ALPHA PISSING CONTEST

Kyuyun x Sungmin

I

Ini bukanlah masalah besar.

Sungmin menarik hoodienya pelan untuk menutupi hampir seluruh kepala beserta wajahnya dalam perjalanan pulang kerumah, dan memastikan untuk tetap menundukan kepalanya kebawah saat masuk ke dalam rumah; ini bukanlah masalah besar. Ini hanya terjadi sesekali kadang—karena ia adalah seorang Omega.

Sungmin masuk kedalam, berjalan langsung menuju tangga sambil menjawab panggilan ayahnya—Kangin di sofa ruang tamunya tentang bagaimana harinya dengan suara kaku dan terburu-buru bahwa "Baik-baik saja, ayah."

Di lantai atas kamarnya, Sungmin membanting pelan pintu kamar mandi serta menguncinya. Dengan tangan yang gemetaran, ia menurunkan hoodienya hati-hati dan lalu menatap bayangan wajahnya di cermin.

Sebuah luka memar berwarna ungu tercetak di sekitar matanya; oke, itu mudah disembunyikan. Sebuah bidang kecil berwarna merah di pipinya—masih sedikit berdarah; tidak mudah disembunyikan. Sungmin menghela nafas berat—tidak ada gunanya juga sih memikirkan hal seperti ini. Dan—dan ini bukanlah masalah besar.

Kadang saat ia berjalan sendiri, Sungmin secara tak sadar memutar jalan pulangnya menuju sudut-sudut kota, melupakan peringatan-peringatan orang-orang terdekatnya yang mengatakan untuk menghindari hal seperti itu, lagi-lagi karena, ia adalah seorang Omega.

Pernah beberapa kali beberapa gerombolan Alpha dari tim baseball sekolah menyudutkan Sungmin disana, mencibir dan mengejeknya, menanyainya dimana Alpha-nya atau sahabat baiknya(yang juga seorang alpha) berada, kenapa tidak bersamanya untuk melindunginya sekarang.

Sungmin pernah juga dipukuli oleh seorang Alpha yang ukuran tubuhnya dan kekuatannya lebih besar tiga kali lipat darinya lalu beranggapan bahwa Sungmin tidak akan berani mengadu mengenai hal ini pada Kyuhyun atau Donghae, karena ia bukanlah seorang anak kecil lagi.

Ini bukanlah masalah besar. Hal seperti ini sudah sering terjadi pada dirinya sejak ia masih kecil—sejak ia dinyatakan sebagai seorang Omega. Masa-masa itu selalu ada saja yang membully, menggagunya, dan beberapa Alpha yang mengambil keuntungan dari fakta yang mengatakan bahwa Omega lebih lemah dari seorang Alpha.

Hanya saja kejadian seperti itu tidak pernah lagi terjadi padanya akhir-akhir ini. Sungmin biasanya punya Donghae yang berada disekitarnya, dan jika bukan Donghae, maka biasanya adalah Kyuhyun—yang kenyataannya seribu kali lebih menakutkan dan mengintimidasi dibandingkan Donghae—jadi Sungmin selalu merasa aman. Dan sejak ia menjadi mate seorang Cho Kyuhyun, Sungmin merasa lebih aman lagi, bahkan ketika Kyuhyun sedang tidak berada di sekitarnya, karena bau Kyuhyun ada di seluruh tubuhnya. Orang-orang mengenali bau tubuh seorang 'Cho', terutama bau tubuh Alpha; Sungmin berasumsi bahwa kau bodoh jika mendekati Omega yang sudah diklaim oleh seorang Cho Kyuhyun; tapi, sudah ia duga, kebanyakan Alpha-alpha itu tidak mempunyai otak sama sekali.

Karena mereka bukan hanya mendekatinya—mereka memukulinya dan meninggalkannya sendirian di gang jalan kecil di pusat keramaian kota pada siang hari yang cerah; tak ada seorang pun yang mencoba menghentikan Alpha-alpha yang menyeretnya kesana, padahal Sungmin yakin beberapa orang di jalanan itu melihatnya—tapi tak ada satupun yang menolongnya. Hal itu mengingatkannya—untuk yang seribu kali—bahwa Sungmin adalah seorang Omega, ia tidak diperlakukan sama seperti yang lainnya.

Sungmin menimbang-nimbang, setelah beberapa menit, untuk menelepon Donghae agar ia datang dan menjemputnya pulang kerumah, tapi... Sungmin tahu bahwa Donghae pasti akan menelepon Kyuhyun.

Dan Sungmin tak mau jika Kyuhyun mengetahui hal ini sebelum lukanya sembuh. Atau setelah sembuh. Pokoknya Sungmin tak mau jika Kyuhyun mengetahui hal ini titik. Karena Sungmin benar-benar tahu jika si bodoh itu akan langsung overracting, ketika ini bagi Sungmin bukanlah masalah besar! Karena Sungmin sadar posisinya, oke?

Tapi Kyuhyun tak melihatnya seperti itu. Kyuhyun akan seperti berada di tujuh puluh lima derajat dari kemarahannya, Kyuhyun akan jadi sedikit sinting, dan mulai mengancam untuk benar-benar membunuh orang. Sungmin sedang tidak dalam moodnya untuk pergi ke penjara dan menjadi salah satu aksesoris dalam pembunuhan seperti itu, so just lets stick to the plan okay? Rencananya adalah menghindari Kyuhyun sampai lukanya sembuh (bagi seorang Omega itu sekitar empat jam lebih lama dibandingkan seorang Beta apalagi Alpha untuk healing(sembuh)) lalu mandi untuk membersihkan bau dari Alpha-alpha yang menyerangnya tadi dan Kyuhyun tidak perlu tahu itu, kemudian ia tak perlu bersangkutan dengan penjara dan hal lainnya.

Oke, semuanya berjalan dengan baik, dan Sungmin cukup senang dengan rencananya—sampai ia mendengar Blue Corvette Kyuhyun berhenti di depan halaman rumahnya.

Jantungnya berhenti sesaat, dan Sungmin mencermati wajahnya di cermin sekali lagi, beberapa plester berada di tangannya, lalu berpikir apakah ia mempunyai waktu atau apalah itu untuk meng-cover semua ini.

Pintu mobil Corvette Kyuhyun terbanting menutup, dan kemudian Kyuhyun mengentakkan kakinya di beranda rumah Sungmin; bahkan jika Sungmin menutupi lukanya, bukan berarti Kyuhyun tak mungkin mengetahuinya, tak mungkin Kyuhyun tidak mencium bau ini. Faktanya memang benar-benar Kyuhyun mencium bau itu, bau rasa sakit Sungmin dan beberapa bau Alpha lain karena tanpa segan-segan Kyuhyun mengabaikan ayahnya dan lalu menerobos masuk rumahnya tanpa mengetuk pintu sama sekali.

Sungmin menghela nafas berat, menengadahkan kepalanya menatap langi-langit kamar mandi, dan meyakinkan dirinya sendiri untuk yang ke seribu kalinya, jika ini bukanlah masalah besar.

Dua ketukan keras pintu kamar mandi dengan cepat menarik Sungmin dari pikirannya.

"Sungmin" panggil Kyuhyun deangan suara geraman yang sedikit meredam.

Sungmin menjatuhkan plesternya ke westafel, lalu menjambak kesal rambutnya sendiri. "Aku tak akan membiarkanmu masuk sebelum kau menenangkan dirimu."

Terdengar sebuah jeda disana; Sungmin dapat mendengar Kyuhyun menggeram dalam nafasnya dari sisi lain pintu kamar mandinya.

Tapi Kyuhyun tak mengatakan apapun.

"Jika kau belum tenang, maka kau tak boleh masuk." Ini bukanlah perhitungan yang dibuat Sungmin yang membuat kalian berpikir jika Kyuhyun melihatnya maka ia akan langsung kehilangan kontrol dan marah pada Sungmin, atau menyakiti Sungmin, atau bahkan berteriak pada Sungmin karena ia sangat bodoh untuk berjalan kaki sendirian di bagian sudut kota tanpa seorangpun bersamanya. Kyuhyun bahkan tak mungkin pernah bermimpi seperti itu. Kenyataannya, Kyuhyun mempunyai kecendrungan untuk bersungguh-sungguh dan menikmati aksinya memukuli orang-orang sampai mati, terutama ketika kesejahteraan seorang Sungmin terlibat. Kyuhyun akan dengan jujur pada Tuhan jika ia sangat senang memukuli Alpha-alpha lain dan menyatakan hak atas sifat dominannya, memproklamasikan dirinya adalah seorang Alpha dari Alpha dan memastikan semua orang tahu untuk tidak dekat dekat dengan Sungmin—the tiny Omega(HA!)—

Hal seperti itu jatuhnya adalah penghinaan bagi Sungmin sendiri, dan jika Kyuhyun menatap wajah Sungmin sekarang, ia pasti akan menariknya, menangkap bau Alpha-alpha yang memukulinya dan lalu memburu mereka bersama Donghae yang dengan senang membantu.

"Aku sudah tenang." ujar Kyuhyun mencoba meredam lagi nada geramannya. "Kau terluka. Biarkan aku melihat."

Sungmin tahu ketika Kyuhyun sedang dalam mode tiga kata atau kurang maka tak ada jalan kembali. Kyuhyun dapat mencium bau Alpha lain di sekitar Sungmin. Lalu Sungmin dapat memastikan jika Kyuhyun akan mengambil pemukul besi baseballnya dan pergi mencari mobil si Alpha yang bertanggung jawab. Tipe seperti kau melukai sesuatu milikku maka aku akan melukai sesuatu milikmu.

Lihat kan kenapa itu seperti penghinaan bagi Sungmin? Seperti keberadaannya kadang serupa dengan sebuah mobil?

Dengan nafas berat lagi, Sungmin membuka pintu kamar mandinya.

Kyuhyun berdiri disana untuk beberapa detik, menyelidiki luka dan darah di sekitar mata Sungmin dengan matanya, rahangnya mengeras ketika ia menggertakan giginya.

"Aku baik-baik saja," ujar Sungmin, memegang tangan Kyuhyun dengan gestur menenangkan. "Benar-benar baik. Ini bukan masalah besar, oke? Hanya beberapa luka, tak apa."

Kyuhyun meraih wajah Sungmin mengelus halus lukanya seperti bulu, tanpa malu-malu Sungmin meringis sakit, toh Kyuhyun pasti sudah mencium bau rasa sakit yang ada di tubuh Sungmin—terutama darahnya.

Tak berapa lama, urat nadi lengan Kyuhyun berubah menjadi warna hitam, mengambil rasa sakit Sungmin, hal seperti itu sudah biasa terjadi pada seorang Alpha dan Omeganya.

Kyuhyun menangkap suara ringisan Sungmin—hampir tak kentara padahal—tapi tanpa ia sadari mata Kyuhyun mulai berubah warna menjadi merah menyala.

"Kyuhyun..."

"Apa kau akan memberitahuku siapa yang melakukan ini?" tuntut Kyuhyun. Sungmin berusaha untuk tidak membutar bola matanya karena tahu itu hanya akan memperkeruh suasana. "Atau kau akan membiarkanku menebaknya?" tanya Kyuhyun masih menuntut.

"Bukan siapapun. Aku—bukan siapapun."

Kyuhyun bersandar mendekati leher Sungmin, mengambil nafas berat dan dalam beberapa kali, Sungmin tak bisa melakukan apapun selain terdiam kaku dibawah sentuhan jari Kyuhyun. Sungmin tahu jika Kyuhyun pasti mengenali bau ini yang berasal dari sekolah. Kyuhyun akan menyadari mereka dari tim baseball, dari teman satu tim Kyuhyun yang bernama Joonwon dan Jaesung.

"Baiklah," gumam Kyuhyun yang Sungmin tahu jika itu adalah kebalikannya.

"Kyuhyun," teriak Sungmin terlambat menyadari kalau Kyuhyun sudah berjalan keluar dari kamarnya dan berjalan cepat menuju halaman.

Sungmin mengikuti Kyuhyun menuruni tangga melewati ayahnya yang sedang mendengkur tak sadar akan sekitarnya dengan sebuah mangkuk snack di lengannya. Pintu depan rumah Sungmin terbuka dan Kyuhyun keluar menuju mobilnya.

Sungmin menengadahkan kepalanya untuk melihat Donghae yang sudah duduk di bangku sebelah kemudi Corvette Kyuhyun dengan sebuah pemukul baseball di tangannya. Sungmin untuk beberapa saat sadar jika Kyuhyun bahkan tidak mematikan mesin mobilnya.

"Kyuhyun, jangan sampai kau—"

"Tidak apa-apa," ujar Kyuhyun memotong ucapan Sungmin sambil membuka pintu mobilnya, "Aku akan mengurusnya."

"Aku tidak mau kau untuk mengurusnya!"

"Aku akan," suara Kyuhyun terdengar menjadi berbahaya dengan geraman Alpha-nya dan membuat Sungmin membeku sesaat. "...pergi untuk mengurusnya."

Sungmin mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba melihat Donghae dan memberikan pandangan agar Donghae men-supportnya. Tapi Donghae hanya duduk disana sambil mengeratkan pegangan pemukul baseballnya.

"Kyuhyun!" Sungmin berteriak lagi saat mendengar pintu Corvette Kyuhyun terbanting menutup. "Oh Tuhan yang benar saja! Itu tidak berguna! Donghae!" tidak satupun diantara mereka yang tersentak. Donghae memberi Sungmin tatapan maaf samar-samarnya, dan kemudian Blue Corvette pun melesat pergi.

Sungmin berdiri disana untuk beberapa detik dengan tatapan tidak percayanya. Dibelakangnya pintu depan rumah Sungmin terbuka menampakan ayahnya yang masih terlihat tehuyung-huyung dari tidur siangnya."Apa yang terjadi?"

Sungmin medesah lelah sambil berjalan menuju ke dalam rumah dan mengambil kunci mobil truk Chevy milik Kangin. "Sebuah kontes kemarahan Alpha, ayah."

.

.

.

Sungmin tidak yakin dimana ia akan menemukan mereka, tapi ia mempunyai ide yang cukup bagus. Memang Sungmin tak memiliki bau penciuman seperti Kyuhyun atau Donghae punya, hanya saja setidaknya ia mempunyai otak dan intuisi yang cukup bagus. Jadi Sungmin berasumsi jika pelatihan baseball masih berlangsung sekarang, maka Kyuhyun dan Donghae pasti menuju kesana.

Ketika Sungmin memakirkan truk ayahnya di pinggir lapangan baseball, ia melihat Blue Covette Kyuhyun terparkir juga disana. Tanpa pikir panjang Sungmin melompat keluar tanpa repot-repot mematikan mesin mobilnya untuk berlari—sambil mengutuk kecil dalam nafasnya— mengejar Kyuhyun dan Donghae yang mulai melangkah mendekati para Beta dan Alpha yang sedang berlatih baseball.

Dari kejauhan, Sungmin melihat semua orang berhenti tertawa bersenang-senang saat melihat Kyuhyun dan Donghae mendekat. Sungmin merasakan reaksi kegelisahan dan gumaman oh-sial dari kumpulan itu, dan sang pelatih nampaknya terlihat dengan ekspresi yang bisa dideskripsikan dengan pusing.

Sungmin berlari lebih cepat untuk menyusul, menggertakan giginya protes tentang benar-benar merepotkannya ini dan kenapa pula ia harus menjadi mate seorang Alpha, mereka benar-benat merepotkan. Dan ketika ia sudah hampir sampai, Sungmin berpikir jika perkelahiannya sudah dimulai.

"...Aku bilang," ujar Kyuhyun, mata Alphanya merah menyala dengan gigi taringnya yang hampir keluar, "apa kau, menempatkan tangan sialanmu itu pada Omegaku?"

Hening. Donghae memukulkan baseball bat-nya ke tanah dengan irama yang tetap, cara yang dimaksudkan untuk memberi nada ancaman dan dari kelihatannya hal itu berkerja karena membuat Joonwon dan Jaesung tersentak setiap kali pemukul itu menghantam tanah.

"Sudahlah Kyuhyun," ujar Sungmin melangkah masuk, mencoba menempatkan dirinya diantara empat laki-laki bertubuh besar. Walaupun Donghae selalu menghentikan Sungmin dengan mendorongnya pelan, Sungmin tak peduli. "Kyuhyun, ini bukanlah ide yang bagus."

"Mungkin seharusnya kau yang memukul Omega kecilmu ini, Kyuhyun," ujar Joonwon menyeringan dengan nada cemoohan yang sama saat ia memukuli Sungmin. "Bahkan kau pun tidak bisa mengontrolnya."

"Itu..." ucap Sungmin diiringi dengan geraman buas yang terlepas dari mulut Kyuhyun, "bukanlah hal terpintar untuk diucapkan." Kasarnya itu adalah hal terbodoh yang pernah seseorang katakan di dalam posisi seperti itu, dan sekarang Sungmin mulai berpikir jika adakah jalan keluar dari hal sialan ini?

Di sisi lain, sang pelatih dengan mata melebar, dan mata yang berkedip memandang Kyuhyun dan Donghae hanya terdiam melangkah mundur bersama dengan anggota tim baseball lainnya, memberi dengan jelas sinyal untuk melanjutkan perkelahian, hanya Sungmin sepertinya yang tidak ingin terjadi pertumpahan darah disini.

Sudah terlambat, pikir Sungmin, ketika Kyuhyun menghantam kepalan tinjunya ke hidung Joonwon dan membuatnya terjatuh. Dan semua menjadi lebih parah saat Donghae menyatakan bergabung dengan memukulkan baseball bat-nya ke kepala Jaesung.

Secara tiba-tiba sekelompok orang langsung berkerumun keluar dari kelas dan melingkari keempat Alpha tadi, menyaksikan mereka berkelahi dan Sungmin yang kaget ternyata tak sadar jika dirinya sudah terdorong keluar oleh Beta dsan Alpha lain dari lingkaran tersebut. Brengsek, Sungmin tak bisa melihat apapun dari sini—orang-orang didepannya memblok Sungmin dari pandangan karena mereka mempunyai tubuh yang lebih tinggi dan besar darinya, dan Sungmin tanpa malu-malu berjingkat-jingkat seperti anak kecil untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Seperti yang sudah bisa diprediksikan jika sang pelatih tak melakukan apapun untuk menghentikan perkelahian itu—ia hanya berdiri di belakang sambil menggosok-gosokan lengannya ke dahi, mengutuk-ngutuk sedikit dalam hati.

Sungmin bisa mendengar geraman dan pukulan dan daging membentur daging dan Kyuhyun dengan buasnya berkata hal-hal seperti aku akan membunuhmu, kau sialan dan memangnya kau itu siapa mencoba mencari masalah denganku dan jika kau mencoba mendekatinya lagi aku akan menyobek tenggorokanmu dan mengeluarkan seluruh isinya, disaat yang hanya bisa Sungmin lakukan hanyalah melompat-lompat kecil mencoba masuk ke dalam kerumunan.

"Ternyata kau seperti ini, huh?" itu Donghae—pasti Donghae, yang berarti mereka berdua yang berbicara(atau mengancam kurang lebih), itu memastikan jika merekalah yang berada di posisi teratas dalam perkelahian ini. "Memukuli orang yang lebih lemah darimu?"

Sungmin menggigit bibirnya sambil terus mencari cara untuk bisa masuk kedalam lingkaran itu. Well, tidak berguna. Sungmin malah terus terdorong ke belakang, sampai akhirnya Choi Siwon dan Kim Heechul melihatnya, menyeringai tahu dan dengan cepat menarik Sungmin ke tengah dengan bantuan Siwon yang menaruh lengan dibahunya menerobos ke dalam kerumunan, dan kemudian Sungmin dengan sempoyongan menyadari ia sudah berada di tengah perkelahian itu.

Donghae, di posisinya itu, ia berdiri tegak, pemukul baseballnya yang sudah berlumuran darah kini berada dibahunya—Jaesung terengah-engah di tanah, satu tangannya memberi sinyal menyerah, darah mengalir disekujur tubuhnya bersamaan dengan proses healing yang lumayan cepat. Dengan jelas, Donghae tahu benar dimana ia harus berhenti sebelum benar-benar hampir membunuh seseorang.

Kyuhyun, di sisi lain. Kyuhyun, dapat diprediksi, kehilangan seluruh kontrol tubuhnya dari kenyataan. Ia membungkukan badannya di depan tubuh Joowon yang sudah tergeletak di tanah sambil memegang jersey baseball Joonwon, memegangnya erat lalu memukulinya—lagi, lagi dan lagi, dan lagi, dan lagi saat Joonwon berteriak (yeah, seorang Alpha yang berteriak uh) memohon pada Kyuhyun untuk melepaskannya, bahwa dia menyesal, dan bla-bla-bla, bagi Sungmin itu sangat...mengganggu.

Tanpa ragu Sungmin melangkah maju, "Kyuhyun, hentikan." Tak ada respon. Pukulan itu terus berlanjut, dan Sungmin mendengar bunyi crack—seperti sebuah tulang. "Kyuhyun!" tetap tak ada tanggapan. Sepertinya Kyuhyun sudah pergi jauh ke dunia fantasi werewolf-nya, dunia dimana seorang Alpha mate akan membunuh semua orang yang menyakiti Omega mereka, dan tak ada satu orangpun yang membantu untuk menengahi perkelahian itu—mereka hanya berdiri di belakang dengan mata melebar dan tangan di mulut, tak yakin untuk tertawa atau sebaliknya.

Seperti perkelahian Alpha biasanya, bahkan seorang pelatihpun tak bisa melakukan apapun selain mendesis di belakang.

Jadi, sudah jelas semua ini berada di tangan Sungmin sekarang.

Sungmin menghela nafas dalam sesaat, dan berteriak dengan kegarangan yang ia kumpulkan, "Alpha, berhenti!"

Kyuhyun membeku, bahunya tersentak sedikit seperti tersadar dari kegiatan yang sedang dilakukannya. Ia berbalik pelan untuk menatap Sungmin, mata merah menyalanya sudah kembali ke warna hitam seperti semula.

Kyuhyun berdiri dari posisi bungkuknya dengan tangan yang masih erat memegang jersey Joonwon dan Sungmin menyipitkan matanya. "Taruh dia, Kyuhyun."

Kyuhyun memandang ke bawah Joonwon dengan pandangan muak, kemudian dengan kaku melemparnya kebawah di tanah—Joonwon mengerang, mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya.

Untuk beberapa saat tak ada apapun selain keheningan, seluruh keramaian tiba-tiba terdiam. Sebagian besar tim baseball, termasuk pelatih, semuanya mengedipkan mata mereka pada Kyuhyun dan Sungmin beberapa kali, seperti...apakah seorang Omega benar-benar baru saja memberi perintah pada seorang Alpha seperti itu?

Kelihatannya begitu.

"Ayo pergi."

Kyuhyun memberikan death glarenya sekali lagi pada Joonwon yang tergeletak di tanah, dan Donghae melakukan hal yang sama pada Jaesung lalu ia berteriak, "Tinggalkan ini! Semuanya mundur!"

Sepertinya hal tersebut sudah membangunkan sang pelatih dari sebuah mimpi yang aneh, ia lalu menggoyang-goyangkan kepalanya, tergagap untuk beberapa detik, dan kemudian ikut berteriak. "Yeah! Mundur semua, kembali ke kelas!"

Kyuhyun menggeram sekali lagi pada Joonwon sambil mengambil langkah pertama untuk pergi, menuju Sungmin, tapi tampaknya ini belum cukup—ia memberikan raungan buas sekali lagi dengan mata Alpha merah menyalanya pada Joonwon dan berkata, "Jika kau masih cukup bodoh bahkan hanya untuk menatapnya, maka aku akan..."

"Ya, ya, ya," potong Sungmin lelah, ia memutar bola matanya, "Kau akan merobek seluruh anggota tubuhnya dan memukulnya, lalu menggilingnya untuk dijadikan roti—sekarang ayo pergi sebelum mereka mengeja dirimu sebagai idiot."

Bahu Kyuhyun tersentak sekali lagi, lalu ia berjalan menjauh dari sana, memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi. Kemudian ia menghapus jarak antara tubuhnya dengan tubuh Sungmin, melingkarkan jarinya di pinggang Sungmin sambil mengambil lagi rasa sakit yang tersisa di tubuh Sungmin.

.

.

.

END