Seorang bocah kecil bersenandung pelan sembari mengibaskan kaki mungilnya di permukaan danau. Mata hazelnut nya yang indah menatap nanar riak-riak kecil yang muncul dari kumpulan air di daratan tersebut. Dia menghapus tetesan cairan yang membasahi pipi chubby kemerahan nya.
Setelah puas menangis meratapi kemalangan nya karena tersesat di hutan kesakitan neraka, dia dapat menemukan tempat seindah garden of eden, yang artinya dia sudah tidak terlalu jauh dengan tempat tujuan selanjutnya yaitu surga.
Awalnya, bocah laki-laki bersurai kecokelatan itu tidak memperdulikan getaran air yang menerpa kaki nya. Dia menutup manik mata nya mencoba menikmati oksigen yang mengisi ruang kosong di paru-paru.
Beberapa tahun hidup di neraka yang kering dan berpasir membuat nya merindukan udara sejuk dan bersih surga. Sehingga ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Tetapi, riak air tersebut lama kelamaan menjadi gelombang besar yang menghantam tubuh anak itu dengan keras. Dengan panik dan kebasahan tentu nya, dia berlari tergesa-gesa menghindari ombak besar yang mencoba menggapai tubuh kecil itu.
Namun, ombak yang seketika berubah menjadi monster hitam berlumut itu mengejar nya bagai hentakan 1000 kuda perang yang bernafsu untuk membunuh.
Bocah lelaki itu menangis. Napas nya memburu diikuti deru isakan yang memacu ketakutan di seluruh nadi nya.
Bocah manis itu terus berlari dan berlari. Sejauh yang bisa ia capai. Kelelahan merayapi kedua tungkainya dengan tubuh yang mulai kehilangan keseimbangan. Kedua kaki rapuh itu sudah cukup sulit untuk menapaki jalan kerikil yang menusuk.
Sedangkan, monster yang bernafsu untuk melenyapkan nya terlihat tidak berhenti untuk memangsa dalam waktu dekat. Ia menyerah. Pasrah dengan nasib yang meliukkan tarian kematian di kedua pelupuk nya. "Mungkin ini waktu yang tepat untuk pergi" ujar nya dalam hati seraya memeluk lutut mencoba melakukan perlindungan terakhir bagi diri nya.
Monster itu semakin mendekat, surai-surai menjijikkan yang terbuat dari algae dilingkarkan mengikuti bentuk leher bocah yang kehilangan semangat hidup. Panas serta sesak akan hilangnya sedikit demi sedikit udara di faring mulai menimbulkan rasa panik dan ketakutan di leher ramping itu.
Kejadian tersebut berlangsung dengan begitu cepat, melalui satu hentakan kuat, tubuh ringan yang seharusnya tercampak itu tertahan oleh sepasang lengan berotot yang mendekap nya. Dan seketika rasa panas di leher ramping itu tergantikan dengan perasaan hangat bara api yang mengelilingi tempat nya berdiri.
Tubuh serta napas anak laki-laki yang tercekat itu mengendur. Ia membuka telapak tangan dari wajah nya yang cantik. Dimana pada saat yang sama, mata jernih itu membelalak maksimal melihat pria berambut merah yang memeluk nya erat. Badan kekar serta manik mata gelap itu dilingkupi api visible yang membakar monster serta danau fana di hadapan nya.
Monster itu menggeliat kesakitan. Teriakan melengking memecah keheningan realm fana yang awal nya indah bak surga. Kilatan cahaya yang diikuti bara api menyala berpendar menelan segala entitas di tempat itu termasuk di dalam nya monster, danau serta semak daffodil yang menghiasi tempat tersebut.
Ia merasa gentar melihat pria yang menikmati pemandangan sadis dihadapan nya dengan evil smirk yang lebar, tetapi lengan kuat penolong nya itu memberikan rasa aman luar biasa dalam hati nya. Perasaan hangat yang tidak pernah ia rasakan sepanjang hidup nya.
"Hey! Kau mau cari mati ya, dasar bocah bodoh?" suara baritone itu mengalun rendah memecah lamunan bocah laki-laki yang terkesima dengan wajah tampan di hadapan nya. Tangan kekar pria itu memeluk erat pinggang ramping nya. Sedangkan tangan nya yang lain mengangkat tubuh nya dengan mudah seperti tanpa beban.
Bocah lelaki itu mengerjap pelan seraya tersenyum memikat kearah penyelamat jiwa nya. Ia mengulurkan sebatang daffodil yang sempat ia selamatkan dari chaos yang baru saja terjadi. Chaos yang mengembalikan padang kering berbatu di salah satu sudut neraka dari oasis fatamorgana yang diciptakan monster algae itu.
Saat itu, terbit sedikit rasa kecewa dari jiwa bocah itu. Dia belum keluar dari perangkap neraka melainkan masuk semakin dalam di kerajaan paling mengerikan tersebut. Akan tetapi, segala kekecewaan yang memenuhi jiwa nya segera terganti dengan perasaan hangat dan nyaman yang berasal dari perlakuan pria didepannya.
Ia mengecup lembut tulang pipi pria gagah itu sebagai tanda terima kasih. Rahang pria itu mengeras, mata nya terbuka sempurna, seumur hidup pertama kali nya dia tidak bisa mengontrol ekspresi wajah nya sendiri. Rasa kaget yang menyenangkan merayapi relung jiwa nya, karena sedetik kemudian senyum tulus mengembang dari bibir tipis itu.
Senyum langka yang tidak pernah ia tunjukkan kepada siapapun bahkan kepada kedua orang tua dan saudara nya. Senyum yang hanya tercetak untuk seorang bocah lelaki tidak dikenal, berwajah manis dengan bibir plump merah bagai cherry dan mata lugu yang cerah.
"Kau-- siapa--?" Pria tampan bertumbuh tinggi itu angkat bicara. Entah kenapa, terdapat letupan kecil tidak dikenal di dada nya setiap bertatapan dengan bocah lelaki di pelukan nya.
Tangan kanan anak lelaki itu menyentuh dengan gentle surai merah nya. Tidak berhenti disana, tangan kecil itu juga membelai lembut kelopak mata menuju tulang pipi dan garis rahang nya.
"Saya tidak menyangka, anda sudah sebesar dan setampan ini tuan Jungkook atau apakah saya harus memanggil anda tuan Satan? " ujar nya tenang.
Vote dan comment nya sangat dinanti..
Thanks udah baca
