Princess Star
.
.
.
Pernahkah kau mendapat pemikiran bahwa dunia ini terdiri dari banyak dimensi? Karena itu memang benar. Salah satu dari dimensi itu adalah tempat tinggal manusia, Bumi, dan salah satu dari dimensi lainnya adalah..
"Sambutlah putri masa depan Mewni, Putri Bintang!"
Mewni, sebuah dimensi dimana tidak hanya manusia yang hidup, tapi juga monster. Yah, tapi itu dulu, ratusan tahun yang lalu. Sekarang semua monster itu bersembunyi dibalik pohon-pohon besar di hutan terlarang. Oh tambahan, manusia di sini bisa dibilang.. berbeda dengan manusia di Bumi. Di Mewni, kau bisa hidup sampai ratusan tahun dan kau hidup dengan sihir. Yah, untuk bagian sihir, hanya keluarga kerajaan dengan umur diatas empat belas tahun yang bisa menggunakan sihir.
Karena itulah Putri Bintang kita, tokoh utama kita, Seokjin, berjingkat dengan penuh suka cita di kamarnya. Tepat hari ini, usianya bertambah menjadi empat belas, yang artinya.. ibunya akan menyerahkan semacam tongkat sihir yang diwariskan turun temurun pada setiap putri masa depan Mewni untuk dipelajari dan jika mampu.. menciptakan mantranya sendiri.
"Kau terlihat begitu senang Putri Bintang."
"Tentu saja, aku akan belajar sihir setelah ini. Uuuh! Aku tidak sabar memunculkan Warnicorn-ku sendiri.., oh, oh, oh! Melawan monster!"
Pelayan yang berada di samping Seokjin hanya terkekeh geli. Putri Bintang Mewni yang spesial, julukan yang diberikan Glossaryck ketika Putri Bintang itu lahir dan menangiskan tangisan pertamanya. Belum ada yang tahu kenapa Glossaryck menjuluki Seokjin seperti itu, tapi pelayan di samping Seokjin mengira bahwa sifat Seokjin yang penuh dengan semangatlah salah satunya.
"Putri.."
"Tunggu sebentar.. Astagaa.. apa yang harus kusihir setelah ini? Tumpukan marshmellow? Pelangi?"
"Seokjin!"
Seokjin memutar tubuhnya, "Hai ibu!" Senyumnya secerah matahari di musim panas, membuat ibunya tidak sanggup untuk menahan senyumnya. "Hai sayang, ibu tahu kau sangat senang dan antusias tentang hari ini atau mungkin lebih kepada tongkat sihirnya, tapi biar ibu ingatkan kembali-"
"Bahwa tongkat sihir itu bisa jadi sangat berbahaya jika digunakan secara melenceng dari fungsinya diciptakan. Dan bahwa aku harus menjaganya dengan sangat hati-hati dan jangan sampai jatuh ke tangan orang jahat, terutama monster." Seokjin menghela nafasnya, "Ibu sudah mengucapkannya ratusan kali terhitung sejak aku berumur lima tahun, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja."
Awalnya Ratu Bulan percaya, uh.. hanya untuk beberapa detik sebenarnya. Ayolah, siapa yang tidak tahu bahwa sebenarnya putri kecilnya ini adalah seorang penghancur kecil yang hebat? Yang bahkan meledakkan dapur istana saat berumur enam tahun. Bahkan Seokjin juga menghancurkan ruang cermin ketika tidur berjalannya 'kambuh'.
Cerita konyol, Seokjin bilang bahwa dirinya di dalam mimpi sedang bertarung melawan wanita jahat bergaun elegan yang memiliki entahlah, Seokjin bilang bahwa itu terlihat seperti cat hitam yang dilukis seperti cabang pohon di kedua tangannya. Hah, terdengar sedikit aneh.
Tapi intinya, ketika Seokjin berjata bahwa semuanya akan baik-baik saja, itu pertanda bahwa kau harus khawatir. Karena sekarang, kata baik-baik saja yang Seokjin ucapkan sama sekali tidak terjadi. Uh-uh.., gadis itu dengan seenaknya mengayunkan tongkatnya seraya mengucapkan, "Ledakan Warnicorns!" dan mengakibatkan kerusakan pada rumah warga yang disebabkan oleh kumpulan Warnicorns liar yang gadis itu ciptakan.
"Star, karena kau terus begini maka tidak ada pilihan lain bagi ayah dan ibu. Kami dengan menyesal akan mengirimmu keluar istana, jangan khawatir, kau masih bagian dari keluarga Butterfly."
-Star, nama lain Seokjin. Itu sama seperti rakyat Mewni yang memanggilnya Putri Bintang yang juga nama lainnya, lebih tepatnya sebutan.-
"Ibu! Tolong jangan kirim aku ke St. Olga, sekolah untuk putri yang nakal! Ayaaaah.." Seokjin menatap penuh harap pada ayahnya, namun harus menelan rasa kecewa ketika ayahnya menggeleng.
"Keputusan bagus River sayang."
"Aku selalu di sisimu, Moon."
Ugh, Seokjin ingin muntah rasanya.
"Star, tenanglah. Kami tidak akan mengirimmu ke St. Olga, ekhm.. belum saja. Kau akan tinggal dengan sebuah keluarga baik dan ramah di dimensi Bumi. Ibu yakin kau akan senang berada di sana, mereka memiliki anak laki-laki seumurmu." Ratu Bulan tersenyum, sedang Seokjin merengut. Siapa peduli jika itu anak laki-laki atau seumuran dengannya? Seokjin yakin bahwa di sana pasti sangat membosankan.
"Werdrick sudah semua mengemasi barangmu. Oh dan tongkatnya.. kau boleh memilikinya, tapi karena tongkatnya kau bawa, kau juga harus membawa buku sihirnya."
Wow, Seokjin kira kepindahannya adalah sesuatu yang sangat merepotkan, tapi ternyata ibunya sudah menyiapkan hal yang lebih merepotkan dari itu. Ugh, buku sihir keluarganya itu benar-benar tebal. Itu seperti.. seperti.. ah! Tiga buku dengan 500 halaman ditumpuk menjadi satu. Belum lagi isi buku itu.., Glossaryck.
"Ibu-"
"Ap ap ap ap.., tidak ada protes. Tongkat dan buku ini saling berkaitan, jika kau bawa tongkatnya, maka kau juga harus bawa bukunya. Lagipula kami mengirimmu keluar istana agar kau lebih leluasa saat mempelajari sihirmu, oh dengan bantuan Glossaryck tentunya."
"Ibu! Ibu tahu bagaimana Glossaryck bukan? Dia mungkin saja baik pada ibu, tapi dia selalu memberiku teka-teki rumit saat berbicara padaku, ughh.."
Ratu Bulan hanya diam, tidak menanggapi. Aksi protes Seokjin akan berlangsung sangat lama jika Ratu Bulan menanggapi semua keluhan putrinya itu. maka dari itu dia hanya memberi isyarat bagi para pelayan untuk membawa Seokjin dan semua tas yang sudah disiapkan ke dalam stagecoach. Penjaga gerbang sudah memegang gunting dimensional, hanya tinggal merobek dan mengirim Seokjin ke Bumi.
Tapi Ratu Bulan berjalan medekati stagecoach dan meraih wajah Seokjin yang memang secara sengaja disembulkan ke luar oleh gadis itu. Ratu Bulan tersenyum lembut dan berucap, "Star sayang, jika kau butuh bantuan, anak laki-laki keluarga Kim akan dengan senang hati membantumu. Dia anak yang baik." Setelah itu menjauh dan memberi perintah untuk segera merobek dan mengirim Seokjin ke Bumi.
Seokjin murung tentu saja. Tapi jika ini yang terbaik untuknya bagi ibunya, kenapa tidak? Mungkin saja apa yang dikatakan ibunya benar. Mungkin saja, anak dari keluarga baru yang akan menampungnya nanti mau menjadi temannya, bermain dengannya, belajar sihir dengannya, dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Ya, dia hanya perlu berfikir positif, seperti biasanya.
.
.
.
"Beritahu Tuan Ludo, Putri Bintang memegang tongkat dan tidak dalam pengawasan."
.
.
.
TBC
Hai, aku tahu aku masih punya utang, tapi aku ngga bisa ngilangin ide ini dari kepala. Bagaimana menurut kalian? Haruskah dilanjut? Have a nice day! Peace.
