Beberapa orang masih menganggap lelucon cross-dress-nya sebagai wanita itu meninggalkan kesan yang dalam. Salah satunya, tentu, Youichi. Matanya mungkin terlihat berbinar setiap kali Misaki melakukan gerakan subtle seperti merapikan helai rambutnya ke belakang telinga ataupun memakai celemek saat memasak (si mesum itu), dan Misaki hanya bisa menghela nafas dan membiarkan semu merah di pipinya merekah seperti bunga.

Tak lama, entah Youichi meninggalkan kebiasaan itu atau Misaki terlalu sibuk untuk menyadarinya, Misaki tidak pernah memperhatikan kebiasaan itu lagi hingga mereka berdua mendapat liburan singkat yang mereka habiskan di sekitar rumah saja.

Waktu itu spring break. Bunga-bunga sakura masih berjatuhan di sepanjang jalan, dan mereka menghabiskan pagi yang dingin dibalik mantel untuk berjalan dalam terowongan pohon yang berguguran.

Youichi tahu bahwa pemandangan ini mempunyai pesona tersendiri pada Misaki. Matanya berbinar mengitari kelopak yang berguguran dan warna-warna merah muda dan putih yang tak ada habisnya-hingga mereka tiba di ujung jalan. Beberapa kelopak itu bahkan jatuh di atas kepala Misaki, hingga Youichi tertawa dan membersihkan itu dari rambut dan bahu Misaki sendiri.

Misaki baru saja ingin mengatakan sesuatu ketika sebuah bunga yang utuh jatuh tepat di antara mereka. Youichi dengan refleks mengulurkan tangannya untuk mengalasi jatuh bunga itu, ke telapaknya.

Sakura itu terlihat baru saja mekar, dan lebih putih dari yang lainnya. Youichi hampir membayangkan warna rambut Misaki.

Kemudian, sebuah ide muncul di benak Youichi.

Tanpa pikir panjang dengan senyum dan spontanitasnya, ia mengulur dan menyibak sedikit rambut Misaki untuk menyelipkan bunga itu di telinganya.

"Eh-" Misaki berusaha melihat letak bunga itu. Ia dapat merasakan sensasi aneh kelopak yang begitu lembut di pipinya, dan Youichi yang tertawa ringan akan pemandangan itu tak menolong.

Misaki tidak sanggup berkata apa-apa sementara Youichi terus memandanginya. Ia hanya sedikit terdistraksi, dan mungkin pipinya yang ranum berwarna begitu natural dan kontras dengan kulitnya, dan bunga putih itu, hingga Youichi tidak tahan untuk maju dan menciumnya.

Ketika Youichi kembali, ia berkata dengan semua kejujuran di dunia yang bisa ia kumpulkan.

"Cantik."