last fic, last fic...

kepada mereka yang sibuk me-request via fs...,
ini pesenannya...
:)

DEDICATED TO KAKASHI.

damn masashi,
GA PUNYA HATI LO!!!
DDx

(napsu sendiri)

standard disclaimer applied

WARNING
OOC,
AU,
fluff,
dan pairing (kalo-kalo ada yang ga suka) antara lain :

- SaiIno (MAIN PAIRING)
- ShikaTema

- AnkoKakaShizu (nokomen...)
- SasuSaku :D
- NaruHina
- NejiTen
- dan seterusnya...

mulaiii !!!
XDD


A Naruto fanfiction ; 2008 by Yvne F.S. Devolnueht

"L.O.V.E"

Romance/Humor
Main pairing : SaiInoShika

(L)

(O)

(V)

(E)

Love is the triumph of imagination over intelligence – H.L. Mencken


Normal POV

"Lo dimana??!", seorang gadis pirang terdengar setengah berteriak. Raut mukanya menunjukan kekesalan. "Ah, parah lo! Ya udah!"

Si pirang menutup pembicaraan dengan menekan 'End' pada layar HTC Diamond-nya. Setelah mengatur nafas, ia meraih pouch di hadapannya. Ia mengeluarkan sisir dan mulai merapikan poninya yang cukup panjang itu.

"Di mana dia??", seorang lagi gadis yang baru keluar dari satu bilik kecil bertanya.

"Baru bangun.", si pirang mendengus.

"Hah?? Ga salah tuh, baru bangun??", temannya itu ikut merapikan rambut –yang sebenarnya berwarna merah muda mencolok—dengan jari-jari.

"Menurut lo??", kata pirang mendelik.

Temannya mengangkat bahu, "Yah... Namanya juga Shikamaru..."

Dan menit berikutnya, seorang gadis muda lain mendorong pintu dengan lambang siluet high-heels ruangan yang pirang dan temannya tempati.

"Eh, Ino! Lo dicariin Shizune-sensei tuh...!", kata gadis bercepol dua yang tadi baru masuk.

"Mampus gue...", gadis pirang yang dipanggil Ino itu memasukkan sisirnya ke pouch lagi. "Thanks ya, Ten! Ayo, Sak, lo ikut!"

"Eh, tapi aku mau nganterin-", belum sempat gadis pinky itu menolak, tangannya sudah ditarik Ino.


Ino's POV

"Kamu jangan ngelindungin dia terus, Ino... Saya tau, dia bukan pemain tim futsal kan...??".

Gue ngenggeleng, "Tapi sensei, dia ikut dispen soalnya dia bisa nyusun strategi yang bagus...!"

Dalem hati, guling-guling deh gue. Jelek banget sih, ngelesnya...! Dan sesuai perkiraan, Shizune-sensei ga percaya.

"Ya terserah lah... Udah, kamu ke kelas aja. Bentar lagi bel."

"Iya sensei... Permisi..."

Gue nutup pintu ruang wakasek dan sadar kalo si Saku udah ga duduk di bangku depan ruang wakasek. Kampret tu anak!

Baru juga gue mau nelfon, sms dari dia udah masuk duluan.

Sori y, bund.. Ak hrs nganter sarapan buat Sasu-chan..
C U at lunch, dear.. XO, Saku

Sender : Sakura, Haruno
07:41 03/11/2008

Si jidat lapangan terbang..., awas aja ntar!

Gue ngelangkah ke kelas yang sebenernya cuma seling tangga sama ruang wakasek. Kelas gue sih, strategis. Jalan ke kanan dikit, pintu gerbang. Nyebrang, ruang olahraga. Ke kiri dikit, ada UKS yang siap jadi sarang mabal. Toilet? Tinggal naik tangga sekali. Dan berhubung kelas yang super strategis itu deket salah satu pintu masuk-keluar sekolah, gue jadi bisa ngeliat jelas si Nara Shikamaru baru dateng dengan tampang kusut dan sendal jepit.

Ya, sendal jepit.

God, my eyes start to burn.

"Oi.", dia nyapa ga niat.

Tenang..., tarik nafas, hitung sampe 7..., hembuskan pelan...

"Kaga salah tu sendal?", gue nunjuk kaki si Nara.

Dia ngeliat kakinya bentar, "Kaga. Kemaren pulang dispen gue ke sekolah dulu. Sepatu basah, ga enak dipake. Jadi gue tinggal di kelas."

"Lo ninggal sepatu di kelas??!", gue nanya setengah tereak.

"Iyeh.", dia jawab sekenanya.

Tenang..., tarik nafas, hitung sampe 7..., hembuskan pelan...

"Pelajaran pertama apaan?"

Gue ngeliat dengan mata, 'Jangan bilang lo mau mabal?'

"Pelajaran Kurenai-sensei... Kenapa?"

Shika manyun. "Males. Nih, lo taro di loker gue. Kalo ditanya, bilang aja gue belum dateng."

Gue disodorin tasnya. Dan dia ngebalik pergi. "Lo mau kemana??"

Si Nara berbalik bentar, "Ke Coffee Spot."

Here it goes again...


Normal POV

DRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINN-

Bel yang nyaring itu berbunyi di sepanjang lorong. Bersamaan dengan bunyinya, murid-murid Konoha Senior High School berhamburan memenuhi tempat.

Di antara murid yang begitu banyak itu, terlihat Yamanaka Ino berjalan dengan usaha mempertahankan keseimbangannya –satu tangannya memegang buku-buku tebal dan satunya lagi memegangi tas seseorang. Dan keberhasilannya dalam bertahan berdiri itu tidak lama. Seseorang berlari dan menubruknya. Membuat semua bawaannya berserakkan. Ia mengerang kesakitan.

"Heh! Kalo jalan liat-liat dong...!", Ino membentak kesal. Si penubruk hanya menggumamkan maaf dan segera berlari lagi –tanpa membantu Ino.

Dengan umpatan-umpatan kecil, Ino meraih buku-bukunya yang menyebar di lantai. Tepat ketika ia akan meraih tas Shikamaru, tangan yang lain meraihnya, membuat Ino mendongak.

Di depannya berdiri seorang lelaki.

Bukan lelaki biasa, jelas. Kerena Ino membelalakkan matanya.

"Makasih...", Ino bicara pelan sesudah dibantu berdiri oleh lelaki tadi.

"Sama-sama...", si lelaki menjawab. "Mau aku bantuin...?", katanya lagi dengan senyum charming.

Ino menggeleng cepat, "Ga usah. Lokerku udah deket kok. Sekali lagi, thaks ya!". Ino tersenyum dan berjalan meninggalkan lelaki tadi.

Setelah Ino sudah tidak terlihat lagi, lelaki tadi tersenyum kecil, menggelengkan kepalanya. Ia berjalan menuju sekelompok siswa dengan vest putih yang terlihat cerah di atas setelan hitam seragam sekolah mereka. Gerombolan kecil itu tidak terlihat karena tertutupi siswa yang sibuk berjalan kesana kemari.

"Haha!! Gagal ya, pak??", seorang lelaki dengan rambut coklat tertawa ke arah lelaki-senyum-charming tadi.

"Heh. Cuma bad timing... Selanjutnya pasti berhasil...", si senyum charming menjawab yakin.

"Huff... Udah gue bilang, dia ga akan kemakan trik lo...", seorang lelaki Nara ikut bicara. "Udah ah, gue mau ngambil tas gue.", katanya lagi sambil melengos pergi.

"Makanyaaa, jangan over pede lo, Sai...!", rambut coklat berseru. Senyum-charming-well-known-as-Sai itu hanya tersenyum.

"It just about time... We'll see...", kata Sai dengan pandangan ke arah Ino berjalan tadi.


Ino's POV

Oh. My. Effing. God.

Aku. Ga. Bisa. Mikir.

HAH!

Bener kan, tadi tuh Sai??! Anak kelas seni itu?????! Gilaaaa, mimpi apa gue semalem, bisa hubungan sama cowo kaya gitu??!

Oke. Supaya jelas, biar gue jelasin makhluk kaya apa si Sai itu.

Fisik : standar (in a good way), rambut item, kulit (kelewat) putih, senyum charming yang disinyalir bisa bikin siswi sekolah di radius 300 meter terbagi jadi 2 bagian : fangirl & pingsan-girl.

Prestasi : karya lukisnya terakhir dipajang di Konoha Art Festival sebagai 'Best Masterpiece from Artist age 16-22', piala lainnya udah menuhin lemari penghargaan di sekolah, dan untuk melengkapi semua itu, lukisannya udah sering dibeli PLUS banyak dicari (baca : damn, he's rich).

Tapi harap jangan lupa prestasi yang ini :

Dikenal sebagai player bertampang innocent. Sebuah sumber bilang, daftar mantannya udah bisa bikin tinta 1 printer abis tak bersisa kalo diketik dengan font Arial 10 pada kertas A4 spasi single. Dalam satu waktu, maksimal berpacar 6, minimal 2. Dan cewe-cewenya ga akan keberatan walaupun mereka tau atau (pura-pura) ga tau dan dikasih tau ketika si Sai udah bosen dan akan memutuskan mereka dan si cewe-cewe tetep ga keberatan juga.

DAN itu, bikin gue ALERGI berat sama yang namanya SAI.

Makanya tadi gue langsung ngehindar. Hakh chuih dung dung pret gue hubungan sama dia orang kaya gitu!

"Halooo, mbak! Budek ya??", gue sadar dari syok sesaat gue dan langsung ngeliat Saku yang ngelambai-lambai-in tangannya di depan muka gue.

"Ya? Apa??", gue geleng-geleng, berusaha sadar.

"Ih... Gue bilaaaang, hari ini gue ga bisa ikut latihan ice skating...!", Saku ngejawab.

"Hah????? Kenapa?????", gue berusaha kedengeran ga setuju berat.

"Mamanya Sasu-chan sakit... Aku mau jenguk...", Saku jawab sambil lenje-lenje ke pacarnya dari zaman jurasik; Uchiha Sasuke.

Gue ngedengus. Kalo udah soal pacarnya, ga mungkin Saku ditahan. "Ya udah, ntar gue bilangin ke pelatih."

"Waaaa! Makasih ya, bund...!!! Emang, bunda Ino the best sedunia!", Saku meluk gue bentar.

"Iye iye... Sas, salam ke nyokap lo ya. Cepet sembuh, gitu. Ntar gue kirimin bunga.", kata gue ke Sasuke.

"Hn.", dia ngegandeng tangan Saku, "Berangkat yu, beib?"

"Oraits... Dadah bunda Ino...!!!"

Saku keliatan masuk ke BMW Hybrid 7series Sasuke. Gila, kemaren gue liat di TV, tu mobil kan baru keluar. Udah dibawa aja sama si rambut ayam.

Gue jalan ke arah halte bis. Sepi.

Ya iyalaaah, jadwal bis baru sejam lagi baru ada!

Gue berdiri di deket tiang jadwal bis. Baru gue mau makan permen yang gue bawa, gue kaget sama klakson mobil. Permennya jatoh.

Spontan, gue langsung ngeliat kesel.

"Woi!! Jangan seenak udel nglaksonin dong!!!!". Gue jalan ngedeketin mobil city-car-look-alike itu, ngegedor jendelanya.

Jendela mobil itu kebuka, "Sori..."

Dua kata;

Senyum. Charming.

Oh shit...

tbc—


lalalaa.
pendek ya...??
hheu.

duh, high-school banget lah, fic ini tuh...
mav ya, kalo pada ga suka...
DDx

I used west-humor than east-style.
biar ga cheesy...

dan ya,
Sai is such a jerk here...

hmm.
SasuSaku di sini...-
OOC BANGET YAAAAAAAAAAAA???!
ahahahahaha!!!
(over excited)

next chap : With The Bet and The Paint

review, please...???????
xo xo ,
Yvne F.S. Devolnueht