Title: Are you jealous?

Author: Hasegawa Arisa

Rate: T

Genre: Romance, Family

Cast: Matsui Jurina, Matsui Rena, Hiramatsu Kanako, Kimoto Kanon, Yagami Kumi, Miyazawa Sae, Kashiwagi Yuki, Itano Tomomi, Kasai Tomomi, Shinoda Mariko, Kojima Haruna, Takayanagi Akane, Suda Akari

Pair: W Matsui, KumiNon, SaeYuki, TomoTomo, MariHaru

Disclaimer: God, Themself, Their family, etc

Summary: I've just come home. But you're mad at me. Will you forgive me? Please, I don't mean to hurt you. SKE48 fanfic. Yuri fanfic.

Kanako memiringkan kepalanya melihat pintu yang dibanting senior kesayangannya, Rena. Gadis imut itu menoleh pada Kanon yang juga memiringkan kepalanya dalam pelukan Kumi.

"Aijo, buka pintunya!" kata Jurina sambil mengetuk pintu kamar Rena. "Iie..." sahut Rena dari dalam. "Naze ka, aijo?" tanya Jurina heran. "Pokoknya aku marah padamu, Matsui Jurina" seru Rena. Jurina hanya meringis.

Dia baru saja pulang dari kantor manager SKE48 untuk membahas single baru SKE48. Sebagai ace, dia juga punya tanggung jawab mengurus hal ini. Yah... Bukan hanya Rikako yang bertanggung jawab. Dan sekarang, dia masih capek sudah dihadapi dengan marahnya Rena, yang bahkan ia tidak tau apa sebabnya.

"Naze desu ka, otousan?" tanya Kanako dan Kanon bersamaan. Jurina menoleh, menghela napas lalu duduk di sofa sebelah Kanako.

"Shiranai... Tiba-tiba Rena marah-marah," kata Jurina frustasi. "Mungkin kau melakukan kesalahan, Jurina" kata Kumi sambil mencomot cookies. Jurina mengangkat bahunya.

Akane datang membawa segelas orange juice dan menyerahkannya pada Jurina sambil tersenyum. Jurina menerimanya dan membalas senyum Akane, membuat captain team KII, yang entah mengapa suka sekali ke dorm team S, mengerlingkan matanya. Kanako dan Kanon mengerenyitkan dahi mereka.

"Apa kau lelah, Juri~? Mau ku pijat?" tawar Akane centil. "Tidak perlu. Arigatou, Churi-nee"

"Akane~" panggil seorang gadis, Akari. "Ne?" tanya Akane. "Tadi Goto-san menelfonku. Dia bilang, team KII waktunya mengadakan rapat," jelas Akari. "Ah, iya. Baiklah... Aku pulang dulu Juri~" kata Akane lalu mencium kilat pipi Jurina.

Kanon, Kanako, Kumi, bahkan Akari membulatkan matanya. Sedangkan Jurina memandang shock pada punggung Akane yang menghilang di balik pintu.

"A-apa yang dia lakukan tadi?" gumam Akari tak percaya.

Kanako dan Kanon memandang Jurina tajam. Jurina meneguk ludahnya gugup, "Na- nani?"

"Mou, Otousan no baka," pekik KanaNon sebal. "Ya! Jangan teriak-teriak begitu. Lagipula apa-apaan kalian menyebutku bodoh," protes Jurina. "Otousan, pantas saja okaasan marah pada otousan," kata Kanon.

"Eh? Memangnya kenapa?" Kanako, Kanon, bahkan Kumi dan Akari memandang gemas pada ke-tidak-peka-an ace SKE48 itu.

"Juri, kedekatanmu dengan Akane pasti membuat our Rena cemburu," terang Kumi. "Hah? Uso. Dan lagi, bukan our Rena, tapi my Rena," Jurina tak percaya dan mengoreksi. "Ya! Otousan emang nggak peka ya. Okaasan saja tidak pernah mencium otousan di depan kami," protes Kanako.

"Ah, iya. Tadi Rena memegang sebuah majalah dengan wajah marah. Setelah kulihat, itu majalah yang ada fotomu dengan pakaian pria dan Akane dengan pakaian ibu rumah tangga," timpal Akari. Jurina membulatkan matanya.

"A-aish, ini pasti gara-gara Kataomoi Finally1," Jurina mengacak rambutnya kesal. "Otousan juga sih, mau aja dideketin Akane-nee," kata Kanon. "Aku kan tidak bermaksud begitu," bela Jurina.

"Sudahlah. Sekarang otousan harus cari cara buat baikan sama okaasan," kata Kanako. "Iya, iya,"

松井~ 48 Family ~ 松井

"Sa- Sae! Ya! Dame!" protes Yuki karena terus digoda Sae. "Ah... Manisnya my Yuki," goda Sae lagi.

BEDDO no migi no kabe

itsudemo kimi ga iru

"Ck, siapa yang teganya menggangguku dengan my Yuki?" kesal Sae. Namun kata-katanya membuat pipi Yuki semakin merona. "Moshi-moshi,"

"Oneesan..." kata seseorang di seberang. "Eh, Matsui? Naze?" tanya Sae to the point, "Ah, begini, nee. Err... ini masalah uke," jawab Jurina, si penelpon.

"Hah? Uke?Ada apa tentang mereka?" heran Sae. "Eung... Begini.. Neesan, bagaimana caramu membujuk Yuki-nee jika... ehm... dia sedang cemburu padamu?" tanya Jurina. Sae menyeringai. "Jadi... Rena cemburu pada seseorang yang dekat denganmu begitu?"

"Ah? I-iya.."

"Haha... Kau akan benar-benar menjadi seme sejati, Juri,"

"Benarkah?"

"Ya.. Kalau aku sih, untuk menaklukkan Yuki, aku akan sedikit menggodanya lalu menjelaskan apa yang terjadi,"

"Oh, begitu... Baiklah, terima kasih, nee"

"Ya..."

Sae memutus sambungan teleponnya lalu menatap Yuki. "Na-naze?" gugup Yuki. "Ayo kita lanjutkan,"

宮澤 ~ 48 Family ~ 柏木

"Tomochin~ Aku sedang ingin makan yang manis-manis," kata Tomomi Kasai. "Ehm? Mau kuambilkan cookies?" timpal Tomomi Itano. Tomomi menggeleng, "Tidak perlu. Sudah ada di depanku kok," Tomochin memiringkan kepalanya tak mengerti. Sedangkan Tomomi segera menyambar bibir Tomochin lembut.

"Euhh..." lenguh Tomochin.

yuuhi ga shizumu sora wo miteiruka?

toki ga sugiru

sono senaka wa utsukushii darou?

Yes! sorenari no kyou ga owari

"To.. mo.. mi.." Tomochin mendorong bahu Tomomi menjauh. "Aish.."

"Moshi-moshi..."

"Kasai-nee"

"Ya? Jurina?"

"Ne. Neesan, boleh aku bertanya?"

"Ya. Nani?"

"Ketika Tomochin-nee cemburu, bagaimana Kasai-nee membujuknya?"

"Aku sih menciumnya lalu menjelaskan dengan cara yang romantis. Naze? Rena cemburu?"

"Begitulah. Arigatou, nee. Jaa..."

Tomomi menatap Tomochin sambil tersenyum. Tomochin menatapnya balik dengan mata yang menyiratkan sesuatu.

河西 ~ 48 Family ~ 板野

"Ayolah, aijo. Ini sudah 3 hari," bujuk Mariko. "Dame.." sahut Haruna kesal. "Naze?"

"Kemarin saat konser kan kau sudah menikmati sedikit jatahmu," jawabnya. "Hah? Aku hanya meremas kecil pantatmu, aijo. Tidak lebih,"

Haruna mengerucutkan bibirnya. "Ya! Itu memalukan, Mari,"

"Ayolah, Nyaro" bujuk Mariko lagi. "Aish, nanti malam saja," Mariko tersenyum lebar.

sawayaka na kaze ga

toori sugitatte

subete no nayami ga

kieru wake janai

"Siapa yang menelpon?" heran Mariko. "Moshi-moshi,"

"Mariko-nee, aku Jurina. Boleh aku bertanya?"

"Ah, Jurina. Ada apa?"

"Begini.. Apa yang akan neesan lakukan jika err... Haruna-nee sedang cemburu? Bagaimana nee-san membujuknya?"

"Rena cemburu ya? Bisa cemburu juga dia,"

"Yah... Neesan aku yang kena getahnya,"

"Hehe... Kau tau, Harunyan bukanlah orang suka dibujuk dengan bujukan yang nakal. Kau tau maksudku?"

"Ya, neesan. Rena juga begitu,"

"Nah.. Karena itu, aku harus membujuknya dengan cara yang halus. Uke sensitif seperti mereka tidak bisa dikasari. Kalau sampai pertengkaran besar, kau harus rela mengorbankan harga dirimu sebagai seme, Jurina"

"Tapi, nee, sekarang Rena mengunci kamar kami dan aku tidak bisa masuk untuk membujuknya, nee,"

"Bujuk terus dia sampai mengijinkanmu masuk, agar kalian bisa bicara empat mata. Jangan menyerah Jurina,"

"Hai'... Arigatou gozaimasu, nee,"

"Iya.. Ganbatte, Jurina"

"Naze desu ka?" tanya Haruna begitu Mariko memutus sambungan teleponnya. "Iie... Jurina hanya meminta saran bagaimana membujuk Rena," jawab Mariko lalu berbaring di ranjang.

"Rena? Ada apa dengan, Rena-chan?" tanya Haruna lalu ikut membaringkan badannya di samping Mariko. "Yah... Kecemburuan uke," timpal Mariko. Haruna hanya mengangguk paham

篠田 ~ 48 Family ~ 小嶋

Tok tok

Rena menoleh ketika pintu kamarnya diketuk. "Aijo, buka pintunya," pinta Jurina dari luar. Rena mengerucutkan bibirnya. "Iie..."

"Aijo, aku lelah sekali. Ini sudah malam dan aku juga perlu istirahat. Kumohon buka pintunya," pinta Jurina.

Rena menatap pintu. Sedari tadi ia terus mengacuhkan permintaan Jurina untuk masuk. Suatu perasaan bersalah menelusupi hati Rena. Dia menghela napas lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia menyalakan kran air panas bath-tub. Setelah merasa cukup, Rena menuangkan cairan aroma theraphy. Ia mematikan kran lalu berjalan keluar kamar mandi.

Ditatapnya pintu sebentar, dimana di baliknya ada Jurina. Ia meraih kunci lalu membuka kunci pintu itu. Ditariknya pelan pintu.

Jurina menatapnya sebentar lalu masuk ke dalam kamar―sebelum Rena berubah pikiran. Jurina segera menutup kembali pintu itu dan menguncinya. Giliran Rena yang menatap Jurina, bingung.

"Aku―"

Jurina tidak melanjutkan kata-katanya ketika Rena melepaskan jaket yang masih dipakainya. "Mandilah. Aku sudah siapkan air," kata Rena tanpa menatap mata Jurina. Jurina diam memandang kekasihnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia benar-benar capek sekarang.

Sedangkan Rena membuka lemari dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Kemudian gadis cantik itu merebahkan dirinya di tempat tidur. Rena menghela napasnya. "Apa aku terlalu berlebihan?" gumam the 2nd ace pelan.

Clek

Jurina keluar kamar mandi dengan mengenakan baju tidur yang tadi sempat diambilnya. Rena segera berpura-pura tidur. The ace tersenyum tipis melihat kebohongan Rena.

Gadis yang masih berusia 15 tahun itu ikut membaringkan tubuhnya di samping Rena. Ia memutar tubuhnya menghadap punggung Rena―yang membelakanginya. Diulurkan tangannya―memeluk pinggang Rena. Rena tersentak dan membuka matanya, tanpa bergerak.

"Rena, aku tau kau belum tidur," kata Jurina lembut. Rena tetap diam tak menanggapi. "Gomen ne," lanjut Jurina. "Aku tidak bermaksud membuatmu cemburu. Aku juga tidak bermaksud memberi Churi-nee harapan," jelasnya.

"Kau bahkan memanggilnya Churi," elak Rena. "Baiklah. Maksudku Akane-nee. Kau tau itu hanyalah pemotretan tentang JuChuri," kata Jurina lagi.

"Dan kita tidak pernah dipotret sebagus itu," sedih Rena. "Dan lagi, Akane tampak sangat menyukaimu, Juri"

Jurina terdiam, "Aku... tidak tau,"

Rena menggigit bibir bawahnya. Mata yang indah itu mulai berkaca-kaca, "Dia mencintaimu, Jurina. Dan aku tau itu,"

Jurina tau, suara itu bergetar, berusaha menahan air mata agar tidak jatuh. Jurina mengeratkan pelukannya dan mengecup lembut tengkuk Rena, berusaha membuatnya tenang.

"Tapi bagaimana kalau aku mencintai gadis yang sedang kupeluk sekarang? Bagaimana kalau aku hanya mencintai Matsui Rena? Naze ka, aijo?" tanya Jurina. Setetes air mata mengalir di pipi Rena. "Shiranai..."

"Aku juga tidak tau, aijo. Kita sama-sama tidak tau. Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu. Karena Matsui Jurina hanya mencintai gadis yang bermarga sama dengannya, Matsui Rena," kata Jurina lagi.

"Hiks..." isakan Rena keluar sudah. Ia terharu. Gadis yang sedang memeluknya kini―yang berusia 6 tahun di bawahnya, sangat dewasa. "Re- Rena juga hanya mencintai Jurina," lirihnya. "Aku tau... Tidak ada yang bisa menggantikanku di hatimu bukan?" goda Jurina.

Rena membalikkan badannya menghadap Jurina. Matanya masih berkaca-kaca. Jurina tersenyum kecil, "Gomen ne, okaasan," Rena menggeleng, "Iie. Gomen ne, otousan,"

Jurina mengecup kening Rena mesra. "Rena..."

"Ne?" Rena heran. "Gomen ne. Tadi saat di tempat manger, ada sebuah tawaran pemotretan dan aku menyetujuinya. Gomen ne aku lancang," kata Jurina menyesal. Warna muka Rena kembali meredup. "Apa ini tentang kau dan Takayanagi lagi?"

Jurina terdiam. Rena yang menganggapnya 'benar' menundukkan kepalanya, merasa sedih kembali menyelimuti hatinya.

"Iie. Ini tentang W Matsui, tentang kita," sahut Jurina. Rena mengangkat wajahnya cepat. Ia mendapati Jurina yang tersenyum usil. "Ya! Kau menjahiliku ya,"

"Hehe... Bukan begitu, aijo. Oh ya, aku yakin pemotretan ini akan lebih bagus dari pada foto yang kau lihat itu," kata Jurina. "Eh? Naze?"

"Judul pemotretan kita adalah 'Love is Free'. Cinta itu bebas, aijo. Dan kita dipotret oleh majalah Flash. Dengan begitu, kita akan memakai lingieri untuk pemotretan,"

"NANI? Hontou?" pekik Rena tak percaya. Jurina mengangguk pasti. "Dengan ini, W Matsui tak kan ada yang mengalahkan," katanya sambil tersenyum lebar. Rena menatapnya bahagia.

Rena memeluk Jurina. "Arigatou... Otousan" Jurina tersenyum dan membalas memeluk Rena.

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan pelukan itu. Jurina memandang Rena intens yang hanya dibalas tatapan heran oleh kekasihnya.

Jurina tersenyum lalu membalik badan mereka, membuat Jurina berada di atas Rena, bertumpu pada lutut dan tangannya. Rena membulatkan matanya dan mengerjapkannya. "N-nani?" tanya gadis yang baru melaksanakan Seijin no Hi itu.

Jurina mendekatkan bibirnya ke telinga Rena. "I miss you," Rena mengangguk, "Miss you too,"

"Do you wanna get naked?" tanya Jurina sambil sedikit mnggoda Rena.

Blushh..

Rona merah itu datang begitu saja ke pipi Rena. "Let's have a good time!" kata Jurina lagi.

END

Dictionary

Aijo = Gadis kesayangan

Iie = Tidak

Naze = Kenapa?

.. ka? = Partikel tanya

Desu = (Tidak ada arti khusus)

Otousan = Ayah

Shiranai = Tidak tahu

Nee = Istilah singkat untuk Oneesan

Mou = Lagi

Baka = Bodoh

Otousan no baka = Ayah bodoh

Okaasan = Ibu

Uso = Tidak mungkin

Dame = Jangan! ; Tidak boleh!

Moshi-moshi = sapaan di telefon

Oneesan = Kakak perempuan

Arigatou = Terima kasih

Gomen/ Gomen ne = Maaf

Nani? = Apa?

Hontou? = Benarkah?

Seijin no Hi = Upacara Kedewasaan

Songlist

Ringtone HP Sae = Enkyori Posutaa (Enkyori Poster) ― 3rd song Type A in Sakura no Shiori

Ringtone HP Tomomi = Yuuhi wo Miteiruka? ― AKB48 8th single

Ringtone HP Mariko = Cloudy Sky ― Kojima Haruna's Solo Song in No3b Album

1 Kataomoi Finally = SKE48 8th single

WAA... This is my debut fanfic in SP fadom. Fanfic ini tercipta karna kegalauan Nyannyan ―panggil saya begitu― ngeliat foto Jurina-tousan dengan Churi-basan yang fotonya kayak suami istri gitu. Karena itu aku bikin fict ini sekaligus sebagai perayaan ketemunya foto-foto Jurina-tousan sama Rena-kaasan yang intens banget di majalah Flash, dan sebagai balasan karna Jurina-otousanplayboy banget di Kataomoi Finally. Masa' 3 cewek diembat semua. Belagak gentle pula.. *ditabok Jurina* Jurina: Anak kurang ajar. Itu kan Cuma peran | Nyannyan: Iya. Tapi ya jangan pegang-pegang pahanya okaa-san dong | Jurina: YA! Di sini, siapa yang semenya Rena? #abaikan. Back.. Oh ya, Kiridevil harus review FF ini. Karna dia udah janji bakal riview kalau aku publish FF ini.

Would you to RnR? Or CnC?

Give Me

R

I

V

I

E

W