hanya berhalusinasi).

Yah, pasti semua itu karena ia kecapean beberapa hari ini. Ia harus mulai mengurangi mata kuliah yang ingin ia ikuti, juga mengurangi jadwal intens latihan basketnya, ia juga harus berhenti menonton film-film horor bersama Alfred. Semua ini mulai terasa mengerikan, ia butuh liburan.

Jadi, disinilah ia. Mengemasi barangnya setelah mengajukan cuti ke kampus selama dua bulan. Ah, akhirnya ia bisa berlibur. Destinasinya adalah rumah sang nenek yang ada di lereng gunung, ia bisa melepas stres di sana.

Gilbert memasukkan sebuah ransel hitam besar ke dalam mobil sedannya, sebelum menutup bagasi mobil silver itu. Ia menepukkan tangannya beberapa kali sebelum tersenyum dan berjalan memutar hendak memasuski mobil. Namun tiba-tiba suara Francis mengagetkannya.

Ia melihat pemuda itu tengah berjalan ke arahnya sembari men-dribble bola basket. Francis nampak mencolok dengan jersey kuningnya. "Yo, Gil." kata Francis, mengoper bola jingganya pada Gilbert.

"Hai." balas Gilbert, melempar balik bola itu pada Francis.

Francis menoleh penasaran pada mobil Gilbert . "Mau kemana?"

"Liburan," Gilbert menyandarkan tubuhnya pada mobil sedannya. "daripada aku mulai gila dengan tugas-tugas kuliah."

Seringaian mewarnai wajah Francis. "Kau memang gila." katanya. Ia melongokkan kepalanya ke dalam mobil Gilbert lalu mengeryit. "Kukira kau pergi sendiri." katanya, sembari memantul-mantulkan bola basketnya ke tanan.

Kali ini, Gilbert yang mengeryit. "Aku memang pergi sendiri."

Tangan Francis berhenti memantulkan bola basket. Ia sempat terdiam sejenak sebelum membuat muka horor yang dibuat-buat. "Ha-ha. Lucu sekali, Gil. Menakutkan. Hiii. Candaanmu itu sudah basi, tahu. Sudah ah, kasihan temanmu menunggu di mobil. Dah."

Dengan begitu, Francis meninggalkan Gilbert yang terdiam membatu di tempat.

"Hah?"

.

.

Dasar, si Francis.

Ingin balas dendam, ya? Jelas-jelas tidak ada siapapun selain Gilbertdi dalam mobil. Awas nanti kalau ia sudah kembali, akan ia sediakan segudang lelucon untuk membalas pemuda Prancis itu.

Gilbert menatap keluar jendela, malam ini gelap sekali. Mendung. Tidak ada bintang satupun. Ah, biarlah. Yang penting ia akan segera berlibur ke desa neneknya, tempat itu pasti menyenangkan untuk melepas stres.

Tapi ... Omongan Francis tadi ... Ah! Sudahlah. Lagipula tak ada siapapun di sini, kan? Pikir Gilbert sembari melihat ke arah spion tengah mobil-

Saat itu pula, tubuhnya membeku. Mendadak suhu mobil serasa turun drastis. Ia membelalak. Karena, tepat saat ia melihat ke kaca spion ...

Seorang-sesosok pria tengah duduk di kursi penumpang mobilnya. Sambil tersenyum pada Gilbert, pria pucat-yang jelas-jelas bukan manusia itu-berkata pada Gilbert,

"Saya numpang, ya."

"AAAAAAAAAAA!"

.

.

END

Akhem.

Halo. Salam ke-oke, skip. Rasanya sudah tak perlu mengenalkan diri lagi. Yah, saya benar-benar minta maaf yang sebesar-besarnya atas ke-hiatusan saya #kluk. Alasannya simpel; saya gak bisa buka FFn di manapun. Akhirnya saya memecahkan masalah tersebut dengan men-download Opera ketimbang menanti-nanti situs FFn di Mozilla. (Dalam hati saya mengutuk internet sehat dalam-dalam)

Ada yang kangen sama saya? Atau sama Tarot Cards? #JDER. Ada yang masih inget ga? Kalau ada yang nunggu-nunggu, saya harus minta maaf lagi. Karena leppy saya yang tercinta rusak dan saya terpaksa beli baru, file-file yang ada di leppy saya yang lama juga ikut menjadi baru #lah. Jadi, untuk kedepannya saya rasa saya akan membuat chapter-chapter baru untuk Tarot Cards, saya janji bakal ngelanjutin itu kok, tapi ga bisa saya penuhi secepatnya.

Eh, eh ... Ada yang mau tahu ga?

Saya udah masuk SMA! Yeaaa ... Bahkan sekarang udah masuk semester 2 ._. Kehidupan SMA jauh beda dengan SMP, ditambah lagi saya milih jurusan Sains yang butuh tenaga banyak untuk bersabar. Pasti kalian ngerasa gaya tulisan saya berubah, mwehehehe.

Dan ya, ini projek baru saia. Jangan soak dulu, saya bukannya membuat ff bersambung, kok. Ini cuma kumpulan one-shot horror koleksi saya yang saya publish. Maap deh, saya tahu saya masih punya banyak utang, tapi saya bakal mengupdate ff saya satu-satu kok ^^"

Gimana? Serem ga? Engga, oke, fine. Abaikan saja. Silahkan kritik, flame, dan konsumsi bisa Anda antarkan ke kotak ripiu.

XOXO,

Yacchan

P.S: Ada yang bisa ngajarin saya cara pake Blender? (App 3d loh ya, bukan blender buat bikin jus)