Disclaimer : Siwon dan Kibum juga semua chara di dalam fic ini bukan milik saya ^^ Hanya fic ini yang murni punya saya, Jung Hyun Hyo. Don't copy without permission, please!

Warning : Genderswitch for uke, OOC, typo(s). So, if you DON'T LIKE, DON'T READ! NO BASHING!

Dedicated for : Kim 'Nyx' Eunjung

eL-ch4n

Snowysmiles

Lil' Cute Bear

And Yuukiheaven

We need more SiBum. Because too much SiBum is never enough ;)

Note : For celebrating SiBum's Days Love, dengan tema Horse a.k.a Kuda. Happy reading ^^

.

.

.

Lelah.

Satu kata yang menggambarkan keadaan Siwon setelah pulang dari kantornya. Setelah memutar otak kiri dan memeras otak kanan untuk menghadiri berbagai macam meeting. Setelah hanya punya waktu tidak sampai 20 menit untuk beristirahat. Setelah menyetir selama 30 menit. Setelah sampai dirumah jam 11 malam.

Oh, astaga, kepala Siwon rasanya mau pecah.

Dan kesabarannya seakan diuji coba ketika masuk dan menemukan rumah besar nan mewahnya berantakan. Sungmin –anak perempuan pertamanya berbaring telungkup, sedang mencoret sebuah kertas dengan sebuah crayon berwarna merah. Crayon warna lain bertebaran di lantai beserta dengan kertas yang juga sudah dicoret Minnie –panggilan Sungmin–. Sementara itu, Kibum –istri Siwon yang cantik tiada tara sedang berlutut dengan perut besar di samping Sungmin. Ditangannya ada sebotol susu.

"Aku pulang." hela Siwon capek.

Kibum mendongak dan menemukan suaminya sedang merenggangkan dasi seraya berjalan ke arahnya. Dengan sigap, Kibum berdiri dan mencium kedua pipi suaminya mesra. "Selamat datang." katanya. Anak mereka berdua sama sekali tidak bereaksi.

Siwon menghela nafas dan berjongkok di samping Sungmin. "Anak appa kok belum tidur?" tanya Siwon seraya mengacak rambut lembut Sungmin, sementara matanya melirik ke arah Kibum dengan penuh tanda tanya. Kibum hanya mengedikkan bahu. Sungmin sibuk berceloteh sendiri –mengabaikan Siwon yang menghela nafas. Selalu begini. Sungmin yang susah tidur selalu menimbulkan masalah setiap hari.

Hup ~

"YAAAAA! APPA, TULUNIN MIIIN! MIIN MACIH MAU GAMBAAAAALL!" teriak Sungmin menggelegar ketika Siwon menggendongnya paksa. Kibum hanya bisa meringis seraya mengekor Siwon dengan satu tangan di pinggang. Maklum, perut besarnya membuatnya pegal saat ia harus membawa anak di dalam perutnya ke mana pun.

"Hueeeee, Min macih mau gambal.. Hueee.." Sungmin mulai menangis saat Siwon membaringkannya di tempat tidur pink –warna favorit Sungmin. Kibum menghela nafas lelah, sementara Siwon mulai membaringkan tubuhnya di sebelah Sungmin –tidak peduli anaknya yang cute melelehkan beribu air mata.

Setelah memberikan botol susu pada Sungmin yang langsung ditegaknya –well, Sungmin memang rakus kalau soal susu–, Kibum akhirnya duduk di tepi tempat tidur Sungmin yang lain dan menyenderkan punggungnya ke dinding.

Mata bulat Sungmin memandang penuh kebingungan pada orangtuanya –yang tumben-tumbennya berada di sisinya sebelum tidur.

"Minnie, umma mau cerita dongeng lho ~ Minnie mau denger gak?" tanya Siwon seraya mengusap pipi bulat Sungmin yang dipenuhi semburat air mata. Kibum kontan memelototi suaminya. Siwon membalas 'oh-ayolah-ini-supaya-Sungmin-bisa-tidur-' dengan tatapan mata.

Kibum mengernyit. 'aku-tidak-bisa-mendongeng-' balasnya.

Siwon menaikkan kedua alisnya –memohon, dan kembali membalas dengan tatapan mata. 'sebisamu-saja-Bummie-'.

Kibum cemberut, dan membalas 'memangnya-kalau-aku-menceritakan-dongeng-Sungmin-akan-langsung-tidur?-'.

Kali ini Siwon tersenyum dan menggerakan kedua alisnya –menggoda dan kembali membalas, 'aku-tidak-tahu-maka-itu-lebih-baik-kalau-kita-coba-dulu-Bummiiiie-'.

Sungmin melepas dot susunya hingga berbunyi 'plop' dan memutus kontak batin –atau lebih tepatnya kontak mata– Siwon dan Kibum. "Umma, appa, Min mau!"

Siwon dan Kibum tersentak. Dua detik kemudian, Siwon mengirimkan tatapan mata terakhir pada istrinya, 'ayo-cepatlah-Kibummie!-'

Kibum mendengus, lalu ia menyamankan perutnya sebentar dan mulai bercerita.

.

.

.

Kalian pernah mendengar tentang The Three Musketeers?

Ya, mereka adalah tiga pria pendekar gagah berani yang punya dedikasi sangat tinggi dan ditugaskan untuk melindungi sang Ratu.

Mereka begitu terkenal dan legendaris sehingga setiap kota di sudut dunia tahu tentang mereka. Dan karena itu, banyak cerita tentang The Three Musketeers yang berkembang sesuai dengan budaya sendiri.

..

Colmar, France

TING!

SLASH!

TRING!

Suara tebasan dan sabetan pedang yang beradu terdengar jelas di sudut kota Colmar, Perancis. Tiga lelaki tampan sedang mengayunkan pedang baja mereka. Melawan seorang perampok yang ketahuan mencuri dari rumah salah satu warga kerajaan Asia-Perancis. Lihai juga sang perampok ini.

"Umma! Memangnya dulu ada kelajaan Asia-Plancis di Elopa?" potong Sungmin.

Kibum memutar bola matanya diam-diam dan mengusap kepala Sungmin. "Kan umma bilang dongeng, sayang.."

Siwon tertawa. Sungmin meraih botol susunya dan berkata di sela-sela sedotannya. "Lanjut.. Mma! Tapi.. Namanya jangan cucah-cucah!"

Giliran Kibum yang tertawa. Ia mengangguk dan meneruskan ceritanya.

TRING!

"Aaaaah, sialan!"

"Kau masih berani mencuri di daerah ini?" tanya salah seorang Musketeer bersuara berat.

"Siapa kalian sebenarnya? Dasar pengecut! Lepaskan topi-topi besar kalian! Memangnya kalian seorang wanita, apa?" tantang sang pencuri. Dengan posisinya yang berada ditanah dengan ditopang telapak tangan, ia berusaha untuk tidak terinjak oleh kaki kuda-kuda besar yang sedang mengepungnya. Nyawanya bisa melayang.

Namun ternyata, tidak ada satu pun dari Musketeer yang merespon ucapannya.

"Penjara seumur hidup menantimu kalau masih mau berbuat tindakan memalukan seperti ini." sahut Musketeer lainnya seraya menyodok bahu sang pencuri dengan Degen Sword-nya pelan.

"Ya. Kau sungguh memalukan. Kalau mau merampok, seharusnya tidak ketahuan, baru kau bisa dibilang perampok professional. Dasar bodoh." sambung salah seorang Musketeer bersuara lumayan indah. Dan pernyataan barusan mengundang protes keras dari kedua temannya.

"YA! MARCUS CHO!"

Salah satu Musketeer yang bernama Marcus Cho itu mengedik bingung pada kedua partner-nya –heran kenapa ia harus diteriaki sedemikian keras.

"Pokoknya –"

Musketeer bertubuh paling tinggi turun dari kuda putihnya dan berjalan tegap. Setiap langkah yang ia tapak dari kedua sepatu boot kulit coklatnya membuat sang pencuri memucat karena charisma yang luar biasa. Meskipun ia tidak bisa melihat wajahnya karena terhalang topi Cavaliar coklat besar sang Musketeer, namun aura percaya diri yang kuat cukup membuat nyalinya mengkerut. Ia mundur ketika orang dihadapannya berhenti sekitar 5 senti dari tubuhnya.

"– Sekarang kau akan kami bawa ke pengadilan kerajaan, sehingga kau akan dapat hukuman yang membuatmu jera. Dan kau juga harus mengembalikan barang-barang curian ini."

Si pencuri menelan ludah. Sinar bulan tidak bersinar terlalu terang malam ini, membuatnya semakin sukar melihat sosok wajah di bawah topi bulat dan lebar itu.

"TIDAK! AKU TIDAK MAU!"

Begitu melihat celah dari bawah kuda-kuda di sekelilingnya, si pencuri langsung kabur dengan meninggalkan kantong curiannya. Ia berteriak sangat kencang, membelah pekatnya langit hitam malam.

The Three Musketeer menghela nafas mengetahui sang pencuri kabur.

Seorang Musketeer dengan nama samaran Aiden Lee atau yang lebih dikenal penduduk sebagai Lee Donghae turun dari kudanya. Tanpa banyak bicara, ia mengambil karung goni berisi barang curian tadi. Dan ia terperangah melihat kilau kuning yang sangat ia kenali.

"Emas." sahutnya pendek.

"Wow! Mana? Mana? Aku mau lihat!" sahut salah seorang pendekar bernama samaran Marcus Cho kencang seraya turun dari kudanya. Namja yang bernama asli Cho Kyuhyun dan mempunyai suara yang indah itu langsung berlari menuju kawannya, namun –

BLETAK!

"Kau ini bodoh atau apa sih? Dia itu pencuri, tidak seharusnya kau memberi nasihat yang aneh-aneh!" raung Siwon marah.

"Memangnya aku memberi nasihat? Kalau iya, nasihat apa yang kuberi padanya? Aku tadi mengancamnya, tahu!" balas Kyuhyun tidak terima.

"Oh, ya? Mengancamnya? Dengan mengatakan 'Kalau mau merampok, seharusnya tidak ketahuan, baru kau bisa dibilang perampok professional. Dasar bodoh.' Begitu? Itu provokasi namanya, pabbo!"

BLETAK!

Lagi, sebuah jitakan keras penuh kasih sayang seorang teman mendarat di kepala Kyuhyun –membuat namja termuda itu mengerang kesakitan seraya mengusap pucuk kepalanya.

"Hei, lagipula kau tahu kalau dia tidak akan mencuri lagi! Dan aku yakin itu! Aku ingat wajahnya, kita tinggal menyuruh pengawal istana atau prajurit kerajaan mencarinya. Tidak sulit!" sahut Kyuhyun membela dirinya sendiri.

Siwon berkacak pinggang seraya melirik Kyuhyun tajam. "Oh ya. Benar. Coba katakan itu di depan raja Jung dan ratu Kim, aku mau lihat reaksi mereka. Asal kau tahu, ucapanmu tadi sama sekali tidak mencerminkan derajatmu. Kau salah satu Musketeers, seharusnya kau bisa lebih berhati-hati dengan ucapanmu."

Kyuhyun merengut. Ia tahu ia selalu kalah telak kalau berdebat dengan Choi Siwon. Lagipula, ucapannya tadi ada benarnya juga sih.. "Baiklah, baiklah, aku salah. Aku minta maaf." sahut Kyuhyun seraya memajukan bibirnya. Sebenarnya ia masih ingin melawan –karena tahu ia tidak salah, tapi kalau itu membuatnya tambah dimarahi oleh sang senior, lebih baik tidak usah.

"Um, halo?"

Suara khas dari Lee Donghae atau Aiden Lee membuat Siwon dan Kyuhyun menoleh. Mereka mengernyit heran menemukan namja tertua itu sudah duduk di atas kuda coklat kesayangannya dan menggenggam barang curian si pencuri tadi.

"Lebih baik kalian sudahi perdebatan konyol itu. Kita harus melaporkan kejadian ini." sahutnya tegas. Tali kekang kudanya –yang ia beri nama Red Hare– ia tarik kuat, membuat hewan besar itu mengikik dan mengangkat kedua kaki depannya.

"Jadi kita harus ke istana sekarang?" tanya Kyuhyun malas. Ia mengusap tengkuknya dan mendesah. Sebenarnya ia ingin langsung pulang dan menerjang tempat tidur.

"Ya. Kalian berdua pergi ke istana." sahut Siwon seraya ikut menaiki kudanya –Simba nama kuda putih itu. Badannya tercondong ke depan kala ia mengelus pucuk hidung kuda kesayangan itu dengan kedua telapak tangannya yang terbungkus sarung tangan.

"Lalu, kau?" tanya Kyuhyun kesal. Ia menepuk-nepuk pelana Shadow –kuda hitamnya dan menempatkan satu kakinya di pijakan, lalu naik dengan cepat ke atas punggung kudanya.

"Aku mau pulang. Tidur."

"APA?" sahut Kyuhyun dan Donghae sweatdrop. Enak sekali si jangkung ini!

"Ya, aku mau istirahat. Bagi beberapa shilling dari raja dengan adil kalau kalian mendapat imbalan, termasuk bagianku." sahut Siwon.

"Kau kan keturunan bangsawan, seharusnya tidak perlu! Lagipula, keenakan sekali kau!" sahut Kyuhyun kesal.

"Tidak bisa begitu! Kau juga harus ke istana!" protes Donghae tidak terima.

Siwon melirik Kyuhyun dan Donghae tajam. "Aku capek, Aiden Lee dan Marcus Cho yang juga keturunan darah biru. Apa kalian tidak tahu kalau aku tidak tidur dari kemarin demi mengawal ratu Junsu dari negeri sebelah? Oh ya, tentu saja kalian tidak tahu. Kalian tidak berhenti main-main di alam mimpi sampai matahari tepat ada di ufuk. Kan?"

Pernyataan itu telak menghantam hati Kyuhyun dan Donghae. Meskipun sebenarnya mereka berdua ingin mendebat Siwon, namun mereka cukup respek pada namja gentle itu. Meski bukan yang tertua, namun setiap keputusan yang diambil Siwon adalah keputusan yang bijaksana, yang menyatukan semua pendapat. Jiwa kepemimpinan Siwon kuat, apalagi ia adalah orang yang bertanggung jawab.

Dengan berat hati dan mulut yang dimajukan, Kyuhyun dan Donghae mengangguk.

Siwon melengos. "Bagus. Sebaiknya kalian langsung menuju istana, agar kalian juga bisa langsung tidur. Selamat malam." Dan tak lama, kuda putih yang ditunggangi Siwon menjauh masuk ke dalam hutan dengan suara pelan.

.

.

.

Meanwhile..

Seorang yeoja cantik yang sedang memakai gaun sederhana mengerjapkan matanya yang mulai lelah karena sinar dari dalam lentera di sampingnya meredup. Gadis bernama Kibum itu mendesah panjang. Ia lumayan jengkel karena jatah membacanya harus terpotong –lagi.

"Kibummie? Kau sudah tidur?" tanya sang umma dari luar. Kibum cepat-cepat membereskan buku-buku yang berserakan di atas mejanya dan menyahut. "A-ah, aku belum tidur umma. Masuk saja."

Leeteuk –nama panggilan yang kerap disematkan pada yeoja berumur 38 tahun itu– masuk ke kamar anak perempuannya. Di tangannya terdapat sebuah lentera dengan nyala lampunya yang lumayan terang. Seketika, warna kuning lembut memenuhi dan berpendar di kamar Kibum ketika lenteranya mati dan digantikan sinar lentera ibunya.

"Kau sedang apa?" tanya Leeteuk lembut seraya berjalan menuju anaknya dan mengelus rambut Kibum. Kibum tersenyum. "Ani, aku hanya sedang belajar bahasa Prancis, umma."

Leeteuk tertawa. "Kau memang kutu buku. Tidak heran kau pintar. Apa kau sudah selesai?"

Kibum mengangguk. "Wae, umma?"

Senyum Leeteuk menghilang ketika ia menyodorkan sebuah ember kayu kecil pada anaknya. Yeoja yang mengenakan dress yang tidak kalah sederhana dengan anaknya itu meminta maaf melalui binar matanya. Kibum menghela nafas. "Tidak ada air di sumur, umma?"

Leeteuk menggeleng. "Mianhae.. Tapi umma tidak bisa meninggalkan appa.."

Sang yeoja muda tersenyum tulus, lalu menyambar ember kecil itu dari tangan sang umma. "Tidak apa, umma. Biar aku yang ambil."

Sorot mata Leeteuk berbinar. Sebenarnya ia tidak mau menyuruh anaknya pergi keluar, terlebih tengah malam seperti ini, namun kalau tidak ada air, Leeteuk tidak bisa mengompres tubuh suaminya. Kangin –appa Kibum sekaligus sang suami sudah sakit berhari-hari. Tubuhnya demam tinggi dan terus menggigil. Karena tidak ada uang untuk membawanya ke tabib sekaligus berobat, jadilah, Leeteuk dan Kibum merawatnya dengan sabar di rumah kecil mereka. "Sungguh?"

Kibum mengangguk seraya tersenyum manis.

Leeteuk menghela nafas lega. "Kalau begitu, bawa lentera ini, Kibummie. Dan hati-hati di jalan."

.

.

.

Siwon menguap. Sungguh, matanya sangat berat, terlebih tubuhnya lelah sekali. Untuk mengawal ratu Junsu yang ingin melakukan hubungan kerjasama dengan ratu Jaejoong benar-benar melelahkan. Ratu Junsu yang mempunyai trauma karena anak satu-satunya pernah diculik membuat Siwon kewalahan. Ia harus menjaga dan mengikuti sang ratu kemana pun ia pergi atas perintah ratu Jaejoong. Saat ia memanggil teman-teman Musketeernya, keluarga Donghae dan Kyuhyun malah memberitahunya bahwa kedua namja malas itu malah masih tidur.

Merasa bosan dan semakin mengantuk karena suara telapak kudanya yang pelan, Siwon akhirnya mendongak dan melihat bulan putih yang bersinar begitu terang. Oh, astaga, indah sekali. Andai saja ada yeoja yang secantik sinar bulan itu..

Yah, sejujurnya, ia juga bosan melihat wajah Donghae dan Kyuhyun hampir setiap hari. Hanya saja, sampai saat ini belum ada yeoja yang berhasil memikat hatinya. Padahal banyak sekali yeoja yang sudah terjerat ketampanan wajahnya.

Oke.

Siwon memandang lurus ke arah depan –mencoba berkonsentrasi pada jalannya. Rumahnya memang berbeda dengan rumah teman-temannya di kota. Tempat tinggalnya berada di balik hutan –yang membuatnya harus menembus hutan pinus yang tidak terlalu lebat untuk sampai.

Namja itu mendecak kesal mendapati laju kudanya melambat. "Ayolah, Simba. Aku tidak ingin tidur di hutan malam ini. Cepatlah. Aku janji akan memandikanmu besok."

Sang kuda mengikik sebagai jawaban.

Setelah beberapa menit, Siwon menyipitkan matanya melihat sebuah cahaya kecil yang tidak begitu jauh di depannya. Penasaran, Siwon mempercepat laju kudanya dengan memukul perut kudanya pelan oleh tumitnya.

Siwon terperangah ketika kudanya mendekat ke arah sosok yang ternyata yeoja itu. Terlihat dari gaun yang dipakainya. Juga dari kepangan rambutnya yang tergerai dari balik gaun sederhana itu. Sementara kedua kakinya yang dibalut sepatu high heels sederhana berwarna putih melangkah anggun ke depan.

Apa yang dilakukan yeoja ini selarut ini..?

Sang yeoja menoleh ketika ia mendengar suara derap langkah kuda di sampingnya. Dan ketika gadis itu menoleh, jantung Siwon berhenti berdetak untuk sesaat. Hampir-hampir ia tidak percaya menemukan ada seorang gadis yang mirip sekali dengan malaikat.

Alis tebal yang tegas diatas sepasang mata coklat paling indah yang pernah Siwon lihat. Poninya yang menutupi dahi tidak menyembunyikan fakta betapa indahnya surai hitam nan lebat itu. Pipinya bulat dan sangat chubby –membuat Siwon menduga-duga bahwa pipi yang sedikit pucat karena kedinginan itu lembut sekali jika dicium. Bibirnya.. Dan bibirnya, oh! Bibir ranum dan merah itu adalah bibir paling cantik yang pernah Siwon lihat. Gaun tipis sederhana yang dipakainya –kalau tidak mau dibilang jelek– membuat kulitnya yang putih dan halus menjadi sedikit terekspos.

Sungguh, yeoja ini cantik sekali! Terlepas dari lentera dan sebuah ember kayu kecil yang ia pegang, ia benar-benar memesona.

Sang yeoja juga nampaknya terperangah, entah karena ketampanan atau pakaian yang dikenakan Siwon. Namun, melihat tatapan sang yeoja yang lebih terarah ke tubuh Siwon, sepertinya pilihan yang kedua benar.

Gadis itu sedikit terkejut menemukan sesosok pria yang memakai pakaian tabard dari beludru berwarna biru dengan kain satin, dimana bagian depan, belakang dan samping dihiasi dengan salib, sedangkan di ujungnya terdapat trim perak. Kelihatannya, pemuda ini adalah seorang pendekar..? Atau prajurit..?

Namun, tidak bisa ia pungkiri bahwa sosok di hadapannya memang tampan. Lihat saja alis tebal nan tegas itu. Tatapan mata tajam dihiasi dengan rahang yang tegas, dan yang paling tidak bisa tidak dilihat adalah.. Bibir tipis nan manis yang sangat cocok dengan kepribadian pemuda yang terlihat lembut itu. Kalau tersenyum, namja ini pasti manis sekali.

"Selamat malam, Nona." sapa Siwon sopan seraya mengangkat topinya sejenak.

Sang yeoja tercenung sedetik, namun ia segera tersadar. "Malam, Tuan." sahutnya seraya mengangguk kecil.

"Boleh saya tahu, apa yang Anda lakukan di tengah hutan larut malam seperti ini, Nona?" tanya Siwon seraya menebar senyuman manis dari bibir tipisnya.

"Saya akan pergi ke danau untuk menimba air, Tuan." sahut sang gadis lagi. Senyumnya sungguh membuat Siwon sanggup terbang ke langit ke tujuh saking manisnya. Ia hampir saja percaya kalau gadis ini adalah malaikat.

"Untuk apa menimba air semalam ini, Nona?" tanya Siwon heran.

Yeoja cantik itu baru akan menjawab, namun terpotong oleh tawa gelinya karena lengan kecilnya yang diendus oleh kuda Siwon. Sang namja ikut terkekeh. "Perkenalkan, namanya Simba."

Gadis cantik itu tertawa lagi. "Halo, Simba. Aku Kibum!" sahutnya riang.

Siwon tersenyum. Uh, ia tidak bercanda. Dari seluruh gadis cantik yang ada di negeri ini, baru yeoja itulah yang berhasil mengikat hatinya. Tawanya yang renyah, suaranya yang lembut, nada bicaranya yang tegas namun halus, pandangan matanya yang ramah, parasnya yang cantik. Aaah ~

"Apa danau yang ingin Anda tuju adalah danau yang berada di sebelah pohon pinus paling besar itu?" tanya Siwon.

Kibum mengangguk seraya tersenyum manis. Sebelah tangannya masih mengelus pucuk hidung Simba. Kuda itu mendengus senang –mungkin ia tahu kalau tangan yang mengelusnya adalah tangan seorang yeoja cantik. Siwon yang mengetahui itu terkekeh dan memukul leher kudanya pelan.

"Kalau begitu, saya bisa mengantar Anda ke sana, Nona." sahut Siwon. Kibum mengerjap.

Siwon menaikkan sebelah alisnya dengan satu senyuman menggoda. "Ayo, Nona, saya tidak akan macam-macam. Akan sangat berbahaya kalau yeoja cantik seperti Anda berjalan sendirian ke dalam hutan pada malam hari."

Kibum tertawa kecil –membuat matanya menyipit dan menampilkan deretan gigi putih bersih nan rapinya. "Tidak merepotkan?"

Siwon tersenyum. Entah kenapa, tersenyum adalah satu-satunya yang ingin dilakukan Siwon kalau melihat Kibum. Aneh juga. Ujung bibirnya terus tertarik saat menatap wajah cantik itu. Normalkah? "Sama sekali tidak, Nona. Kemarilah." sahut Siwon. Setelah menggantungkan lentera dan ember Kibum di salah satu sisi kudanya, Siwon menjulurkan tangannya untuk membantu Kibum naik.

Kibum menjulurkan tangannya ragu-ragu. "Tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

"Tentu saja tidak apa-apa. Ayolah, Nona."

Setelah menertawakan diri sendiri karena terlalu pengecut, Kibum akhirnya naik ke atas kuda, dibantu oleh tangan kekar dan tegap Siwon. Siwon tercekat ketika hidungnya berhadapan leher putih nan mulus Kibum. Posisi duduk Kibum yang memunggungi Siwon memungkinkannya mengendus leher yang ternyata wangi mint itu. Oh, astaga. Kibum memang malaikat.

Menelan ludah agar tidak tergoda, Siwon menyahut. "Ayo jalan, Simba!"

. . .

"Jadi.. Anda adalah salah satu keluarga keturunan bangsawan? Wah, sama sekali tidak saya sangka!" sahut Kibum terperangah saat ia dan Siwon turun dari Simba. Yah, di kota kecil yang dihuninya saat ini memang ada beberapa keluarga keturunan bangsawan Asia-Prancis. Yang paling terkenal adalah keluarga Cho, keluarga Choi, dan keluarga Lim. Tidak ada keluarga bangsawan Prancis murni disini. Kota kecil seperti ini sama sekali bukan tujuan mereka untuk mempunyai dan menguasai daerahnya sendiri. Mereka pastinya ada di pusat kota Prancis.

Sementara ia sendiri keturunan Asia biasa, sama sekali tidak mempunyai darah bangsawan, darah biru, ataupun kekayaan. Kalau boleh jujur, Kibum merasa sedikit tersisihkan oleh aura kebangsawanan yang terpancar dari tubuh Siwon, terlebih dengan pakaian Musketeer yang dipakainya.

Siwon tertawa. "Ah, itu sama sekali bukan apa-apa. Dan ngomong-ngomong, bolehkah saya meminta sesuatu, Nona?"

"Eum? Tentu saja boleh. Tapi aku tidak yakin bisa memberikannya, hahaha." sahut Kibum santai. Ya, dari cerita Kibum, Siwon tahu kalau ia adalah yeoja miskin. Tidak semiskin itu hingga tidak punya rumah sih, tapi tetap saja keluarga Kibum tidak punya setumpuk uang untuk dihambur-hamburkan. Berbeda dengan keluarga Siwon.

Siwon menarik nafas. "Bukan. Saya hanya ingin memanggil Anda dengan Kibummie, dan saya ingin Anda memanggil saya dengan.. Siwonnie."

"Hah?"

"Astaga!"

GREP ~

Siwon terengah panik ketika menangkap tubuh Kibum yang hampir jatuh ke danau. Yeoja yang kaget karena ucapan Siwon itu memutar tubuhnya dengan sangat cepat, namun ia tidak menyadari bahwa ember yang ia ikat dengan tali dan ia taruh di sikunya sebagai tumpuan sudah penuh dengan air. Jadilah, tubuhnya tertarik ke danau karena beban yang berat sebelah. Siwon yang berdiri di sebelah yeoja itu reflek memeluk pinggangnya dan menahan tubuh Kibum.

Bibir mereka berdua dekat sekali. Begitu juga dengan mata dan hidung. Begitu wangi yang begitu khas menyeruak dari seorang Kibum, jantung Siwon dan Kibum berdebar sangat kencang. Dan saat hidung halus mereka saling bergesekan, Siwon sama sekali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung menyambar dan melumat bibir Kibum, membuat kepalanya sedikit menunduk. Topinya yang lebar dan besar menyembunyikan ciuman pertama mereka yang lembut dari bulan yang mengintip malu-malu.

. . .

"Aku tidak perlu diantar sampai ke rumah, Siwonnie. Cukup sampai di ujung hutan saja.." sahut Kibum lembut saat laki-laki tampan dan gentle itu menawarkan tumpangan kudanya sampai ke rumah. Siwon menggaruk belakang lehernya. Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja, ia tidak tega melihat Kibum membawa ember berisi air itu sendirian ke dalam hutan. Meskipun suasana cukup terang karena sinar bulan, tetap saja Siwon tidak enak hati.

Dan meskipun Kibum bilang tidak apa-apa, Siwon tahu, yeoja itu kepayahan membawa seember air, terlihat dari kedua otot lengan kecilnya yang mengencang saat mengangkat ember kayu itu. Lentera yang tidak begitu besar yang tadi ia jinjing sekarang ia ikat di tali pinggang yang amat tipis dan kecil di pinggangnya.

Merasa Kibum akan menolaknya lagi kalau Siwon berkata, ia akhirnya menyambar ember air itu dari tangan Kibum dan menaruhnya di salah satu sisi kuda besarnya –mengundang protes dari sang pemilik, namun tidak dihiraukannya. Detik berikutnya, Kibum melotot ketika tubuh kecilnya digendong oleh Siwon dengan gaya pengantin. Wajahnya bersemu. Oh, manis sekali!

"Kyaaaa!" pekik Kibum ketika Siwon berusaha menaiki kuda –yang hampir membuat tubuhnya jatuh. Ia reflek melingkarkan kedua tangannya di leher Siwon.

Siwon terkekeh setelah ia berhasil duduk di atas kuda dengan Kibum yang duduk di hadapannya dengan posisi miring. Simba mengikik keras –hewan besar itu protes karena tubuhnya membawa beban lebih. Satu perempuan dan seember air cukup membuat badannya yang sudah lelah bertambah lemas.

"Oh, ayolah, Simba, ada gadis cantik disini. Kita tidak bisa meninggalkannya sendirian." sahut Siwon seraya menepuk pucuk kepala sang kuda. Surai putihnya sedikit terbang karena tertiup angin malam yang beku. Patuh, ia lalu mulai menggerakkan keempat kaki gagahnya dan mulai berjalan membelah malam.

"Good boy ~ " puji Kibum seraya terkekeh –dengan kedua lengan yang masih terlingkar di leher Siwon. Siwon tersenyum sekilas, namun saat Kibum mengeratkan pelukannya, namja itu tahu sang yeoja kedinginan. Mungkin karena angin malam yang menyapa kulit selembut susunya yang hanya terbalut gaun sampai lengan bagian atas.

"Kau kedinginan, Nona?" tanya Siwon ramah. Tanpa banyak basa-basi, ia langsung melingkarkan kedua lengannya yang menyapa kulit putih dan wangi Kibum –mencoba melindunginya dari angin malam yang terus berbisik kencang melalui gesekan daun pohon pinus. Wajah yeoja itu lagi-lagi merona saat menyadari ia ada dalam kungkungan seorang Pangeran –atau pendekar, yah, apapun lah– di atas seekor kuda. Mengingatkannya pada sebuah adegan manis dalam buku cerita yang kadang kala ia baca.

"Terima kasih banyak.." sahut Kibum lembut. Siwon tersenyum lebar.

Tidak ada yang berbicara selama beberapa menit. Dua insan itu sibuk menganggumi bulan yang bulat sepenuhnya dengan sinarnya yang terang. Mendengar bunyi angin malam yang lewat di antara pepohonan yang menjulang tinggi, dimana kadang terdengar suara burung gagak dan sayap yang berkepak kencang. Seekor burung hantu ber-'uhu'-'uhu' pelan di atas pohon. Bunyi kepakan sayapnya yang tidak terdengar sama sekali membuat siapapun yang mendengarnya merinding.

"Omong-omong, senang mengenalmu, Kibummie." sahut Siwon tiba-tiba seraya memamerkan senyum malaikatnya.

Kibum tertawa. Entah kenapa, ia merasa malu ketika disenyumi oleh Siwon. Dadanya terasa hangat. "Ah, senang mengenalmu juga, Siwonnie." Tanpa Kibum sadari, bahwa senyumannya yang maut membuat wajah Siwon terasa panas karena malu. Kibum manis sekali. Dan saat jantung Siwon dan Kibum sama-sama berdegup kencang ketika mereka saling menatap kelereng mata coklat mereka, namja dan yeoja itu sama sekali tidak bisa mengelak.

Kalau mereka sudah saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

.

.

.

Kuda gagah nan besar berwarna hitam legam milik Changmin –sang putra mahkota, anak dari raja Jung dan ratu Kim, berhenti di depan sebuah restoran kecil di pinggir kota. Sang namja berbadan tinggi itu turun dari kudanya dan mengikat talinya pada sebuah tiang.

"Yang Mulia Changmin!"

"Kya, Pangeran Changmin!"

"Astaga, Pangeran Changmin, kau tetap terlihat tampan setiap harinya!"

Changmin hanya tersenyum dan melambaikan tangannya pada sekerumunan yeoja yang entah bagaimana bisa ada di sekelilingnya saat ia baru tiba. Gadis-gadis yang memakai gaun mewah itu terpana saat Changmin menyapa balik mereka semua dengan satu lambaian.

Menundukkan kepalanya sedikit, namja tinggi itu akhirnya masuk ke dalam restoran dan langsung disambut teriakan-teriakan dari para pengunjung restoran. Ryeowook –yeoja muda pemilik restoran itu terperangah ketika Changmin masuk. Matilah!

Dan benar saja. Changmin menatap tajam mata Ryeowook dan langsung membentaknya. "Kemana Kibum? Cepat panggil dia!" Ryeowook tersentak dan langsung pergi ke balik bar. Changmin kembali berteriak. "DAN KAU TIDAK BOLEH MUNCUL LAGI KALAU KIBUM SUDAH ADA DISINI!"

Mata sang pangeran melebar melihat sang yeoja cantik dengan rambut yang diikat tinggi muncul di hadapannya. Tanpa ragu, ia langsung menarik tangan yeoja yang memakai gaun sederhana itu ke tengah restoran tanpa memperhatikan bagaimana mimik yeoja itu. "Semuanya! Aku kesini pada hari ini bukan untuk memesan minum dan mentraktir kalian seperti biasa! Hari ini hari spesial! Karena –"

Seluruh pengunjung restoran terdiam. Kibum membeku. Oh, Tuhan, jangan bilang..

"Aku akan melamar Kim Kibum!"

Kibum melotot lebar. Ia bisa merasakan perutnya mual –seperti diaduk-aduk. Rasanya ia mau-mau saja memuntahkan pancake yang baru ia makan ke namja di hadapannya ini.

"Wohooooo ~ Selamat, Pangeran!"

"YEAAAAAH!"

Tepuk tangan yang sangat riuh mengalir deras, seperti suara air sungai.

"Bagaimana Nona Kibum? Kalau kau menikah denganku, kau bisa mengubah hidupmu. Martabatmu akan sangat mulia, sehingga tidak seorang pun yang patut mencelamu, atau mereka akan mati. Kau akan tinggal di istana, bergelimang harta, dan dilayani oleh ratusan pelayan. Baju-baju cantik dan pesta-pesta mewah sudah menantimu setiap harinya. Kau akan mengenakan baju putri mahal dan juga tiara kebanggaan yang pastinya akan terlihat cocok di antara rambut hitam indahmu. Setiap orang yang berdiri di sampingmu akan menjadi tameng dan setia melindungimu. Orangtuamu juga tidak akan hidup miskin dan penuh kesengsaraan seperti ini. Jadi –"

Changmin menyeringai licik setelah mengeluarkan rentetan kata yang lumayan menyayat hati barusan. Kibum menelan ludah dan mengepalkan tangannya erat –berusaha menahan tubuhnya agar tidak melampiaskan kekesalan pada Pangeran sinting di hadapannya. Yeoja itu menahan nafas tanpa sadar saat Changmin mendekatkan tubuh mereka dan membelai pinggangnya dengan sangat kurang ajar.

Changmin berbisik di telinga Kibum. "Kau sangat cantik, Nona. Pintar, tegas, dan luar biasa. Sayang sekali kalau kau harus jatuh ke pelukan pria yang salah. Pria yang tidak bisa membahagiakanmu, pria yang tidak bisa memberimu cinta sebanyak yang aku beri, pria yang bahkan tidak punya harta atau derajat yang tinggi. Maka –"

Sekujur bulu kuduk di tubuh Kibum merinding hebat. Ia benar-benar takut saat ini. Tapi.. Tidak! Ia harus tetap terlihat tegas dihadapan anak manja tidak tahu malu ini, atau Changmin akan menyerangnya dengan mudah. Ia ingin mundur selangkah, namun meja dibelakangnya membuat kaki Kibum tidak berkutik.

Lidah serigala Changmin kembali berkata, kali ini lebih keras sehingga orang-orang di restoran kecil itu mendengarnya. "Aku sangat mencintaimu, Kim Kibum! Menikahlah denganku, dan akan kuberikan seluruh dunia dan apapun yang kau mau!"

PROK PROK PROK!

Tepuk tangan dari para pengunjung membahana di restoran kecil itu mendengar lamaran Changmin. Teriakan-teriakan gadis di luar restoran yang kecewa karena sang Pangeran sudah melamar seorang gadis juga tidak kalah kencang. Kibum melongo kaget bercampur tidak percaya, namun ia akhirnya tersadar dan mencoba menjauhkan tubuh Changmin, namun namja itu bergeming. Seolah tidak tahu apa-apa, Changmin justru semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Kibum.

"Sepertinya kau tidak bisa memutuskan –"

"Akan saya pikirkan terlebih dahulu, Pangeran. Terima kasih banyak." Kibum akhirnya mengucapkan kalimat itu dengan nada yang amat sopan dan rendah juga lugas seraya menunduk, meskipun yang ingin ia lakukan sekarang ini adalah menendang bokong sang Pangeran sombong bermulut besar ini.

Dan pada saat yang tepat itu, seorang namja tinggi dan berbadan tegap masuk ke dalam restoran. Membuat sekerumunan gadis-gadis terdiam sejenak melihat ketampanan namja biasa namun masih berdarah bangsawan tersebut. Tidak kalah memesona dibandingkan Pangeran Changmin.

"Siang ~ Ada apa –"

Ucapan Siwon yang heran karena restoran kecil itu penuh oleh orang dan tepuk tangan terhenti ketika ia masuk. Seketika langkahnya terhenti dan mulutnya terkatup rapat menemukan anak Yang Mulia Jung Yunho sedang menyentuh pinggang Kibum. Mendadak, rasa marah menguasai hati Siwon dan membuatnya mengepalkan tangan erat.

Kibum mengintip dari balik bahu Changmin. Hatinya dibanjiri kelegaan yang meluap-luap melihat sesosok namja yang sangat ia kenal. Siwon. Oh, astaga.

Changmin melirik ke belakang dari balik bahunya. Setelah mengetahui siapa yang baru datang, Changmin berdecak kesal karena orang itu menghancurkan saat-saat romantisnya dengan wanita pujaannya. "Cih, Musketeer." desisnya pelan.

Pangeran bertubuh tinggi itu memutar kepalanya dan kembali menatap gadis di hadapannya. Dan hatinya mengkerut tidak senang saat melihat binar senang di mata Kibum. Kalau begitu, pasti Kibum mengenal namja itu!

Kibum melotot saat Changmin membuka mulutnya dan menutup matanya. Tubuhnya menegang saat mengetahui Changmin ingin menciumnya. Tidak!

"SELAMAT SIANG, YANG MULIA JUNG CHANGMIN!"

Teriakan keras dari Siwon membuat seluruh pengunjung restoran dan juga Changmin dan Kibum menoleh. Mereka terpana saat mengetahui Siwon menggagalkan ciuman Changmin. Pangeran jangkung itu menggeram pelan. "Cih."

"Kau harus menikah denganku, Nona! Siapkan gaun terbaikmu besok! Karena besok malam kita akan menikah, sayang! Dan mengingat hutangmu, kurasa kau sebaiknya tidak menolak! Dan jangan berpikir terlalu lama! Selamat siang, semua!" sahut Changmin. Namja itu melambaikan tangannya ke penjuru restoran, yang dibalas oleh tepuk tangan riuh para pengunjung. Kibum melongo.

Seiring dengan langkah kaki Changmin yang menjauhi restoran, Siwon tersenyum senang seraya duduk di sebuah kursi kosong.

Suasana kembali seperti normal saat pangeran itu pergi. Bar bersorak riuh seperti sedia kala, meski tak urung beberapa pengunjung –terutama wanita, langsung membicarakan hal yang baru saja terjadi.

Kibum menggeram dalam hati. Secara tidak langsung, Pangeran itu sukses menginjak-injak harga dirinya dengan menghinanya sedemikian rupa di depan orang-orang. Kurang ajar sekali. Tapi tidak bisa ia pungkiri hatinya lega melihat Siwon –sang pangeran penyelamat masuk.

Menghela nafas bahagia, ia menyambar sebuah nampan bundar dan berjalan ke arah Siwon. "Selamat siang, Tuan. Mau pesan apa?" tanyanya dengan senyum manis dan nada ramah.

Siwon mendongak dan membalas senyum Kibum. "Ah, mungkin teh saja."

Masih dengan wajah penuh senyum, Kibum menaikkan sebelah alisnya dan bertanya. "Hanya teh?"

Siwon menggangguk, lalu kembali menyahut. "Lalu, apa benar kau akan menikah dengan Pangeran Changmin?" Kibum tercekat. Mencoba untuk mengabaikan pertanyaan Siwon dan juga menstabilkan detak jantungnya yang berdegup gila-gilaan, ia membalikkan badannya dan berkata. "Minuman Anda akan segera datang, Tuan."

Siwon melotot penuh amarah pada punggung Kibum yang sedikit terekspos karena gaun sederhana yang dipakainya. Entah bagaimana, memikirkan Kibum akan berjalan ke altar bersama pangeran sombong itu membuat hatinya sakit. Ia tidak rela. Namja itu berdiri dan menyambar lengan Kibum yang baru akan melangkah. Sontak, yeoja itu menoleh kaget –membuat rambutnya yang diikat bergoyang pelan.

"Jawab pertanyaanku, Nona cantik. Apa benar kau akan menikah dengan pangeran Changmin?"

.

.

.

.

Siwon tertawa kecil. Ia semakin menyamankan tubuh besarnya di atas kasur anaknya yang tidak begitu besar. Kibum mendengus pelan mendengar tawa suaminya.

"Ummmaaaa, kok belhenti?" protes Sungmin setelah melepas dot dari mulut mungilnya. Siwon terkekeh.

"Iya, umma –Aw!" pekik Kibum seraya memejamkan mata. Siwon melotot saat Kibum menaruh tangannya di bagian bawah perut besarnya. "K-kenapa sayang?" tanyanya panik.

"Dongcaeng sudah mau lahil?" tanya Sungmin polos. Matanya berbinar senang, alih-alih ikut cemas seperti ayahnya melihat raut kesakitan di wajah ibunya.

Setelah mengatur nafasnya, Kibum menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Siwonnie. Dia hanya menendang terlalu keras."

"Kau yakin?" tanya Siwon perhatian. Ia mengulurkan sebelah tangannya dan mengusap perut besar Kibum dengan gerakan sedikit memijat. Kibum menggangguk. Dan tidak ada yang berbicara kecuali Siwon yang tertawa kecil seraya menenangkan bayinya lewat perut Kibum.

Merasa bosan dengan keheningan orangtuanya, Sungmin akhirnya menyahut dengan kedua matanya yang sudah sayu. "Ummaaa, lanjutin doong ~ "

Kibum tertawa. "Okee ~ Hm, sampai mana tadi?"

.

.

A/N : Annyeong ~ ^^

Nee, Hyo tahu, ini fic amat sangat TERLAMBAT untuk merayakan SBDL. Tapi gapapa kan? TT^TT

Ini akan menjadi twoshoot, atau mungkin threeshoot, Hyo gak tahu, yang jelas gak akan lebih dari 3 chap, hehe #plak!

Ada yang mau tahu lanjutin dongeng yang dikasih tahu sama umma kita, Kim Kibum? ^^b #plak!

Dan btw, Hyo bingung fanfic apa yang mau Hyo lanjutin setelah ini, hehe ~ Mungkin ada yang bisa kasih saran? ^^'

DAN..

HAPPY 6TH ANNIVERSARY, SUPER JUNIOR *O* SARANGHAEEEE OPPADEUL ~

Oke.

Cerita ini sepantasnya dilanjutkan tidak? :D

Review please ~ ^^

*Hyo*

(at)HyoJungHyun

.

Special thanks for anyone who had read 'SiBum Drabble A To Z', silent reader, and especially:

Lee EunGun. cloudyeye. Pichaxiah. Shofiy Nurlatief Siti Afifah. Fardil. SparKYU in the dark Clouds. Livia. Love Sibumppa. Choikyuhae. Sibumxoxo. lee minji elf. Seul Rin. Park Minnie. Viivii-ken. ChoiNia17407. Wendy247. Hikari. RistaMbum. Seo Shin Young. Ichigobumchan. Minami Ooshima. 0704minnie. Bumhanyuk. sweet haehyuk. thasya357. Tachibana Himawari. Myblackfairy. iruma chan. yieun choi. Oryzasativa. Bluesky. I'mYourVenus. Kim 'Nyx' Eunjung. Fukuda-Kun. Vixi Kim. yolyol. bumie407. eL-ch4n. Therany males login.

Love you all ^^~ Untuk yang minta drabble HanChul ato KangTeuk, ditunggu aja ya ^^ Dan.. Kenapa banyak yang minta dari A-Z dijadiin fanfic? Banyak banget dong Dx Tapi Hyo coba, sebisa aja ya ^^ Btw, sejauh ini, paling banyak yang minta abjad 'A', 'E', 'G', 'H', 'I', 'J', 'M', 'O', 'P', 'S', 'W', 'Y'. Reader ternyata mesum ya #plak! Oke, untuk abjad itu, Hyo coba bikinin ^^9 Gomawo lhooo ~~ ^^b

.

Special thanks for anyone who had read 'Hello', silent reader, and especially:

Brigitta Bukan Brigittiw. yieun choi. JJRed. Desysaranghaesuju. sarangchullpa92. Shofiy Nurlatief Siti Afifah. yuukiheaven. rikha-chan. iruma chan. Enno KimLee. wonnie queennie. Choikyuhae. Snowysmiles. Jeng Kyura. Bumhanyuk. Snowers. Lil'cute Bear. Princess kyumin. Ichigobumchan. RistaMbum. puthri mala99. sweet haehyuk. yolyol. Viivii-ken. Seo Shin Young. Wonniebummie. Circle The Past. Eunri. Oryzasativa. eL-ch4n. Nina Snowon. Zelenvi.

Terimakasih banyak udah mau review di cerita angst gagal itu, hehe ^^'v

A/NN : Annyeong ^^

FF ini dihapus sama FFn kemarin, dan Hyo republish lagi *bandel* ^^'

Mianhae, tapi adakah yang bersedia memberikan reviewnya lagi?

Next chap soon ^^

Tapi kalo masih dihapus, Hyo pindahin semua FF Hyo ke Wordpress ^^

Gamsaaaaa ~ ^^