Meow...?
Rate= T semi M?
Summary= Belakangan ini Ciel sangat dingin pada butler tercintanya, dan dia merasa bersalah. Untuk itu dia akan...
Warning= Fanfic pertama saya ttg Kuroshitsuji yang berbahasa Indonesia, OOC, AU, aneh, abal, ga jelas, fail...
A/N: haaaiii! nama saya black! saya sudah lumayan lama di dunia perfanfic-an tapi jika berbahasa Indonesia. ini percobaan pertama saya. jadi kalo aneh mohon dimaafkan *bow*
Silakan menikmati
"h-hmm.. S-sebastian" desah si rambut kelabu, yang dipanggil hanya nyengir kuda saja sambil terus melayani bocchan tercintanya. "Apakah tuan muda menikmatinya?" tanya sang Raven dengan senyum mesumnya yang khas.
"H-hnggg..." si kelabu hanya bisa menganggukkan kepalanya, dan terus mendesah nikmat. Tiba-tiba saja sang kelabu mata nya terbuka dan menunjukkan raut yang kesakitan. "B-bodoh! Lebih pelan sedikit bisa kan?" yang kena damprat hanya bisa menghela nafas. Ia tau bocchannya tak suka tapi.. mau gimana lagi ya?
"Tapi tuan muda, jika tak di keraskan sedikit akan terus sakit lho..." si kelabu mendengus dan membuang muka. Ia paling tidak tahan jika butler mesumnya member tatapan 'khawatirnya' benar-benar membuat jantung Ciel berdegup kencang. "sial! Kenapa mukanya harus to die for gitu sih?" omelnya dalam hati. Ia mendesah dan berdiri, lehernya masih terasa sedikit sakit tapi ia tak berani jika disuruh melihat muka butlernya yang me—maksudku butlernya ganteng itu. "Tuan muda?"
"Aku akan ada dikamar ku jika ada perlu" tanpa membalik badan ia pun pergi menutup pintunya
"Yes my lord" sang butler hanya bisa meratap pintu dengan pandangan yang sedih. "kenapa bocchan begitu dingin pada saya belakangan ini?" tanyanya pada ruangan kosong itu, barang kali ada yang jawab. Eh? Kok pada pasang tampang horor gitu sih? Kan sesama sebangsakan? Hah? Kalian tanya siapa? Ituloooh temennya Sebastian yang rambut panjang berantakan, jubah putih panjang, dan selalu ceria dengan ketawa yang berbunyi 'hi hi hi' yang kalau kita denger bikin jantung kita berhenti.. oke itu lebay, baiklah sebelum cerita ini menakuti sang author dan kalian di gigit tomcat *ditendang pembaca* mending kita lanjut.
MALAM HARI
Ciel sejak siang tadi resah, ia merasa tak enak dengan Sebastian. "Ia pasti sedang nangis meraung-raung"pikir Ciel dengan ge-ernya. Ya iya kali dah si Sebastian nangis ngeraung-raung. Nista itu!
DIKAMAR SEBASTIAN
"Huwaaaaaa! Bocchan benci pada ku! Dia muak dengan ku! Huwaaaa bocchan! Hiks..hikss... MAMA! MAU CIEL! HUWAAA!" tapi nyatanya iblis mesum itu benar-benar nangis ngeraung-raung dengan OOC nya. Anehnya tuh tangisan gak kedengeran sampe keluar angkasa.. huh. Seandainya aku bisa sulap Sebastian yang satu ini, saya pasti akan nangis ga ada habis-habisnya... hueww! *dilempar panci sama reader*ampun! Ampun! Jangan siksa saya lagi... Ntar fic nya saya tamatkan sampe siini nih!
Udah udah udaaaah! Lanjut ah!
DIKAMAR CIEL
"B-baiklah! Akan kulakukan itu!" kata sang kelabu dengan anggukan mantap. Ia berlari keluar dan mencari Maylene.
"Ah! T-tuan muda! Ada apa?" tanya Maylene gugup, jangan-jangan gue mau dipecat lagi? Pikirnya.
"Bisakah kau..." hal yang diperlukan Ciel di jelaskan dengan panjang dan lebar. Dan akhirnya maylene mengangguk dan ngacir pergi mencari bahan-bahan yang di suruh sang tuan muda. Hmmm... kira-kira Ciel mau ngapain ya?
TO BE CONTINUED
A/N: um... ini fic pertama saya yang berbahasa Indonesia, maaf kalau kurang bagus.. tapi saya akan berusaha. Mohon RnR ya! Saya akan bahagia! tapi sebelom saya ditelan bumi. Saya mendedikasikan fic ini untuk temen Rp saya! Sylth! ini untukmu adikku!
sekian dari saya, sampai ketemu di chapter selanjutnya. ja mate ne!
