Disclaimer : DMC dan DXD bukan punya saya
Rate : M
Genre : Advanture, Action, Family, Romance
Pair : ?
Warning : insides
Life 1 : Reborn of Sekiryuutei
Malam yg sepi. Disinilah aku, Dante, hanya duduk termenung di bawah rindangnya pohon yang ada di taman kota ini. Kota mati, ya, kota yang semua penduduknya pergi mengungsi akibat insiden tempo hari. Insiden dimana saudara kembarku, Vergil, yang selama ini aku kira sudah mati, muncul membuat kekacauan. Dia mencoba membuka portal menuju kedalaman neraka, Cocytus, bertujuan untuk mengambil pedang ayahku, ayah kami, Sparda, pedang yg menyimpan kekuatan besar. Ntah apa tujuan Vergil mengincar pedang itu, yang ku tahu, Vergil sudah cukup kuat dengan kekuatannya sendiri. Lantas kenapa dia menginkan kekuatan lebih? aku pun juga tak tahu.
Tapi walau bagaimanapun, percobaan Vergil yg mencoba membuka gerbang menuju Cocytus, banyak iblis-iblis jahat yang kabur dari neraka dan menyerang kota ini. Para penduduk yang masih selamat pun hanya bisa melarikan diri meninggalkan kota. Lalu aku? tak ada pilihan lain selain melawan Vergil.
Masih teringat, segala pertarunganku di dalam Devil Tower melawan ratusan pasukan iblis jahat, bahkan ribuan. Lalu pertarungan melawan iblis penjaga tiap-tiap ruang yang selevel bos, sampai mereka malah berbalik membantuku dengan berubah wujud menjadi berbagai macam senjata dan tehnik.
Hingga pertarungan puncak, pertarungan antar 2 saudara kembar yang saling menghunus pedang. Ya, pertarunganku melawan saudara kembarku sendiri, Vergil. Pertarungan yang mengabaikan hubungan saudara. Walau akhirnya aku bisa mengalahkannya, tapi aku gagal membawanya kembali satu-satunya keluargaku yang tersisa. Dia lebih memilih tinggal di Cocytus. Kenapa? Apa tujuanmu Vergil? Aku tak mengerti.
3 hari berlalu sejak berakhirnya insiden itu. Kemarin aku juga sudah selesai memperbaiki kantorku yang sempat dirusak para iblis. Oh iya, kantorku bekerja dibidang jasa, terutama jasa yang berkaitan dengan iblis. Mulai dari mengawal dan melindungi Client dari serangan iblis, sampai berburu iblis. Apapun itu akan aku kerjakan asal bayarannya setimpal. Hutangku dimana-mana, jadi hanya inilah satu-satunya mata pencarianku untuk membayar hutangku. Ironis memang.
Dan soal nama kantorku, Devil May Cry. Nama itu diberikan oleh seorang gadis bernama Mary. Umm, atau bisa kusebut Lady. Soalnya dia akan marah besar jika dipanggil dengan nama aslinya. Jadi ku panggil Lady saja. Aku baru mengenalnya beberapa hari lalu. Tepatnya saat insiden tempo hari. Banyak yang terjadi, hingga sekarang dia jadi patnerku dalam hal berburu iblis. Dia sekarang lagi terima job berburu iblis jahat yang mengacau di timur Amerika. Sedangkan aku, hanya tinggal sendiri disini.
Huh, sekarang apa yang harus ku lakukan? Kota ini sudah benar-benar tak ada penduduknya. Mungkin mereka trauma untuk kembali kesini. Eh? tunggu. Jika para penduduk tidak kembali, itu artinya aku terbebas dari semua hutangku. Ayee!
Tapi, apa yang harus kulakukan selanjutnya? Aku tak punya rencana. Job pun semakin sepi. Kemarin saja hanya dapat 1 job dari luar negri dan sekarang sedang ditangani Lady. Yah kurasa sekarang Lady sendiri saja sudah cukup untuk menjalankan bisnisku. Lalu aku, apa yang harus ku lakukan?
Apa aku harus kembali berburu iblis dan mencari si brengsek itu?! Cih, si brengsek itu! Si brengsek yang menjadi dalang atas kehancurakan keluargaku, memisahkanku dan Vergil dari kedua orang tuaku. Si brengsek yg menyiksaku dan Vergil waktu kami masih kecil. Si brengsek yang tak lain adalah kakekku sendiri, Rizevim Livan Lucifer. Psikopat tua bangka, suatu saat aku pasti akan membantai dan mencincangmu dengan pedang rebelionku ini, brengsek!
Ah, kembali teringat 10 tahun lalu, saat ibuku yang merupakan manusia biasa diculik iblis jahat suruhan Mundus, mahluk kegelapan ciptaan Hades, Dewa penjaga Cocytus. Ayahku, Sparda, yang merupakan iblis murni keturunan Lucifer, tentu tak tinggal diam. Ayah menyuruh kami bersembunyi lalu bergegas menuju Cocytus untuk menyelamatkan ibu. Ayah adalah iblis yang baik. Cuma gara-gara menikahi seorang manusia, Ayah dicap sebagai penghianat oleh bangsa iblis, terutama oleh Rizevim yang merupakan pimpinan Lucifer. Setelah kepergian ayah, Rizevim muncul dan menemukan kami. Dia menculik kami, lalu membeberkan semua rencana busuknya pada kami. Dia bekerja sama dengan Mundus untuk menghancurkan keluargaku, terutama ayahku. Aku dan Vergil yang masih berusia 7 tahun, shock mendengar itu semua. Selanjutnya, Rizevim menyiksa kami tanpa henti. Cih!
Setengah tahun kami hidup dalam penyiksaan. Kami hanya bisa menahan sakit, terus menangis dan berharap ayah cepat kembali dan menyelamatkan kami. Tapi Rizevim mementahkan harapan kami, dengan bangganya dia mengatakan kalau Mundus telah membantai ayah dan ibuku. Kami hanya semakin terpuruk mendengarnya. Cukup masuk akal. Setelah setengah tahun tak kunjung kembali, kami semakin yakin ayah dan ibu sudah mati.
Setahun lebih hidup dalam penyiksaan. Kami semakin tak tahan dan mencari cara agar bisa kabur. Hm,,
-:-Flashback
"Dante, kita harus segera kabur dari sini." ucap Vergil yang saat itu lagi di dalam kamar bersama adik kembarnya, Dante.
"Tapi gimana caranya Nii-san? Kita tak cukup kuat melawan Jii-san." tanya Dante yang tertunduk sedih.
"Heh, tenang. Tadi ku lihat Jii-san pergi dari rumah bersama Euclid-san." jawab Vergil senyum.
"Tapikan, penjaga disini banyak. Lantas gimana caranya keluar dari sini?" tanya Dante yang masih tertunduk sedih.
Vergil menepuk pundak Dante, "Tenang, aku punya ini." ucapnya lalu menunjukan sebuah kunci.
Dante pun terkejut melihat kunci yang dipegang Vergil. "I-itu?!"
"Ya, ini kunci pintu belakang rumah. Soal penjaga, kita bisa mengendap-ngendap. Tunggu mereka lengah, lalu kita kabur. Beruntung tempat ini berada di dunia manusia. Jadi kita tak perlu kawatir karna takkan ada pasukan iblis yang mengejar kita. Yah, pasukan Rizevim pasti akan mengejar kita, itupun kalau ketahuan. Jadi jangan sampai ketahuan. Oke?" ucap Vergil penuh percaya diri.
"Okee..!" jawab Dante dengan senyum mengembang karna menemukan secercah harapan.
Singkat cerita, Vergil dan Dante menjalankan rencana kaburnya. Mereka mengendap-ngendap menunggu penjaga lengah. Terus mengamati, saat melihat 2 penjaga pintu belakang yang mulai ngantuk, saat itu pula lah Vergil dan Dante menerjang dan melumpuhkan 2 penjaga hingga pingsan.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Vergil buru-buru membuka pintu.
'kreek
Pintu terbuka. Namun na'as, akibat suara decitan pintu yang lumayan keras, para penjaga menyadari dan langsung mengepung mereka berdua.
"Sial, cepat pergi Dante!"
"Tapi kak?"
"Cepatlah!"
"Tidak! Kita akan pergi sama-sama dari sini!"
"Bodoh! Cepat pergilah, biar aku yang menghadapi mereka. Cepat pergi!"
"Hiks.."
"Dengar Dante, jadilah kuat. Kelak, balaskan dendammu ke Rizevim"
"Ha ha'i." Dante langsung bergegas pergi dengan berlinang air mata.
"Sekarang, kalian majulah." ucap Vergil seraya melawan puluhan penjaga yang mengepungnya.
Terus berlari. Lari dan terus berlari. Hanya itu yang bisa dilakukan. Tak peduli dengan tubuh kecilnya yang terdapat beberapa lebam dan bekas luka penyiksaan yang dialaminya, dia terus berlari sejauh mungkin dari penjara yang mengekangnya selama selama 1 tahun lebih. Yah, walau masih 8 tahun, bagaimanapun Dante adalah manusia setengah iblis. Jadi ketahanan fisiknya lebih kuat dibanding anak-anak lain yang merupakan manusia biasa.
Seharian berlari, menyusuri kota, hutan, terus berlari dengan beruraikan air mata. Menangisi pengorbanan kakaknya yang membebaskannya. Terlintas pemikiran buruk dalam hati Dante mengingat kekejaman Rizevim yang akan membunuh Vergil karna telah membebaskannya. Pemikiran buruk itu membuatnya semakin kalut, semakin sedih, semakin hancur. Di saat yang sama, rasa kebencian dan dendam mulai tumbuh dalam hatinya. Dendam kepada semua iblis, karna baginya, semua iblis adalah mahluk jahat!
"Kaa-san, Tou-san, Aniki-san. Aku bersumpah. AKAN KU BANTAI SETIAP IBLIS YANG KU TEMUI. RIZEVIM! IBLIS BRENGSEK SEPERTIMU, HARUS MATI. AKAN KU BUNUH KAU, BRENGSEK! teriak Dante sambil terus berlari.
Sesampainya di pedalaman hutan, Dante berhenti setelah dirasa sudah berlari cukup jauh. "Hosh hosh..." Dante terengah-engah. Walaupun manusia setengah iblis, Dante tetaplah masih anak kecil. Jadi staminanya tetap terbatas. Tapi hebat juga bisa terus lari seharian. Dante pun memutuskan untuk beristirat, duduk bersandar di pohon dekatnya.
"!" merinding. Baru semenit istirahat, Dante merasakan kehadiran seseorang di hadapannya. Iblis, itulah hawa orang itu yg dirasakan Dante. Dante ketakutan, pelan-pelan dia mencoba segera kabur dari sini.
"Tunggu dulu, bocah." cegah orang itu. "Atau bisa ku panggil, anak Sparda?"
"Si-siapa kau?!" Dante makin panik karna iblis dihadapannya tahu identitasnya.
"Hou, aku? Perkenalkan, namaku Ajuka. Maou Ajuka Beelzebub." ucapnya sambil mendekat sehingga wajah misterius dan surai hitamnya terlihat jelas oleh Dante.
"Ma-maou? Ra-raja iblis?" Dante makin terperangah. Bagaimana tidak, Seorang raja iblis ada di hadapannya. Dante juga menyadari status Ayahnya, Sparda, adalah buronan di dunia iblis. Mencoba kabur pun percuma. Tak ada hal lain yang bisa dilakukannya, kecuali bersiap mati.
Ajuka mengulurkan tangannya. Dante memejamkan matanya, bersiap akan ajalnya. Saat tangan Ajuka sudah ada dihadapan Dante, "Ikutlah denganku." ucapnya
"!" Dante membelalakan matanya
"Aku tahu kau memendam kebencian dan dendam. Tapi bukan soal dendam lagi jika kau begitu lemah seperti ini."
Dante pun hanya diam membisu mendengarnya.
"Kau lemah. Ntah sebesar apa kebencian dan dendammu, kau hanya akan mati konyol jika terus lemah seperti ini."
Dante semakin terdiam, merutuki diri sendiri.
"Tapi jika kau mau, kau bisa menjadi kuat. Kalau kau sudah kuat, kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Termasuk membalaskan dendammu."
"!" Dante kembali terperangah. Bukan karna kaget, tapi karna teringat pesan terakir kakak kembarnya, Vergil.
"Jadi bagaimana, mau ikut denganku?" Ajuka masih setia mengulurkan tangannya
'Greb
Tangan kecil Dante meraih uluran tangan Ajuka. Dante menatap tajam Ajuka. Dante yakin jika berguru padanya maka dia akan jadi kuat.
'Mata penuh dendam dan kebencian. Mata yang bagus." ucap Ajuka tersenyum lalu menghilang dalam lingkaran sihir membawa Dante bersamanya.
-END FLASBACK-
- Dante P.O.V -
Begitulah, tak pernah kulupakan semua itu. Ajuka-sensei. Seorang iblis baik yang ku kenal selain ayahku. Beliau mengajariku banyak hal. Mulai dari bertarung, adat budaya iblis, sampai iblis jahat yang liar. Dan banyak lagi. 1 pesan yang beliau ucapkan saat melatihku. 'Buatlah sebuah impian. Bukan ambisi. karna ambisi akan melemahkanmu. Sedakangkan impian akan menguatkanmu.' Ya. kau benar sensei. Tapi,
Bicara soal mimpi, sebenarnya aku punya 1 impian. Impian dimana aku bisa berkumpul kembali bersama keluargaku. Ada Tou-san, Kaa-san, Vergil dan aku. Ya, hanya kami berempat. Tapi aku pun juga sadar kalau itu mustahil. Tak ada 1 pun yg tersisa..
Tidak! Tunggu dulu, bukannya baru beberapa hari lalu aku bertemu Vergil?! Walaupun dia menyebalkan, tapi tetap saja saudara kembarku. Benar, aku harus membawanya kembali, tak peduli walau harus menyeretnya dengan paksa. Tapi, bagaimana caranya pergi ke Cocytus? Hm.. Ah masa bodo, gimanapun aku harus bisa kesana.
'Shiiiingg
Saat aku membulatkan tekatku, tiba-tiba tubuhku bersinar terang. Huh? Apa ini? Ada 5 senjata berbagai jenis keluar dari dalam tubuh. Itukan senjata yang ku dapat di Devil Tower, kenapa mereka keluar? Apa ada musuh? Sepertinya tidak, aku tak merasakan hawa kehadiran mahluk apapun disini. Ah, dari senjata, mereka berubah ke wujud aslinya. Wujud iblis level bos.
"Bagus tuan." ucap Carberus. Anjing kepala 3 yang terselimuti es.
"Inilah yang kami tunggu." ucap Agni, iblis kekar warna merah dan tanpa kepala. Yah, pedang yang digenggamnya itulah kepalanya.
"Kau harus membawa kembali saudaramu. Lebih dari itu, kau harus membawa kembali seluruh keluargamu!" sahut Rudra, mahluk yang berwujud sama dengan Agni, cuma beda warna biru saja.
"Benar tuan muda. Sparda-sama pasti bangga padamu, mmh." ucap Nevan dengan dengan nada erotis. Yah, dari penampilan Nevan memang seksi. Telanjang dada, bahkan hanya rambut panjangnya yang menutupi Oppainya. Kulit pucat, cantik, bersurai orange. Tapi jangan tertipu. Dia adalah mahluk berbahaya dari yang lain. Kau akan mati jika sampai tergigit olehnya.
"Hei bocah, hancurkan Numbus, lalu bebaskan segel yang mengekang Sparda dan Ratu Eva!" Ucap Beowulf. Mahluk kekar bertubuh paling keras, dan juga bertempramen paling buruk.
Ta-tapi apa maksudnya?! "Apa yang kalian katakan, hah?! Membebaskan dari segel? AKU TAK MENGERTI!" bentakku
"Huh, langsung saja. Sparda masih hidup. Begitu juga Eva" ucap Carberus yang langsung membuatku kaget.
"Ti-tidak mungkin!" A-apaan kalian?!"
"Itu benar tuan muda. Sparda-sama masih hidup. Hanya saja, tersegel di Cocytus bersama Eva-sama setelah bertarung melawan Mundus." jelas Nevan
"A-ayah? I-ibu?" A-aku benar-benar tak percaya mendengar kalian. Ta-tapi apa itu benar?!
"Makanya berhenti menjadi bocah cengeng, Sekiryuutei!" bentak Beowulf
"Sekiryuutei? A-apa maksudmu?" aku semakin tak mengerti, sialan!
"Diam Beowulf! Biar aku yang jelaskan." sanggah Carberus. "Dengar Dante. Numbus, atau yang dikenal sebagai pangeran kegelapan. Dia adalah mahluk terkuat ciptaan Dewa Hades. Bahkan, ayahmu Sparda yang merupakan Iblis level ultimate tak mampu mengalahkannya sehingga menyegelnya 10 tahun yang lalu, itupun dengan bantuan ibumu, Eva sang pendeta suci. Tapi Sparda sempat berpesan pada kami, yang bisa mengalahkan Numbus adalah kedua Heavenly Dragon, Hakuryuukou dan Sekiryuutei, yaitu Vergil dan kau Dante."
"A-aku?!"
"Ya. 17 tahun yang lalu, menjelang kelahiranmu. Di tempat lain terjadi pertarungan akbar antar Hakuryuukou melawan Sekiryuutei generasi sebelumnya. Hasil pertarungan imbang, dimana keduanya mati bersama. Jika pemilik mati, maka Longinus akan berpindah ke pemilik baru. Saat mereka mati, di saat itu lah kau dan Vergil lahir. Jadi, kalian lah generasi baru kedua heavenly Dragon."
"!" Aku terkejut mendengar penuturan Carberus. Tu-tunggu, "Lantas, apa Vergil menyadari itu?!"
"Ya, Vergil malah sudah bangkit sebagai Hakuryuukou. Dia sengaja merahasiakannya darimu. Dia jugalah yang meminta kami untuk menghalangimu di Devil Tower tempo hari. Dia melakukan itu semua, membohongimu agar kau tak terlibat dengan semua ini. Dia ingin melindungimu, kurasa."
"Jadi begitu..." Aku tertunduk sedih mendengarnya. Kenapa Vergil? Andai ku tahu semua dari awal, tentu aku akan membantumu.
"Tapi kami, juga tak akan membiarkan Vergil mati konyol melawan Numbus sendirian. Maka dari itu Dante, bangkitlah. Bangkitlah Sekiryuutei. Hancurkan Numbus. Rebut lagi keluarga yang seharusnya kau miliki."
"Ha'i!" Terimakasih Carberus, kalian semua! "U-um, tapi bagaimana cara membangkitkan kekuatan Nagaku?"
"Cih, merepotkan. Cukup pejamkan matamu. Masuki alam bawah sadarmu, maka kau akan bertemu dengannya." jawab Carberus lesu
Hehe, maaf. Aku memejamkan mataku sesaat, berkonsentrasi, saat ku buka mata aku sudah berada di ruangan yang terdapat banyak kobaran api dimana-mana. Tapi aneh, disini sama sekali tak terasa panas. Apa ini alam bawah sadarku?
[Akhirnya kau datang juga, patner.]
Sesosok mahluk besar menyapaku. Itu kan? Ya, itu seekor naga dengan sisik-sisik tajam berwarna merah. Sorot mata hijaunya yang tajam. Taring-taring yang tajam di mulutnya. Tubuh yang besar, padat, serta sepasang sayap yang membentang di punggungnya. Jadi itukah kaisar naga merah?
[Ya, akulah Sekiryuutei. Bukan, tapi kita. Telah lama aku menunggumu disini, dan mulai sekarang, Kita adalah patner. Aku Ddraig. Salam kenal, Dante Lucifer.]
Seutas senyum terukir di wajahku. Dengan kekuatan sebesar ini, aku yakin bisa menyelamatkan keluargaku.
[Baiklah patner, sekarang ulurkan tangan kirimu. Sudah saatnya kita bangkit bersama.]
Aku menurutinya. Seketika, cahaya merah menyelimuti lengan kiriku. Saat cahaya memudar, sebuah gauntlet merah sudah bersarang di tangan kiriku. I-ini?
[Itu Boosted gear. Fungsinya menggandakan kekuatan setiap 10 detik. Lebih jelasnya, aku akan memvisualisasikan cara penggunaannya ke otakmu agar lebih mudah. Sekarang, pejamkan matamu.]
Aku memejamkan mataku. Berbagai gambaran terlintas difikiranku, jadi begitu. Aku mengerti sekarang. Terimakasih, Ddraig.
Aku membuka mataku. Dan yang kulihat, aku sudah berada di alam nyata. Aku melihat Carberus tersenyum padaku. Bahkan 3 kepalanya tersenyum semua. Tak hanya itu, Semuanya juga tersenyum padaku. Bahkan Beowulf yang tempramentnya paling buruk juga bisa tersenyum.
"Sudah saatnya, Nevan. Hubungi Quicksilver. Laporkan apa yang terjadi disana!" perintah Carberus
"Ha'i!" Nevan mengeluarkan seekor kelelawar kecil dari tangannya. Kelelawar itu mengeluarkan sebuah hologram yang menampilkan wajah kuda. Kuda? Hei! Itu kan kuda yang waktu itu. Bukannya sekarang ada ditubuhku. Ah, benar juga. Kuda itu tak ada disini. Sejak kapan dia pergi?
"Wajahmu terlihat bingung, Dante?"
Aku langsung menoleh dan menatap tajam Carberus sambil siap bertarung!
"Hou, tenanglah. Maaf sebelumnya, biar kami jelaskan. Aku tanya, kau sudah lumayan lama berguru pada Ajuka-sama kan? Aku yakin kau tahu soal Evil Piece." ucap Carberus
"Ya, aku tahu! Lantas kenapa?! E-eh, tu-tunggu! Jangan-jangan?!"
"Benar. Kami semua adalah budak iblis milik Sparda."
"!" Aku terkejut mengetahui fakta ini. Tak kusangka ayah memiliki budak-budak sehebat ini. Selagi aku masih terkejut, Nevan menghampiri kami dengan tergesa-gesa.
"Carberus, ada berita penting."
"Apa Nevan?"
"Vergil-sama telah membuka sebagian segel Mundus dan melawannya!"
"! Apa Mundus bebas?!"
"Tidak sepenuhnya. Walau tubuh Mundus bebas tapi dia tak bisa berpindah kemana-mana karena masih ada sebagian segel yang mengekangnya. Saat ini Vergil-sama bertarung melawan Mundus. Posisi Vergil-sama terdesak!"
"Cih, cepat buka gerbang naga!" perintah Carberus
Mereka berlima langsung mengelilingiku. Nevan menghentakan tangannya ke tanah, munculah pola lingkaran sihir aneh di bawah kakiku. Lalu tubuh mereka yang mengelilingiku mulai bercahaya dan lingkaran sihir di bawahku juga bercahaya.
"Tunggu, setahuku gerbang naga hanya akan terbuka jika ada naga-naga lain?" tanyaku. Yah, itulah yang sempat diajarkan Ajuka-sensei seputar ilmu pengetahuan.
"Itu benar. Tapi lain ceritanya jika 2 gerbang terbuka di tempat yang berbeda." sanggah Carberus. "Hanya ada 3 cara untuk masuk Cocytus. Melewati Hades, Menggabungkan kedua kalung mu dan vergil serta darah pendeta suci untuk membuka portal di Devil tower. Dan terakir, melalui gerbang naga." jelasnya
"Oh begitu?"
"Ya, saat kau bertarung melawan Vergil di Cocytus. Aku menyuruh Quicksilver dan maniak bayangan keluar dari tubuhmu diam-diam untuk mengawasi Vergil. Selain itu, ada juga Grim Reaper pion Ayahmu juga yang ikut membantu mengawasi Vergil. Saat ini mereka juga tengah melakukan persiapan disana. Nevan, apa mereka siap?"
"Mereka siap. Sekarang giliran kita. Dante-sama, bersiaplah. Dan tolong bawa kembali Sparda-sama, Eva-sama, serta Vergil-sama." ucap Nevan
"Tentu."
"Hei bocah naga, kau harus bisa menghabisi Numbus. Jangan permalukan aku!" maki Beowulf
"Ya ya..."
"Kami percayakan padamu tuan muda." ucap Agni
"Berjuanglah tuan muda!" sahut Rudra
"Yosh!"
"Pergilah Dante, dan berjuanglah!"
'Shiiiiingg
Lingkaran sihir bersinar terang. Apa kau siap, Ddraig?
[Hou, jadi lawan pertama kita Numbus ya. Menarik. Ini sungguh menarik. Baru pertama mengenalmu tapi kau akan menyuguhkan pertarungan seberbahaya itu. Khukhukhu. Baiklah, di pertarungan pertama ini, sebagai Sekiryuutei. Kita harus menang, patner!]
Itu sudah pasti! Bertahanlah, dan tunggu aku Vergil!
-TBC-
A/N : Umm, sebelumnya mau menyampaikan, disini char Issei dan Vali saya hilangkan karena pemerannya di ganti Dante dan Vergil. Gak hilang-hilang amat kok, Sifat alami Issei tercermin ke Dante, begitu juga Vali ke Vergil. Saya harap readers-san suka ^_^. Saya sangat menerima kritik dan sarannya. Akhir kata, Revieww
