"Kita semua itu kembar, namun kau beruntung. Kau lahir dengan jiwa bukan seperti kami, yang lahir hanya dengan Roh. Tanpa jiwa."
.
"Kami akan selalu berada disampingmu, Karena kita adalah Saudara."
.
Disclamer : Boboiboy © Animonsta Studios Sdn Bhd
.
Warning : Typo bertebaran, Alur kecepetan, No Super Power dll,dan masih banyak banget kesalahan saya. Kagak bisa saya sebutin satu-satu
.
Pairing : Masih dirahasiakan
.
.
.
Happy Reading
Boboiboy terbangun dari tidurnya, kepalanya sedikit pusing. Mimpi itu seakan benar-benar nyata. Jam menunjukan pukul 00:18, masih sangat malam untuknya terbangun hari ini.
Ia mengucek matanya.
Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menyilaukan matanya, tidak mungkin jika itu adalah sinar lampu, keadaan sungguh gelap dikamarnya saat ini.
Boboiboy beranjak mendekati cahaya tersebut,
Cahaya itu berasal dari lemari kamarnya, padahal didalam lemari itu hanya terdapat buku-buku pelajaran tahun lalu. Kenapa cahayanya bisa seterang ini?
Perlahan ia mulai membukanya, terlihat sebuah tumpukan buku lama yang tersusun rapi. Cahaya itu semakin terang. Ia mencari sumber dari cahaya itu dari dalam lemari tuanya.
"Sejak kapan kotak hitam ini ada disini?" Tanya Boboiboy pada dirinya sendiri.
Ia mengambil kotak hitam yang bercahaya itu, Apa isinya? Bahkan Boboiboy sendiri tidak tau kotak apa itu?
Dari pada penasaran, ia mulai membukanya. Cahaya itu perlahan hilang, Karena keadaan gelap sekarang, Boboiboy akhirnya menyalakan lampu kamarnya.
"Ternyata hanya sebuah kalung perak ini,"Boboiboy menjawab pertanyaanya sendiri.
Kalung itu benar-benar bagus, dengan sebuah lambang petir yang sama dengan zip yang ada di jaket yang biasa ia kenakan sehari-hari.
Ia mengelus lambang itu.
Boboiboy terkejut, cahaya yang mengganggunya itu kembali lagi, namun kini lebih terang. ia berusaha menyembunyikan matanya dibalik lengannya agar bisa menghindari cahaya tersebut.
Namun dalam sekejap cahaya itu hilang.
"Boboiboy!" Seorang memanggil namanya, namun ia tidak menemukan siapa orang itu.
"Hey, aku disini." Ucap seseorang itu. Boboiboy terkejut.
Ia melihat sosok Bayangan menyerupai dirinya.
"Si ... siapa kau?" Tanya Boboiboy, kakinya bergetar. Sedangkan yang ditanyai kini berjalan dan menduduki kursi dengan santainya.
"Aku Taufan." Jawabnya santai.
"Taufan?"
"Ya, dan yang dibelakangmu itu ..." Ucapan Taufan terputus disaat ada seseorang yang lain memotong perkataannya.
"Hai aku Api." Ujarnya dari belakang Boboiboy, hal itu membuat Boboiboy terkejut.
Hingga akhirnya ia sadar bahwa terdapat 5 bayangan aneh didepannya saat ini.
"Si ... siapa kalian? Kenapa wajah kalian mirip sepertiku?" Tanya Boboiboy,
"Kan sudah kubilang, aku Api dan dia Taufan, dan dia ..." Perkataan Api terputus oleh bayangan yang lain.
"Aku Gempa, dan ini Air. dan yang memakai pakaian bergaris merah itu Halilintar." Jelas Gempa.
"Api, Taufan, Gempa, Air, Halilintar?" Boboiboy menyebut nama mereka satu persatu.
Dan kelima bayangan itu mengangguk.
"Kenapa kalian semua bisa ada disini? Siapa kalian sebenarnya? Kenapa wajah kalian sama sepertiku?" Tanya Boboiboy bertubi-tubi.
"Hey, hey, hey, mana yang kami harus jawab dulu dari ketiga pertanyaanmu itu?" Tanya Gempa, Boboiboy tidak menjawab.
"Oke, aku akan jawab pertanyaan pertamamu, Kami semua itu tinggal didalam kalung yang kau pegang itu, dan karena kau mengelusnya tadi, akhirnya kami keluar." Jelas Gempa. Boboiboy memandang kalung yang dipegangnya itu.
"Dan pertanyaan keduamu akan dijawab oleh Halilintar," Ucap Gempa.
"Kenapa harus aku?" Halilintar berusaha mengelak.
"Karena kau kakak pertama kami, dan kau lahir setelahnya."
Boboiboy menaikan sebelah alisnya, apa maksud dari 'kakak pertama'
"Hem, iyalah." Halilintar pasrah saja,
"Sebenarnya kita semua adalah kembar, termasuk kau. Namun kau sungguh beruntung, kau lahir dengan jiwa, sedangkan kami hanya terlahir dengan roh saja, tanpa jiwa. Bahkan orang tua kita tidak mengetahui tentang ini," Jelas Halilintar.
Boboiboy mencerna perkataan Halilintar, 'apakah itu semua benar?' gumamnya.
"dan pertanyaan ketigamu itu sudah dijawab juga oleh halilintar." Ujar Taufan menepuk tangan bayangannya.
"m ... maksud kau?" Boboiboy masih tidak mengerti.
"Ya kita semua ini kembar, hanya saja kau lahir dengan jiwa. Kau sungguh beruntung, kami semua iri padamu." Ucap Api sambil memainkan jam pasir milik Boboiboy.
"Tapi kenapa kalian itu berbentuk seperti manusia? Dan juga memakai pakaian layaknya manusia?" Tanya Boboiboy.
Halilintar mendengus,
"Karena kami semua memang asalnya manusia, dan jika kau bertanya kenapa kita memakai pakaian layaknya manusia, apakah kau ingin melihat kami telanjang?" Ujar Halilintar, Taufan tertawa terbahak-bahak.
"Dasar bodoh, kami juga mempunyai kehidupan didalam kalung yang kau pegang." Taufan menjelaskannya disela tawanya.
"Dan kau mengganggu tidurku." Ujar Air yang tadinya diam.
"Lebih baik kita lanjutkan besok pagi, aku masih mengantuk." Sambung Air, dan semuanya mengangguk kecuali Boboiboy.
"Hem, kau betul. Lebih baik kau tidur dulu Boboiboy, kau boleh menanyai kami lagi besok." Ujar Gempa.
"Tapi ..." ucapan Boboiboy diputus oleh Halilintar.
"Besok sajalah, aku ngantuk. Kami ingin menyambung tidur kami." Halilintar sedikit mengucek matanya.
"Selamat Malam Boboiboy." Ucap mereka berlima serentak dan kemudian mereka memasuki kalung yang dipegang Boboiboy. Kini mereka meninggalkan Boboiboy yang masih penasaran akan diri mereka semua.
(u-u)
Sinar matahari menerobos dibalik jendela kamar Boboiboy, kini ia masih tertidur. Ia menenggelamkan tubuhnya dibalik selimut. Tak biasanya Boboiboy bangun kesiangan di hari Minggu, mungkin karena semalam ia tak bisa tidur karena memikirkan bayangan yang mengaku sebagai kembarannya.
"Boboiboy, bangun!" ucap seseorang yang tak lain adalah Atoknya sendiri.
"Engh," Boboiboy hanya mendesah.
Ia sebenarnya ingin tidur lagi namun ia tak mungkin untuk mengabaikan kakeknya. Akhirnya Boboiboy bangun dan kemudian mengucek matanya.
"Jam berapa Tok?" tanya Boboiboy.
"Jam setengah sembilan, tumben kau bangun kesiangan? Semalam Atok mendengar kau berbicara sendiri, apakah kau mengigau Boboiboy?" Tok aba menyibakkan sedikit korden kamarnya.
Pertanyaan itu membuat Boboiboy membelalakan matanya, jadi semalam Atoknya itu mendengarkan pembicaraannya.
"hem, mungkin saja Tok." Alibi Boboiboy, ia sedikit ragu untuk menjawab.
"Syukurlah, Atok kira ada makhluk halus yang menyerupai suaramu." Tok Aba tertawa kecil, dan Boboiboy tersenyum tipis kemudian Tok Aba keluar dari kamarnya.
Dan Boboiboy kemudian berjalan gontai menuju kamar mandi, dan melakukan konser seperti biasa disana. Walaupun suaranya juga gak bisa dibilang bagus.
(u-u)
Setelah ia selesai mandi kemudian ia masih teringat akan kotak hitam itu, ia berjalan kearah lemari tuanya. Mengambil kotak hitam yang ia pegang semalam. Jujur ia masih penasaran akan kelima bayangan yang menghantuinya tengah malam tadi.
Ia membuka kotak itu, dan mengelus lambang petir pada kalung perak yang ia pegang.
Dan munculah sebuah cahaya seperti tadi malam, Boboiboy menyembunyikan matanya dibalik lengannya. Dan kemudian cahaya itu hilang.
"Dasar pemalas, kenapa kalian tidak keluar dari tadi?" Ujar Boboiboy pada kelima bayangan itu.
"Karena kami masih ngantuk." Balas Air sedikit mengantuk.
"Kau yang mengantuk, aku membangunkanmu dari tadi Air. Kau itu pantas jadi kerbau." Api melipat kedua tangannya. Dan memandang Air sinis.
"Kalo aku kerbau, kau juga kerbau. Karena kita kembar." Ujar Air datar.
"Hey sudahlah," Gempa melerai mereka berdua.
"Aku masih belum mengerti apa yang kalian katakan semalam." Boboiboy menanyai mereka dengan ekspresi bingung.
"Kan sudah kujelaskan, kita itu kembar hanya saja kau beruntung." Balas Halilintar dengan nada rendah sedikit ketus.
"Kenapa warna bola mata kalian berbeda-beda?" Tanya Boboiboy, pertanyaan itu adalah pertanyaan bodoh yang tidak ada hubungannya dengan kejadian semalam.
"Entahlah, mungkin ini hanya sebuah tanda." Gempa menjawab pertanyaan bodoh itu.
"Kenapa kalian bisa tinggal di kalung ini?" Tanyanya lagi.
"Sebenarnya kalung itu cuma pintu masuk kedalam dunia kami saja." Jawab Gempa lagi.
"Sejak kapan kalung ini bisa ada di kamarku?"
"Sejak kapan ya, Aku lupa dulu bukannya Tok Aba yang memberikan kalung ini padamu saat kau masih kecil."
Boboiboy mengingat akan hal itu, yang ia tidak mengerti bukannya kalung itu sudah dibuang sudah lama.
"Iya aku tahu, tapi kalung ini sudah dibuang di laut?"
"Karena kami ada disana, jadi kalung itu bisa berjalan kemanapun yang kami mau." Jawab Gempa santai.
"Kau tidak takut pada kami?" Tanya Halilintar sedikit ragu.
"Takutlah, kalian seperti hantu." Jawab Boboiboy, semuanya langsung menertawai jawaban konyolnya itu.
"Jadi kau pikir kami hantu?" Tanya Gempa disela tawanya. " Dengar ya, kau dulu diberikan kalung ini karena kami itu selalu mengganggumu sejak kecil, dan setelah kau diberikan kalung ini kami tinggal didalamnya, kami dirawat oleh seseorang yang sangat baik disana, dan sekarang kami ingin melindungi jiwamu." Ucap Gempa panjang lebar.
"Betul kata Gempa, kita mengikutimu karena untuk menjaga jiwamu." Ujar Taufan.
"Kau tidak perlu takut pada kami, karena kami akan menjagamu Boboiboy." Ucap kelima bayangan itu serentak.
"Maksud kalian?" Tanya Boboiboy masih tidak mengerti.
"Kami akan menjagamu, kita adalah saudara." Ucap kelima bayangan itu serentak lagi, dan kemudian memeluk Boboiboy.
Boboiboy mengerti, Kelima saudaranya itu pasti sangat menyayanginya. Ia sungguh merasakan betapa tulusnya pelukan mereka. Pasti mereka juga menginginkan untuk lahir dengan jiwa seperti dirinya.
Boboiboy tersenyum.
"Boboiboy!" Pintu kamar terbuka, ia melihat Atoknya kini dengan muka bingung.
"Kau bicara dengan siapa Boboiboy?" tanyanya.
Jadi Atoknya itu tak bisa melihat mereka.
"Oh tidak tok, hanya latihan drama buat besok." Alibi Boboiboy.
"Ya sudah, tolong bantu Atok di kedai ya." Ujar Tok Aba, kemudian melangkah pergi dari ambang pintu.
"Baik Tok." Boboiboy mendesah lega, dan kelima bayangan itu tersenyum padanya, Boboiboy pun membalas senyuman mereka.
"Ya sudah, kau bantu Atok sana. Kasihan Tok Aba kerja sendiri." Ujar Gempa.
Boboiboy pun mengangguk dan kelima bayangan itu masuk kedalam kalung yang ia pegang. Ternyata mimpi semalam begitu indah, bahkan lebih indah dari yang ia bayangkan.
TBC
Hai semua, saya masih baru disini. Tolong dong yang udah senior, yang junior-junior gini dikasih pencerahan. Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk membaca fanfict ku.
Eh ya, Yang paling atas itu cuma potongan mimpi Boboiboy doang, oke.
Ceritanya gak masuk akal kan? :-v
Tolong Reviewnya...
